NovelToon NovelToon
Musim Semi Di Batalyon

Musim Semi Di Batalyon

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Kehidupan Tentara / Persahabatan / Romansa
Popularitas:54.5k
Nilai: 5
Nama Author: NaraY

Tiga orang pria bersahabat dengan seorang gadis cantik dari masa bangku SMP hingga mereka dewasa. Persahabatan yang pada akhirnya diwarnai bumbu cinta yang saling terpendam hingga akhirnya sang gadis tersebut hamil dan membuat persahabatan mereka nyaris retak.

Siapa sangka sebenarnya salah satu di antaranya mencintai seorang gadis yang sebenarnya selama ini amat sangat dekat di antara mereka.

Seiring berjalannya waktu, rasa sakit mulai terobati dengan hadirnya si pelipur lara. Hari mulai terasa bermakna namun gangguan tidak terhindarkan. Mampukah mereka meyakinkan hati gadis masing-masing, terutama gadis yang salah satunya memiliki rentang usia bahkan 'dunia' yang berbeda dengan mereka.

SKIP yang tidak suka dengan KONFLIK.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Bujukan Bang Arma.

Terlihat Riris bisa akrab dengan Tria namun para lelaki tidak tahu kenapa Riris tidak bisa akrab dengan Nadia, bahkan setiap Nadia berada di antara mereka, Riris terkesan menyindir. Hal itu membuat Bang Arma merasa sangat tidak nyaman karena tidak tega melihat istrinya seolah tidak di anggap.

"Kenapa sikap Riris seperti itu? Riris, Tria dan Nadia memiliki posisi yang sama. Mereka bertiga sama-sama adalah sah sebagai seorang istri, mau berapapun usia Nadia.. dia tetap pendamping hidupku, Nyonya Arma. Tidak bisa kah kamu mengajari istrimu untuk sopan santun pada Nadia." Tegur Bang Arma langsung pada pokok persoalan.

Bang Angger tidak bisa mencegah apapun, seluruh isi hatinya sudah terwakili oleh Bang Arma yang kini lebih berhak atas diri Nadia.

"Maaf Ar, semua di luar kendali ku. Aku akan membimbing Tria lagi. Sekali lagi aku mohon maaf..!!" Bang Aryo pun merasa tidak enak hati.

Bang Arma pun masuk ke dalam kamar untuk menyusul Nadia yang tidak ikut bergabung dengan yang lain.

~

Benar saja, di dalam kamar Nadia memang sedang menangis. Hatinya menjadi lebih sensitif. Mungkin bawaan bayi membuatnya menjadi lebih sering menangis dan mudah merasa.

"Jangan nasihati Nadia..!! Nadia nggak mau dengar apapun lagi..!!" Kata Nadia bahkan sebelum Bang Arma mengatakan apapun.

"Abang nggak akan nasihati apapun. Kamu berhak untuk marah karena Riris salah sudah bicara seperti itu."

"Apa usia muda selalu salah dan di persalahkan? Kenapa sejak dulu Mbak Riris tidak suka dengan Nadia padahal Nadia tidak pernah mengganggunya meskipun dulu Mbak Riris pernah tidur satu tenda sama Abangku, itu juga masih pacaran sama Mbak Tria." Oceh Nadia.

Seketika Bang Arma membungkam mulut Nadia dan memeluknya. "Tolong, sayang..!! Hal yang seperti ini kita pendam sendiri saja. Jangan sampai Tria tau. Kasihani kakak iparmu, masa lalu itu adalah hal pribadi mereka. Biarkan mereka hidup dengan baik, kita juga punya masalah rumah tangga kita sendiri..!!"

Nadia terdiam sejenak. Mungkin di masa lalu Abangnya memang salah tapi Mbak Tria adalah wanita yang sangat baik dan dirinya tidak ingin menyakiti hati kakak iparnya itu.

"Nadia mau kan menurut apa kata Abang?" Tanya Bang Arma membujuk Nadia sebab ia pun tidak ingin istrinya tersangkut masalah apapun dalam rumah tangganya nanti."

"Iya Bang. Nadia nggak akan bicara apapun."

***

Bang Arma mual saat baru terbangun dari tidurnya. Entah sudah berapa lama dirinya sering mengalami mual dan muntah.

"Abang mual lagi?" Tanya Nadia saat menyiapkan sarapan pagi untuk Bang Arma.

"Iya dek. Abang minta tolong buatkan kopi pakai kecap..!!" Perintahnya.

Sejenak Nadia tertegun tapi kemudian segera membuatkan permintaan sang suami. Mungkin rasa ingin Bang Arma sama persis seperti inginnya kemarin.

:

"Alhamdulillah." Ucap lega Bang Arma saat rasa mual mulai menghilang. Kini hatinya kembali merasa tidak tega sebab ia tidak ingin Nadia merasakan mual yang begitu menyiksa.

"Masih mual ya Bang?"

"Tidak lagi. Selama kamu bisa makan, makanlah yang banyak. Kenyangkan perutmu, jangan sampai di tunda dan jangan sampai perutmu kosong." Nasihat Bang Arma.

Nadia terus menatap kedua manik mata elang Bang Arma. Ia pun akhirnya mengalihkan pandangan, rasanya tidak sanggup jika harus bertemu pandang dengan Bang Arma.

"Apa Abang masih mencintai Mbak Riris?" Tanya Nadia.

Bang Arma tersenyum tipis, ternyata dirinya memang harus menebalkan rasa sabar menghadapi bumil kesayangan.

"Abang harus bagaimana agar kamu percaya kalau tidak ada nama Riris lagi dalam hati Abang..!! Mau belah dada Abang?" Tantang Bang Arma.

"Kenapa ancaman laki-laki selalu begitu? Padahal tidak mungkin perempuan meminta pasangannya untuk mati." Kata Nadia.

"Makanya kamu bilang saja, Abang harus bagaimana? Kalau kata tidak bisa memuaskan rasa percaya mu, kami-kami ini siap bertaruh nyawa asalkan kalian yakin bahwa kami-kami ini sekali mencinta tidak akan pernah berkhianat." Jawab Bang Arma.

"Gombal, buaya darat..!!" Nadia semakin memalingkan wajah cantiknya yang sudah meremang memerah menahan haru.

"Buaya itu setia lho dek."

"Kalau di air, kalau di darat ya beda lagi." Sambar Nadia.

"Kalau di darat ya cari kamu, minta anak perempuan." Celetuk Bang Arma kemudian menggelitik pinggang Nadia.

"Abaaang..!!!" Jerit kecil Nadia khas dengan suara manjanya.

"Huusstt.. ada tamu tuh."

"Abang sih." Gerutu Nadia karena jemari Bang Arma masih bergerilya di atas tubuhnya.

Jeritan Nadia terdengar sampai luar kamar dan semua yang terpaksa mendengarnya harus pura-pura tuli untuk menghormati Bang Arma yang pastinya sedang membujuk Nadia. Hanya wajah Riris saja yang terlihat datar seakan tidak suka.

"Apanya yang Abang?? Kamu yang cari perkara terus, bikin Abang gemas saja." Bang Arma menghujani Nadia dengan ciuman kecil. Awalnya ia hanya sekedar bercanda, namun siapa sangka naluri nya malah tergoda. Ia pun 'memepet' Nadia.

"Iihh.. mau apa Bang??"

"Keramasin adek sebentar yuk..!!" Bisik Bang Arma.

"Nggak.. nggak mau. Abang nggak mungkin cuma keramasin. Pasti Abang guyur sampai tenggelam." Protes Nadia.

"Yaaaa.. mau bagaimana lagi. Setiap dekat sama kamu bawaannya pengen bawa banjir."

"Abang joroookk iihh..!!"

"Tapi suka kan???" Goda Bang Arma.

.

.

.

.

1
Ratu Tety Haryati
Kehadiran calon baby diluar rencana memang kecerobohan kalian, yang melakukan sidak tanpa pengawal keamanan.
Tapi ambil hikmahnya, selain sebagai rejeki kehadirannya juga sebagai pelengkap setelah adanya 2 jagoan, dan menambah kokohnya cinta kalian
Ratu Tety Haryati
Hai Adik Gembul... bisa-bisanya ya kamu lagi panik begini masi ingat cake ubi🤦🤣
Ratu Tety Haryati
klo sudah begini... entahlah... harus tertawa atau menangis😂😭
Ratu Tety Haryati
Kebayang paniknya sebatalyon😂
Ratu Tety Haryati
Dua anak laki-laki usia 3th sedang gemas dan aktif2nya. Saking gemasnya sampe buat kita orang lelah mau menangis.
Tapi seorang ibu tak pernah rela anak2nya dimarahi sekalipun itu oleh ayahnya
mudahlia
wkwkwkkwkwkw
mudahlia
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/kurang asem
Mika Saja
piye to bang Arma,,,kurang perhatian nih sampe istri hamil gak tau 🤭🤭
Murni Zain
kesayangan bang Arma ni 👧🏻
Lendra malayu
next kak nara /Angry/
siti muhlihah
hayo bang arma,,,,,si cantik sdh otw jdi,,,,princees kesyangan klrga ya bng
Mira Lusia
semoga mereka berdua akur2 aja ya
Mika Saja
salut sama bang Arma SM Nadia
Yane Kemal
Mbak Nara pintar banget ngaduk 2 perasaan kita
Yane Kemal
Alhamdulillah ya Alloh
Maysuri
alhamdulilah jumpa juga....
Ratu Tety Haryati
Alhamdulillah... Abang Sakti akhirnya ditemukan🤲

Miris sekali keadaannya😭

Usut tuntas siapa yang menculik dan menjual Putramu, Abang...
Nabil abshor
😭😭😭 sedih amat ,,,,,,
Murni Zain
Kasihan sekali ya bang Sakti waktu kecil punya cerita sedih
Lendra malayu
sedih jg kisah masa kecil bang jj n bang sakti ya thorr,, aku jd terhura /Sob//Sob/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!