Seorang gadis yang malang dia titipkan di panti asuhan oleh ayahnya sendiri selama bertahun tahun.
Banyak ujian yang pahit yang ia lalui sendirian tanpa sosok ayah di sisinya.
Dan suatu musibah terjadi, membuatnya harus terjebak bersama sosok pria yang terus menyiksanya.
Namun apakah ia sanggup untuk bertahan, di sisi Zein Alexander yang terkenal kejam dan terus menyiksanya?.
Dan bagaimana dia bisa lepas dari Zein Alexander?, apakah Celin akan terus terjebak bersama pria itu?.
Ikuti Kisah Mereka Yuk:
_Gadis Milik Tua Muda Kejam
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Les07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16
hah sepuluh mobil? untuk apa dia meminta mengeluarkan sepuluh mobil mau perang atau apa sih? ck, menyebalkan mengganggu orang mau tidur saja, dah lah turuti aja dari pada di potong gaji!.
William menggerutu sesekali mengumpat sahabatnya itu, selalu merepotkan dirinya dalam keadaan apa pun, seperti saat ini William yang baru pulang dari kantor setelah menghandle segala pekerjaan Zein, ya bagaimana tidak dia terpaksa lembur untuk mengerjakan semuanya.
Baru bersiap untuk tidur namun telah di ganggu oleh Zein, menyuruh dirinya untuk menyiapkan sepuluh mobil, hal itu membuat dirinya kesal di campur lelah. Namun dia sama sekali tidak bisa menolak keinginan lelaki itu.
Selama 10 menit William sampai di mansion Zein, ya selama ini William lebih memilih tinggal di apartemen dari pada di mansion Zein maupun mama Veny. Alasannya singkat karena ingin tenang dari gangguan Sahabat sekaligus atasannya itu, karena dia yang selalu membuat dirinya repot.
"Alex, untuk apa kamu menyuruh mengeluarkan sepuluh mobil? ini sudah malam kau.....
"Ck, sejak kapan kau mulai banyak tanya William!" Sinis Zein, William memutar bola matanya malas. "Terserah!" ucap William datar, namun jauh di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, mengumpat Zein dengan berbagai sumpah serapah.
"Jangan mengumpat ku William!" cetus Zein yang masih menatap laptopnya, saat ini mereka sedang berada di ruang kerja Zein. "Kau sudah menyiapkan yang aku minta?" titah Zein dingin masih menatap layar laptopnya.
"Iya!!" ketus William lalu beranjak menuju sofa di ruang kerja Zein, lelaki yang lumayan tampan dengan tubuh tinggi, kulit kuning langsat, hidung tidak terlalu mancung namun tidak juga pesek, bola mata berwarna coklat terang, dan bulu mata lumayan lentik , rahang yang tampak tegas di tumbuhi bulu halus. dan di tambah dengan alis tebal menambah kesan tampan, tangan kanan Zein.
Lelaki itu langsung merebahkan badannya, karena merasa sangat lelah hari ini pekerjaannya menjadi doble, karena ulah Zein yang seenak jidatnya meninggalkan pekerjaan, namun walaupun begitu uangnya akan terus mengalir.
Melihat William yang telah memejamkan matanya di sofa, Zein berdecak membiarkan William beristirahat, karena wajah tangan kanannya itu terlihat jelas tampak letih.
Sedangkan Celin menangis terisak di pojokan bersandar di dinding di dalam kamar, memeluk kedua kakinya. Merasa kesal, sakit dan amarah sekaligus perasaan nya menjadi campur aduk. "Argh kesal kesal kesall!!!" pekik Celin mengacak rambutnya frustasi, air matanya tidak bisa berhenti mengalir sedari tadi.
"Ya tuhan kenapa engkau memberi ku ujian seperti ini, hiks hiks hiks aku tidak sanggup lagi tuhan!!, mama kenapa tidak membawa Celin sekalian, hiks Celin rindu mama. Dunia ini kejam kepada Celin ma.....hiks hiks Celin nggak sanggup ma!!"
Celin terus menangis terisak, merindukan sosok ibunya
nya. Matanya telah membengkak akibat terlalu lama menangis. Namun mau bagaimana lagi hanya itulah yang bisa dia lakukan, lari dari kenyataan pun tidaklah mungkin.
Brakk....
Celin terkejut mendengar suara pintu kamarnya terbuka sehingga menimbulkan suara nyaring, karena di tendang oleh Zein. Melihat itu tentu saja Celin terlonjak kaget dia langsung menundukkan kepalanya, melihat Zein menatap dirinya tajam.
Zein menemui Celin yang sejak tadi menangis di dalam kamarnya, "Cepat ikut aku!" titah Zein menatap datar. Celin masih terisak dengan kepala menunduk, dia enggan untuk mengangkat kepalanya apa lagi melihat lelaki yang telah membuatnya tersiksa fisik dan batin.
Dunia gadis itu seketika menjadi semakin rapuh, berusaha untuk tegar dan sabar pun percuma, karena wanita sejatinya memang mudah menangis. Dan begitu juga dengan Celin, mental gadis itu telah di patahkan oleh lelaki kejam jelmaan iblis tanpa perasaan sedikitpun.
Dia masih menangis sesegukan karena meratapi nasib terjebak di lubang neraka menurutnya, padahal Celin tidak melakukan kesalahan apapun tapi harus bertanggung jawab dengan kesalahan yang sama sekali tidak pernah ia buat. Jelas jelas waktu itu salah Zein sendiri, yang mengemudi tidak melihat jalan sehingga menabrak.
Malah Celin yang harus ganti rugi di tambah dengan siksaan oleh Zein, lengkap sudah penderitaan gadis itu, sudah di buang dan di asing kan oleh ayahnya, selama bertahun tahun tanpa menjenguk atau menanyakan kabar dirinya, hidup tunggang lalang mati matian bekerja untuk bertahan hidup, tanpa merasakan kasih sayang dari keluarga. Dan sekarang dia malah terjebak di sini, miris sekali.
"Kau tidak dengar ha!!" Bentak Zein, dia merasa geram melihat Celin yang masih menunduk, tidak beranjak dari duduknya tanpa menatap dirinya sedikitpun. Dengan amarah yang naik ke ubun ubun Zein menarik Celin dengan kasar membawanya keluar.
"Akhhh....
_To Be Continued_
woyy alice enk ajja nuduh sembarangan
lanjut thorr