Apa jadinya jika jiwa seorang wanita terpidana mati,berpindah ke tubuh seorang wanita lemah dari jaman kuno?
Kanina, seorang terpidana mati yang hidup kembali di tubuh wanita lemah dari jaman kuno.
Dengan ruang di tangan,Dia perlahan menahlukkan dunia yang patriaki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma mossely, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
1.Pindah ke tahun 90-an 1
Plak
Plak
"Dasar pelacur tidak tau diri !.Pembawa sial,terkutuk."
Seorang wanita bertubuh besar dan garang tengah memaki seorang Ibu muda yang tampak lemah dan pemalu.
Saat itu siang hari yang terik.
Para Petani baru saja kembali dari ladang mereka untuk makan siang.
Jadi, tentu saja kejadian ini langsung menarik perhatian mereka.
Hiks hiks
"Tapi Ayam hutan itu adalah hasil buruan Nanda,Bu.Dia ingin menjual Ayam itu kepasar untuk membeli obat untuk Amara."
Dengan lemah,wanita bernama Kanina itu memberi penjelasan masuk akal kepada Ibu mertua nya.
Namun bukan nya reda,amarah Ibu mertuanya semakin menjadi ketika mendengar penjelasan Kanina.
Cuih.
"Dasar sial." maki nya lagi.
Kini Ibu mertua nya bahkan meludahi wajah Kanina yang sudah memerah dan bengkak akibat dari tamparan keras Ibu mertua nya.
"Anak sial itu tidak perlu dibelikan obat.Hanya anak perempuan! Kawin kan saja agar tidak menjadi beban."
Ya.
Di Desa Makmur ini, anak perempuan masih dipandang rendah oleh semua orang.
Nyaris semua orang tua lebih menyukai anak laki-laki dari pada anak perempuan.
Sistem patriaki masih sangat kental di Desa ini.
Kerap sekali para menantu di Desa ini mengalami hal yang sama seperti yang dialami oleh Kanina.
"Tapi Amara sudah satu minggu lebih demam tinggi Bu.Jika tidak di beri obat, aku takut demam nya semakin parah."
Dengan lembut,Kanina mencoba memberi pengertian untuk Ibu mertua nya.
Putri nya ,Amara sudah mengalami demam tinggi sejak satu minggu yang lalu.Karna tidak memiliki uang,Kanina hanya bisa mengompres nya saja.
Tadi pagi,Putra nya Nanda pergi melihat jerat yang di pasan nya di hutan,dan beruntung jerat nya berhasil mengenai seekor ayam hutan.
Karna terlalu senang,Nanda lupa menyembunyikan hasil buruan nya,sehingga ketahuan oleh Nenek nya.
Sehingga terjadilah hal ini.
"Aku tidak peduli,jika pun anak itu mati maka lebih baik.Beban makan nasi menjadi berkurang."
Dengan tanpa perasaan wanita yang akrab disapa Sri itu melenggang pergi begitu saja.
Kanina yang ditinggalkan hanya mampu menghela nafas dengan sedih.
Dia kembali ke rumah nya yang sudah tidak layak di sebut sebagi rumah.Rumah dengan di dominasi bambu itu sudah nyaris rubuh karna terlalu tua dan lapuk.
Namun meskipun begitu,Kanina dan anak-anak nya harus puas masih memiliki rumah.
"Nenek tidak mau mengembalikan ayam itu ya Buk?"
Nanda langsung bertanya kepada Kanina begitu dia masuk kedalam rumah nya.
Kanina hanya mampu tersenyum sedih melihat putra kedua nya.
"Tapi Kakak butuh minum obat Buk, Nenek benar-benar keterlaluan."
Nanda bocah berusia delapan tahun itu sudah sangat muak melihat perlakuan dari Sang Nenek.Tidak pernah sekalipun dalam ingatan nya tentang kebaikan Sang Nenek terhadap mereka.
Dimata Nenek nya hanya ada dua sepupu nya saja,Andi dan Sinta.Lalu di tambah dengan Bibi bungsunya, Yanti.
"Tidak boleh berkata begitu,Nak.Bagaimana pun dia tetap Nenek mu."
Meskipun Kanina juga merasa sakit hati atas perlakuan dari Ibu mertua nya.Namun Kanina tetap tidak memiliki keberanian untuk mengizinkan Putra nya membenci Nenek nya sendiri.
Takut diceraikan menjadi alasan utama nya.Lalu pandangan mata masyarakat tentang seorang 'Janda' masih sangat buruk.
Dan Kanina tidak sanggup menanggung hal itu.
"Tapi mau sampai kapan Buk? Kakak dan juga Lue masih butuh makan,obat,pakaian.Mereka perempuan Buk,beda dengan ku."
Nanda benar-benar tidak habis fikir dengan jalan pikiran Ibu nya.
Mengapa Ibu nya masih memilih mengalah dan bertahan dengan keluarga Ayah nya yang buruk.Ditambah pagi Sang Ayah yang lebih memilih memihak kepada Keluarga nya sendiri.
"Nak,..."
"Baiklah, terserah Ibu saja."
Bocah delapan tahun itu memilih diam,karna dia juga iba melihat Ibu nya.
Ditengah perdebatan mereka,pintu rumah yang sudah reyot itu terbuka dengan keras dari luar.Sangking keras nya,bambu-bambu yang di rakit manjadi bentuk pintu itu pun hancur berhamburan.
Uwaaa
Lue yang tengah tertidur di ayunan lusuh nya ikut menangis karna terkejut.
Sama hal nya dengan Kanina dan Nanda.
Mereka sontak menoleh ke arah pintu,dan dalam sekejab perasaan tidak menyenangkan menghampiri mereka.Pasalnya pelaku yang baru saja merusak pintu mereka adalah Rehan,suami Kanina.Yang berarti Ayah dari anak-anak.
"Kau sudah pulang."
Meskipun takut,Kanina tetap berusaha menyapa suami nya selembut mungkin.
Tetapi seperti nya Kanina harus mengalami kesialan hari ini.Karna bukan saja sapaan nya di balas,dia juga di tampar dengan begitu keras oleh Rehan.
Plak
Plak
Kepala Kanina langsung pusing,pandangan mata nya menggelap seketika.
Bau anyir darah menyerang indra perasa nya.
"Apa yang..."
Plak
Kanina kembali di tampar tanpa mengetahui penyebab nya.
"Kau benar-benar pembangkang!" hardik Rehan.
"Besok calon suami adik ku,Yanti akan berkunjung ke rumah.Karna itu Ibu ku meminjam ayam hutan itu,tetapi bukan saja kau tidak memberikan nya.Kau masih mempermalukan Ibu ku."
Suara Rehan begitu menggelegar.Bahkan rumah bambu mereka yang nyaris rubuh tampak ikut bergetar.
Amara dan Lue yang ketakutan hanya mampu saling memeluk.Hal ini sudah sangat biasa terjadi di depan mereka.Sehingga mereka sudah paham cara mengatasi nya.Cukup dengam diam dan melihat.
"Ibu tidak pernah mempermalukan Nenek,Ayah.Justru Nenek yang memukuli Ibu terlebih dahulu."
Sebagai anak laki-laki satu-satu nya,Nanda memasang badan di depan tubuh Sang Ibu.
Meskipun tubuh kurus nya yang kurang gizi tampak gemetar hebat.Namun mata nya tidak memperlihatkan kelemahan sedikitpun.
Rehan yang ditantang begitu,seketika semakin emosi.
"Dasar anak cacat."
Makinya dengan keras.Tangan nya bahkan terangkat keudara bersiap memukul Nanda jika saja Kanina tidak dengan sigap menarik tubuh Nanda ke pelukan nya.
"Pukul aku,tapi jangan pernah kau bermain tangan kepada anak mu.Ini adalah anak mu,darah daging mu.REHAN.!!!"
Untuk pertama kalinya di sepanjang hidup nya,Kanina berani meninggikan suara nya terhadap sang suami.
"Lancang! " bukan nya sadar,Rehan semakin membabi buta. "Karna kau dan Putra mu sangat suka di pukul,maka aku akan mengabulkan nya."
Dengan berkata begitu,Rehan memukuli tubuh istri nya tanpa ampun.Tamparan,makian bahkan tendangan di layangkan ke tubuh ringkih yang tidak berdaya itu.
Meskipun anak-anak nya sudah menangis meminta ampun,tetapi Rehan menulikan pendengaran nya.
Misi nya kembali pulang kali ini adalah untuk memberi pelajaran kepada istri 'PEMBANGKANG' nya.
Tanpa menyadari jika tindakkan nya ini akan menjadi penyesalan nya di kemudian hari.
double up y thor