🎉Bebas Promo
Diharapkan bijak dalam memilih bacaan sesuai umur ya🤗🤗🤗
Seks bagi seorang Satria bukanlah hal yang tabu, tapi menikah? Tak pernah sedikitpun terlintas di benaknya akan menjalin komitmen dengan seorang wanita dalam sebuah ikatan pernikahan.
Dia yang selalu memandang rendah derajat perempuan harus dihadapkan dengan kenyataan pahit bahwa dirinya telah dijodohkan dengan cucu dari sabahat kakeknya.
Akankah pernikahan harmonis yang diimpikan semua pasangan akan terwujud di kehidupan pernikahannya kelak?
Ini bukanlah cerita CEO kejam, dingin, dan mencintai dalam diam, karena ini adalah sebuah cerita cinta yang manis dengan Ektra Bumbu Komedi.
Heppy Reading... 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengganti
"Pak kumohon batalkan perjodohan ini. Ara (panggilan untuk Amora) sudah punya calon suami, pria yang jauh lebih baik dari cucu Pak Wira yang terkenal b*jingan itu!" ucap Rahardian, dia terlihat sedang menahan emosinya saat Kimy masuk ke kamar Kakeknya, karena seperti biasa dia masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
Wajah putih ayahnya sudah sangat merah saat Kimy masuk, tangannya mengepal menahan amarah hingga urat-urat di tangannya terlihat menonjol.
"Tapi janji adalah janji, janji itu hutang yang harus dibayar dengan menepati janji. Jadi hanya dengan cara itu aku bisa membayar lunas hutangku." Pria tua itu tak kalah murka.
"Tapi Pak, pikirkan perasaan Ara!" Rahardian masih berusaha mengiba. Berharap hanya dengan begitu dia bisa membatalkan perjodohan konyol ini.
"Kamu pikir orang tua ini tidak memiliki hati apa? Aku juga memikirkan perasaan cucuku, tapi tak ada yang bisa aku perbuat dia tetap ingin melanjutkan perjodohan ini. Wira mau melepas Ara, asal—" Anggara menjeda ucapannya.
"Asalkan apa? Berapa uang yang dia minta?" Rahardian salah sangka.
"Jangan sombong kamu! Kamu lupa siapa yang menolong perusahaan kamu dalam keterpurukan beberapa tahun lalu?" Anggara mengingatkan Rahardian akan jasa besar yang keluarga Wiratmadja berikan kepadanya, dan hal itu berhasil membuat Rahardian tertunduk malu.
"Terus apa gantinya?" Kimy yang sedari tadi hanya berdiri di pintu akhirnya mengeluarkan suaranya.
"Sebagai gantinya kamu yang harus jadi pengganti Ara!" jawab Anggara dengan suara lemah.
Rahardian langsung terduduk lemas, itu sama saja menukar tangan kiri dengan tangan kanannya. Kebahagiaan Amora memang penting tapi menjerumuskan anak gadisnya yang masih polos ke tangan b*jingan dia pun tak sanggup. Walaupun Kimy tak se membanggakan Amora tapi Kimy tetaplah putri kesayangannya, seorang putri yang selalu menciptakan tawa di rumahnya, dia seperti manusia dengan jutaan kebahagiaan yang akan membuat siapa saja tersenyum.
Sedangkan Kimy tak bisa memikirkan apa-apa, isi kepalanya seperti kosong tiba-tiba saja. Menikah? Hal terakhir yang terlintas di benaknya. Walaupun usianya sudah cukup matang untuk menikah, tapi isi otak dan tingkah lakunya masih jauh untuk menjadi seorang ibu rumah tangga.
Ini mimpi, ya ini pasti mimpi. Kimy menampar wajahnya sendiri hingga membuatnya meringis.
Ternyata ini bukan mimpi, semua ini nyata. Kimy memutar otak dangkalnya. Mencari jalan keluar agar ia bisa keluar sebagai kandidat calon istri cucu dari Wiratmadja.
Kuliah pun dia belum lulus, masa harus menikah?
Kimy langsung ingin menolaknya, tapi wajah sumringah penuh kebahagiaan Amora beberapa hari lalu langsung terlintas dipikirannya. Apa ia tega menukar kebahagiaan kakaknya dengan kebahagiaan dirinya?
Selama ini Amora sudah sangat membanggakan keluarganya, sejak sekolah hingga sarjana dia terus menjadi siswa berprestasi. Tapi apa yang selama ini ia lakukan untuk membanggakan keluarganya? Memalukan iya, buktinya di usianya yang sudah seharusnya menyandang gelar sarjana, dirinya masih saja seorang mahasiswa.
Kimy memantapkan hati, "Aku mau," ujar gadis bertubuh mungil itu, membuat kedua pria yang tengah bersitegang dihadapannya menolehkan wajah mereka.
"APAAA??" ucap mereka kompak.
"Aku mau gantiin Kak Ara. Aku mau menikah sama cucu Kakek Wira," dengan tegas dia menjawab. Kemudian pergi meninggalkan Ayah dan kakeknya yang masih syok.
Apakah ini cuma kebetulan atau ini memang takdir? Karena sebetulnya Wira begitu menginginkan Kimy untuk menjadi istri cucunya. Tapi Anggara menolak tegas karena dia yakin gadis itu akan menolaknya, Kimy baginya adalah bocah ingusan yang bahkan masih sering minta uang jajan tambahan kepadanya. Anggara semakin pusing.
•
•
•
•
Dina dan Amora yang tadi sudah bisa kembali tersenyum saat mendengar bahwa putrinya berhasil membatalkan perjodohan kakaknya kembali lemas saat mengetahui kejadian sebenarnya dari Rahardian.
Dina seperti tersambar petir, dia begitu terkejut bahkan melebihi keterkejutannya saat mendengar Amora akan dijodohkan pagi tadi. Baginya Kimy adalah putri kecil yang masih jauh dari kata dewasa.
Putri kecil yang masih sering merengek meminta diizinkan menonton konser EXO itu akan menikah?
Dina tertawa miring, dia seperti sedang dipermainkan oleh putri dan suaminya, dia yakin semua ini adalah akal-akalan mereka yang memang sering bersekongkol untuk menjahilinya.
"Ini gak lucu loh Yah!" Dina memicingkan matanya ke arah suaminya.
"Ayah udah gak punya tenaga untuk berbohong Bu," ucapnya lesu.
Air mata kembali tumpah dari kedua mata ibu dua anak itu, dia langsung berlari ke kamar putri kecilnya. Dia benar-benar tidak rela si Bungsu harus menikah dengan pria bejad macam Satria itu. Putrinya terlalu suci untuk disentuh seorang ********.
Ingin sekali dia nyelonong masuk ke kamar Kimy seperti biasa, tapi kali ini dia memilih mengetuk pintu.
"Masuk!" seru gadis dibalik pintu tersebut.
Dilihatnya sang gadis sedang merapikan kamarnya yang berantakan, padahal biasanya gadis itu akan menghujaninya dengan ribuan alasan jika Dina menyuruhnya merapikan kamar.
"Ibu udah pesen tiket EXO? Aku mau duduk di kursi VIP loh Bu!" ucap Kimy dengan tubuh membelakangi Dina.
"Hanya demi tiket konser, kamu rela dijodohin sama cucunya Pak Wira? Dasar perempuan murahan!" Dina berbicara begitu sinis.
"Demi ketemu Mas Kai apapun aku lakukan. Hahaha…" Kimy memaksakan tawanya, tapi tubuhnya tetap membelakangi Dina sambil memunguti benda-benda yang berserakan di lantai kamar bercat pink itu.
Dina sudah tak tahan, dia memeluk erat punggung putri kecilnya itu, menangis dengan kencang, bahkan lebih kencang dari saat ia menangisi Amora tadi.
"Ibu nangis karena aku mau nikah apa karena gak kebeli tiket EXO sih?" Disaat seperti ini dia tetap saja menggoda ibunya.
"Dasar anak nakal! Mau kamu batalin perjodohan kakakmu, ibu tetep gak mau beliin kamu tiket EXO, jadi lebih baik kamu tarik lagi ucapan kamu!" Kali ini Dina berbicara dengan penuh penekanan.
"Ya ampun Bu, jodoh aku itu udah diatur sama Pencipta, jadi mau aku pergi jauh dari cowok itu, kalau dia jodoh aku, ya pasti kita akan ketemu lagi, juga kalaupun aku pepet terus tuh cowok tapi ternyata Tuhan gak ngijinin kita berjodoh ya apa mau dikata, cari lagi yang lebih tajir. Doain aja sama Ibu, kalo jodoh aku nanti itu ternyata Mas Kai. Hehehe."
"Dasar kamu ini!" Dina semakin mempererat pelukannya pada si Bungsu dengan lelehan air mata yang terus membasahi pipi.
...Otor Soleha gak bosen-bosen ngingetin readers terzeyeng untuk like, komen, n vote!!!...