NovelToon NovelToon
Soulmate

Soulmate

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Karir / Persahabatan / Romansa / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: sJuliasih

Saling suka, nyatain perasaan, terus pacaran?! Nyatanya nggak semudah itu.

Buktinya aja Freya, si anak beasiswa. Dan Tara, sang ketos si anak donatur. Mereka cinlok, sama-sama suka, tapi terpaksa harus back street .

Alasannya klasik dan klise. Bokap Tara nggak setuju kalo anaknya itu pacaran, terlebih sama Freya yang beda kasta dengan keluarga mereka.

Hingga Tara pun harus kuliah ke luar negeri dan putus komunikasi sepihak dengan Freya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sJuliasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Dua hari yang lalu, SMA Mars mengadakan pembagian raport bagi seluruh siswanya. Kini mereka tengah menikmati liburan kenaikan kelas selama dua minggu lamanya.

Ingin memanfaatkan kesempatan emas itu, Andre pun mengajak ketiga sahabatnya untuk melakukan hiking demi mengisi waktu libur mereka.

Ide Andre itu langsung mendapat respon baik dari ketiga sahabatnya. Baik Freya, Hana maupun Risa menyetujui ajakannya karna mereka pun ingin menghirup udara segar di alam bebas.

Sesekali mereka memang butuh suasana baru yang menyejukkan mata dan menenangkan jiwa. Tinggal di tengah kota besar yang penuh dengan polusi dan kebisingan membuat mereka terkadang merasa jenuh dan ingin mengasingkan diri.

Usai mendiskusikan kapan mereka akan berangkat mendaki ke sebuah gunung yang terletak di salah satu provinsi, ke empat anak remaja itu pun mulai menyiapkan berbagai keperluan yang akan mereka bawa.

Mulai dari kebutuhan logistik, tenda, sleeping bag, obat-obatan maupu kebutuhan lainnya yang memang di perlukan saat mendaki nanti.

Tak berbeda dari ketiga sahabatnya, saat ini Andre juga tengah mempersiapkan banyak hal. Menyadari hanya dirinya lah satu-satunya lelaki dalam pendakian mereka nanti, Andre jauh lebih sibuk dan lebih matang dalam proses prepare alat-alat untuk berkemah maupun kendaraan yang akan mereka gunakan saat menuju ke salah satu gunung terkenal yang lumayan jauh letaknya dari ibu kota.

Setelah memasukkan dua tenda dan keperluan lainnya ke dalam mobil rubicon milik tantenya yang tak lain adalah mama Tara, bergegas Andre

menempati jok depan tepat di posisi supir.

Ia ingin segera melajukan kendaraan roda empat itu meninggalkan pelataran rumah Tara yang luas. Baru saja Andre hendak masuk ke dalam mobil, langkahnya di cegah oleh Tara. Kebetulan Tara juga baru pulang hang out bersama anak basket lainnya.

"Mau kemana lo?" tanya Tara seraya turun dari motor sportnya.

"Bukan urusan lo." jawab Andre ketus. Ia pun mengabaikan Tara.

Sesaat sebelum pergi, Andre teringat jika tripodnya masih tertinggal di ruang tamu Tara. Ia kembali ke dalam rumah untuk mengambil benda itu.

Walau dirinya dan Tara memang tidak akrab, namun Andre sama sekali tak sungkan untuk menginap di rumah Tara. Terlebih hubungannya dengan mama Tara terjalin dengan baik.

Untuk itu, Andre menginap di sana sejak semalam agar bisa menyiapkan segala keperluan yang di butuhkan. Tara tak tahu, karna sejak semalam pun ia juga tengah menginap di rumah salah satu temannya.

Tak lama Andre kembali sambil membawa tripod di tangannya. Dengan masih mengabaikan Tara yang berdiri di samping mobil, Andre membuka pintu mobil dan memasukkan benda itu.

Jelas Tara bisa melihat isi dalam mobil yang di penuhi keperluan dan alat-alat untuk mendaki.

Tara sedikit menarik ujung bibirnya. "Yakin lo mau hiking?!" ujarnya menganggap sepele kemampuan bertahan hidup Andre.

"Urus aja urusan lo sendiri!" sekak Andre.

"Lo hiking bareng siapa?" tanya Tara lagi seolah tak peduli dengan sikap Andre yang dingin.

"Sama sahabat gue lah. Emangnya lo! Nggak punya sahabat!" lagi-lagi Andre menyulut emosi Tara. Namun Tara menanggapinya dengan kepala dingin.

"Gue ikut ya!" seru Tara.

Andre pun menoleh dan menatap Tara dengan tajam. "Yaudah. Tapi awas ya kalo lo sampe ngerepotin gue!" sahut Andre yang sangat di luar ekspektasi Tara. Padahal dari tatapan Andre, Tara berasumsi bahwa ia tidak akan di perbolehkan untuk ikut bersama sepupunya itu.

Tara mengulas senyum lebar di wajah. "Nah gitu dong. Tumben banget lo baik sama gue." ujarnya seraya menepuk-nepuk bahu Andre.

Sedang Andre hanya berdecih pelan. Alasannya mengizinkan Tara ikut karna ia pun merasa kekurangan personil laki-laki dalam perjalanan mereka nanti.

Andre hanya takut tak bisa menjaga ketiga sahabatnya seorang diri. Sebenarnya jauh-jauh hari ia ingin mengajak Tara, namun Andre dengan gengsinya memilih mengurungkan niat itu.

Tapi syukurnya Tara malah menawarkan diri untuk ikut bersama mereka. Hati Andre pun seketika lega karna akhirnya ada Tara yang akan membantunya.

***

Hari yang di tentukan pun tiba dimana mereka akan memulai perjalanan liburan mereka. Usai memeriksa barang yang di bawa, Andre dan Tara bergegas menjemput Freya, Hana beserta Risa.

Di mulai dari rumah Risa yang searah dengan rumah Tara, lalu mereka melanjutkan menjemput Hana dan tujuan terakhir mereka baru lah ke rumah Freya.

Gadis yang mengenakan kaos hitam oversize dan di balut kemeja flanel kotak-kotak itu tengah berdiri di depan pagar rumahnya menanti kedatangan ketiga sahabatnya.

Tak lama, sebuah mobil rubicon berwarna abu-abu berhenti tepat di depannya. Freya tersenyum lebar saat ketiga sahabatnya turun dari kendaraan roda empat itu.

Namun senyumnya yang manis itu seketika sirna saat netranya mendapati Tara juga turun dari dalam sana.

"Guys, Tara ikut?!" tanyanya pelan takut Tara mendengar. Ketiganya hanya mengangguk serempak.

"Oiya nyokap lo mana Frey? Kita mau pamitan." ujar Andre seraya menoleh ke arah rumah sahabatnya yang terlihat sepi. Bahkan garasi tempat biasa bundanya Freya melaundry pun tertutup rapat.

"Nyokap gue...." ucapan Freya terhenti saat melihat Tara sudah berada di samping Andre. Dada Freya bergemuruh, Tara yang mengenakan

sweater hitam dan celana cargo panjang berwarna army membuat lelaki tampan itu terlihat begitu sempurna.

"Nyokap lo pergi?" tanya Hana memastikan

Freya mengangguk. "I... Iya nyokap gue ke rumah tante gue." jawabnya.

"Yaudah guys buruan yuk." ajak Risa yang tak sabar ingin memulai pertualangan mereka.

Segera kelima remaja itu melangkah ke mobil. Lalu satu persatu bergantian masuk ke dalam kendaraan itu. Andre berada di kemudi dengan Tara yang duduk sebelahnya. Sementara para gadis berada di jok belakang.

Andre pun mulai melajukan mobil ketika sebelumnya mereka berdoa bersama terlebih dahulu. Meminta kepada Yang Maha Kuasa agar melindungi perjalanan mereka nanti.

"Han, si Tara kok bisa ikut?" bisik Freya yang duduk tepat di belakang Andre, sementara Hana di apit oleh dirinya dan Risa.

"Kata Andre sih, Tara yang nawarin diri. Biar lah Frey, kan malah bagus kalo Tara ikut." jawab Hana tak kalah pelan.

Freya tak lagi bertanya apapun. Memilih diam seraya menikmati hamparan pohon-pohon pinus yang berjejer rapi. Mobil yang mereka naiki sudah sejak tadi meninggalkan hiruk pikuk kota yang ramai. Kini mulai memasuki daerah hutan pinus yang sejuk dan menyegarkan mata.

Andre, Hana dan Risa sangat menikmati perjalanan mereka. Di iringi alunan musik akustik, mereka bernyanyi bersama seraya tertawa riang. Tara sesekali ikut bernyanyi, sesekali hanya tersenyum lebar mendengar suara Andre yang lumayan memanjakan telinga.

Hanya Freya yang terlihat berbeda dari mereka. Raga gadis itu memang duduk bersama yang lainnya, namun pikiran gadis itu sudah lebih dulu melalang buana jauh entah kemana.

Ucapan Baskara tempo hari saat bertemu dengannya di acara pemberian raport sangat membebani pikirannya. Terlebih pria itu kembali menyuruhnya untuk benar-benar menjauhi Tara.

Baskara mengatakan bahwa peringkat 1 yang di peroleh Freya tak ada gunanya jika gadis itu tetap bersikukuh dekat dengan Tara. Beasiswa akan segera ia cabut dan Freya harus membayar uang sekolah saat kelas XII nanti.

"Frey..." panggil Andre seraya menatap gadis itu dari kaca kecil di depannya.

Seketika Freya tersentak dan langsung memalingkan wajah dari jendela mobil yang sedikit mengembun.

"Lo kenapa?!" tanya Andre.

"Lo sakit Frey? atau lo nggak enak badan?" Hana menimpali.

Freya menggelengkan kepalanya seraya tersenyum kecil. "Gue nggak papa kok."

"Jangan melamun lo Frey. Bahaya! apalagi kita mau masuk ke daerah asing." ujar Risa mengingatkan.

"Iya guys, sorry. Gue cuma sedikit ngantuk, jadi gue agak nggak fokus." jawab gadis dengan rambut tergerai itu. Ia mencari alasan agar yang lainnya tak mengkhawatirkannya. Ia tak mau merusak suasana, apalagi sampai membuat yang lainnya jadi merasa terganggu.

"Kalo lo ngantuk, istirahat aja Frey. Jangan lo paksain." Tara akhirnya membuka suara seraya menoleh ke belakang menatap Freya dengan khawatir.

Gadis itu hanya mengangguk pelan. Kembali ketiga sahabatnya bersenandung ria. Bukan ingin mengabaikan Freya. Justru mereka ingin memberi ruang kepada sahabatnya itu untuk beristirahat.

Tara yang duduk di jok depan sama sekali tak tenang mengetahui Freya seolah sedang tak baik-baik saja. Ia meminta Andre menghentikan mobil. Lalu menyuruh Hana bertukar tempat duduk dengannya.

Hana tak banyak bertanya. Ia mengerti apa yang di rasakan Tara, terlebih ia pun ingin lebih dekat dengan Andre.

Kini Tara duduk di antara Freya dan Risa. Hal itu pun jelas membuat jantung Risa tak aman. Apalagi ini pertama kali baginya berada di dekat lelaki yang begitu ia sukai.

Tak berbeda dari Risa, pun Freya merasakan debaran yang begitu hebat tatkala posisi Tara tak berjarak dengannya. Bahkan lengan mereka saling bersentuhan satu sama lain.

"Menang banyak ya lo Tar!" sindir Andre.

"Iri lo?!" sahut Tara tak mau kalah.

Andre hanya tertawa, tak biasanya ia bersikap hangat kepada Tara.

"Lo ngapain sih pindah kebelakang?" tanya Freya ketus. Bersikap seolah tak menyukai keberadaan Tara di sampingnya.

"Gue mau duduk di deket lo. Kenapa salah?!" sahut Tara.

Freya terdiam.

"Udah lah lo berdua jadian aja." ucap Andre yang tau betul bagaimana perasaan keduanya.

"Ogah." kata Freya.

"Frey... Frey, di depan Tara aja lo bisa bilang ogah. Tapi di belakangnya......"

"Terus Ndre, buka aja semua kartu gue!" Freya memotong ucapan Andre.

Andre kembali tertawa, sementara Tara tersenyum kecil melihat respon Freya yang menggemaskan itu.

"Berasa jadi nyamuk gue di sini." celetuk Risa yang akhirnya jengah karna tak di anggap sama sekali oleh Tara.

"Sabar ya Ris." Hana pun malah menyudutkan Risa.

"Lagian lo sih Tar, pake acara pindah ke belakang segala." Risa terlihat sedikit kesal.

"Labil banget lo Ris. Bukannya lo malah seneng ya di deket Tara?" Andre pun ikut nimbrung.

"Males gue. Si Tara udah bucin sama Freya!" sahut gadis berjaket putih itu.

Suara tawa pun menggema di dalam mobil. Mereka kasihan sekaligus lucu melihat tingkah Risa yang selalu saja terpojokkan.

"Lo tenang aja Ris, nanti gue kenalin lo sama temen satu tim basket gue." kata Tara berusaha menghibur Risa.

"Serius Tar?!" wajah Risa berubah sumringah. Respon Tara hanya mengangguk, menyatakan bahwa ucapannya serius.

"Hm.. Dasar lo Ris. Tiba giliran cogan aja lo semangat." Andre menyindir, namun Risa memilih mengabaikannya.

***

1
korokoro
kaget banget Tara, jangan nakal main cubit pipi aja/Scowl/
Julia H: namanya juga modus kak🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!