NovelToon NovelToon
Menjelang Malam Di Bumi Perkemahan

Menjelang Malam Di Bumi Perkemahan

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Mengubah Takdir / Roh Supernatural
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rin Arunika

🍀
Sebuah rahasia akan selalu menjadi rahasia jika tak ada lagi jejak yang ditinggalkan. Namun, apa yang terjadi jika satu persatu jejak itu justru muncul kembali dengan sendirinya ? Akankah rahasia yang sudah terkubur akan terungkap kembali ?
Apakah itu semua berhubungan dengan mitos yang beredar bahwa ‘mereka’ akan selalu hadir di tempat yang paling mereka ingat selama hidup mereka ?
..
🍀

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rin Arunika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Riza

Kembali mengingat kejadian yang menimpa Vivianne, gadis itu masih terlihat lemas dan masih terduduk di sisi lain pemandian.

Cukup lama setelah Hanna menghubungi Rayya, barulah tampak cahaya temaram dari senter ponsel di kejauhan sana.

“Vi… Lo tahan dulu, ya. Gua tadi udah minta tolong Si Rayya,” Hanna membelai rambut Vivianne dengan lembut

Hingga beberapa menit setelahnya, Rayya dan Riza akhirnya tiba di lokasi yang telah Hanna beri tahukan.

Kedua orang yang baru datang itu tentu sangat terkejut melihat kondisi Vivianne di sana.

“Vivi !” Rayya ikut membelai rambut Vivianne, sama seperti Hanna, “kamu kenapa ?” ucapan Rayya terdengar penuh rasa khawatir

“Han. Kalian kenapa berani banget ke sini ?” Rayya kembali bertanya

“Gue cuma nganter Si Vivi. Dia bilang pengen ke kamar mandi. Itu aja”

“Kan ada panitia, Han. Atau enggak, lu bisa bangunin gue, biar gue ikut nganter kalian” suara Rayya kini terdengar lebih lembut

Hanna hanya terdiam. Kala itu, Ia merasa pikirannya begitu kacau hingga tak mampu lagi menjawab ucapan Rayya.

“Terus Si Vivi kenapa bisa kayak gitu ?” tanya Rayya lagi

“Gue gak tau, Ray… Dia tiba-tiba muntah waktu abis dari bilik air” balas Hanna dengan suara yang sedikit gemetar

Berbeda dengan Rayya, Riza tampak terdiam sambil menatap Vivianne dan Hanna secara bergantian. Baru lah Riza ikut memeriksa kondisi Vivianne yang terlihat begitu lemah tak bertenaga.

Kening Vivianne disentuhnya dengan hati-hati, denyut nadi di pergelangan tangan Vivianne juga diperiksa oleh Riza.

Setelah itu, Riza beralih menatap Hanna untuk sesaat.

“Han. Sini ikut gua” ucap Riza singkat, “Ray, jagain dulu si Vivi” tambahnya

Tanpa menjawabnya, Hanna segera bangkit dan berjalan mengikuti Riza.

“Han. Pak Bayu udah dikasih tau ?” pertanyaan pertama Riza

“B-belum… D-dia ngelarang aku ngasih tau Pak Bayu…” kedua mata Hanna tampak berkaca-kaca

Riza memijat keningnya sambil terus berusaha menjernihkan kembali isi kepalanya.

“Han. Gua takut dia kenapa-napa. Mending sekarang kita bawa balik aja. Sisanya nanti gua yang urus” ucap Riza lembut

“Oiya Kak… Itu…” Hanna tak begitu jelas mengucapkan ucapannya, namun gadis itu memberi isyarat pada Riza supaya Riza mengikuti langkahnya.

Hanya beberapa langkah dari tempatnya tadi, Hanna akhirnya menghentikan langkahnya. Kala itu, Riza lagi-lagi dibuat terkejut dengan apa yang Ia lihat.

Setelah senter ponselnya menyoroti apa yang Hanna tunjuk, ceceran noda darah itu langsung menjadi perhatian Riza.

“I-itu darah ?” Riza membelalakkan matanya

“Iya Kak. Tadi Si Vivi muntah di situ” balas Hanna dengan suara gemetar

“Ish… Ayo kita bersihin dulu” Riza bergegas menuju bilik air dan segera mengambil air dari sana.

Tunggu, air yang Riza ambil ini tampak begitu jernih dan bersih. Sangat berbeda dengan apa yang Vivianne lihat sebelumnya.

Berbekal cahaya senter, Hanna pun dengan sigap membantu Riza menyirami ceceran cairan merah itu. Dan tak memakan waktu lama, keduanya akhirnya selesai dengan urusan itu dan segera kembali menghampiri Vivianne dan Rayya.

Di sana, Vivianne masih terduduk lemas dengan Rayya yang diliputi rasa cemas.

“Ray. Ayo kita bawa balik Si Vivi” ucap Riza

Rayya terdiam dan menatap Riza juga Hanna secara bergantian. Hingga ketika Hanna memberi isyarat dengan kedipan matanya yang sendu, baru lah mereka segera membantu Vivianne bangkit.

“Aduh, pelan-pelan. Perut gue sakit banget…” Vivianne memegangi perutnya

“Biar gue aja” Hanna mencoba menggantikan Riza memapah Vivianne

Awalnya, semua tampak normal. Tak ada yang aneh. Hingga ketika mereka tiba di sekitar jembatan, mereka mulai mendapati sesuatu yang tak pernah mereka bayangkan.

Dimulai dari Riza. Ditengah rasa khawatirnya yang membuncah melihat kondisi Vivianne, Riza mendengar suara rintihan seorang wanita yang sepertinya merasa begitu kesakitan.

Riza yang berjalan di belakang ketiga gadis itu mendadak mempercepat langkahnya dan menghampiri Rayya.

“Ray. Lo denger, gak ?” bisik Riza pada Rayya. Ia memilih bertanya pada Rayya karena Riza tahu betul bahwa Rayya memiliki indra keenam yang lebih peka.

Alih-alih menjawabnya, Rayya hanya memberi isyarat dengan anggukan kepalanya dan raut wajah yang menjelaskan segalanya.

Namun anehnya, keberadaan sosok yang merintih itu masih belum terlihat di sekitar mereka. Riza dan Rayya tentu merasa hal itu bukanlah sesuatu yang bisa dijelaskan dengan logika manusia.

Di sisi lain, Hanna dan Rayya merasa Vivianne meremas tangannya begitu kencang. Tunggu, itu berarti terdapat sesuatu yang Vivianne rasakan. Bersamaan dengan itu, Rayya dan Hanna menyadari bahwa Vivianne telah menghentikan langkahnya.

“Vi. Lo kenapa ?” tanya Hanna sambil melirik Vivianne

Pada momen itu, Rayya dan Hanna merasa heran melihat Vivianne yang tampak jelas sangat ketakutan.

“Han, Ray… Ada yang pegang kaki gue. Gue gak bisa jalan…” suara Vivianne terdengar sangat gemetar menahan rasa takutnya

Mendengar ucapan Vivianne, kedua orang sahabatnya itu tentu terkejut bukan main. Bagaimana tidak, saat itu di sana hanya ada mereka berempat. Riza juga berada di samping Rayya. Tak ada siapapun yang berada di belakang mereka.

Sementara itu, Riza juga menjadi bertanya-tanya tentang tingkah aneh ketiga gadis itu. Ia berpikir bahwa pasti ada sesuatu yang terjadi diantara mereka. Karenanya, Riza spontan melirik Hanna dan Rayya. Disaat yang bersamaan, keempat orang itu dibuat ketakutan dengan keberadaan sosok yang berada persis di belakang mereka.

“Tolong saya…” suara wanita itu terdengar parau hingga nyaris hilang

Ya. Rintihan sedih yang mereka dengar adalah suara dari sosok itu. Sesosok wanita yang memakai seragam putih abu-abu namun tampak berantakan dan basah kuyup.

Yang lebih membuat mereka merinding, sosok itu terus bersimpuh sambil memegangi kaki Vivianne. Vivianne merasa tubuhnya menjadi kaku seluruhnya. Bahkan untuk berteriak pun rasanya Ia tak kuasa.

“Tolong saya…” katanya lagi

Karena hal itu, Hanna, Rayya, dan Riza berusaha menarik Vivianne dari genggaman makhluk itu. Namun, semakin mereka berusaha melepaskan Vivianne, rasanya genggaman sosok itu semakin kuat. Tak hanya itu, sosok itu kini terlihat jelas mendongakkan kepalanya dan tampaklah kedua matanya yang berwarna hitam pekat.

Rayya dan Hanna tampak memeluk Vivianne dengan erat. Meski diterjang rasa takut yang luar biasa, mereka masih bertahan dan menemani Vivianne.

Ditengah kengerian itu, Hanna menatap layar ponselnya sekilas, “yah… gak ada sinyal lagi” gerutunya.

“Kak. Panggil Pak Bayu aja deh, cepetan…” ucap Hanna dengan nada suara yang tinggi

Untuk sesaat, Riza menatap Hanna lekat-lekat. Sorot matannya seolah mengatakan bahwa dirinya berat untuk meninggalkan tempat itu.

“Ayo Kak. Biar kita yang temenin Vivi” Rayya menyambung ucapan Hanna

Dan dengan berat hati, Riza buru-buru berbalik menuju arah perkemahan meninggalkan ketiga orang gadis yang ketakutan itu di sana.

Perlahan-lahan, sosok itu berdiri sambil terus memegangi bagian demi bagian tubuh Vivianne. Siapa yang tak ketakutan mengalami kejadian mengerikan itu ?

Kini, sosok itu berdiri tepat di hadapan mereka bertiga. Seringai mengerikan yang memperlihatkan gigi-gigi yang runcing itu semakin membuat bulu kuduk mereka berdiri.

“Kamu harus ikut saya” ucapnya sambil mendorong tubuh ketiga gadis itu

Dan apa yang mereka rasakan adalah, tubuh mereka seperti terhempas dengan kencang dan terjatuh ke dalam air. Rasanya seperti dilempar ke dalam sebuah kolam.

Dalam bayangan ketiga orang itu, mereka tengah berusaha menyelamatkan diri mereka dari situasi itu.

Namun, mereka tak kunjung mampu menembus permukaan air meski mereka telah berusaha keras berenang sekuat tenaga mereka. Hingga akhirnya kesadaran mereka perlahan meghilang sebelum mencapai permukaan.

1
Xxxcyzz
cerita nya bagus lanjutkan kak
Flyrxn: mungkin next time bikin cerita horor lagi /Determined/ cerita yang ini udah end kak /Cry/
btw thank you, seneng rasanya kalo ceritanya disukain /Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!