NovelToon NovelToon
Jodohkah Kita? (Kisah Seruni)

Jodohkah Kita? (Kisah Seruni)

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Angst / POV Pelakor / Pihak Ketiga
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lalalati

Usai penyatuan itu, Seruni bersandar pada dada polos Victor. "Ada satu yang belum aku kasih tahu sama kamu, Vic."

"Apa?" Tanya Victor.

"Aku... gak bisa punya anak," ucap Seruni dengan berat hati. Ia merasa sudah bertindak egois karena baru mengatakannya sekarang. Seruni berpikir Victor pasti sama seperti pria lain, yang menginginkan seorang anak. Apalagi ia seorang penerus perusahaan.

"Aku tidak peduli itu, Seruni. Aku mencintai kamu, bagaimana pun kamu."

Kata-kata Victor membuat bahagia menelusup di hati Seruni. "Kenapa kamu bisa nerima aku yang kayak gini?"

Victor tersenyum hangat saat Seruni menatapnya dengan tatapan bersalah. "Aku sudah kehilanganmu selama dua belas tahun. Apa kamu pikir aku akan rela kehilanganmu lagi karena alasan itu?"

Tanpa Seruni ketahui, Victor sudah menyembunyikan sebuah kenyataan pahit. Ego Victor untuk bisa kembali bersama cintanya yang belum usai membuatnya mengabaikan kenyataan itu. Kenyataan yang suatu hari akan menyakiti Seruni lebih dalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lalalati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28: Kabar Baik dan Buruk

"Janin anda sehat, Bu Seruni. Sepertinya jenis kelaminnya perempuan." Dokter menjelaskan hasil USG yang tertampang di layar LED. Sangat kebetulan bagian bawah janin yang kini memasuki bulan keempat itu terlihat sangat jelas.

"Perempuan, Dok?" Seruni begitu bahagia. Ia tak mempermasalahkan apapun jenis kelamin dari anaknya kelak, yang pasti Seruni begitu bahagia mendengar sang calon bayi yang tumbuh dengan baik.

Sepulang dari dokter, Seruni pulang ke rumahnya. Saat tiba di depan rumah, ia melihat ada mobil Victor di halaman depan. "Victor udah pulang?" Gumam Seruni bahagia seraya turun dari mobil. Ia pun segera masuk dan mencari sosok sang suami.

"Vic?" Panggil Seruni. Kemudian Victor datang dari arah kamar mereka. Segera Seruni menghambur dan memeluk Victor. Beberapa hari tak bertemu, membuat Seruni begitu rindu pada sang suami. "Kamu kok pulang gak bilang-bilang?" Rajuk Seruni.

"Aku ingin memberikan kejutan. Kamu dari mana, Babe?" Tanya Victor seraya menjauhkan tubuh Seruni dan memberinya kecupan-kecupan mesra, ia sendiri begitu merindukan Seruni.

"Aku punya kabar baik buat kamu." Seruni sumringah.

"Kejutan?"

Seruni mengangguk seraya merogoh tas tangannya dan mengeluarkan hasil USG yang baru diterimanya lalu menyerahkannya pada Victor. "Coba lihat ini."

"Kamu dari Dokter? Kenapa tidak bilang? Aku 'kan bisa antar kamu, Babe." Protes Victor. Setelah menjadi suami Seruni, ia ingin mendampingi Seruni setiap kali ia periksa kandungan.

"Maaf." Sesal Seruni. "Tapi kayaknya gak mungkin kamu nganter aku ke dokter, Vic. Pernikahan kita 'kan, rahasia." Seruni mengingatkan dengan sedih.

Victor pun kembali memeluk Seruni. "Maaf kamu harus ada di posisi ini, Babe."

Seruni memeluk tubuh Victor, merasa sangat bahagia. Memeluk Victor seperti ini sudah menjadi kebahagian yang begitu besar bagi Seruni. Ia sudah merasa sangat puas dengan ini. "Gak apa-apa, Vic. Dengan kayak gini aja aku udah bahagia, kok."

"Sebenarnya, aku juga membawa sebuah kabar." Ujar Victor dengan sendu. "Tapi mungkin bukan kabar baik."

Seruni melepaskan pelukannya. "Kabar apa?"

Diselaminya kedua mata Seruni, dan ia ceritakan semua hal yang terjadi di Bali.

"Ya ampun." Seruni menutup mulutnya dengan tangan saking terkejutnya ia. "Marsha mencoba bunuh diri?"

"Setelah itu dia dirawat beberapa hari. Hari ini dia kembali ke Jakarta, bersama denganku." Nada bicara Victor terasa menggantung. Seruni paham akan maksudnya, "jadi kamu gak akan nginep di sini?"

Victor tak mengiyakan ataupun berkata tidak. Ia sangat ingin berada di sini bersama Seruni. Tapi kondisi Marsha belum begitu stabil.

Seruni berusaha untuk tersenyum, walaupun hatinya begitu sakit. "Gak apa-apa, Vic. Marsha pasti lagi butuh kamu. Kamu harus dampingin dia."

"Aku ingin bercerai dengannya, Sayang." Victor kembali merengkuh tubuh Seruni. "Sungguh aku lelah ada di posisi ini. Aku ingin bisa bersamamu, berdua saja. Tapi kenapa semuanya menjadi seperti ini. Aku benar-benar tidak habis pikir Marsha sampai melakukan percobaan penghilangan nyawa seperti itu."

Seruni mencoba mengerti, walaupun kedua mata dan hidungnya terasa memanas.

"Juga, aku sudah mendengar kabar dari Romi." Nada bicara Victor menegas. "Rafael menculikmu. Kenapa kau tak mengatakan apapun padaku?!" Victor melepaskan rengkuhannya lagi dan menatap khawatir pada Seruni.

"Aku baik-baik aja, Vic. Lagian Marsha akhirnya ngelepasin aku, jadi aku rasa kamu gak usah tahu masalah ini." Terang Seruni.

"Kamu harus mengatakan hal sepenting ini padaku, Seruni! Yang sudah Marsha dan Rafael benar-benar keterlaluan. Bagaimana bisa ia berpikir untuk menculikmu?! Aku pastikan Rafael akan mendapat balasannya."

"Maaf ya. Tapi jujur semua itu jadi gak penting, Vic. Sekarang yang terpenting adalah kondisi Marsha. Mungkin secara fisik, dia baik-baik aja. Tapi psikis? Dia pasti masih tertekan. Jadi lebih baik kita jangan ungkit masalah itu dulu. Kita lupain aja ya."

"Kenapa kamu masih bisa bersikap baik seperti ini pada Marsha, Babe. Dia sudah sangat menyakitimu. Harusnya kamu marah."

"Enggak, Vic. Aku gak mau dendam. Lagipula aku juga salah, aku orang ketiga di sini. Wajar Marsha merasa benci sama aku."

"Kamu bukan orang ketiga, Babe. Kamu yang seharusnya menjadi satu-satunya wanita dalam hidupku."

Seruni menggeleng pelan. "Aku adalah orang ketiga. Kamu sangat sayang 'kan sama Jason, kalau kamu gak ketemu Marsha. Gak akan ada Jason sekarang, Vic. Kamu emang bisa bayangin gak ada Jason dalam hidup kamu?"

Victor tak bisa berkata apapun. Apa yang Seruni katakan memang benar, terlepas dari apa yang terjadi, Victor sangat menyayangi putra semata wayangnya tersebut. Putra yang ia besarkan seorang diri saat ia duduk di bangku kuliah hingga usianya empat tahun.

Dengan berat hati, setelah obrolan itu, setelah ia melepas rindu dengan menyatukan tubuh mereka, akhirnya Victor harus pulang. Ia tak bisa mengabaikan kondisi Marsha yang masih belum stabil.

Victor kembali ke kamar hotelnya di The Luxury Hart Hotel Jakarta, di mana Marsha berada. Karena pertemuan dengan Emran tempo hari, Marsha menolak untuk tinggal di mansion milik Emran. Jadi ia pun memilih untuk berada di kamar hotel tersebut.

Saat Victor tiba, Marsha langsung saja menghambur pada Victor. "Sayang..." Victor hanya diam tak menghindar, tak juga membalas pelukan itu. "Aku kita kamu gak akan balik lagi dan milih bareng sama Seruni."

"Aku inginnya seperti itu, tapi Seruni yang memintaku datang kemari." Ujar Victor seraya berjalan menuju kamar untuk beristirahat.

"Seruni nyuruh kamu buat dateng ke sini?" Tanya Marsha tak percaya.

"Iya. Dia memang seperti itu. Perasaan orang lain lebih penting daripada perasaannya sendiri."

Marsha seketika kesal bukan main mendengar Victor membela istri keduanya itu. "Aku juga tadi gak ngehalangin 'kan waktu kamu mau nemuin Seruni." Ujarnya tidak mau kalah. "Aku juga ngorbanin perasan aku, Vic."

"Sudahlah, Marsha. Ini bukan tentang bersaing siapa yang paling berkorban. Ini sudah malam. Sebaiknya kita beristirahat." Victor mengganti pakaiannya dan membaringkan tubuhnya di tempat tidur dan memejamkan matanya.

Tiba-tiba Victor merasakan sebuah tangan melingkar di pinggangnya. Ia membuka mata dan Marsha sudah menjadikan bahunya bantal untuknya tidur. "Marsha, aku ingin tidur." Dihempaskannya pelan tangan Marsha.

"Kenapa sih? Aku cuma pengen tidur sambil peluk kamu."

"Sejak kapan kita tidur seperti itu?" Tanya Victor kemudian memilih untuk membelakangi Marsha.

Kemudian Victor mendengar Marsha beringsut dari tempat tidur dan meraih ponselnya. Victor sudah tahu apa yang akan Marsha lakukan. "Sekarang kamu akan menghubungi dia secara terang-terangan?"

Pundak Marsha naik turun menahan emosi. "Kalau kamu gak bisa kasih aku kenyamanan, maka aku akan cari dia lagi." Ucapnya dengan nada mengancam.

Victor bangkit dari posisi berbaringnya. "Lihat 'kan? Kamu tidak merasa nyaman bersamaku. Jadi untuk apa kita tetap seperti ini? Setiap kali kau merasa tak nyaman denganku, ini yang kau lakukan. Kamu mencari pria itu. Aku sudah memberikan gugatanku, kamu bisa bersama dengan dia setelah melepaskanku. Kenapa kamu masih saja mempertahankan pernikahan yang melelahkan ini?!"

"Kamu sendiri gak pernah nyoba buat benar-benar mencintai aku. Padahal kalau kamu sekali aja ngelarang aku buat ketemu dia lagi, aku bakal nurut." Air mata Marsha langsung berjatuhan.

"Karena hatiku tak pernah bisa melakukan itu. Daripada kamu tak bahagia saat bersamaku, makanya aku membiarkanmu mencari Rafael! Ku mohon, Marsha. Ayo..." Seketika Victor menhentikan kata-katanya. Ia lupa ini bukan waktu yang tepat.

Sontak Marsha meraih nakas dan mengeluarkan obat penenang yang diresepkan dokter untuknya. Ia mengeluarkan banyak butiran ke telapak tangannya dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

"Marsha, kau sedang apa?!" Segera Victor menghampiri Marsha dan menggagalkan tangan Marsha yang akan memasukkan butiran-butiran yang melebihi dosis itu.

"Udah aku bilang aku lebih baik mati aja daripada kamu terus-terusan pengen pisah sama aku." Isak Marsha mencoba melepaskan tangan Victor.

Sontak Victor merengkuh tubuh Marsha untuk menenangkannya. "Sudah, Marsha cukup! Aku tak akan menceraikanmu."

1
Erni Fitriana
hamil kang ketoprakkkkk....hamillllllll...pegimanah sih luhhhh...nveluat...ngeluat doang gak ada tindakanyahhhh..gemes guah😠😠😠😠😠😠
Erni Fitriana
tokcer victor
Erni Fitriana
ketemu lagiiiii kita
Erni Fitriana
kyk ketiban tuang listrik y seruni????
Erni Fitriana
sedih bacanya😢😢😢😢
Erni Fitriana
ya Allah visualnya😱😱😱😱😱
Erni Fitriana
alhamdulillah
Erni Fitriana
aduh deg degan victor ketemu seruni lagiiiii
Erni Fitriana
cinta lama belum kelar nihhhh🤔🤔🤔🤔🤔
Erni Fitriana
jngn lupa bilang terimakasih sama author y vic!!!!!
Erni Fitriana
ya Allah runi😭😭😭😭😭
Erni Fitriana
viktor semakin dibuat sibuk oleh pak emran....
Erni Fitriana
berjuang lahhh
Erni Fitriana
pak emran beruntung gak punya urat susah...jadi sekali ngomong n nyuruh pindah orang sat set y pindah....punya urat kaya enak y pak😊😊😊😊😊
Erni Fitriana
horang kaya..kko nyuruh pindah udah kyk ngusir laler
Erni Fitriana
ehh bapak plin plan
Erni Fitriana
cerita sweet...cerita SMA😘😘😘
Asep Saepudin
jgn sampai terjadi hal buruk sama Laura dan seruni
Asep Saepudin
mdh2 seruni baik baik saja
Soeharti Rifangi
tinggalkan saja seruni laki " yg gak punya pendirian ,baru diancam gitu saja sama marsha udah lembek /Frown/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!