NovelToon NovelToon
Genius Twins Boy

Genius Twins Boy

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Anak Genius
Popularitas:4.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: emmarisma

"Apa kamu sudah menemukan informasi tentangnya, Jackson?"

"Sudah, Kak. Aku yakin dia adalah dady kita."

Dua bocah laki-laki berusia 7 tahun itu kini menatap ke arah layar komputer mereka bersama-sama. Mereka melihat foto seorang Pria dengan tatapan datar dan dingin. Namun, dia memiliki wajah yang sangat tampan rupawan.

"Jarret, Jackson apa yang kalian lakukan?" Tiba-tiba suara seseorang membuat kedua bocah itu tersentak kaget.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15. Baru Tahu

"Aku tidak tahu banyak mengenai tuan Ben, karena aku bekerja di rumah sakit," jawab Elena. Dia tak mau menceritakan apapun tentang atasannya, karena dia belum memahami bagaimana sifat Giani.

"Aku pikir kau tahu," ujar Giani sembari meletakkan bayinya ke atas ranjang. Tak lama terdengar deru suara mobil. Giani melihat ke jendela dan melihat mobil Albern parkir di dekat jendela kamarnya.

Elena menelisik wajah Giani dari samping. Ia masih tak menyangka jika tuannya yang selama ini terkenal alergi dengan wanita, bisa memiliki anak dari seorang wanita belia di hadapannya.

"Giani! Thomas dan Albern ingin melihat anakmu," kata Martha sembari mengetuk pintu kamar Giani dan mendorongnya dari luar, tak lama dua pria beda usia itu sudah berdiri di depan Giani begitu juga dengan Martha.

Thomas tersenyum menatap kedua bayi Giani yang terlihat sangat aktif menggeliat meskipun lahir kurang bulan.

"Mereka sangat menggemaskan."

"Kau benar, Thomas dan aku beruntung memiliki mereka," kata Giani. Thomas dan Martha tersenyum mendengar ucapan Giani.

Sementara Albern diam tak banyak bicara, dia menyadari keberadaan Elena dan dia tahu siapa itu Elena.

"Albern, maafkan aku untuk kejadian waktu itu," kata Giani.

"Tidak masalah. Aku senang kau kembali dengan selamat dan baik-baik saja." Elena melirik Albern. Pria itu langsung menundukkan kepalanya. Thomas sesaat menoleh dan menatap Elena.

"Oh, ya. Ngomong-ngomong siapa dia?" tanya Thomas.

"Dia Elena, dia adalah pengasuh yang akan membantuku merawat Jarret dan Jackson."

"Selamat datang di rumah kami, Elena."

"Terima kasih, Tuan."

"Panggil aku Thomas." Pria tua itu tersenyum tulus pada Elena dan detik berikutnya dia kembali berbicara dengan Giani. "Aku sudah membeli dua box bayi untuk kedua anakmu, Giani. Sebentar lagu kurir akan mengantarnya kemari."

"Kau baik sekali, Thomas. Aku berhutang banyak padamu."

"Anggap saja ini sebagai wujud rasa syukurku. Diusiaku yang sekarang bisa melihat cucu buyut lahir."

Giani tersenyum melihat raut wajah Thomas yang memang tampak memancarkan raut wajah bahagia. Giani bersyukur dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangi dirinya dengan tulus. Meski mereka orang asing, tapi mereka mau menerima keberadaan dirinya tanpa banyak bertanya.

Tak lama beberapa orang tampak sibuk mondar mandir memasukkan box bayi ke kamar Giani. Kini kedua bayi Giani sudah diletakkan di dalam box nya.

Martha, Thomas dan Albern pergi dari kamar Giani. Mereka memberi kesempatan pada wanita itu untuk beristirahat.

"Istirahat lah dulu di kamarmu, Elena. Aku juga mau tidur sebentar."

"Hmm, ya baiklah."

Elena segera keluar dari kamar Giani. Namun, wanita itu tidak masuk ke dalam kamar melainkan keluar menyusul Martha dan yang lainnya.

Di ruang tamu, Martha sedang menceritakan tentang Giani yang diantar oleh Ramos pada Thomas. Sedangkan Albern sudah kembali ke rumahnya.

"Jadi, mereka berdua benar-benar cucu buyut kita?" tanya Thomas setengah tak percaya.

"Anda benar tuan Thomas."

Thomas dan Martha langsung menoleh saat mendengar suara orang lain.

"Kau juga adalah orang suruhannya?" tanya Thomas.

"Ya, saya adalah perawat sekaligus bodyguard nona Giani."

"Di mana si breng*sek itu berada?" raut wajah Thomas mengeras. Bisa-bisanya cucunya membuat masalah begitu besar dan masih bertindak semaunya.

"Saya kurang tahu, Tuan. Akan tetapi tuan Ben juga baru saja mengetahui jika nona Giani sedang hamil."

"Rupanya ilmuwan gila itu bisa bodoh juga, ya?"

Elena hanya tersenyum tipis. Dia sendiri pun tak menyangka dengan kejadian beberapa waktu lalu, di mana Ben tiba-tiba menghajar orang-orangnya. Saat itu Ben terlihat sangat marah.

"Apa kalian bodoh?"

"Ampuni kami, Tuan."

"Dia hamil, selama ini dia hamil dan bodohnya aku mempercayai kalian untuk mencarinya."

Ben duduk dengan wajah yang memancarkan aura kegelapan. Ramos dan Elena hanya berdiri dengan tenang di samping kiri, kanan, Ben.

"Pergilah!" tiga orang kepercayaan Ben itu langsung keluar karena tak mau memantik kekesan bosnya itu.

"Bodohnya aku selama ini terlalu fokus mencarinya di kampus. Padahal dia hidup bersama keluargaku."

"Maafkan atas kelalaian saya, Tuan."

"Apa orangmu itu dapat dipercaya?" tanya Ben. Ramos dan Elena baru kali ini melihat Ben bersikap tidak tenang. Biasanya tuan mereka itu selalu tenang dan santai dalam menghadapi masalah, Bahkan disaat kematian hendak menghampiri pun, ia bisa bersikap tenang, tapi kenapa kali ini lain. Ramos berpikir dugaannya selama ini benar, jika tuannya ada rasa pada wanita yang telah dis*tubuh*nya beberapa bulan yang lalu.

"Dia hamil, Ramos. Serum itu ... "

Ben terdiam, ia baru mengetahui kabar Giani hamil, 2 minggu sebelum Giani melahirkan. Awalnya seperti biasa, Ramos menghubungi orangnya untuk menanyakan kabar kakek dan nenek Ben, Ramos menekan tombol speaker agar Ben juga bisa ikut mendengar laporan dari orangnya.

"Bagaimana kondisi kakek dan nenek?"

"Mereka semakin baik, sejak kedatangan wanita itu mereka terlihat lebih bahagia."

"Tapi kau tetap harus memastikan wanita itu tidak membahayakan Martha dan Ramos."

"Tentu, Tuan, tapi saya rasa dia tidak memiliki potensi bahaya. Dia sedang hamil saat ini. Giani tidak mungkin kan melukai mereka."

"Siapa tadi?" tanya Ramos memastikan, dia pikir dia salah dengar.

"Giani, Tuan. Nama wanita itu Giani. Dia berasal dari Melbourne dan kebetulannya lagi, dia pernah bekerja di SOS."

Panggilan telepon yang semula biasa, tiba-tiba menimbulkan debaran tak biasa di hati Ben. Giani hamil?

Ramos mengakhiri panggilan dan saling melempar tatapan pada Ben.

Sejak saat itu, Ben memutuskan untuk mengawasi Giani. Dia pergi ke Sidney. Demi untuk melihat penampakan Giani saat hamil.

Elena dan Ramos masih setia berada di samping Ben. Pria itu kini sedang mengamati Giani yang duduk di toko roti sembari mengusap perutnya yang besar itu.

Ben ikut tersenyum saat Giani tersenyum. Katakanlah dia benar-benar gila karena wanita itu. Saat Giani berdiri dan tiba-tiba meringis, Ben rasanya ingin keluar dari mobilnya dan menghampiri Giani.

Sejak mengetahui Giani hamil anaknya, Ben seperti pengangguran yang tidak ada kerjaan. Dia mengikuti kemana pun Giani pergi. Seperti saat Giani tiba-tiba merasakan kontraksi. Ben dengan sigap mendekati wanita itu dan membawanya ke mansionnya.

1
Puput Regina Putri
😂😂😂emng bisa yak semudah itu
ahyuun.e
lah bukannya si pak alexander dr obgyn yah? pas lahiran si kembar kan dia yg bantu lahiran, kok mood swing ibu hamil ngak paham /Frown/
ahyuun.e
ben ini emang gak berguna, lalai dari segala hal mnyebalkan
H
😂😂😂
Nicko Putra Jelita
Luar biasa
H
😍😍😍
Kace
Biasa
Kace
Buruk
Datu Zahra
udah nanya dikasih jawab malah disalahin, Ben gila
Datu Zahra
Sesuatu yang sudah terikat pasti akan selalu terhubung tanpa sengaja.
Asnita Sari Erni Aciak
Luar biasa
Asnita Sari Erni Aciak
Lumayan
al
Luar biasa
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
Astaga jahat bgt ni orang, jelas2 istri nya lagi hamil bisa di sejahat itu bikin anak blm lahir mau jd yatim 🥲
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
Martha & Thomas
choco_mochi
semangat berkarya thorr
chim²
tks ceritanya..
Racan Ok
lanjut thort
ibeth wati
ululuh ganteng banget si jirayut eh jaret bikin hati bude berdebar ini mah
ibeth wati
g bisa bayangin binatang buas yg SDH jinak dulu saat Zoro ngajak bermain Gianni aja sampai gegar otak gimana klo kesenggol giginya ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!