Awalnya Su Lingyu adalah penggarap spiritual dari zaman modern. Namun karena sebuah kecelakaan konyol, ia terpaksa memasuki sebuah dunia novel percintaan zaman kuno, menjadi selir Pangeran Bupati Bo Mingchen sekaligus karakter penjahat wanita yang akan berakhir menyedihkan.
Su Lingyu tidak mau berakhir menyedihkan. Jadi dia dengan patuh menandatangani perjanjian perceraian lalu pergi. Dengan tubuh koi nya yang makmur, Su Lingyu berhasil melalui semua masalah yang timbul setelah bergesekan dengan pemeran utama wanita.
Namun, kenapa rasanya ada yang salah dengan plotnya? Dan apa yang salah dengan Bo Mingchen yang perlahan menipunya kembali ke istana pangeran bupati?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Balik Topeng Lemah Lembut
Sebelumnya, Bo Mingchen berniat untuk memberi Su Lingyu beberapa pelayan dan penjaga, tapi ditolak. Su Lingyu tidak mau ada orang lain yang mengganggu dirinya. Terlebih lagi, pasti selalu ada pelayan yang berkhianat kepada tuannya.
Bagaimana jika suatu hari, pelayan yang ada di sisinya berkhianat?
Su Lingyu tidak mau. Terlalu merepotkan untuk mengurusnya. Oleh karena itu, mengurus rumah sendiri tidak masalah. Rumahnya juga tidak terlalu besar. Dan Su Lingyu hanya ingin bersantai di rumah. Jika ada kesempatan, dia mungkin akan menikah dengan pria yang dicintainya.
Yah … siapa yang tahu bukan? Dia adalah gadis dengan tubuh koi. Pasti pria yang menjadi takdirnya juga tidak akan buruk.
Su Lingyu mengistirahatkan tubuhnya yang lelah sebelum pergi membersihkan diri dan bersiap memasak untuk makan malam.
"Nona, nona!"
Xiao Mo tiba-tiba berteriak menghampirinya.
"Ada apa? Kenapa berteriak?"
"Nona, apakah semua barang yang terpajang di beberapa ruangan diberikan oleh pangeran?" tanyanya.
Su Lingyu teringat dengan beberapa barang antik yang sengaja dia pajang untuk memperindah ruangan. Rumah ini agak suram jika tidak ada benda-benda seperti itu.
"Tidak. Pangeran Bupati tidak sekaya itu bukan?"
"Lalu dari mana asal benda-benda itu? itu pasti sangat mahal. Bagaimana jika ada pencuri?"
Xiao Mo tidak tahu berapa nilai barang-barang itu, namun ia yakin pasti bukan barang biasa. Setelah tinggal cukup lama di Istana Pangeran Bupati, para pelayan lain biasanya membicarakan tentang barang antik.
"Rumah ini adalah peninggalan seorang pedagang kaya raya di masa lalu. Kebetulan barang-barang itu ada di sini, jadi tentu saja itu menjadi milikku."
"Jadi, apakah kita kaya sekarang?" Xiao Mo terkejut hingga lupa bahwa dia harus menyiapkan bahan masakan sore ini.
"Ya."
"..." Xiao Mo belum terbiasa dengan kekayaan yang tiba-tiba jatuh dari langit.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di kediaman keluarga Ling, halaman tempat Ling Hua tinggal.
Saat kembali ke rumah, suasana hati Ling Hua sudah lama tidak bahagia. Dia langsung menampar Yinyu beberapa kali hingga wajahnya bengkak. Yinyu tidak berani mengatakan sepatah kata pun atau melawan.
Tidak puas dengan menampar, Ling Hua juga mengambil cambuk dan mencambuknya berulang kali. Barulah setelah itu, Yinyu yang sudah sangat kesakitan meminta ampun.
“Nona, tolong ampuni budak! Budak ini tahu salah.” Yinyu langsung bersujud meminta pengampunan.
Namun Ling Hua sama sekali tidak puas dengan kata-katanya. Ia pun menendangnya hingga terjungkal. Lalu menginjaknya dengan keras.
“Kamu hanya budak! Beraninya kamu mengganggu rencanaku! Lihatlah, gara-gara kamu, pangeran bupati bahkan tidak memperhatikanku! Semua ini gara-gara kamu!”
Ling Hua mengatakan banyak kata kasar, sama sekali berbeda dengan citra lembutnya di depan banyak orang.
“Nona, budak ini juga melakukannya demi kebaikan nona.” Yinyu mencoba menjelaskan.
“Demi kebaikanku katamu?” Ling Hua mencibir. “Apa maksudmu demi kebaikanku, menargetkan Su Lingyu dan membiarkan pangeran bupati menyelamatkannya? Kamu bodoh! Jika sejak awal kamu tidak melemparkan masalah ini pada Su Lingyu, akulah yang akan diselamatkan oleh pangeran bupati!” jelasnya benar-benar kesal setengah mati.
Suara teriakan Yinyu dari dalam kamar Ling Hua didengar oleh pelayan lain. Namun tak ada satu pun dari mereka yang berani mendekat. Mereka sudah tahu kebiasaan Ling Hua yang menyiksa pelayan ketika tidak bahagia.
Yinyu yang kembali dicambuk akhirnya gemetar karena menahan rasa sakit. “Tapi … tapi nona, apakah nona benar-benar serius untuk bersama pangeran bupati? Tuan berkata jika nona harus fokus mendapatkan perhatian pangeran putra mahkota.”
"Karena kamu tahu tentang ini, lalu kenapa kamu membawa nama pangeran bupati sebelumnya? Apakah kamu tahu betapa malunya aku hari ini. Jika masalah ini menyebar ke kalangan bangsawan lainnya, bagaimana aku akan memiliki wajah?"
Yinyu benar-benar ceroboh hari ini. Ia tahu itu. Berpikir jika Su Lingyu akan cemburu jika Bo Mingchen dan Ling Hua memiliki hubungan dekat, Yinyu sengaja mencocokkan keduanya.
Tapi siapa yang tahu akhirnya justru membuat Bo Mingchen mengkritik nona mudanya. Baik itu Bo Mingchen atau putra mahkota, Ling Hua pantas mendapatkan yang terbaik.
"Nona, masalah putra mahkota ...."
“Kamu tidak perlu mengingatkanku tentang hal ini, aku sendiri tahu!" Ling Hua menukasnya.
"Pangeran bupati hanyalah batu loncatanku untuk memasuki istana dan menjadi selir pangeran putra mahkota! Mungkin di masa depan, aku juga bisa duduk di kursi permaisuri. Kenapa aku harus menjadi selir pangeran bupati jika aku mampu menjadi selir pangeran putra mahkota? Aku tidak sebodoh itu!” jelasnya seraya menggertakkan gigi.
Yinyu terdiam. Ternyata nona mudanya punya rencana sendiri. Jika Ling Hua bisa dekat dengan Bo Mingchen, maka akan ada kesempatan undangan ke istana dengan berbagai alasan. Ia juga bisa menghadiri jamuan istana sebagai teman wanita.
Dengan begitu, Ling Hua akan mudah untuk memengaruhi pangeran putra mahkota dengan keberuntungan yang dimilikinya.
Di dunia ini, dialah yang mengendalikan semuanya. Jika dia ingin menjadi permaisuri di masa depan, dia pasti akan melakukannya. Ada pun para gadis yang bersaing itu, ia bisa menyerap aura keberuntungan mereka. Buat mereka sial dan akhirnya mendapatkan masalah.
Setelah itu, dia akan keluar sebagai pemenang. Ling Hua sudah memikirkan segalanya ketika jiwanya pindah ke zaman kuno ini.
Dia sangat menyadari jika posisi anak perempuan di zaman ini sangatlah rendah. Dan seorang pria bisa memiliki tiga istri dan empat selir. Agar bisa menonjol di keluarga Ling, ia sudah melakukan banyak hal untuk menyenangkan ayahnya.
“Kali ini aku mengampunimu. Lain kali jika kamu ikut campur tanpa persetujuanku, kamu mati!” Ling Hua lelah dan duduk untuk membasahi tenggorokannya dengan secangkir teh.
Yinyu berterima kasih padanya dan bersujud sebelum akhirnya keluar untuk mengobati dirinya sendiri. Ia sama sekali tidak menyadari jika seseorang bersembunyi di salah satu pohon dan mendengarkan semua pertengkaran itu.
Lu Tian diperintah oleh Bo Mingchen untuk mengetahui apa yang dilakukan Ling Hua setelah kejadian di depan restoran tadi. Itu karena ia merasa jika Yinyu terlihat takut dengan Ling Hua, seolah-olah melihat sesuatu yang jahat.
Siapa yang tahu, ia mendapatkan banyak informasi yang tidak terduga. Tentunya, Lu Tian tidak menyangka jika Ling Hua yang dianggapnya merupakan gadis lembut yang ramah dan sopan, sebenarnya begitu kejam.
Di balik topeng lembut yang ditunjukkan selama ini, kenyataannya bahkan menampar wajah.
Tidak masalah untuk menjadi kuat demi membela diri. Tapi gadis sejenis Ling Hua ini bahkan lebih menjijikkan dari pada Su Lingyu.
Ingin menggunakan Bo Mingchen sebagai batu sandungan demi memasuki istana dalam? Nafsu makannya benar-benar luar biasa.
"Selama ini sepertinya aku terlalu berpikiran sempit tentang cara menilai wanita," gumamnya.
Akhirnya, Lu Tian pergi untuk melaporkan semua itu pada Bo Mingchen.