NovelToon NovelToon
Boss Mafia Menjadi Istri Duke

Boss Mafia Menjadi Istri Duke

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Reinkarnasi / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita
Popularitas:407.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ellani

Caroline adalah seorang pegawai kantor biasa. Dia bekerja seperti orang biasa dan berpenampilan sangat biasa. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa dia sebenarnya adalah boss mafia di dunia bawah.

Suatu hari saat Carolin pergi melakukan perjalanan bisnis, tanpa diduga dia diserang oleh salah satu musuhnya dan mati karena helikopter yang jatuh lalu meledak.

Saat Carolin terbangun, dia menemukan dirinya berada ditubuh orang lain. Melihat kecermin dan memegang wajahnya dengan bingung, “Siapa?”

Akankah Caroline mampu bertahan didunia yang tidak dia ketahui ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ellani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 Batu di Goa

“Kita akan beristirahat disini malam ini,” ucap Ebi kepada pasukannya.

Semua orang bersiap – siap membangun tenda dan menyiapkan api unggun.

“Master apa kita akan berburu?” tanya Demon dengan semangat.

“Tidak … persediaan masih banyak, untuk apa kita mengursa tenaga kita sekarang,” jawab Caroline.

“Tapi Ebi bilang persediaan tidak terlalu banyak,” ucap Demon masih berharap ingin berburu.

“Tunggu persediaan benar – benar tinggal sedikit,” jawab Caroline lagi.

“Tuan putri … tenda sudah selesai,” ucap Ebi.

“Baiklah …” Caroline berdiri. Dia ingin beristirahat, pinggangnya sakit sekali mengendarai kuda. Sepertinya kerajaan ini harus menyediakan dudukan yang lebih lembut lagi.

Masuk ketenda, Caroline mulai mengeluarkan tehnya.

“Apa master membawa air panas?” tanya Demon.

“Aku membawanya.” Caroline mengangkat botol air minum yag sudah dia isi dengan air panas.

“Ini tidak akan cukup tetapi tidak masalah teh ku bisa dinikmati juga dengan air dingin walaupun lebih enak diseduh dengan air hangat,” ucap Caroline dengan bangga.

“Ngomong – ngomong baju besi ini cukup berat.” Caroline memandang baju besi yang dipakainya dan melepasnya segera.

“Ah … ini cukup lega sekarang,” ucap Caroline.

Caroline menyeduh tehnya dan menghirup aroma teh tersebut.

“Ini sangat nikmat.” Caroline sangat senang bisa menikmati tehnya dengan tenang.

“Apa aku boleh mencicipinya?” tanya Demon. Sepertinya enak!

“Baiklah aku akan menyeduhnya untukmu.” Caroline sangat senang berbagi hal yang dia sukai kepada orang lain.

“Apa kau bisa memegang gelas?” tanya Caroline.

“Aku tidak perlu memegangnya,” jawab Demon.

“Ah iya.” Caroline ingat dia bisa hanya menggunakan lidahnya saja.

“Ini cobalah.” Caroline menyerahkan teh yang sudha dia seduh.

“Teh buatan master! Terimakasih master,” ucap Demon dengan senang.

Demon mulai meminum teh itu dengan lidahnya. “Oh!” Demon terkejut dengan rasanya dan terus meminum teh itu.

“Ini sangat enak!!” ucap Demon dengan mata cerah.

Ada sedikit rasa bangga dalam diri Caroline setelah mendengar ini. “Kalau kau mau aku kana membuatkanmu setiap aku minum,” ucap Caroline sambil menyesap teh.

“Benarkah?! Terimakasih master!” Demon terus meminum the tersebut.

“Ngomong – ngomong, apa tidak masalah anjing meminum the?” Caroline baru memikirkannya sekarang. Apa ini tidak apa – apa?

“Ya … aku bukan hewan biasa,” ucap Demon membusungkan dadanya dengan bangga.

“Dan juga aku ini Raja serigala bukan Anjing,” ucap Demon lagi.

“Tapi saat ini kau sangat mirip dengan anak anjing,” ucap Caroline sambil memandang demon.

“Bukaan!!” teriak Demon.

“Ya … ya … baiklah serigala,” ucap Caroline.

“Aku akan keluar dulu melihat sekeliling daerah ini.” Caroline selesai dengan tehnya. Saatnya dia melihat sekeliling daerah ini.

“Aku akan menghabiskan tehku,” ucap Demon.

Keluar dari tenda Caroline melihat para prajurit bersantai duduk memulihkan tenaga mereka. Prajurit itu melihat Caroline namun tidak ada yang memberi salam padanya.

Caroline berjalan masuk kedalam hutan. Caroline berjalan cukup jauh dari tempat peristirahatan mereka. Dia seperti mendengar suara air, apa ada sungai?

Caroline berjalan lagi dan melihat air sungai yang mengalir, mata Caroline menjadi sangat cerah.

“Waw … sangat jernih!” ucap Caroline kagum. Dia bahkan bisa melihat apa yang ada didalam air dan juga ikan – ikan yang berenang.

“Haruskah aku menangkap ikan?” gumam Caroline.

Daerah ini sangat jauh dari tempat mereka berkemah. Caroline mengambil air itu dan mencuci muka dan tangan serta kakinya.

“Ini sangat segar,” ucap Caroline dengan lega. Dia akhirnya merasa hidup kembali, dia sebenarnya ingin mandi tetapi dia tidak ingin mengambil resiko jika ada yang datang kemari.

Caroline melihat kesamping. Goa?

Caroline berjalan menuju Goa tersebut dan memasukinya. Sepertinya tidak ada apa – apa. saat Caroline hendak kembali tiba – tiba ada sesuatu yang bercahaya.

“Apa ini?!” Caroline menghalangi cahaya itu dengan tangannya. Sepertinya dia pernah mengalami ini.

Caroline mengintip sedikit dan melihat cahaya yang redup dibalik batu. Hmm?

Caroline mengeluarkan pedangnya. Fokus mengalirkan mananya kepedang dan mulai menghancurkan tembok goa tersebut.

Dengan satu kali serangan tembok itu hancur dan sebuah batu besar menggelinding kekaki Caroline.

“Apa ini?” Caroline berjongkok dan melihat batu itu.

“Mungkinkah?!” Caroline segera mengigit jarinya dan meneteskan sedikit darah keatas batu itu.

Saat Caroline selesai meneteskan darah, dia menunggu reaksi dari batu itu.

“…..”

“Hanya batu biasa?” tanya Caroline sambil menatap ragu batu itu.

“Lupakan saja.” Caroline berdiri dan ingin meninggalkan goa itu.

Tetapi dia berhenti sesaat dan berbalik mengambil batu itu. “Baiklah aku akan membawamu sebagai kenang – kenangan,” ucap Caroline.

Setelah beberapa saat Caroline kembali ketempat peristirahatan.

“Yang mulia … anda dari mana saja?” tanya Ebi, dia sudah mencari putri Caroline dimana saja tetapi tidak menemukannya. Itu membuatnya cemas.

“Aku hanya jalan – jalan,” jawab Caroline.

“Mohon untuk tidak berjalan sendiri tuan putri,” ucap Ebi.

“Baiklah aku akan mengingatnya,” jawab Caroline.

“Sepertinya hari sudah mulai gelas … siapkanlah kayu bakar,” ucap Caroline sambil melihat langit senja.

“Baik Tuan Putri,” ucap Ebi.

Caroline berjalan dan memasuki tenda dengan batu ditangannya.

“Apa kalian melihat apa yang dipegang tuan putri?” ucap salah satu prajurit.

“Bukankah itu batu?”

“Ya … aku melihatnya!”

“Sepertinya rumor itu benar.”

“Kalian pergilah mencari kayu bakar!” teriak Ebi. Dia sangat tidak suka dengan sikap bawahannya terhadap tuan putri. Meskipun raja tidak menyukainya, Putri Caroline tetaplah anak kaisar.

“Master dari mana saja?!” tanya Demon.

“Kenapa kau tidak menyusul?” tanya Caroline.

“Hehe … aku sedang menikmati teh master,” jawab Demon. Dia kebanyakan minum teh sehingga perutnya kembung dan susah untuk mengikuti master.

“Bilang saja kau menjadi malas setelah minum the,” ucap Caroline.

“Am … master apa yang master bawa?” tanya Demon berusaha merubah topik.

“Aku tidak tahu… mungkin batu biasa?” Caroline menaruh batu itu diatas meja.

“Benarkah?” Demon berjalan melihat batu itu.

“Hei!!! Ini aku bukankah ini makhluk dari ribuan tahun lalu seperti aku?” ucap Demon.

“Dimana master menemukannya?” tanya Demon.

“Ha? sama sepertimu?” Caroline melihat batu yang tidak bereaksi dengan darahnya sama sekali.

“Ya … aku mengenalnya … dia adalah burung Phoenix,” ucap Demon. Demon dapat merasakan kekuatan dari teman lamanya.

“Benarkah? Lalu mengapa dia tidak bereaksi dengan darahku?” tanya Caroline mengerutkan kening.

“Itu karena dia butuh darah yang banyak … master tahu aku lebih kuat darinya jadi aku tidak butuh darah yang banyak,” ucap Demon dengan sombong.

“Begitu.” Caroline segera mengambil belati dari pinggangnya dan tanpa ragu – ragu menyayat tangan kirinya lalu meneteskan banyak darah pada batu itu.

“Master kenapa begitu tiba- tiba? Bagaimana kalau kau kehilangan banyak darah?” tanya Demon panik.

“Apa kau meremehkanku?” ucap Caroline.

“Tidak … itu.”

“Maaf.” Demon lupa kalau masternya bisa menyembuhkan diri dan juga sangat kuat.

Caroline fokus dengan batu itu.

“Oh!! Sepertinya berhasil!” teriak Demon. Batuk itu retak dan mulai mengeluarkan sedikit cahaya.

Cahaya besar mulai keluar menghalangi pandangan mereka berdua.

“Hei apa kau melihat cahaya ditenda Putri Caroline?”

“Tidak aku tidak melihatnya.”

“Benarkah?”

“Mungkin kau salah lihat … ayo kita siapkan untuk persiapan malam.”

“Awww … mataku perih sekali,” ucap Demon mengusap matanya.

Caroline perlahan membuka matanya dan melihat burung kecil berbulu merah dengan sayap dan alis api di pinggir bulunya.

Burung itu melihat Caroline dengan mata berbinar.

“PIYAAAK.”

“!!!!!”

Akhir dari Bab 15

1
nacho
bilakh sambungnya
Glenn Bungo
Thor lg ngapain, lama amat up nya, penasaran bingits lanjutannya thor 😁
Arabella Belvina Eveline.A
Thor aku masih nungguin lo😭😭
Wiwit Suryani
kok GX prnh upp lgi Thor
peri bunga
bagus ceritanya tapi up.nya lama kak, cepetin upnya dong kak
nacho
bilakh sambungnya cerita ini
Nrl.Ar04
ini udh tamat kah??udh lama ga up soalnya
Retno Putri
kk kpn up lgii nih.... 🥺
Apri
ini ceritanya tamat ya thor
Nursyamirza Mirza
lanjut ceritanya tor...
Mantab
oooh knapa lm skali punya aku sdh g sbr kelanjutannya. /Moon//Moon//Moon/
dewi_oetari14
karya yang tidak membosankan
Cha Sumuk
ga pernah up apkh tmtnya ngegantung?!!!
🌺chatalea🌺
ini author lagi kemanaaaa... kok belum update... aku menunggumu Thor....
Maydian li Maydian
lama kli up nu thor
Fenny
Kok lama kale upnya ditunggu lho🙏
Lisna Simbolon
thor apakah ini akan dilanjutkan ceritanya?
shinta tobing
kapan up kak??
nacho
bila sambungnya
mery
udah tamattttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!