Ketika kamu ikhlas menerima semua takdir di hidupmu,maka Allah akan membalas tuntas semua kepahitan mu dengan beribu kebaikan.
Percayalah bahwa segala sesuatu yang baik untuk mu tidak akan Allah izinkan pergi dari mu, kecuali akan di ganti dengan yang lebih baik lagi (Ali Bin Abi Thalib).
Nasehat itulah yang menjadi penguat seorang gadis bernama Hasya Nur Shafiyyah,saat hidupnya di penuhi ujian pahit dan sakit, setelah ia menikah dengan pria pilihan Kakak nya.
" Kau boleh meminta apapun dari ku Hasya, kecuali nyawa dan perceraian, karena hanya kematian yang akan memisahkan kita" Ezar Atharizz calief.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
Hasya dan Nadira melangkah mantap memasuki lobby perusahaan, keduanya terlihat ceria seraya saling mengobrol, berjalan anggun menuju lift, bersamaan beberapa orang karyawan lainnya,saling menyapa sebagaimana biasanya.
Hasya dan Nadira berdiri mengantri di depan lift, bersama karyawan lain, sesekali dari mereka saling menyapa mengucapkan selamat pagi, hingga ketenangan itu buyar saat para karyawan yang terlihat mulai sedikit riuh dan terdengar saling berbisik-bisik.
' Ya Tuhan...serasa berendam dalam air hangat saat pagi-pagi seperti ini melihat wajah tampan pak bos'
' Wah.. tumben sekali pak bos pagi-pagi sudah muncul'
' Sumpah ini bukan mimpi kan pagi-pagi sudah melihat pria sebening itu'
' Tumben bos masuk dari lobby depan, biasanya juga langsung dari basement '
Berbagai ucapan bisik-bisik dari para karyawan terdengar begitu jelas di telinga Hasya, membuat nya merasa heran.
" Ada apa sih Ra?" Hasya menatap sahabatnya dengan ekspresi heran.
Tak hanya itu,ia juga melihat para karyawan dan ob berseliweran di lobby, terlihat begitu sibuk.
" Mana aku tau,kan kita..." belum selesai Nadira menjawab pertanyaan Hasya, matanya membulat sempurna menatap dua orang pria yang masih ia ingat tengah berjalan menuju mereka.
" Hasya...itu" Nadira berbisik heboh memaksa Hasya untuk melihat ke arah pandangan nya.
" Apa sih Ra? Kayak orang kesurupan" Hasya tak mengikuti perintah sang sahabat,namun juga ia tak membantah,ia masih fokus pada pintu lift yang akan terbuka di depan nya.
" Suami kamu Hasya" dengan sedikit berbisik Nadira menekankan kata-kata nya di samping Hasya.
" Hah? Mana?" Hasya langsung terkejut dengan apa yang baru saja Nadira ucapkan, setahunya suaminya masih belum pulang dari luar negeri,itu karena pagi tadi saat sarapan ia tak menemukan suaminya di villa dan juga bi Jum tak memberikan laporan tentang kepulangan Ezar padanya.
" Itu yang jalan ke arah sini, bareng asisten nya " jawab Nadira yang mengarahkan pandangannya ke pusat perhatian para karyawan lainnya.
Dengan cepat Hasya memutar kepalanya melihat arah pandang Nadira dan benar,ia memang melihat keberadaan Ezar di tempat itu bersama Reza asisten pribadi nya.
Hasya segera menunduk,toh ia tak akan bisa menyapa saat mereka berada di luar seperti ini, Ezar melarang nya untuk membuka fakta tentang hubungan mereka, entah apa alasannya.
" Kok nunduk sih? Kamu menghindari nya? kenapa ga sapa?" Nadira yang memang belum tau seperti apa pernikahan sahabatnya menggoda Hasya.
" Hust..udah diem aja" perintah Hasya terdengar mutlak dan tak ingin di bantah.
Tak ingin membuat masalah atau apapun,Nadira mematuhi permintaan sahabatnya,Hasya pasti memiliki alasan tersendiri mengapa tak menyapa suaminya.
Namun satu yang membuat nya masih penasaran, mengapa Ezar dan asisten pribadi nya berada di perusahaan itu sepagi ini,dan mengapa para karyawan terlihat begitu menghormati nya dan bahkan terlihat ketakutan,siapa sebenarnya Ezar? Pertanyaan-pertanyaan itu muncul dalam benak Nadira.
Sedangkan Hasya tak sempat memikirkan tentang itu semua,ia tengah berusaha mengelola hati dan perasaan nya, yang merasa bahwa ia benar-benar tak penting bagi Ezar.
Pergi pria itu tak pernah memberitahu nya, pulang juga Ezar tak mengatakan nya,Hasya jadi merasa dirinya seperti boneka yang Ezar beli untuk pajangan di villa nya.
Padahal sejak setelah Ezar menciumnya secara terang-terangan malam itu,Hasya semakin berharap dan berfikir bahwa hubungan mereka sudah ada kemajuan nya,tapi faktanya pagi ini ia melihat suaminya berada di tempat yang sama dengan nya,namun mereka tak saling menyapa.
Ezar di dampingi Reza langsung memasuki lift khusus Presdir dan petinggi perusahaan, matanya bahkan tak terlihat menatap Hasya.
" Mbak emang nya itu tadi siapa? Kok pada sibuk banget dan ketakutan pas mereka datang?" Nadira yang super penasaran dan juga kepo akhirnya bertanya pada senior di sampingnya.
" Itu CEO kita,jadi kalian belum pernah bertemu atau tau CEO kita? Ya itu si bis muda yang tampan dan mapan" senior yang Nadira tanyakan adalah pria gemulai yang menolak di panggil mas, Abang atau kak.
Mendengar jawaban pria gemulai di sampingnya,Nadira hampir saja terjatuh dari berdirinya,ia menatap curiga dan tak percaya pada wajah Hasya yang tertunduk, seakan ia menuntut jawaban.
Hasya yang paham pun langsung berucap " sumpah aku ga tau kalau dia CEO Lumina,yang aku tau dia itu seorang pembisnis" aku Hasya memberikan keterangan.
" Sumpah sha,ini gila,satu bulan sudah kita magang di perusahaan ini,tapi kita ga pernah tau ternyata bos nya suami Kamu,ini serasa seperti bukan fakta nya" Nadira berbisik lirih di samping Hasya.
Mereka memasuki lift saat pintu lift terbuka,Hasya masih diam,belum banyak yang bisa ia pikirkan, pikirannya terasa down dengan fakta yang baru ia tau.
Suaminya se tajir itu? Demi apapun tak pernah ia duga,pantas saja suaminya itu memiliki villa yang sangat mewah, menyediakan fasilitas yang super lengkap di villa nya dan memberikan segala kebutuhan nya dengan tanpa kurang apapun.
Hasya masih terus terdiam saat Nadira menariknya keluar dari lift saat lift berhenti di lantai tujuan mereka, pikirannya berkelana memikirkan berbagai macam fakta tentang pernikahan nya selama ini.
" Are you okay bab?" Nadira yang sudah begitu tau tentang sang sahabat langsung bertanya tentang keadaan sahabatnya itu.
Nadira bisa merasakan perubahan pada Hasya,walah ceria sang sahabat terlihat mendung dan juga kecewa dan Nadira yakin saat ini Hasya Tengah merasa kecewa dengan fakta tentang suami nya.
" Yes I'm Okey, kamu tenang aja" hasya menjawab meyakinkan sang sahabat.
Nadira mengangguk menunjukkan bahwa ia percaya dengan jawaban sang sahabat,ia tak ingin ikut menjadi pemicu kekecewaan sang sahabat.
" Ga perlu di pikirkan, mungkin dia punya alasan kuat mengapa tak mengatakan apapun pada mu"
Hasya kembali mengangguk menyetujui pemikiran Nadira, mungkin karena Ezar belum terbiasa dengan semua itu,tapi pernikahan itu atas keinginan kakak sepupunya.
kami juga berusaha rajin kasih poin...he..he..