NovelToon NovelToon
Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Anak Kembar / Disfungsi Ereksi
Popularitas:795.6k
Nilai: 4.7
Nama Author: Pena Remaja01

Daniel Van Houten—seorang mafia berdarah dingin, kejam, dan disegani. Tak pernah membayangkan akan menerima vonis memalukan dari dokter: ia didiagnosis impoten. Tapi Daniel bukan pria yang mudah menyerah. Diam-diam, ia mengirim orang kepercayaannya untuk mencari gadis polos nan perawan, dengan harapan bisa menghidupkan kembali gairah yang lama padam.

Sampai pada suatu malam, harapannya terjawab. Seorang gadis berlesung pipi, polos dan menawan, berhasil membangkitkan sisi pria yang sempat hilang dalam dirinya. Namun karena sikap arogan dan tempramental Daniel, gadis itu justru ketakutan dan melarikan diri tanpa jejak.

Empat tahun berlalu, takdir mempertemukan mereka kembali. Tapi kali ini, gadis itu tak datang sendiri—ia membawa tiga anak kecil yang menggemaskan, penuh keberanian, dan... sangat mirip dengan Daniel.

---------

"Unda angan atut, olang dahat na udah tami ucil, iya tan Ajam?" – Azkia "Iya, tadi Ajam udah anggil pak uci uat angkap olang dahat na." – Azam "Talau olang d

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Keesokan harinya, Daniel menyuruh Regan menjemput Ayang kerumahnya. Dia menuntut janji Ayang untuk tinggal bersamanya lagi. Daniel tersenyum sendiri, tak sabar bertemu gadis yang telah membuatnya tak bisa tidur beberapa malam ini. Di malam-malam sebelumnya, ia masih bisa melihat gerak-gerik Ayang dari monitor. yang ada di kamarnya, tapi malam tadi ia tidak bisa tidur sama sekali, sebab tak melihat Ayang.

Kring....kring...kringg

Dering ponsel membuyarkan lamunan Daniel. Tanpa membuang waktu panggilan tersebut lansung di jawab ya.

"Ya, ada apa Regan?"

"Ma-maaf Tu-Tuan, Nona tidak ada di rumahnya," ucap Regan terbata-bata di ujung sana.

"Apa maksud kau?"

"Ma-maaf tuan, Nona dan Abangnya tidak ada di sini."

"Lalu, untuk apa kau mengatakan semua ini padaku?"

Ucapan Daniel bagaikan sebuah ancaman bagi Regan. Ia hapal sekali maksud kata-kata tuannya itu.

"Maaf Tuan, sa-saya akan mencarinya lagi."

.

.

.

Di tempat lain.

Ayang baru saja tersentak dari tidurnya, selepas shalat subuh tadi, ia kembali tidur dan bangun menjelang tengah hari. Bergegas ia bangkit, lalu membuka jendela kamar.

Wah, indahnya! 

Ayang menatap takjub hamparan sawah yang di kelilingi bukit-bukit yang menjulang. Udara di hirup dalam-dalam dan menghembuskan perlahan.

Ceklek!

Seketika Ayang menoleh ke arah pintu kamar yang di buka seseorang.

"Sudah bangun rupanya." Parida berjalan mendekati Ayang.

Ayang tersenyum kikuk, melihat kehadiran wanita paruh baya itu.

"Maaf Buk, Ayang ketiduran."

Parida dapat mengetahui apa yang di katakan Ayang dari gerak bibirnya.

"Ndak apa-apa, Cah Ayu," ucap Parida dengan senyum ramah. "Oh ya, tadi istri Bu Hajjah Rodian menelpon. Dia tanya ponsel Ayang kok ndak aktif."

Kening Ayang berkerut, soalnya ia tidaklah mempunyai ponsel.

"Ya sudah, sekarang Cah Ayu mandi dulu. Setelah itu kita makan siang. Kasihan ini perut, dari tadi malam belum di isi," ucap Parida sembari mengelus perut Ayang yang rata.

Ayang tersenyum malu-malu.

Parida kemudian keluar dari kamar.

Ayang segera menyambar handuk yang di berikan Parida subuh tadi, lalu berjalan menuju kamar mandi yang berada di sebelah dapur.

"Eh, setan eh, setan eh setan!"

Seorang pemuda dengan tubuh semampai, terlonjak kaget ketika keluar dari kamar mandi, yang kebetulan Ayang juga hendak masuk kedalam.

"Eh, kamu siapa?" Nada suara pemuda itu terdengar mendayu, sembari menunjuk Ayang dengan jemari lentiknya.

Ayang menunduk takut, kakinya juga beringsut mundur.

"Udin! Kamh ngapain?" Parida mendekati Ayang, lalu merangkulnya.

"Iiih, Mommy ini!" sungut pemuda gemulai itu merengek seperti anak kecil.

"Din, di depan ada pelanggan salon. Sana, layani dulu," ucap Parida.

"Iiih, Mommy ini! Udin...Udin...Udin....terus. Sama saja kaya Daddy,"

Parida menghela nafas dalam. "Iya..iya.. Dini. Sudah, keluar dulu, layani pelanggan salonmu." Parida merubah panggilan pada pemuda gemulai itu.

"Nah, gitu dong, Mom." Pemuda gemulai itu pun berjalan melenggang-lenggok sambil melirik Ayang sekilas, lalu mengibaskan rambutnya yang pendek.

Parida geleng-geleng kepala, melihat sikap putranya. "Maaf ya Cah Ayu, Ibu lupa memberitahukan kalau anak Ibuk juga tinggal di rumah ini."

Ayang mengangguk, bibirnya mengulas senyum tipis.

.

.

.

* * *

Di tempat yang berbeda.

Bugh!

"Awhh!"

Sebuah pukulan yang begitu keras mendarat di rahang Dani, membuat pemuda itu terhuyung kebelakang.

"Awhk! Gigi Gue?" Dani meringis merasakan giginya yang lepas. "Bangsat Lu!"

Daniel mendekat dan lansung mencengkram kerah baju Dani dengan sebelah tangan.

"Sakit bangsat! Lepasin Gue! Gue bisa laporin Lu ke polisi atas tindakan penganiayaan!" Dani meronta dengan tubuh yang melayang di udara.

Bugh!

Tubuh Dani terhempas ke lantai.

"Aduh, sakit! Ay, Lu dimana tolongin Gue!"

"Sekarang katakan cepat, sebelum kulemparkan kau kebawah!"

"Sudah berapa kali Gue bilang! Gue gak tau dia pergi kemana. Buat apa Gue menyembunyikan adik Gue sendiri."

"Mati saja kau!" Daniel kembali mengangkat tubuh Dani, bersiap melempar tubuh itu dari puncak lantai kantornya.

"Lu jangan gila! Adik Gue gak akan maafin lu kalau dia tahu gue mati di tangan lu."

Seketika itu juga Daniel berhenti. "Katakan, dimana dia?"

"Lu budeq atau apa? Harus berapa kali Gue harus bilang, Gue juga gak tau dia dimana. Tadi malam Gue keluar sebentar membeli rokok, setelah Gue kembali kerumah, dia udah gak ada! Tolong percaya sama Gue, Lu boleh lakukan apa saja kalau Gue yang menyembunyikan dia."

Perlahan Daniel menurunkan tubuh Dani. "Pergi cepat, sebelum aku berubah pikiran!"

Tanpa membuang-buang waktu Dani segera berlarian keluar dari ruangan itu.

.

.

.

Di tempat lain.

Selesai makan siang, Parida membawa Ayang ke depan, ia ingin mengenalkan Ayang pada putranya agar Ayang ada teman dirumah kalau ia pergi kesawah.

"Syafarudin. Sini sebentar," panggil Parida dari teras rumah.

Tidak lama pemuda semampai berjalan melenggang-lenggok dari bangunan kecil di samping rumah.

"Mommy, please deh! Jangan panggil dengan nama itu lagi!" sungut pemuda itu.

Parida terkekeh melihat wajah cemberut.putranya. "Din, kenalkan ini Ayang. Untuk sementara dia akan tinggal di sini."

Malu-malu Ayang mengulurkan tangan kehadapan pemuda itu.

Mata pria itu menyipit, lalu menyambut uluran tangan Ayang. "Namaku Dini, ingat! Jangan ikut-ikutan Mommy manggil Udin!" peringat pemuda itu.

Ayang mengangguk masih tersenyum malu-malu.

"Sekarang kamu temankan Ayang dulu ya. Ibu mau ke sawah kita sebentar."

"Iya," sahut pemuda itu, lalu mengambil tangan Ayang dan membawanya ke bangunan di samping rumah.

"Sekarang kamu duduk di sini. Aku mau dandanin kamu, biar gak kucel lagi!"

Ayang menggeleng, tidak ingin pria itu melakukannya.

Namun pria itu menahan bahu Ayang agar tetap duduk di kursi salonnya. "Sudah, duduk diam. Cantik-cantik tapi kucel, kan gak enak di lihat." Pemuda itu mulai mengambil peralatannya. "Kamu tenang saja, kali ini aku kasih gratis," ucapnya sembari menyisir rambut hitam Ayang yang panjang.

Ayang hanya bisa pasrah, menantap pria itu dari pantulan cermin.

"Kamu kenapa bisa ada di sini?"

Ayang bergumam, namun pria itu tidaklah bisa mendengar perkataannya.

Mata pria itu menyipit. "Kamu bisu?"

Ayang mengangguk pelan.

"Maaf, aku gak tau. Ya sudah kamu dengerin saja aku bicara ya."

Ayang mengangguk.

Sambil merapikan rambut Ayang dengan gunting, pria itu bercerita panjang lebar, tentang semua keinginan dan cita-citanya yang ingin menjadi orang terkenal, namun semua itu harus dikuburnya karna kedua orang tuanya tidak mengizinkan dia pergi merantau ke Jakarta. Padahal ia sangat yakin, hanya di Ibukota lah ia bisa mewujudkan semua impian dan cita-citanya.

Sambil terus menceritakan dirinya, tangan pria itu juga bekerja dengan sangat lihai, memolesi wajah Ayang dengan make-upnya.

"Tara...! Selesai!"

Ayang tersenyum melihat wajahnya di depan cermin.

"Cantik kan?"

Ayang mengangguk.

"Karna aku sudah dandani kamu, nanti malam kamu juga harus temani aku ke pasar malam."

Ayang menggeleng.

"Iiih, ayo lah, masa gak mau. Nanti aku traktir deh!" Pria itu terus membujuk Ayang agar mau ikut dengannya.

Akhirnya Ayang mengangguk juga.

"Nah! Gitu dong! Masa udah cantik hanya di rumah saja."

1
Asih Sulastri
wah aku tunggu cerita azam yang suka nyebelin...😁
Samsiah Yuliana
lanjut lagi lah Thor 🙏🙏🙏
Resyaaro
yahh...udah mau tamat ajaa...padahal masih seru cerita bundanya si kembar. Yaudah deh gpp...yang penting seru ya thor cerita selanjutnya
Nor Azlin
karisma mafia nya udah hilang mbak kerana di ambil sama Ayang yang super bawel & keras kepala yah😂😂😂😁😁😁 kerana keras kepalanya itu membuat dia mudah percaya pada orang yang tidsk di kenali nya sampai2 dia di culik orang yah ...terlslu percaya diri sudsh di bagi amaran sama anak nya si Azam malah ngotot mau bantu orang ...bantu tu bantu tspi denhan cara lain kan bisa lagian kan ada anak2 nya yang mau pulang dari sekolah kan mereka belum makan siang tau2 ajalah ini tidak mikir msu bantu orang dulu mengabaikan anak2 yang masih kecil untuk membantu orang malah tempat nya jauh lagi bego amat jadi ibu ...sudahcanak 5 aja madih ke anak2kan tidak matang harus nya dia lebih berhati2 yah bukan sekali dua mereka di teror yah masih aja tidak peka ...si Daniel juga tidak terus terang aja pada si Ayang kenapa tidak mau anak2 nya bersekolah ketana apa itu juga tidak dibagi tau itu juga masalah terbesar diri nya sebagai mantan mafia yah ...walau pun mantan mafia tapi itu engak bisa luntur kan begitu aja kerana mafia tetsp berjiwa mafia walaupun udah mundur dari clan mafia nya tapi kewibawan itu masih tetam ada lho...lali ini aku lihat mantan mafia nya langsung tidak berdaya begitu aja yah ...semoga Bastian bisa menyelamatkan mereka deh ...lanjutkan thor
Cicih Sophiana
tapi kasian dong Dani nya... pasti di siksa anak buah si Daniel
Nuri 73749473729
lanjut
Nana Meidian
seneng deh liat ayang akur sama bng Tian. gimana ya Daniel posesif GK trhadap ayang yg dket KK nya 🤣🤣jgn cmburu ya Daniel. kn bng Tian jg KK nya ayang
partini
ok di tunggu,,lihat dari visual nya mengsedihhhh , nyesek bikin esmosi up and down
biar buta tapi karakter jangn yg lemah bisa ngelus dada nangis doang Thor ,,itu bikin gumussss
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
apa akhir dari bambang, alexander juga bakalan digantung??
Boby The Blind Massage Entertaiment AND Freelance (BOBY_freelance)
sebelum ditutup untuk kisah ini, flashback dong penyelamatan tian kepada Ayang dan kedua anaknya. itu kayaknyaseru menegangkan dan heroik.
Sasa Sasa: Apalagi, ada tokoh anak di bawah umur kan?
Sasa Sasa: Kalau di lanjut, adegannya sadis kak. Takut nggak lolos revisi
total 2 replies
Cicih Sophiana
thor aq takut sendirian nih 😁
Cicih Sophiana
Dani suruh tuh si Daniel nikahin Ayang... kasian anak nya jg
Cicih Sophiana
hadeh Ayang Ayang kasian kamu...😢😢 kamu cantik tapi kamu gak bisa ngomong.... seperti nya kamu jg mulai hamil
Cicih Sophiana
luh yg jual ade luh abang yg gak punya akhlak...
Cicih Sophiana
jgn pura pura bodoh Daniel... kamu membuat Ayang trauma dan ketakutan melihat tampang jelek kamu
Cicih Sophiana
jahat banget si luh... butuh tapi jahat
Cicih Sophiana
yah klo sdh begitu gimana lg Ayang... tinggal kamu ambil hati nya Daniel biar dia menyayangi kamu... dan menikahi kamu pasti dia akan setuju
Cicih Sophiana
Daniel menemukan pemuas nafsu nya... ya gak mungkinlah melepaskan nya begitu aja
Cicih Sophiana
bilang Ayang nikahi dulu baru mau apapun yg di lakukan...
Cicih Sophiana
wah serem punya suami seperti itu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!