NovelToon NovelToon
Benih Random Tuan Arogan

Benih Random Tuan Arogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak / Tukar Pasangan
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: ingflora

Diambang putus asa karena ditinggal sang kekasih saat hamil, Evalina Malika malah dipertemukan dengan seorang pria misterius. Adam Ardian Adinata mengira gadis itu ingin loncat dari pinggir jembatan hingga berusaha mencegahnya. Alih-alih meninggalkan Eva, setelah tahu masalah gadis itu, sang pria malah menawarinya sejumlah uang agar gadis itu melahirkan bayi itu untuknya. Sebuah trauma menyebabkan pria ini takut sentuhan wanita. Eva tak langsung setuju, membuat pria itu penasaran dan terus mengejarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ingflora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19. Temani Aku

"Baik. Begini saja. Kita tanya langsung pada Pak Adam, dia maunya bagaimana." Leni segera menyambungkan telepon di ponselnya.

Shanti dan Lindon saling pandang. Mereka tidak tahu bagaimana reaksi Adam mengenai hal ini.

"Pak, maaf. Ini pegawai magang kita ingin agar pekerjaannya diperingan." Leni kemudian memperbesar volume suara ponselnya.

Terdengar suara Adam yang tegas. "Kalau dia tidak setuju, keluarkan saja!"

Shanti dan Lindon kembali saling pandang. Mereka terkejut dengan keputusan Adam. Padahal biasanya pada Lindon sendiri banyak dispensasi diberikan tapi kenapa pada sepupunya sendiri, Adam tidak bisa?

"Tapi, ini sepupumu lho, Pak Adam!" sahut Lindon tanpa sadar.

"Oh, Paman." Terdengar kembali suara Adam, walau sedikit dingin. "'Kan sudah aku bilang, Paman. Kalau tidak bisa ...."

"Ok-ok-ok." Sebelum terlanjur malu, Lindon memotong ucapan keponakannya itu. Ia menghela napas kasar. "Aku akan bicara dengan Shanti."

"Terima kasih, Pak. Maaf mengganggu," ucap Leni pada Adam sebelum mematikan ponselnya. "Jelas, 'kan?" Ia melirik Lindon dengan sudut matanya. Wanita itu sekarang mengerti dari mana Shanti mendapatkan wajah indonya itu dan kenapa ia begitu angkuh. Ternyata wanita itu tidak jauh beda dengan ayahnya. Sama-sama pemalas. "Sekarang terserah saja, mau ikuti aturan perusahaan atau tidak. Aku tidak akan memaksa karena kalian tahu konsekuensinya." Ia bicara dengan angkuh dan lalu meninggalkan ayah dan anak itu berdua.

"Shanti, kita bicara di luar sebentar." Lindon berbalik dan keluar ruangan. Shanti mengekor di belakang. Saat sudah sampai di luar, Lindon menutup pintu. "Untuk sementara, kamu ikuti dulu saja peraturan yang ada," bisik Lindon pada putrinya.

"Yaa ... Daddy." Shanti merengut dan menghentakkan kakinya.

"Ini untuk sementara saja. Perlihatkan pada Adam, kamu karyawan terbaik di sini."

"Males, ah!" Mulut Shanti makin mengerucut sambil menghentak-hentakkan tubuhnya seperti anak kecil.

"Eh, Shanti ... Kamu itu udah S2, lho! Tidak ada yang bisa memandang rendah dirimu. Tinggal kamu fokus dengan pekerjaanmu saja. Kalau Adam bisa kamu dekati, kamu akan dengan mudah menjadi Nyonya Adam dan tidak ada yang akan meremehkanmu. Kamu juga tidak perlu bersusah payah bekerja seperti sekarang ini."

"Jadi, kapan dong?" Wanita itu melirik ayahnya dengan masih merengut.

"Ada waktunya nanti. Yang penting pura-pura fokus saja dulu, Daddy pasti akan mencari cara agar kamu bisa mendekati Adam. Bagaimana?"

Shanti menatap wajah ayahnya lekat. Bisakah ia percaya pada sang ayah, sedang menyentuh pria itu saja, Adam bisa marah-marah, bagaimana bisa dekat?

"Mmh? Bagaimana?" Lindon kembali bertanya.

"Ya sudah." Wajah Shanti masih tampak muram. Ia masih belum tahu apa yang akan dilakukan ayahnya agar Adam bisa dekat dengannya. "Tapi cepet ... ya?"

"Iyaa." Lindon menghela napas panjang.

***

Terdengar pintu diketuk. Masuk Eva dengan balutan baju kerjanya yang feminim. "Pak, aku makan siang sama staf yang lain, ya?"

Adam menoleh. "Oh, udah waktunya makan siang ya." Ia memijit dahinya. Sebentar ia mengerjap-ngerjapkan matanya karena terlalu banyak membaca. "Tapi, tolong temani aku beli sesuatu."

Eva nampak bimbang. "Jadi, aku gak bisa pergi sama mereka nih?"

"Pergi saja denganku, nanti makan siang ku traktir."

"Yaa ... sudah." Gadis itu sedikit kecewa.

Adam sedikit kesal melihat Eva yang setengah hati pergi dengannya, tapi ia tak peduli. Pria itu beranjak berdiri dan menutup berkas yang tadi dibacanya. "Ayo, berangkat sekarang!"

Ternyata Adam membawa Eva makan di mal. Tentu saja makanan pilihan Eva. Gadis itu memilih makanan Indonesia karena sedang ingin makan bakwan jagung.

"Boleh juga." Adam ikut mencoba. "Aku hanya tahu bakwan sayur. Ternyata ada bakwan jagung juga ya." Ia sibuk mengunyah.

"Oh, Bapak tidak tahu? Bukannya Bapak orang Indonesia?"

Adam mengerut dahi menatap gadis itu dengan wajah dingin. "Apa maksudnya itu?"

"Ya ... karena Bapak gak tau makanan orang Indonesia," sahut Eva santai.

"Aku tahu makanan orang Indonesia." Adam tak mau kalah.

"Apa Bapak tau seblak?"

Kembali mengerut dahi. "Makanan apa tuh? Indonesia?"

"Iya."

"Kok aku gak tau?"

"Cilok?"

"Ngak tau."

"Makanya, Pak. Kembangkan pengetahuanmu. Bukankah Bapak sendiri dulu yang bilang, agar otak diisi dengan pengetahuan. 'Kan bisa lihat di internet."

Adam tak bisa bicara. Kini gadis itu membalik omongannya dulu. "Iyaa ...." Setengah dongkol ia menjawab.

Setelah makan siang, Adam mengajak Eva kembali ke kantor.

Ini membuat Eva bingung. "Lho, katanya mau dibantu beli barang?"

"Kata siapa?"

"Lah, 'kan tadi Bapak sendiri yang bilang begitu!" Eva menunjuk wajah Adam.

"Aku hanya ingin mentraktirmu saja. Kenapa? Ngak boleh?" wajah pria itu tanpa rasa bersalah.

"Iih!" Eva menghentak-hentakkan kakinya di lantai. "'Kan aku bisa makan tadi sama temen-temenku!"

"Jadi kamu gak suka pergi denganku?"

"Bukan gitu, Pak. Aku 'kan sudah sering pergi dengan Bapak. Aku ingin pergi juga dengan teman-teman yang lain," keluh Eva. Ia bingung kenapa pria itu seperti terus membawanya ke mana-mana.

"Ya udah, 'kan bisa lain kali!" Adam entah kenapa dongkol, Eva tak begitu suka pergi dengannya. Namun di dalam mobil ia berusaha bersabar. Ia memang sedang senang bersama Eva, karena itu ia berusaha menurunkan egonya.

Diliriknya lagi gadis itu. Tampaknya Eva masih kesal karena merasa dibohongi dengan matanya memandangi jendela. Adam pelan-pelan meraih tangan gadis itu. Eva sedikit terkejut dan menoleh.

"Eva, nanti malam nonton yuk! Aku lagi ingin nonton bioskop."

"Apa Bapak tidak punya orang yang bisa diajak pergi? Misalnya teman-teman Bapak, gitu." Wajah gadis itu tampak sedih. Tentu saja, karena ia tidak tahu bagaimana menolak pria ini.

Adam kembali merengut. Ia melepas tangan Eva dengan sekali sentakkan. "Ya sudah, kalo gak mau!" Ia memalingkan wajahnya ke jendela.

"Eh, bukan begitu. Hanya, aku takut Bapak bosan denganku. 'Kan Bapak bisa pergi dengan teman-teman Bapak, atau Shanti, misalnya. Dia 'kan ...."

"Jangan sebut-sebut nama itu lagi, aku tidak suka!" Tiba-tiba Adam menoleh dan marah-marah. "Kalau tidak mau menemaniku, ya sudah!" Kembali ia memalingkan wajah.

Eva jadi serba salah. Pelan tangannya bergerak menyentuh lengan Adam. "Ya udah ...."

Namun, Adam dengan cepat menepisnya kasar. "Ngak usah pura-pura, aku gak suka!"

"Enggak kok, aku gak pura-pura." Eva coba membujuk dengan menyentuh lagi lengan pria itu. "Kenapa laki-laki setua ini suka ngambekan sih!? Duh ... ngerepotin ...."

Kali ini Adam membiarkan tangan Eva menyentuh lengannya lagi. "Aku tak suka kamu bohong ya." Mulutnya masih menolak.

"Iya," ucap Eva lembut.

Adam menarik tangan gadis itu dan menggenggamnya. "Ya udah, nanti malam kita nonton."

Eva membiarkan saja pria itu terus menggenggam tangannya sepanjang perjalanan menuju kantor. Yang penting masalah selesai.

"Adam?"

Adam mengerut dahi ketika ia datang di sambut Lindon seperti itu di depan para stafnya. "Paman, sudah berapa kali aku bilang ...."

Lindon mengangkat kedua tangannya. "Ok-ok, maaf aku lupa. Pak Adam."

Adam masih saja kesal soal panggilannya di kantor di mana Lindon lupa memanggilnya "Pak". Ia bergerak ke ruang kerjanya, sedang Eva ke kursi kerja miliknya. Lindon mengikuti Adam.

"Ada apa?" Adam melirik Lindon lewat sudut matanya.

"Tadi aku cari kamu, Dam, tapi kamu ternyata pergi duluan. Aku tadi mau mengajak kamu makan siang bersama."

"Aku tadi pergi dengan Eva," jawab Adam singkat. Lagipula, Lindon sudah melihatnya bersama Eva tadi.

"Iya, sayang sekali."

Adam menghampiri kursinya tapi ia sempatkan diri menatap Lindon. "Memang ada apa?" Ia terlihat malas bicara dengan pamannya ini.

Bersambung ....

1
Nar Sih
sabarr ya adam ,semagatt semoga bersama eva kmu bisa sembuh dri truma mu dan kmbli menjadi laki,,normal seorang suami yg sesungguh nya ,lanjutt kakk👍🥰
Nar Sih
kasihan eva hrus kehilangan calon byi nya grgr org si santi ,dan seperti nya adam udah mulai cinta nih sama eva,semagat dam kejar cinta mu biar ngk pergi dri mu
Rohmi Yatun
ceritanya yang bagus
Mrs.Riozelino Fernandez
baru juga berobat...jangan gtu donk Eva...disini hanya Adam yang niat berjuang, sedangkan Eva psimis terus...
Fariz Alfatih
yakin minta like aja?
tapi aku nggak mau kalo cuma sekedar like👉🏻👈🏻
semoga semakin semangat updatenya akak othor!!🙏🏼💪🏼💪🏼
Baby_Miracles: makasih ya, sama hadiah2nya. /Gift/
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
istri hanya demi anak pak Adam...
lagian siapa juga yang tahu klo Eva istrimu...
makanya dari awal lebih baik jujur,ini pake bilang sodara lagi
Aisyah Ranni
Cemburu bilang boss,jangan Pendem dalam hati lama2 tambah cinta lho sm Eva.
Baby_Miracles: he he he
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
ntar Adam ngeliat bisa ngamuk ngamuk nih 😆
Mrs.Riozelino Fernandez
tanpa kamu sadari Adam udah bucin ma kamu Eva,cuma ketutup gengsi nya aja yang Segede gaban 😆😆😆😆
bhunshin
kutunggu kelanjutannya sampe pegang 2 hp 😅
bhunshin
evaaaa boleh gak aku cubit pipi kamu,?habis bikin gemas bgt😅
bhunshin
heboh bener🤣🤣🤣
bhunshin
dari judulnya aja benih random tuan arogan jangan² itu beneran anaknya si Adam😎
Mrs.Riozelino Fernandez
Berhasil 👍👍👍👍👍👍
Fariz Alfatih
yaaah, habis.
padal aku dari kemarin uda ngumpulin bab, biar bisa d baca maraton, taunya pas baca langsung hbis😭😭
Baby_Miracles: wkwkwk
total 1 replies
Fariz Alfatih
padal tadi mau komen gini
"berharap ada adegan kissing nya"
pas scroll eeh malah ketemu iklan habib jaffar, langsung baca istigfar karena tau yg ku pikirkan itu dosaaaaa😭🤣🤣
Baby_Miracles: wkwkwk
total 1 replies
Fariz Alfatih
maak, kenapa ada 1 kata tapi pake hurufnya dobel, misal bodoh jadi boddoh, darah jadi darrah, dan dada jadi dadda.
ini masalahnya di keyboardmu apa emang kebijakan dari mt/nt?

sekedar nanya aja nggak ada maksud lain mak🙏🏼🙏🏼
Fariz Alfatih: ooh, pantaslah kudu di dobel.😅
aku padamu mak, semangat terus!!💪🏼💪🏼
Baby_Miracles: takut kena pentung trus tulisannya ngilang, wkwkwk
total 2 replies
Fariz Alfatih
naah, pusing sendiri kan lu dam, jagain bocil dengan status istri.🤣🤣
Baby_Miracles: wkwkwk
total 1 replies
Fariz Alfatih
aku pas masih bocil sering di kerjain temen, di suruh manjat pohon, tpi ujungnya aku di tinggal, solnya bingung turunya gimana, dan parahnya temen koplak itu jadi suamiku😭😭
Baby_Miracles: makasih ya
bhunshin: Thor bikinin ceritanya kayanya seru kisahnya bikin ngakak abis😭🤣🤣
total 3 replies
Fariz Alfatih
bapak mandul?

nggak!

bapak gay?

anjroot, mau ku tabok kamu ev?!😭😭
adaaa aja gebrakannya ke' nasti sama iwabe
Baby_Miracles: ehehehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!