WARISAN LELUHUR

Ibu anne pun menyerahkan paperbag kepada evan

" nak tolong diterima, ini ada sedikit makanan, ibu enggak bisa ngasih apa apa." kata ibu anne

" terimakasih banyak bu, enggak perlu repot repot, toh itu juga sudah menjadi kewajiban saya sebagai tetangga untuk saling membantu. Kepada siapa lagi kalau bukan tetangga meminta tolong dalam keadaan urgent." kata evan

" kamu benar benar anak yang baik, beruntung banget bu marni memiliki anak seperti nak evan ini." kata ibu anne

" saya bersyukur bu, saya bisa dipertemukan kembali dengan anak saya ini, walaupun belasan tahun kami terpisah. Tuhan masih bisa mempertemukan saya dan anak saya ini." kata bu marni

" iya bu, saya ikut senang ibu dan nak evan bisa berkumpul kembali." kata ibu anne

" aku juga senang banget tante, bisa ketemu sama kakak aku ini." kata ella, dia pun memeluk kakaknya itu

" iya ya, kalau saja pak devano masih ada, belaiu pasti bahagia banget melihat anak anaknya ini." kata ibu anne

" saya enggak bisa lama lama bu, karena mau ke rumah sakit, mohon doanya saja supaya bapak bisa cepat pulang." lanjut ibu anne

" iya bu sama sama, terimakasih, mohon maaf kami belum bisa menjenguk ke rumah sakit, kalau nanti sudah di rumah kami usahakan untuk bisa menjenguk." kata bu marni

" iya bu, sekali terimakasih." kata bu anne, lalu pamitan dan pulang ke rumahnya

" ih kakak hebat, bisa menolong orang. Aku bangga banget sama kakak." kata ella

" kita kan harus saling tolong menolong dek." kata evan

" ayo siap siap, katanya mau pergi jalan jalan." ajak bu marni

" siap bu." jawab ella yang langsung pergi ke kamar, evan pun sama

" pah lihat anak anak kita sudah besar, seandainya masih ada papah bahagia banget keluarga ini." kata ibu marni dalam hatinya

Setelah siap mereka pun pergi ke mall di sopiri pak budi, sampai di mall bu marni mengajak mereka ke toko pakaian membelikan evan dan ella pakaian baru, setelah itu ke toko sepatu, evan pun membeli sepatu olah raga disana. Selanjutnya pergi ke swalayan membeli kebutuhan rumah.

" nak kita mau makan siang dimana." tanya ibu marni

" di restoran yang biasa kita kunjungi aja bu, makanan disana enak enak soalnya." kata ella

" kalau kamu nak." tanya bu marni

" dimana aja bu, sama aja kok." jawab evan. Setelah selesai berbelanja bu marni menyuruh pak budi menuju ke restoran yang biasa dikunjungi. Sebelum tiba di restoran evan melihat seorang anak gadis kecil sedang dipalak sama preman... Evan pun menyuruh pak budi menghentikan mobil, lalu dia buru buru menghampiri mereka.

" hentikan... Enggak punya malu kalian ini memaksa anak kecil seperti itu." kata evan

" jangan sok jadi pahlawan bocah." kata preman

" hajar tuh bocah, ambil barang barang berharga miliknya juga." lanjut sang preman

para preman itu pun menghampiri evan lalu siap untik memberikan tinjuannya. Sebelum tangan itu menyentuh tubuh evan, evan langsung menampar kedua preman itu... Plak.... Plak.... Plak... Plak kedua preman itu pun terlempar akibat pukulan evan.. Sang ketua preman pun mengeluarkan pisau dari balik bajunya...

" bocah... Magi kamu..." kata sang preman, lalu menusukan kan pisau ke arah tubuh evan... Orang orang yang melihat pun menutup mata mereka, karena mereka fikir habis sudah bocah itu ditusuk pisau sang preman.. Selankutnya terdengar... Krek... Krek suara tulang patah... Plak.. Plak... Buuuuugh. Aaaahh.. Ahhhhh Sang preman pun mengaduh setelah tersungkur di aspal. Tak lama ada polisi datang... Evan pun memberikan keterangan.. Lalu polisi itu pun dibawa ke kantor untuk di introgasi. Evan pun menghampiri sang gadis cilik itu yang sedang menangis sambil memeluk lututnya. Tak lama ibu marni dan ella pun menghampiri mereka

" dek enggak usah takut... Preman itu sudah dibawa pak polisi." kata evan

" uuuuuh... Hiiik...hiiik. Iya kak terimakasih banyak," kata gadis cilik itu masih tetap menangis

" dik... Siapa nama kamu, dimana rumah kamu..." kata evan

" nama aku yasmin kak, aku enggak punya rumah kak, aku udah engvak lunya siapa siapa lagi setelah kakek meninggal dunia." kata yasmin

" terus kamu tingbal dimana selama ini." kata evan

" aku tinggal dimana aja kak, tadi aku lapar jadi aku mau beli makan setelah menjual rongsokan, eh tau taunya preman itu merebut uang hasil aku menjual rongsokan." kata yasmin

" iya sudah kamu jangan menangis lagi ya nak.. Ikut kita makan sama kita." ajak bu marni yang kasihan setelah mendengar cerita anak itu. merrka pun pergi ke restoran dengan mengajak yasmin. Pas di pintu restoran yasmin dihadang sama penjaga restoran.

" maaf nak kamu enggak boleh masuk." kata penjaga restoran

" enggak apa apa pak, dia bersama saya, ada kan tempat buat kami berlima." kata ibu marni

" enggak usah bu, aku diluar aja enggak apa apa." kata yasmin

" enggak apa apa kamu ikut sama kakak ya." kata evan

" iya dik, ikut kita.. Enggak apa apa kok." ajak ella

" makasih kak...." kata yasmin sambil menangis.. Hiik..hiiik. Hiiik.

" udah kamu jangan nangis, kamu ikut ibu ya.. Kita makan sama sama." kata ibu marni. Pelayan restoran pun membawa ibu marni dan yang lain ke tempat yang biasa mereka tempati. Ibu marni, ella, dan evan pun memesan makanan

" sayang kamu mau makan apa." kata ibu marni

" apa aja tante, yang penting nasi." kata yasmin. Bu marni pun memesankan yasmin nasi sama ayam goreng, jus, serta ice cream. Tak lama ice cream pesanan ella dan yasmin datang. Terlihat yasmin menelan ludah karena ingin.

" ella, ajak adiknya cuci tangan dulu ya." kata ibu marni

" iya bu, ayo dik kita cuci tangan dulu, supaya sehat." kata ella

" nak menurut kamu gimana tentang yasmin, kasihan banget dia sendirian." kata ibu marni setelah ella dan yasmin pergi. Evan belum menjawab pertanyaan ibunya. Dia merasakan ada yang membisikan kepada dia. " dia anak baik, kalau keluarga kamu bisa mengurusnya dan menjadikan dia bagian dari keluarga kamu, dia akan membawa keberuntungan dalam keluarga kamu." suara bisikan itu

" nak kamu kenapa." tanya ibu marni lagi

" iya bu maaf, aku tadi merasa terenyih aja melihat anak kecil bertahan hidup sendirian di kota seperti ini, aku masih beruntung dulu masih ada yang mau merawat aku." kata evan

" makanya ibu mau minta pendapat kamu nak, apa kita ajak dia tinggal di rumah kita aja ya, hitung hitung ibu membalas kebaikan pak braja dan bu surti menvurus kamu." kata ibu marni

" aku setuju bu, kita rawat dia seperti bagian keluarga kita." jawab evan. Tak lama ella dan yasmin lun datang.

" ayo dimakan ice creamnya dik, kaya kakak nih." kata ella

" ini untuk aku kak." kata yasmin ragu

" iya sayang, itu untuk kamu, ayo dimakan." kata ibu marni

"terimakasih tante, kakak, aku belum pernah makan seperti ini. Kek aku makan ice cream, kakek mau, nanti aku sisain deh untuk kakek." kata yasmin.. Lalu dia pun mengambil ice cream dan memakannya dengan lahap sampai habis. Hidangan makanan pun datang bu marni menyruh yasmin makan.. yasmin langsung mengambilnya dan memakannya.

" jangan buru buru sayang... Nanti keselek.. Kalau masih kurang nanti pesan lagi." kata bu marni

" iya tante.. Tante apa boleh nanti aku minta buat kakek juga....." kata yasmin, dia pun batu sadar bahwa kakeknya itu sudah meninggal..... hik....hik... Hiks. Hiks " kakek kenapa njnggalin yasmin sendiri, padahal aku mau kasih kakek makanan enak." kata yasmin

" kapan kakek kamu meninggal sayang." kata ibu marni

" seminggu yang lalu tante... Aku enggak bisa bawa kakek pergi berobat dan kasih kakek makan." kata yasmin sedih

" iya sudah kamu makan lagi aja ya... Nanti kita akan ke tempat kakek kamu dikuburkan. Kamu taukan dimana." kata ibu marni

" tau tante... Makasih atas kebaikan tante sama kakak." kata yasmin. Yasmin pun melanjutkan makannya. Bevitu pula ibu marni, ella dan evan.