5 Miliyar Untuk Melahirkan Keturunan Ku

Malam panas terlewatkan di antara dua pasangan. Pasangan yang halal dan pasangan yang belum ada ikatan pernikahan.

Alvano sudah terbangun terlebih dahulu. Namun dia masih tetap betah berada di sisi Kyarra dengan Kyarra yang masih tertidur di dalam pelukannya yang berbantalkan lengan Alvano.

Tangan Alvano mengusap-usap rambut Kyarra dengan Alvano yang mengeluarkan senyum yang tidak mengerti apa arti dari senyum tersebut. Melihat bibir Kyarra yang begitu menggoda membuat Alvano langsung memberikan ciuman. Bibir itu memang sudah menjadi candunya yang membuatnya ingin terus menikmati dan tidak akan pernah bosan untuk menikmati.

Selesai Alvano memberikan ciuman di pagi hari dengan bersamaan Kyarra yang membuka mata indah itu perlahan dan langsung melihat sang suami yang tampan di lagi hari yang sudah menunjukkan karismanya.

"Apa ini sudah pagi?" tanya Kyarra dengan suara khas bangun tidur.

"Ini sudah pagi? Kamu pasti lelah!" ucap Alvano dengan begitu lembut yang berbicara menatap Kyarra begitu dalam. Tatapan seperti sangat menyayangi.

"Apa tidur kamu nyenyak?" tanya Alvano. Kyarra menggelengkan kepalanya.

"Kenapa turnya nyenyak. Apa karena tidur hanya sebentar?" tebak Alvano. Kyarra mengangguk jujur dan bagaimana tidak tidur sebentar Alvano terus tambah tadi malam.

"Itu memang kesalahanku. Jadi kamu tidurnya kurang," ucap Alvano.

"Kenapa tatapannya sangat berbeda pagi ini, dia terlihat manis dan bahkan tidak seperti pagi biasanya. Apa karena dia mendapatkan jatah dan makanya berbicara sangat manis dan kata orang-orang memang laki-laki jika mendapatkan jatah pasti akan berubah menjadi sweet," batin Kyarra.

"Kenapa melamun?" tanya Alvano.

"Tidak apa-apa. Hmmmm aku mau mandi dulu!" ucap Kyarra yang ingin bergerak dari pelukan Alvano. Namun Darren menahannya dan malah memeluk Kyarra erat.

"Masih pagi Kyarra. Jika mandi sangat dingin. Jadi tetaplah di sini," ucap Alvano.

"Tapi bisa mandi air hangat," ucap Kyarra.

Alvano menatap Kyarra dan tiba-tiba mencium bibir Kyarra lagi.

"Aku masih ingin kamu tetap di sini!" ucap Alvano melepas ciuman itu.

Kyarra hanya diam saja dengan kembali merasakan kecupan, kemanisan dari seorang Alvano.

"Kyarra kamu juga tidurnya bukannya sangat kurang. Jadi istirahatlah sebentar," ucap Alvano. Kyarra tetap diam saja dan sangat penurut.

Tiba-tiba Alvano bergeser yang membuat Kayra bingung dan tubuh Alvano yang tiba-tiba menindih Kyarra di pastika tubuh keduanya yang sama-sama polos kembali menempel.

"Kamu mau ngapain lagi?" tanya Kyarra panik.

"Aku ingin melakukannya lagi," jawab Alvano membuat mata Kyarra melotot.

"Tapi bukannya sudah tadi malam," Kyarra merasa Alvano gila. Jika kembali menyentuhnya. Padahal belum sampai 1 menit Alvano menyuruhnya tidur karena kurang tidur dan sekarang malah ingin lagi.

"Bukannya aku punya hak ingin melakukan kapan saja, malam, pagi, siang atau kapanpun yang aku mau," sahut Alvano dengan seriangi nakal di wajahnya.

"Tapi...mpt...mpt.

Kyarra tidak melanjutkan kalimatnya saat Alvano yang kembali membungkam mulutnya dengan ciuman. Kyarra harus pasrah dengan apa yang di lakukan Alvano. Jika kembali menyentuhnya.

Bahkan dengan cepat tangan Alvano kembali meraba tubuh Kyarra yang membuat Kyarra pasrah dan tidak bisa munafik jika dirinya kembali hanyut dalam surga yang di berikan Alvano. Kyarra menikmati sentuhan yang kembali luluh dan masuk perangkap sang suami

Alvano menyunggingkan senyumnya yang selalu merasa bangga dengan istrinya yang bisa nyaman dan langsung beraksi dengan sentuhan yang dia berikan mampu membuat Kyarra menikmati.

Apalagi Alvano sangat pintar bermain di area-area kelemahan Kyarra. Kelemahan yang menjadi kenikmatan untuk Kyarra.

Alhasil pasangan itu kembali saling bercinta dengan penuh kenikmatan di pagi hari. Pagi yang begitu dingin di ubah menjadi panas dengan kenikmatan yang tidak bisa di ungkap dengan kata-kata. Otak Alvano memang tidak akan terkendali yang sudah ketagihan dengan Kyarra yang membuatnya terus ingin melakukan hubungan itu.

*************

Lain dengan pasangan Diandra dan Darren yang berada di dalam kamar. Mereka berdua yang sudah bangun dan Darren yang memakai celaannya di depan Diandra yang duduk bersandar pada kepala ranjang dengan tubuh yang di tutupi selimut sampai dadanya yang di pastikan tubuh itu masih polos.

Darren mengambil kemeja putih itu yang di atas lantai dan langsung di pakai dengan Diandra yang memperhatikan setiap pergerakan laki-laki yang tadi malam memberikan kepuasan dan kenikmatan kepadanya.

"Apa ini yang kau inginkan?" tanya Darren yang melihat Diandra dengan ujung matanya.

"Apa maksud mu?" tanya Diandra.

"Kau ingin tidur denganku dan menjebakku dengan cara seperti ini," ucap Darren.

"Hah!" Diandra mendengus kasar dengan menyibak rambutnya kebelakang.

"Aku tidak menjebakmu. Tapi kau yang memaksaku untuk melakukan semua ini. Apa kau tidak ingat jika kau menarik tubuhku dan langsung menyerangku. Jadi di sini kau penjahatnya," tegas Diandra. Membuat Darren mendengus kasar dengan menyunggingkan senyumnya lalu membalikkan tubuhnya yang berhadapan dengan Diandra.

"Kau memang bisa bersandiwara. Bagaimana mungkin aku bisa kekamar ini. Jika bukan kau yang membawaku ke mari," sinis Darren.

"Kau memang tidak berterimakasih kepadaku. Aku memang membawamu ke dalam kamar Hotel ini untuk menyelamatkan mu. Karena kau mabuk. Tapi kau malam menggunakan kesempatan untuk menyentuhku," tegas Diandra yang mencari pembelaan.

"Lalu menurutmu aku percaya dengan kata-kata mu. Aku sudah sering menemui wanita penjebak sepertimu. Kau mencampurkan sesuatu kedalam minumanku dan merencanakan semuanya sesuai dengan apa yang kau inginkan sampai hari ini," tegas Darren.

Diandra terdiam. Seolah apa yang dikatakan Darren memang benar apa adanya yang membuatnya terdiam dan tidak bisa menyangkal pernyataan dari Darren.

"Apa yang kau harapkan Diandra. Kau ingin apa dariku. Kau di perintahkan Alvano melakukan semua ini untuk tujuan apa!" sinis Darren.

"Kau sangat bodoh yang mengorbankan tubuh mu hanya untuk membantu pria pengecut seperti dia!" kecam Darren membuat tangan Diandra mengepal.

"Jaga bicaramu. Semua ini tidak ada kaitannya dengan Alvano dan aku menegaskan kepadamu. Jika kau yang melakukan semua kepadaku berdasarkan keinginanmu. Kau jangan pura-pura lupa jika kau memaksaku," tegas Diandra.

"Lalu setelah ini apa yang kau inginkan hah! Aku harus bertanggung jawab!" sahut Darren.

"Ck!" Darren berdesak yang tertawa meremehkan Diandra

"Jangan bermimpi. Aku akan menikah dan apa yang terjadi di antara kita berdua tadi malam. Itu hal yang biasa dan kau juga biasa melakukan hal seperti itu. Jadi jangan mengkhayal terlalu tinggi. Karena aku akan menikah! dan semua kejadian ini tidak ada apa-apannya," tegas Darren yang merendahkan harga diri Diandra.

Darren tidak mengatakan apa-apa yang mengambil ponselnya dan pergi dari kamar itu.

"Kau pikir bisa menikah setelah tidur denganku!" langkah Darren terhenti mendengar pernyataan Diandra.

Darren menyunggingkan senyumnya,"Kau yang menginginkan hal ini dan itu bukan urusanku. Apa yang terjadi tidak akan mengubah pernikahanku dan kau juga bukan pertama kali melakukan semuanya," sahut Darren. Darren bahkan ingin pergi.

"Lalu apa kekasihmu masih mau menikah denganmu setelah melihat ini?" tanya Diandra dahi Darren mengkerut mendengarnya.

"Arghhh!" terdengar suara desahan yang membuat Darren kaget.

"Kau benar-benar sangat nikmat, kau membuatku ketagihan!" Darren juga mendengar suara seorang pria membuat Darren langsung membalikkan tubuhnya dan Diandra yang sudah tersenyum dengan memberikan ponsel yang menunjukkan layarnya dengan rekaman percintaan mereka.

Bersambung