NovelToon NovelToon
Cinta Terlarang

Cinta Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan
Popularitas:565.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Clarissa icha

Semua bermula dari CINTA TERLARANG.!!!

Diselimuti ego, obsesi dan dendam, mereka tidak sadar jika semua perasaan itu yang telah menciptakan kehancuran dalam kehidupan mereka.

Kebahagiaan terenggut, mengorbankan orang-orang yang tidak bersalah di sekitar mereka. Banyak hati yang terluka, bahkan mereka yang melukai hatinya sendiri.

Seandainya saja bisa mengesampingkan ego, membuang obsesi dan menghapus dendam, mungkin kehancuran ini tidak akan mereka alami.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Alan keluar rumah selepas menitipkan anak-anak pada ART tetangganya. Sekarang kedua anaknya ada di kamar masing-masing di temani oleh wanita paruh baya. Tadi Alan sempat mandi dan mengemasi beberapa baju ganti dan keperluan Sinta selama di rumah sakit. Dia sudah bersiap kembali ke rumah sakit untuk menjaga Sinta. Tapi sebelum melakukan mobilnya, Alan lebih dulu menghubungi Liana. Panggilan pertama dan kedua tidak di jawab, Liana baru mengangkat panggilan ketiga dari Alan.

"Ya kenapa Lan.?" Tanya Liana datar.

"Sinta masuk rumah sakit. Apa kamu nggak bisa pulang sekarang dan ambil cuti untuk menjaga anak-anak di rumah.?" Nada bicara Alan sama datarnya. Dia tampak terpaksa menghubungi Liana dan meminta istrinya itu untuk cuti. Terakhir kali Alan meminta Liana cuti beberapa hari, istrinya itu banyak alasan dan berakhir tetap sibuk bekerja.

"Sinta sakit.? Sakit apa.? Kemarin malam dia masih sehat." Ada kecemasan dalam nada bicara Liana. Dia memang Istri dan Ibu yang lalai pada tugasnya, tapi masih memiliki kepedulian yang besar pada saudaranya.

"Dehidrasi dan kelelahan. Anak-anak menunggu kamu di rumah, sebaiknya besok pagi kamu pulang sebelum anak-anak berangkat sekolah." Ucap Alan memerintah.

"Mana bisa begitu, aku sedang tugas di luar kota dan nggak bisa seenaknya meninggalkan pekerjaan. Kemungkinan 2 hari lagi baru pulang." Jawab Liana keberatan.

"Kamu nggak mikirin anak-anak.?! Besok pagi aku ada meeting yang nggak bisa di tunda. Siapa yang akan mengurus anak-anak di rumah.!" Nada bicara Alan naik satu oktaf. Dia sudah menduga akan seperti ini. Sebenarnya bisa saja dia tidak menghubungi Liana karna ART tetangganya bersedia menjaga anak-anak selama beberapa hari ke depan. Alan hanya ingin melihat pengorbanan Liana sebagai seorang Ibu untuk menjaga dan mengurus anak-anak mereka. Nyatanya Liana masih memprioritaskan pekerjaan.

"Kenapa nggak kamu saja yang cuti. Lagian aku nggak bisa pulang dadakan, banyak pekerjaan yang belum selesai." Liana ikut menaikan nada bicaranya meski tidak setinggi Alan.

"Percuma bicara sama kamu.!" Kesal Alan dan memutuskan sambungan telfonnya.

Dengan perasaan kesal, Alan mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit. Dia sempat berhenti di supermarket untuk membeli buah dan roti dan minuman.

...*****...

Alan membuka perlahan pintu kamar inap Sinta. Adik iparnya itu sedikit terkejut melihat Alan karna benar-benar datang lagi untuk menemaninya di rumah sakit. Belum lagi barang bawaan di tangan Alan yang begitu banyak.

"Anak-anak bagaimana Mas.? Mereka nggak nangis Mas tinggal kesini.?" Tanya Sinta begitu Alan menutup pintu. Dalam keadaan sakit seperti itu, Sinta masih saja memikirkan anak-anak. Beda sekali dengan Liana.

"Aman. Mereka malah nyuruh Mas nemenin kamu disini sampai sembuh." Jawab Alan seraya meletakkan barang bawaannya di sofa.

"Jatah makan malamnya belum di antar ya.?" Alan mengedarkan pandangan dan tidak mendapati ada makanan di sana. Sinta menggeleng sebagai jawaban.

"Mas cuma bawa buah-buahan sama roti. Kamu pengen makan apa biar Mas beliin di depan rumah sakit." Alan duduk di pinggiran brankar dan menatap Sinta dengan lembut penuh perhatian.

"Yang Mas Alan bawa saja. Mas Alan nanti cape kalau bolak-balik."

Alan mengangguk dan beranjak mengeluarkan makanan yang dia bawa. Dia juga mengeluarkan ponsel milik Sinta dari dalam tas.

"Mas bawain hp kamu, siapa tau kamu bosen jadi bisa main hp." Kata Alan seraya memberikan ponsel itu pada Sinta.

Senyum haru terbit di wajah cantik Sinta. Bagaimana dia tidak jatuh cinta pada Kakak iparnya. Alan penuh perhatian meski terkadang keras dan semaunya.

"Makasih Mas. Sinta juga minta maaf karna sudah ngerepotin Mas Alan." Lirih Sinta. Alan pasti pusing memikirkan dia dan anak-anak dalam keadaan seperti ini.

"Siapa bilang Mas repot, Mas senang bisa merawat kamu. Waktu Mas sakit, kamu juga yang merawat Mas." Alan memberikan roti yang sudah dia buka bungkusnya. Sinta hanya tersenyum. Dia memakan roti dari Alan.

"Mas Alan nggak makan.?"

"Sebenarnya Mas pengen makan juga, tapi yang mau Mas makan lagi sakit." Seloroh Alan santai.

Mata Sinta melotot dengan kedua pipinya yang sudah merona. "Mas.!" Tegur Sinta malu.

Alan terkekeh renyah. "Bercanda." Tangannya terulur dan mengacak gemas pucuk kepala Sinta.

"Mas udah makan di rumah, di dapur masih ada masakan kamu, sayang ada makanan enak nggak di makan." Tutur Alan.

Pipi Sinta makin merona dibuatnya. Ada perasaan bahagia dan bangga yang sulit di jelaskan. Alan sangat menyukai masakannya dan tak pernah absen memuji masakannya.

"Anak-anak sudah makan juga.?"

"Sudah, tadi anak-anak minta mampir ke restoran sebelum pulang. Makanya Mas baru datang sekarang."

Sinta menghela nafas lega. Anak-anak sudah di urus dengan baik oleh Alan.

...******...

"Cuma dehidrasi Mah, ini juga sudah sehat kok. Mungkin nanti sore sudah boleh pulang." Jawab Sinta melalui sambungan telfonnya.

Pagi-pagi sekali Mama Heni sudah menghubungi Sinta begitu tau putri bungsunya di larikan ke rumah sakit.

"Syukurlah. Mama sebenarnya ingin pergi ke Jakarta, tapi Mas mu melarang karna Mama pergi sendiri. Mas mu sedang sibuk, ada proyek." Lirih Mama Heni sedih.

"Sinta nggak sakit parah, Mama jangan khawatir."

Sinta dan Mama Heni masih fokus mengobrol. Mereka membicarakan banyak hal sampai panggilannya berlangsung cukup lama. Sementara itu, Alan tampak nyaman memeluk tubuh Sinta dari belakang sambil memejamkan mata. Semalaman dia dan Sinta tidur di atas brankar yang sama. Walaupun Sinta sudah melarangnya, tapi Alan tetaplah Alan yang pemaksa. Dia lebih suka tidur berhimpitan di kasur yang sempit demi tidur bersama Sinta.

"Udah nelfonnya.?" Tanya Alan ketika suasana berubah hening.

"Sudah."

"Kamu nggak pengen ke kamar mandi.? Sejak kemarin sore Mas nggak liat kamu ke kamar mandi. Bilang saja kalau mau ke kamar mandi, nanti Mas temenin sampai ke dalam." Ada nada menggoda di akhir kalimat. Sinta merespon dengan menyikut perut Alan di belakangnya.

"Kenapa pikiran laki-laki selalu mesum." Protes Sinta.

"Sudah dari sananya. Mas juga nggak tau." Alan menjawab dengan santai.

"Makanya Mas sering melarang kamu keluar rumah pakai baju ketat. Karna yang ada dipikirkan laki-laki bisa terlihat telan jang walaupun dibalut kain ketat." Jelasnya sembari mengeratkan pelukannya pada Sinta.

"Berarti Mas Alan juga begitu.?" Tanya Sinta penasaran.

"Semua laki-laki normal bisa punya imajinasi seperti itu. Kecuali laki-laki kaum tulang lunak, dia liat wanita telan jang sekalipun nggak akan ada pikiran macam-macam." Kata Alan.

"Semua laki-laki sama saja." Cibir Sinta tak habis pikir.

Alan hanya terkekeh. Sinta tidak tau saja isi kepala laki-laki lebih parah dari yang dia katakan tadi.

Suasana kembali hening sesaat.

"Mas.?" Panggil Sinta pelan.

"Iya sayang.?" Alan menjawab penuh kelembutan.

"Jangan kebiasaan panggil sayang, nanti kalau keceplosan di depan orang bagaimana." Nada protes Sinta penuh kekhawatiran.

"Tapi Mas sayang kamu, masa nggak boleh panggil sayang."

"Diem Mas.! Aku nggak ngomong lagi." Kesal Sinta. Alan sangat hobi membuatnya kesal.

"Sayang,, sayang,, sayang,," Alan malah sengaja bicara di dekat telinga Sinta. Dia kemudian tertawa lantaran Sinta menutup telinga.

1
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 💪🏻😘🙏🏻
Zainab Ddi
lagian Galang nikah sama anak muda mah harus sabar apalagi masih kuliah duh byk banget cobaan nya siapa Clara sebenarnya kok author ngak cerita ya🤔🤔🤔istri galang
Alik ArienDut
nah loh kenapa Galang udah nikah aja
Dian Rahmawati
wah Clara kyknya ga menghargai keluarga Galang
Ais
Wah mas galang ngak ksh"kbr tau"udah nikah aja sm daun muda anak kuliahan lg kok bs seh trus knp istrinya galang kok enggan banget dtng kermh mama heni ada apa galang apa yg kamu sembunyikan sekalipun istri adalah ratu dlm rumah tangga kamu ttp aja sbg suami kamu hrs bs mengarahkan istri kamu untuk bs sayang sm ibu kamu galang karena kamu anak laki"satu"nya dlm keluarga tanggungjwb kamu bkn hny pd istri saja tp pd orangtua kamu juga bila msh hidup
erma wahyuningsih
bagus
Eka Bundanedinar
knpa menantu nya mama heni sllu ada aja masalah
mngkin clara orang kaya jd cuma mnfaatin galang kisah galang dimulai
alan beranak lg
Lela
da apa dengan rumh tangga galang,,,mungkinkah sebenrnya tidak baik2 sajah
fitri
aduh Thor gimana si lanjutan nya LG seru seru nya juga🥰 aku tunggu ia Thor semangat terus 👍
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Sugiharti Rusli
semoga nanti setelah dari resort masalah kesalahpahaman antara Steven dan Rania bisa mendapatkan solusi terbaik yah
Dien Elvina
Steven harus peka ..dlm hubungan rmh tangga harus cair ..sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman..harus ngertiin mungkin Rania ingin tinggal di rmh sendiri..
Eka Kaban
ini pelajaran buat kita perempuan lelaki gak pernah rugi memang udah ada Lebel an*ing tapi kita perempuan Lebel pelakor merajut kemana mana
Aprisya
solusi terbaik yaitu ya pindah rumah,, walaupun steven anak satu2nya,,apalagi dirumah masih ada saudara pada kumpul,,,
Ruwi Yah
semoga ada solusinya biar masalahnya segera teratasi dan rumah tangga rania steven baik2 saja
Ummi Yatusholiha
semoga permasalahan kalian bisa diselesaikan dgn baik ya
Uthie
Nexxxttt 💞
Ais
Yg namanya hubungan pasangan itu hrs ada yg bs menjadi air dikala salah satu pasangannya tengah menjadi api artinya masalah dlm hubungan pasangan suami istri ngak akan ada titik temunya klo keduanya msh mempertahankn ego dan kemarahan posisi steven mmg sngt sulit tp bkn berarti ngak ada penyelesaiannya mungkin steven bs mulai bertanya dgn para pekerja dirmh bagaimana sikap smua orang rumah pd rania cr pelayan rmh yg bnr"bs jujur dan ngak kuatir mengungkapkan smua fakta yg ada kemudian pasang cctv yg kira"tidak diketahui smua anggota keluarga agar steven bs smakin meyakinkan hatinya dan bs mengambil sikap tidak tidak berat sebelah pd salah satunya
Bunda Abil
semoga mereka berdua bisa menemukan titik terang dalam masalahnya
Mitha Ali
♥️♥️♥️♥️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!