Alena merupakan putri dari pasangan Abimanyu dan Zahra. Abimanyu merupakan pengusaha yang sangat sukses. Kekayaannya tidak main-main. Mungkin sampai tujuh turunan kekayaan itu tidak akan habis.
Alena merupakan anak tunggal. Dia selalu dimanja dan dilimpahi kasih sayang yang berlimpah. Meski begitu tidak membuat Alena menjadi sombong.
Kehidupan Alena berubah seratus delapan puluh derajat semenjak tragedi yang menimpah keluarganya.
Kedua orang tua Alena terbunuh saat mereka sedang merayakan ulang tahun Alena yang ke tujuh belas tahun. Keduanya di tembak di depan matanya.
Alena sendiri berhasil selamat dari kejaran pembunuh, karena loncat kedalam jurang. Beruntung nyawanya masih bisa terselamatkan.
Bagaiamana Alena melanjutkan hidupnya?
Akankah ia berhasil membalas orang yang sudah membunuh kedua orang tuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Informasi
Tak terasa tiga bulan sudah Alena tinggal di tempat pelatihan. Kemampuan menembak dan menggunakan senjata tajam berkembang dengan pesat. Kegigihannya memang patut diacungi jempol.
Selain berlatih menggunakan senjata, Alena juga latihan ala militer. Kemampuannya bertambah setiap harinya.
Setiap hari Alena juga mendapatkan beberapa misi untuk melihat seberapa besar kemampuannya. Bukan hanya mengawal ibu kantin ke pasar.
Tiba-tiba Alena di panggil untuk menghadap Daffa. Alena bertanya dalam hati apa yang membuat Daffa memanggilnya. Padahal sudah lama ia tidak bertemu dengannya.
Kedatangan Alena sudah ditunggu oleh Bagas . Begitu Alena datang, Bagas memintanya untuk langsung masuk kedalam ruangan.
"Permisi Tuan, " sapa Alena dengan sopan.
"Duduk! " titah Daffa datar.
Dengan patuh Alena duduk di kursi yang ada di depan Daffa. Daffa meletakkan satu map di depannya.
"Bukalah! "
Alena pun membuka map itu tanpa banyak tanya. Matanya langsung membola begitu mengetahui isi mapnya.
"A apa ini benar Tuan? " tanya Alena dengan tubuh gemetar. Tatapannya tidak beralih dari berkas yang ia baca.
"Seperti yang kamu lihat."
Alena tidak pernah menyangka jika orang yang telah menghancurkan keluarganya adalah orang terdekatnya. Padahal hubungan orang itu dengan sang Papa sangatlah dekat.
"Apa yang membuatnya melakukan semua itu? " guman Alena, namun masih bisa di dengar oleh Daffa. Kedua matanya nampak berkaca-kaca.
"Semua ada di dalamnya."
Setelah mendengar cerita dari Aditya, Daffa memang langsung melakukan penyelidikan. Tidak mudah mendapatkan semua informasi tersebut. Namun karena kegigihan Tim yang dimiliki oleh Daffa, akhirnya misteri di balik tragedi yang menimpa Alena akhirnya terkuak.
Tragedi itu dipicu oleh dendam masa lalu. Abimanyu memiliki seorang sahabat yang sangat dekat. Bahkan Alena pun dekat dengannya.
Aryan Dwi Saputra merupakan sahabat yang dimiliki Abimanyu sejak bangku Sekolah Dasar. Keduanya selalu sekolah di tempat yang sama hingga bangku kuliah.
Sebenarnya Abimanyu tidak hanya memiliki Aryan saja sebagai sahabatnya. Masih ada Vian dan Eza. Hanya saja Eza dan Vian bersahabat dengan Abimanyu sejak bangku SMA. Jadi diantara ketiga sahabatnya, Abimanyu lebih dekat dengan Aryan.
Aryan mempunyai seorang adik perempuan. Gadis itu bernama Meysa.
Abimanyu sangat dekat dengan Meysa. Abimanyu yang sedari kecil menginginkan seorang adik perempuan, menganggap Meysa sebagai adik perempuannya sendiri. Dia berusaha untuk menuruti semua keinginan Meysa.
Namun tidak dengan Meysa. Diam-diam Meysa menaruh hati pada Abimanyu.
Usia Abimanyu dan Meysa terpaut tujuh tahun. Meysa berencana mengungkapkan perasaannya di pesta ulang tahunnya yang ketujuh belas tahun.
Sayangnya keinginannya itu pupus saat mengetahui Abimanyu telah menjalin kasih dengan Zahra.
Tak lama setelah itu keluarga Aryan menghilang bagai ditelan bumi. Abimanyu sudah berusaha untuk mencari keberadaan mereka namun tidak membuahkan hasil. sama sekali.
Namun saat usia Alena lima tahun, Aryan kembali. Abimanyu sangat senang. Dia bahkan tidak curiga apapun padanya.
"Apa kamu benar-benar ingin membalaskan dendam untuk orang tuamu? " tanya Daffa. dengan serius. Ada sesuatu yang masih di sembunyikan oleh Daffa. Ia belum bisa menyatakan nya karena informasinya masih belum pasti.
"Ya! " jawab Alena tak kalah serius.
"Kalau begitu lanjutkan pendidikan mu! "
"Ha?!!! "
"Kamu tidak ingin aset milik orang tuamu hancur kan? "
Deg!!!
"Apa maksudnya? " tanya Alena dengan gemetar.
"Orang itu sudah mulai menjatuhkan satu persatu usaha milik kedua orang tuamu."
Deg! deg! deg!
Alena merasakan kemarahan yang tak terlukis kan. Ingin rasanya ia membunuh Aryan saat ini juga. Namun ia juga sadar diri. Dia tidak memiliki apapun untuk melawannya saat ini. Bukannya menang, yang ada malah menyerahkan diri ke kandang musuh.
"Pikirkan baik-baik. Masih ada waktu sampai ujian kesetaraan berlangsung. kembalilah! "
Alena keluar dari ruangan Daffa dengan linglung. Informasi yang baru saja ia dapatkan membuatnya sedikit terguncang.
Semalaman Alena tidak tidur memikirkannya. Ia sudah mempunyai keputusan. Ia akan melanjutkan pendidikan sesuai arahan Daffa. Ia akan membalas semuanya jika waktunya tiba.