NovelToon NovelToon
Gara-gara Buket Bunga

Gara-gara Buket Bunga

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: hermawati

Disarankan membaca Harumi dan After office terlebih dahulu, agar paham alur dan tokoh cerita.


Buket bunga yang tak sengaja Ari tangkap di pernikahan Mia, dia berikan begitu saja pada perempuan ber-dress batik tak jauh darinya. Hal kecil itu tak menyangka akan berpengaruh pada hidupnya tiga tahun kemudian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hermawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kejujuran

"Jadi kalian mau ngadain syukuran ngunduh mantu di kampung halaman Ari, gitu?" Tanya Haris.

Mereka menempati kubikel masing-masing, bekerja sambil sesekali berbincang hal pribadi. Supaya otak tidak ngebul karena pusing dengan angka-angka, yang memang sudah menjadi rutinitas.

Sehari saja, Sandi melakoni WFH. Karena ulah suaminya yang menuntut hak sebagai seorang suami. Untungnya salep kiriman Rini, membuat bagian intinya cepat pulih.

"Kemarin ibunya Mas Ari nanyain, apa aku setuju pakai ada Jawa atau nggak."

"Terus Lo bilang apa?" Kali ini Willy yang bertanya.

"Mau nggak mau, bang!" Sandi tersenyum kecut.

"Muka Lo kayak nggak ikhlas, neng!" Indah menerka. "Kalau nggak suka, bilang nggak. Jangan iya-iya aja Lo! Lo yang jalanin, bukan mertua Lo!" katanya tegas. Dia mulai paham karakter juniornya yang serba tidak enakan.

"Setuju gue!" cetus Arka.

"Nggak bisa sesimpel itu kayaknya, Ndah! Secara, Ari itu anak laki pertama dan orang tuanya cukup terpandang di kampungnya. Pastinya punya banyak relasi baik keluarga besar dari trah nenek buyut sampai relasi grup tani, pedagang dan lain-lain. Belum lagi, Ari yang mantan ASN. Pasti rekannya banyak dari berbagai pulau. Nggak kayak kita yang cuma sirkel paling banter temen sekolah, kuliah dan rekan kerja. Apalagi modelan gue sama elo, yang dari lulus kuliah udah kerja di sini. Jadi bisa kita undang cuma seratus orang." Terang Haris.

"Bener tuh, Mas! Nggak sesimpel itu buat Ari dan keluarganya." Sahut Willy.

"Tapi aku nggak bisa bayangin capeknya berdiri terus dan jadi pusat perhatian banyak orang. Bisa-bisa energiku habis dalam hitungan jam." Sandi mulai menyampaikan keluhannya.

"Di-charge aja lagi, San!" seru Leon yang masuk bersama Ringgo, juga Jaka.

Sandi tersenyum canggung, dia merasa sungkan.

"Udah tuh Pak! Sampai-sampai nggak masuk sehari gara-gara di-charge berlebihan." Willy menahan tawanya, begitu juga dengan Arka.

"Oh ya, kemarin saya nggak lihat kamu emang! Ya ampun, garang suami kamu itu. Bilang jangan kasar-kasar, entar kamu ketagihan lagi." Terkadang penghuni divisi sebelah, melontarkan candaan. Hal yang sudah biasa dilakukan, asal masih menjaga batas dan tak berkata kasar.

"Bagus pak! kalau sampai Sandi ketagihan. Soalnya biar udah dinikahin, Sandi masih aja ragu. Gara-gara Bu bosnya dia nih!" Ringgo menunjuk Jaka dengan dagunya. Saat berada di rumah bambu, Ari sempat curhat. Jika Sandi merasa minder karena mantan Ari adalah Rumi.

Meski jarang ikut berkumpul di atap, tapi Leon paham apa yang dibicarakan oleh mereka. "Pede aja lagi. Karena dia menjadikan kamu sebagai istri, berarti kamu sangat berarti buat suami mu. Soal masa lalu, itu udah berlalu dan tidak usah dipikirkan." Dia menasehati.

Mereka yang berada di sana, setuju dengan ucapan Leon. Sudah sepatutnya, Sandi merasa percaya diri.

***

Jam makan siang tiba, seperti biasa Ari akan membuatkan bekal dan makan bersama. Masih seperti tempo hari, mereka memilih makan di mobil.

"Akhir-akhir ini, kamu sering dihubungi nomor asing. Apa kamu punya hutang semacam pinjol?" Tanya Sandi begitu melihat layar ponsel suaminya yang menampilkan nomor sama seperti kemarin. Dia ingat dua digit belakang.

"Dosa sayang ... Itu Riba namanya."

"Ya terus apa dong?" Sandi kembali menyuapi suaminya. Hari ini Ari membuatkan bekal ala negeri sakura.

"Coba aja kamu angkat." Ari melirik ke arah ponsel yang diletakan di dekat cup holder.

"Itu hape kamu, nggak sopan kalau aku yang angkat."

"Kamu istri aku dan aku mengizinkan penuh, kamu membuka hape aku semau kamu. Kamu juga aku izinkan mengakses mobile banking, chat, story video dan akun media sosial aku."

Sandi yang hendak mengambil nasi gulung, menggantungkan tangannya. Dia menatap tak percaya ke arah suaminya.

"Kenapa? Heran ada suami yang membiarkan istrinya memegang hape pribadi, gitu?"

Sandi mengangguk. Sumpit yang tadi sempat menggantung, kini mengambil potongan nasi gulung yang dibungkus nori dengan isian telur dadar, wortel dan timun. Lalu menyuapkan ke mulutnya sendiri.

"Aku tidak mau ada rahasia di antara kita, semua harus dibicarakan. Karena aku mau menikah sekali seumur hidup." Kata Ari.

"Aku juga maunya gitu, mas! Nikah ya sekali seumur hidup." Sahut Sandi. Kini gantian dia menyuapi suaminya.

Ari yang tadinya menghadap ke arah istrinya, setelah menerima suapan. Dia merubah posisi dan menghadap ke depan. Melihat jalan di depan mobilnya, lalu beralih pada gedung tempat istrinya bekerja. Dia menghela napas, ucapannya barusan menyadarkan pada realita beberapa hari ini. Tentang Rumi yang kembali menghubunginya. Ari belum jujur soal ini, dia takut Sandi merajuk dan berakhir mendiamkannya.

"Kamu mau makan lagi, nggak?"

Pertanyaan istrinya, menyadarkan Ari dari lamunan sejenak. "Kamu aja yang habiskan, tadi aku lumayan makan banyak di rumah."

Teringat soal mantan, membuat nafsu makan Ari hilang. Entah mengapa dia yang tak pernah menyesali masa lalu, mendadak kini menyesal pernah menjalin hubungan dengan sosok Bunga Harumi. Kenapa baru sekarang dia merasa ilfil? Kenapa tidak dari awal, sejak Rumi mengakui telah tidur dengan lelaki lain?

Harusnya dari awal saja, biar Ari bisa cepat move on lewat jalur ilfil. Bahkan dulu, dia masih mau menerima Rumi walau sudah jelas-jelas pernah ditiduri lelaki lain. Bodoh sekali dirinya.

"Mas soal ngunduh mantu. Bilang ke ibu, aku nggak masalah kalau mau diadakan pesta. Aku udah izin sama Bang Ringgo, nggak masuk hari Jumat dan Senin."

Ari menoleh, "serius kamu mau?"

Sandi mengangguk, "nggak apa-apa mas. Ini momen seumur hidup sekali, jadi supaya kita punya kenangan yang bisa diceritakan pada anak cucu nanti." Sandi ingat, Haris menasehatinya soal acara yang rencananya akan diadakan sebulan lagi.

Bagi orang seperti Sandi, mungkin tak terlalu penting. Tapi untuk Ari dan ibunya hal ini cukup penting, demi nama baik mereka sebagai orang terpandang.

"Aku dan ibu nggak maksa kok. Kami nggak mau kalau kamu merasa terbebani."

"Nggak apa-apa mas, aku serius. Pokoknya bilang ibu aku setuju, kalau mau pakai adat juga boleh."

"Oke," Ari tersenyum senang. "Aku akan buatkan undangan digital untuk keluarga jauh dan teman-teman aku. Nanti kamu juga bisa kasih ke rekan kerja di pabrik." Sambungnya.

Tidak apa-apa mengalah, toh suaminya sudah banyak melakukan sesuatu untuk hubungan mereka. Berkorban sedikit tidak masalah bukan? Untuk dirinya yang tidak menyukai keramaian.

"Oh ya mas, Pak Dimas dan Mbak Rumi diundang juga nggak?"

Senyum Ari memudar, mendengar nama mantan membuat moodnya memburuk. Dia tengah merasakan ilfil pada sosok perempuan yang pernah mengisi hatinya.

"Kalau keberatan nggak usah, jadi aku nggak akan undang. Jadi aku sebarkan undangannya diam-diam." Sandi merasa tak enak, apalagi melihat wajah suaminya yang tak lagi ramah. Seperti beberapa menit lalu.

Ari menghela napas. "Nomor asing yang menghubungi aku adalah mantan. Dia mengajak bertemu, katanya mau minta maaf. Tapi aku nggak mau menanggapi, karena bagiku sama sekali sudah tak penting. Dan aku tidak mau ada kesalahpahaman di antara kita." Ada kelegaan pada dadanya, begitu mengungkapkan rahasia yang dia sembunyikan beberapa hari ini.

"Dia menghubungi kamu? Apa mungkin diam-diam tanpa sepengetahuan Pak Dimas? Karena setau aku, Pak Dimas tipe suami posesif dan akan melakukan apapun untuk istrinya. Termasuk mengintimidasi para sahabat Mbak Rumi." Sandi ingat cerita dari Mia.

Ari menaikan bahunya, "aku nggak peduli. Itu bukan urusan aku."

"Terus apa tanggapan kamu?"

Ari mengambil ponselnya dan menunjukan pesan dari nomor asing. Sandi membacanya, tapi matanya melotot begitu melihatnya.

"Kok bisa?" Sandi tak percaya.

"Bahkan dia bilang masih sayang aku. Apa maksudnya dia ngomong kayak gitu?" Ari masih tak habis pikir. "Kenapa giliran aku baru menemukan kebahagiaan, dia malah mengacaukannya? Apa dia pikir aku masih mencintainya, gitu?" Dia mulai mengungkapkan amarahnya. "Aku adalah laki-laki terbodoh di dunia, bisa-bisa aku masih mau menerima dia walau sudah ditiduri laki-laki lain. Sebagai laki-laki, aku benar-benar tak punya harga diri saat itu. Hal ter-goblok yang pernah aku lakukan dan kini aku benar-benar menyesali nya." Akhirnya dia bisa mengungkapkan unek-uneknya.

Ari memukul stir kemudinya, "kenapa bisa aku sebodoh itu? Kayak nggak ada cewek lain aja. Astaga ... Aku bego banget, kan?" Dia menoleh ke arah istrinya. "Coba aku Deket sama kamu dari tiga tahun lalu, setidaknya aku tidak perlu membuang waktu dengan bodohnya dan masih menghadap dia kembali."

Ini pertama kalinya, Sandi melihat suaminya yang begitu emosional. Dia bingung harus menanggapi apa.

"Aku malu sama kamu, aku tidak seperti kamu yang punya masa lalu yang suci dan masih menggunakan logika ketika menyukai seseorang." Ungkap Ari.

"Kamu langsung meng-cut mantan sialan itu dengan mudahnya. Tapi aku? Aku harus membuang waktu selama lima tahun, demi meratapi perempuan seperti dia." Sekali lagi Ari memukul stir kemudinya, lalu menoleh ke arah istrinya. "Aku bodoh, kan?" Tanyanya.

Sandi menggeleng tak setuju, "kamu nggak kayak gitu mas!" dia mulai menutup kotak bekal yang telah kosong, menyisakan satu kotak. Rencananya, akan dia makan di sela-sela waktu kerja.

"Aku bodoh Sandi." Ari meninggikan suaranya. "Tapi walau aku bodoh, aku suami kamu. Jadi kamu nggak boleh berpaling dan meninggalkan aku."

Sandi mencondongkan tubuhnya dan memeluk suaminya dari samping. Jarang sekali dirinya memulai inisiatif melakukan kontak fisik. "Aku nggak akan meninggalkan kamu, mas! Kamu itu satu-satunya yang akan akan jadi suami seumur hidup ku."

Ari balas memeluk, dia bersyukur memiliki istri seperti Sandi. "Janji ya! jangan pernah tinggalin aku." Katanya. Ari melepaskan pelukan itu dan meraih kedua sisi kepala istrinya, dia mendaratkan bibirnya di dahi. Lembut, seolah ingin mengungkapkan rasa dalam dadanya. Ari kembali memeluk istrinya sambil berbisik, "Aku mencintaimu Sandi." Ungkapnya dari hati paling dalam.

1
Dhia Tazkhia
hoyyeeeee puassss bgt dimas d semprot langsung sma pasutri hebat ini/Joyful//Joyful/
pokoknya stiap ada yg lawan balik dimas rumi,aku yg ngrsa puas krn mrka emng salah.
ekstra part dong thor 5bab aja,pinisirin sm muka rumi stlh itu gimana.dan rumtangnya emng gabahagia apa gimna,ko dia kaya ngebet bgt recokin ari mulu.penginnya sih mrk pisah aja thor,,,biar jd simbol,klo hubungan yg d bangun dr derita org itu gabakal berkah dan langgeng/Facepalm/
Dhia Tazkhia
idih s jakjak,,,klo ngomong yg bner,yg ada s rumiati tuh yg ganggu rumtang dan recokin mulu laki orang!!! s jakjak kanebo kering mentang² jongos dimas belain mulu mestu salah,dasar jongos lu jak!!!
bunny kookie
yaahh udah tamat ya,
padahal masih pengen liat dimas sama rumi tengkar 😂,
love love wes buat othor nya 💜💜
semangat ya kak othor 💪🏻💪🏻
Mareeta: udah abis kak
makasih ya kamu sampai selesai baca.🥰🥰🥰
total 1 replies
Ninid Ninid
skali kali si rumi itu perlu dikasi paham dech Thor kyk nya...
greget ya sama si rumi...
gibshena
💪💪💪
gibshena
aku suka novelnya kk.
semangat terus.
semoga novel baru bakalan keren juga ❤❤
bunny kookie
yaahh mau di tamatin ya kak thor,padahal bagus banget cerita nya,
semangat ya kak 💪🏻💪🏻💜
Dhia Tazkhia
dikit bgt thor,,,brasa skelabat sja bacanya
Dhia Tazkhia
heran aja sih dr dulu sma kluarga bobrok satu ini.denis dimas dan reiner emng emosian dan sll mrsa bnar sendiri,mntang² punya harta dan kekuatan suka seenaknya.pdhal mrka d pihak yg bersalah tp sll mnindas.bagus thor,seengaknya dgn klakuan bobrok rumi mrka seakan d permalukan.bahkan sudah bucin tolol jg tdk mnjamin istri tdk gatal sma laki lain
Dhia Tazkhia
siapa yg kalah woooyyyy aku harap sih s dimas/Grin/ s rumi bisanya jerit²an doang,pdhal dia yg mnyebabkan keributan.makin muak sma rumi,ko bs²nya gita akrab sm wanita gatel macam rumi?? perasaan gita dita dan mia smuanya wanita baik² deh,,,
bunny kookie
Rumi 🖕
Ninid Ninid
sepertinya si rumi ini perlu dikasi pelajaran berharga ya dari dimas... biar gak terus2an seperti itu... kasihan ari loooo.....
bunny kookie
baguss sandi teruskan 👏🏻👏🏻
hajar 2 kadal tak tau malu itu 😂😂
Dhia Tazkhia
jgn manut² ajalah san toh skrng ada yg bs d andalkan dan sll mndukung kpitusanmu
bunny kookie: iya ,aku greget banget sama sandi 😂
total 1 replies
Dhia Tazkhia
kaya nya bakal banyak drama deh,trutama dr 2manusia sampah yg d bwa ortunya sandi.masa mau honey moon nginepnya numpang wkwkw/Facepalm/
bunny kookie
ayo dong san sekali2 tegas dong sama orang tua mu biar mereka gk semena2 sama kamu,,sekali2 pamer loh sama mereka apalagi sama 2 samaph itu 😂,terlalu banyak diam gk baik jga loh san ,
Dhia Tazkhia
s rumi lg kah?? ganggu mulu sih,,,pengantin baru nih msh panas²nya malah d gangguin mulu
Mareeta: bukan, ini hama yang lain.
total 1 replies
bunny kookie
yahh 😂 di gantung sama kak othornya 😭😭
Dhia Tazkhia
kamu baru ilfil ri?? aku mah udah dr lama/Facepalm/
udah biarin aja tuh s rumi ngejar² suami org kaya orang stres dasar gatau malu.ntar nular ke suaminya yg pst bakal ngamuk² kaya org ksurupan klo tau istrinya berulah.dan yg psti ngamuknya ke org lain,bisa aja ari yg jd sasaran.pdhlkan yg gapunya adab bininya sndiri. pantes jodoh,pda gapunya otak mrk/Grin/
bunny kookie
AWAS ya rum jgan jadi anomali,
kasian bojo mu 😒
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!