NovelToon NovelToon
Menikahi Janda Perawan ( Senandung Fajar)

Menikahi Janda Perawan ( Senandung Fajar)

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:6.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: nenengsusanti

Ditinggal Sang kekasih begitu saja, membuat Fajar Rahardian Lee Wijaya pergi ke sebuah kota kecil untuk menenangkan diri dari rasa kecewa,terluka dan tentunya malu pada keluarga besar yang sudah melakukan segala persiapan pernikahannya.


Tapi tak di sangka, disana ia malah bertemu dengan seorang wanita yang membuat ia lupa niatnya untuk datang. Alih alih ingin tenang, Fajar justru kembali pulang membawa seorang Janda perawan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 15

🍂🍂🍂🍂🍂🍂

( Mungkin, novel Aa dan BuCiL akan 2x lebih panjang per partnya dari novel yang biasanya. Tapi, teteh mohon untuk seksama saat membaca, artinya pelan-pelan ya dan mohon komen sesuai isi bab, jangan minta Update novel yang lain ya )

* Happy Reading *

Shena yang di janjikan oleh Fajar akan datang dan mengajaknya pergi tentu sangat di tunggu, bahkan Shena berkali-kali mngecek teras atau sekedar menoleh kearah pintu utama berharap orang yang sedang di nantinya cepat kembali.

"Enin, ini siapa?" tanya Shena saat tak sengaja berhenti di depan rak kaca besar, kaca bawahnya yang bolong tentu menjadi pusat perhatian.

"Itu Abang, Aa dan Lintang," jawab Enin sambil tersenyum kecil, ia rindu dengan Si kembar kecil yang membuat warna dalam hidupnya.

"Aa? Aa Fajar maksud Enin?"

"Iya, Aa itu punya kembaran. Mereka bertiga dan Aa anak kedua, yang sulung Abang Angkasa, lalu Aa Fajar dan yang bungsu itu Lintang," jelas Enin, tangannya membuka pintu rak lalu ia raih Figura tersebut untuk di dekap, rasanya ia sedang memeluk Si kembar sekarang.

"Namanya bagus ya, Angkasa, Fajar dan Lintang," ujar Shena yang terkekeh kecil.

( Oh jelas, itu kan hasil semedi di ketek Tutut Markentuut. Belum aja dia tahu nama yang lain!)

"Iya, mereka kembar identik sejak bayi, jadi saat bertemu dengan ketiganya kamu harus hati-hati jangan sampai terkecoh ya, kecuali kamu sudah sangat dekat dengan Fajar, barulah bisa membedakan dengan kakak dan adiknya."

Rasa penasaran terus terselip di hati Shena hingga ia terus melontarkan banyak pertanyaan tentang Fajar, hitung-hitung untuk membuang rasa bosannya karna lama menunggu karna hari terus beranjak sore. Dari semua jawaban Enin tentu seolah membuat wanita itu merasa sedang bernostalgia, ia ceritakan semua yang hampir masih di ingatnya itu. Segala pertengkaran, perdebatan hingga ke kompakan yang terjadi di rumah ini yang semua di lakukan oleh Si kembar anak Buaya betina dan Kadal Jantan.

"Tapi Aa yang paling dekat dengan Abah?" tanya Shena lagi.

"Iya, mungkin karna mereka punya karakter yang hampir sama. Jika Aa pusing di rumah utama, ia akan disini," sahut Enin, kepergian Fajar satu minggu lalu membuat luka sendiri di hati wanita baya itu, belum juga tuntas rindunya ternyata Sang cucu sudah pergi lagi dan belum kembali hingga kini.

"Tapi--, kok Aa belum pulang kemari lagi ya? padahal dia janji untuk--," ucap Shena yang tak berani meneruskannya, padahal ia sedang sangat ingin berkeluh kesah.

Tapi, saat melihat Enin langsung redup senyumnya, Shena jadi takut. Ia masih tahu diri posisinya dirumah ini sebagai tamu. Jika ia di usir karna salah bicara, lalu bagaimana nanti nasibnya?

.

.

.

Rumah sakit

Keadaan Pak Gunawan yang Drop mendadak tentu membuat siapapun yang mendampingi sangat ketakutan, bukan lagi khawatir tapi justru cemas luar biasa.

"A' gimana ini?" tanya Alina di sela isak tangisnya, Bubun dan Ayah yang sudah pulang lebih dulu tentu hanya Fajar saja tempat Alina bersandar.

"Kamu yang tenang, semua akan baik baik saja."

Meski Dokter bukan Tuhan dan bisa memberi jaminan untuk bisa bertahan hidup tapi setidaknya Fajar yakin dengan kinerja team medis di rumah sakit keluarganya tersebut. Semua yang terbaik dan yang bisa di usahakan secara maksimal sedang di lakukan pada mantan calon mertuanya, sebab Fajar hanya menganggukkan kepala saat menjawab keinginan pria yang sedang melawan rasa sakit itu. Tak ada janji yang di lontarkan Fajar tentang sikap yang akan diambilnya nanti pada Alina dengan atau tanpa papanya.

"Bagaimana aku bisa tenang jika Papa meminta itu padamu, bukankah kita sepakat untuk jujur pada Papa saat ia sehat nanti, jika kondisinya seperti ini aku tak yakin, aku justru takut Papa akan meminta kita untuk menikah cepat," ujat Alina dengan nada bicara yang bergetar.

Mendengar hal tersebut, Fajar hanya bisa menyunggingkan sedikit senyumnya. Setidak mau itu Alina di nikahi olehnya sampai rasa takut itu jelas sangat terasa.

Padahal, kadang cinta bisa kalah dengan yang selalu ada, terbukti Fajar tak pernah meninggalkan Alina sedikitpun padahal ia lebih dulu berjanji pada Shena.

Deg.

Nama Senandung terlintas di pikiran Fajar, entah kenapa ia yakin jika janda berstatus gadis itu kini sedang menunggunya di rumah Abah dan Enin.

"Lin, aku ke toilet sebentar ya," izin Fajar.

Alina yang menjatuhkan kepalanya di dada Fajar pun mendongak hingga pandangan mereka kini bertemu.

"Jangan lama-lama ya, aku takut," mohon Alina.

Fajar pun hanya mengangguk, ia pergi ke toilet setelah Alina menggeser duduknya. Karna ponsel adalah salah satu barang yang penting, tentu Fajar langsung membelinya lagi untuk banyak keperntingan termasuk pekerjaannya juga.

Di dalam toilet, Fajar merogoh benda pipih itu, ia cari nomer Enin demi tahu keadaan Shena saat ini.

Tuuut.. tuuut.. tuuut...

Nada tunggu yang di dengar Fajar tentu sedikit membuat ia kesal, ia yang tiba tiba jadi tak sabaran ingin rasanya membanting ponsel yang kini masih menempel di telinga kanannya.

"Halo, Enin, Assalamu'alaikum," sapa Fajar yang akhirnya bisa bernapas lega.

"Waalaikum salam, A'," sahut Enin, ia tersenyum karna bisa mendengar cucu yang sedang ia rindukan.

"Enin sedang apa?Apa Aa ganggu?" tanya Fajar yang sebenarnya ragu, karna takut salah satu wanita kesayangannya itu sedang istirahat.

"Tidak, Nak. Enin lagi sama Abahmu di teras, kenapa?" tanya balik Enin.

"Maaf, Enin, bisa Aa bicara dengan Shena?"

Enin yang awalnya mengernyitkan dahi langsung mengangguk seolah Sang cucu ada didepannya saat ini.

"Tunggu ya, Enin akan berikan ponselnya pada Shena."

Wanita baya itu pun langsung bangun dari duduk, ia bergegas menuju kamar tamu yang kini sedang di tempati oleh Shena.

Tok.. tok... tok..

"Shena, kamu sudah tidur, Nak?" panggil Enin sambil mengetuk pintu yang tertutup rapat tersebut.

Ceklek.

"Iya, Enin, ada apa?" tanya Shena saat benda itu sudah terbuka.

"Aa telepon, ia ingin bicara denganmu." Enin langsung memberikan ponselnya itu pada Shena yang berdiri di ambang pintu.

"Aa Fajar ingin bicara denganku?" Shena yang sepertinya senang sampai seantusias itu saat memastikan.

Enin hanya mengangguk, ia menyerahkan ponselnya itu pada Shena lalu pamit untuk ke teras lagi tempat dimana Sang suami berada.

"Hallo, Aa--," panggil Shena yang mulai ikut seperti saat Enin bercerita padanya siang tadi.

"Hallo, Shena, Assalamu'alaikum," sapa Fajar.

"Waalaikum salam, maaf," sahutnya lagi sembari menggigit bibir bawahnya sendiri.

"Aku yang harusnya minta maaf, aku tak sempat pulang ke rumah Enin karna sekarang aku di rumah sakit," jelas Fajar. Percaya atau tidak, ia lebih dulu memberitahukan posisinya saat ini sebelum gadis itu bertanya padanya.

"Siapa yang sakit? aku kira Aa di rumah utama."

"Tidak, aku ada urusan sedikit. Aku benar-benar minta maaf dan aku harap harap kamu sedang tak menungguku," ucap lirih Fajar yang merasa tak enak hati dan bersalah.

"Hari ini aku sibuk, banyak yang ku lakukan bersama Enin." Shena terpaksa mengatakan itu agar tak ketahuan jika harinya habis untuk menugggu Fajar yang tak kunjung datang.

"Syukur lah, aku senang mendengarnya," sahut Fajar yang merasa lega, setidaknya rasa bersalah itu sedikit terkikis.

Shena hanya tersenyum kecil, lain hal dengan Fajar justru perasaannya tenang meski hanya sekedar suaranya saja yang di dengar, karna itu bisa menggantikan kehadiran Fajar yang tak jadi pulang ke rumah Enin dan Abah.

"Lalu--bagaimana?" tanya Shena.

"Aku tak bisa menjanjikan apapun padamu untuk besok, jika ada waktu senggang, aku akan ke sana, Ok."

"Begitu ya," timpal lirih Shena terdengar sedih.

"Iya, kenapa?" tanya Fajar.

.

.

.

Baru saja aku ingin menerima tawaranmu untuk bekerja menunggumu dirumah...

1
Jumi Eko
Luar biasa
Eka 'aina
gk sempet komen Thor pengennya lanjut baca lagi dan lagi😀😀😀
Eka 'aina
waduh trs janda nya gmn
Eka 'aina
baru Nemu novel ini jadi sekidit agak kurang mudeng, cuma penasaran aja ma kelanjutan kisah cinta fajar
Eka 'aina
itu yg angkat tlpnnya Shena pling ya
Eka 'aina
kasihan Shena...
Eka 'aina
assalamualaikum izin mampir kak🙏🏻
Hendri Yanto
lelet
zeus
Pasukan krucil ponakan fajar kok g pernah muncul yah?
zeus
😂😂😂
zeus
Suka ma visualnya
zeus
😂😂😂😂
Alif
kakaknya fajar itu namanya bintang apa antara ya..
Alif: ankasa maksdnya
total 1 replies
Alif
aduh thor kalau perempuan udah nikah dan tdk di gauli sama suaminya tdk ada masa iddahnya thoor
Alif
gak ada masa idah janda yg masih perawan
Yenni Ajah Lah
Lumayan
Mamah Kekey
assalam mualaikum mampir kk
titiek
😭😭😭
titiek
Ya Allah.
titiek
🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!