NovelToon NovelToon
Sirkuit Rasa

Sirkuit Rasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Romansa
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Reinand_

Apa itu cinta?

Mungkin ini hanyalah kisah cinta monyet yang di alami perempuan muda di masa-masa SMP nya, bisa juga ini adalah awal kisah cinta nya yang akan ia selalu rasakan sampai kapan pun juga.

Aku Reyna Celestia berumur 14 tahun, siswi Sekolah Menengah Pertama yang merasakan apa itu jatuh cinta pada pandangan pertama. Mungkin terdengar aneh bila yang mengatakan nya hanyalah gadis muda yang belum cukup untuk merasakan jatuh cinta. Namun inilah kisahku...

Bagaimana akhir nya? Apakah aku akan mendapatkan akhir yang aku inginkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reinand_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bercerita

Pagi hari aku bangun seperti biasanya, ku lihat ke arah jam dan ternyata baru menunjukan pukul 7.

Aku bangkit dari kasur ku dan pergi ke kamar kecil untuk mandi. Setelah selesai mandi, aku hanya mengenakan hoodie dan celana pendek.

Aku turun ke ruang makan pada pukul 8, ku lihat di sana ada Davin yang sedang makan.

"Loh mama mana?", tanyaku padanya sembari duduk berhadapan.

"Tadi mama ikut papa ke kantor", jawabnya yang terlihat masih mengantuk tapi memaksakan untuk makan.

"Oh gitu", ucapku, lalu mengambil makan yang ada di meja untuk sarapan.

Suasana di meja makan saat itu, hanya terdengar benturan sendok saat mengambil makan. Setelah selesai sarapan, aku merapikan dan mencuci piring kotor lalu duduk kembali di hadapan Davin dan menatapnya.

Davin yang merasa di tatap lama, akhirnya buka suara.

"Aku tau aku ganteng, jari jangan di tatap terus", ucapnya

"Dih ke pd an banget deh jadi orang",

"Ya terus kenapa coba?", tanya nya

"Mau cerita hehe", jawabku padanya

"Tentang Marvin?", tanya nya lagi? Dan aku pun menganggukkan kepala.

"Yaudah, di ruang tv aja yok sambil nonton, oh iya bawa cemilan dari kulkas ya, lumayan kan mau dengerin dongeng", ejeknya lalu ia pergi menuju ruang tv.

Aku pun mengambil beberapa cemilan yang ada di kulkas, lalu menyusul Davin. Kulihat ia sedang duduk di atas sofa sambil menonton televisi lalu menghampiri dan duduk di sebelahnya.

"Ih malah nonton, nanti ga fokus denger ceritanya dong padahal sendirinya yg nawarin diri semalem", omel ku padanya

Mendengar ucapanku Davin langsung mematikan televisi dan berbalik menghadap ku.

"Iya iya, ayo mulai", ucapnya sembari mengambil salah satu cemilan dan membukanya.

"Vinnnn.... Kamu tau kan aku suka dia", Rengek ku padanya

"Iyaa tau, terus terus", jawabnya

"Ya, kamu liat sendiri kemarin, kamu juga tau kan respon Marvin selama ini dari cerita aku?", jelas ku padanya, dan ia hanya menganggukkan kepala.

"Tapi kemarin itu beda banget vin.. aku baru liat Marvin kayak gitu ke Sheila", jelas ku lagi

"Kalau dia buka hati buat Sheila kamu mau gimana?", tanya nya

Aku terdiam sejenak saat mendengar perkataannya, lalu menjawab...

"Ya sebenernya mau gimana lagi, aku kan emang bukan siapa-siapa Marvin selama ini. Tapi, lihatnya sakit vin", jawabku sambil cemberut.

"Hmm", Davin hanya mengangguk sambil memakan cemilannya

"Aku harus gimana dong vin?", tanyaku padanya

Davin menyimpan cemilannya lalu menatapku dan berkata "Ga mau coba ungkapin?"

"Bukan ga mau, tapi kalau tiba-kayaknya ga bisa"

"Kenapa ga bisa?", tanya nya lagi

"Aku juga tau Sheila udah suka Marvin dari lama, kalau aku tiba-tiba ungkapin gitu aja, yang ada Sheila ngerasa aku rebut Marvin dong? bukan cuma Sheila yang bakal mikir kayak gitu doang, sahabat aku yang lain juga bisa aja mikir kayak gitu", jawabku

"kenapa ngerasa direbut, kan dia juga belum jadi pacarnya Marvin", jelasnya

"Yaa, gimana ya jelasin nya... Ah bingung aku, pokoknya ga bisa kalau tiba-tiba", tolak ku padanya

"Yaudah, kalau gitu kamu coba cerita aja ke sahabat kamu, jelasin kalau kamu juga udah suka Marvin dari lama, kalau emang kalian mau berjuang dengan sportif buat dapetin Marvin kenapa engga kan?", saran Davin

Aku mendengarkan saranya dengan baik, lalu berfikir sejenak.

"Bisa aja sih.. Tapi aku takut vin", jawabku

"Kalau takut terus, sekarang kamu lebih milih bingung sama galau sendiri? Gini amat cinta diem diem makanya yang berani dong, belajar jadi cegil kayak Sheila sana", ejeknya

"ihh ngeselin, iya iya nanti waktu masuk sekolah aku coba deh", ucapku dengan menatap sinis ke arahnya

"Nah gitu dong", ucap Davin sambil mengambil lagi cemilan yang ada si dekatnya.

"Udah nih ceritanya?", tanya nya

"Udah", aku mengambil remote tv dan menyalakan nya

Aku melihat ke arah cemilan, tidak ada yang aku mau. Ingin ice cream, tapi ice di kulkas habis lagian kemarin juga lupa untuk beli.

"Aku mau ke lua dulu ya", ucapku sambil berdiri dari sofa

"kemana?", tanya nya

"Beli ice cream", jawab ku dengan singkat sambil melihat ke arah nya

"mau di anter? Lumayan jauh kalau jalan", tawar Davin

"Hehe ayok anter", jawab ku

"Dasar, yaudah tunggu depan aja, aku ambil dulu kunci motor di kamar", ucap Davin

Aku mengacungkan jempol ku, lalu pergi berjalan ke arah depan rumah. Tak lama menunggu, Davin keluar dari dalam garasi dengan motornya.

"Ayo", teriak Davin

Mendengar itu, aku berlari kecil ke arahnya dan naik ke atas motor. Tak sampai 10 menit, aku dan Davin sudah sampai si sebuah supermarket.

Kami berdua masuk kedalam supermarket tersebut, Davin mengambil troli dan mengikuti ku dari belakang.

"Kenapa ga pake keranjang aja, aku cuma mau beli ice cream", ucapku pada Davin

"Dari kemarin cemilan udh pada di makanin mulu, sekalian isi lagi aja", jawab nya

"Yess, aku mau milih kalau gitu", ucapku dengan semangat

Davin yang melihatku hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum. Kami berdua berkeliling bersama, mengambil berbagai jenis snack, minuman-minuman, apalagi untuk susu Strawberry tidak boleh ketinggalan, selain ice cream Reyna juga sangat menyukai susu Strawberry, dan tentu saja banyak jenis ice cream yang mereka beli.

"Sini troli nya, biar aku bayar ke kasir", ucapku pada Davin

"Gak usah, aku aja yang bayar kamu tungguin aja di motor", titahnya

"Loh ga bisa gitu, kan aku yang awalnya mau ke sini, masa kamu yang bayarin", tolak ku

"Kan sekalian isi kulkas di rumah juga, pokoknya aku aja yg bayar", ucap Davin sambil berjalan pergi mendorong troli ke arah kasir.

Aku ingin membantunya membawa belanjaan tersebut, jadi ku ikuti dia menuju kasir, walau Davin menyuruhku untuk menunggu di motor.

Selesai membayar, aku mengajukan diri ku untuk membawa belanjaan tersebut. Namun Davin menolak, dia tidak membiarkan ku membawanya.

Akhirnya kami berdua pun pergi pulang, sesampai nya di rumah aku meminta pada Davin agar aku saja yang membereskan belanjaan ke dalam kulkas. Davin pun mengangguk, dan menyimpan belanjaan tersebut di dapur.

Setelah menyimpan belanjaan, ia memilih beberapa cemilan untuk ia bawa ke ruang tv. Aku pun segera membereskan belanjaan tersebut. Saat selesai, aku juga memilih beberapa cemilan, dan tentu nya membawa ice yang ingin ku makan ke ruang tv.

Di ruang tv aku melihat Davin sedan fokus menonton film, aku pun menghampiri dan duduk di samping nya.

"Cari film yang seru dong vin", ucapku pada lelaki itu

"Mau film apaan?", tanya Davin

"Apa ya... Horor? Action? Kamu mau nya apa?", tanya ku balik

"Action sih", jawabnya

Aku mengangguk setuju, dan kami berdua pun menghabiskan waktu berdua dengan menonton film di rumah.

1
sky
/Smile/
Anita Jenius
Ceritanya menarik.
aku bacanya nyicil ya.
5 like mendarat buatmu thor. semangat ya
Reii: Terimakasih kak/Smirk/
total 1 replies
sky
sheiiii
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!