NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Calon Adik Iparku

Terpaksa Menikahi Calon Adik Iparku

Status: tamat
Genre:Tamat / Pengantin Pengganti / Pengganti / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:562.2k
Nilai: 4.4
Nama Author: Amanda Ferina

Perjodohan

Terdengar klasik tapi masih banyak praktik tersebut di tengah masyarakat. Capella Permata Adityawarman, gadis 23 tahun yang baru saja menyelesaikan studinya dan bekerja sebagai jurnalis. Capella sudah dijodohkan saat ia kecil dengan Mahen. Kedua orang tersebut saling mencintai. Sebentar lagi Mahen dan Capella akan menikah, namun beberapa hari lagi pesta yang akan diselenggarakan berubah kacau saat Mahen menjadi tersangka pemerkosaan dan pembunuhan. Capella ingin membatalkan pernikahan itu dan orangtua Mahen yang terlanjur menyukai Capella serta persiapan pernikahan 90% memaksanya menikah dengan anak bungsunya yang super dingin dan nakal, Januari Harrisman Trysatia, pemuda yang masih 19 tahun. Capella harus menikahi Januari yang jauh di bawahnya dan masih labil.

"DASAR PELACUR!!" Januar meludahi Capella di depan orangtunya.

"JANUARI! DIA ISTRIMU!" teriak Megan kepada anak bungsunya.

"Sampai kapan pun gue tidak akan pernah menganggap lo istri." Januar mendorong Capella.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amanda Ferina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 15

Capella menghampiri Januar yang pulang dalam keadaan mabuk. Pria itu baru saja diantarkan oleh teman-temannya. Mereka sempat menanyakan status Capella dan Januar yang sebenarnya.

Terpaksa Capella harus berbohong dan mengatakan jika mereka hanyalah hubungan keluarga jauh dan bukan suami istri.

"Januar," lirih Capella dengan suara pelan. Wanita itu mengusap rambut Januar dengan penuh kelembutan dan juga sangat perhatian kepada laki-laki itu.

Ia memapah tubuh Januar membawanya masuk ke dalam kamar pria itu. Ia pun merebahkan Januar dengan hati-hati.

Capella mencari air hangat dan membasuh wajah Januar yang terlihat sangat lelah. Pria itu tampak sangat tertekan. Capella tahu apa yang dijalani Januar adalah sesuatu yang sangat berat.

Terlebih Mahen dipenjara dan semua tugas yang harus diemban oleh Mahen dilimpahkan kepadanya. Januar tidak menyukai bidang yang akan ia jalani. Ia lebih menyukai seni.

Capella juga tidak bisa ambil keputusan dan ia harus membantu Januar sebagai adik.

Wanita itu memandang Januar dengan penuh perasaan. Ia hanya bisa melihat wajah damai itu tanpa ada kerutan amarah hanya saat ia tertidur. Januar sangat tampan saat seperti ini.

Capella tak mendapatkan raut amarah yang selalu ingin membentaknya. Capella tersenyum tipis lalu kemudian menyentuh pipi Januar.

"Kau sangat tampan," ujar Capella yang mengagumi paras Januar.

Capella menunduk. Ia tak percaya diri merasakan jika Januar sangatlah tampan. Memang ia yang paling tampan di antara Mahen dan Januar. Tapi karena hal itu pula lah Capella merasa minder dan tak sebanding dengan Januar.

"Januar," lirih Capella. "Kau lebih baik terlihat seperti ini."

Capella tersenyum dan hendak beranjak. Tapi tangannya ditahan oleh Januar hingga membuat Capella berhenti berjalan dan menoleh ke arah pria itu.

Ia terdiam dan mencerna segalanya yang dilakukan oleh Januar. Ia melirik tangannya yang dipegang erat oleh laki-laki tersebut sementara matanya masih tertutup.

"Jangan pergi," lirihnya membuat Capella pun terdiam dan tak berniat hendak pergi.

Ia pun duduk di sisi ranjang dan menatap tangannya.

"Ada apa?"

"Tetap di sini. Jangan pergi."

Januar makin menarik tangannya dan membuat Capella terjatuh di tubuh pria itu. Ia tersentak dan mengangkat kepalanya dengan dada yang berdebar kencang. Capella meremas tangannya dengan gemetar. Ia tak sanggup berada dalam posisi ini.

Capella hendak berdiri namun cengkraman Januar pada pergelangan tangannya membuat ia tak bisa lepas dari pria itu.

Januar menahan pinggang Capella dan memeluk Capella dengan erat. Pria itu tampak tak sadarkan diri.

Capella pun menghela napas dan memperbaiki posisinya. Ia memandang pria di sampingnya dengan tatapan penuh arti.

"Ada apa? Kamu terlihat sangat kelelahan. Katakanlah, aku akan mendengarkannya," ucap Capella sembari mengusap surai Januar.

Januar meneteskan air mata. Pria itu memeluk tubuh Capella dengan sangat kencang. Capella pun membalasnya dan mengusap tubuh Januar dengan sangat lembut.

"Aku lelah. Aku tidak ingin menuruti semua apa yang dikatakan ayah. Aku tidak ingin menjadi seorang CEO."

"Januar, itu sudah kewajiban kamu. Kamu harus bisa meneruskan perusahaan papa dan kamu juga harus bisa mencapai impian mu," ucap Capella dengan suara lembut.

Januar membuka matanya. Capella terkejut dan berusaha untuk beranjak. Ia berpikir jika Januar akan memarahinya karena berada dalam pelukan pria itu.

"Aku tidak mungkin dibiarkan papa untuk menjadi seorang seniman."

Capella makin tak percaya. Januar sadar dengan apa yang ia lakukan dan pria itu tidak marah?

"Jika kamu sudah makin mengerti kamu berhak menentukan pilihan mu tanpa harus mengorbankan amanah yang diberikan papa."

"Hm."

"Januar."

"Aku capek, aku terus ditekan dari kecil. Aku tidak menyukainya." Air mata Januar menetes hingga membuat Capella terpaku melihat itu.

Ia pun mengusap air mata tersebut hingga Januar menyeringai tipis lalu menarik napas panjang. Tak lama setelah itu ia pun tertidur dalam kondisi masih memeluk Capella.

"Aku tahu kau tidak ingin. Tapi kau juga tidak bisa mengabaikan amanah papa mu. Apa yang dilakukan papa mu adalah usaha yang ia bangun penuh susah payah dan kau wajib mempertahankannya."

_____________

Saat cahaya matahari seakan mendobrak netranya membuat Januar lantas langsung membuka mata. Hal yang pertama kali ia lihat adalah pemandangan indah dari jendela.

Namun ia mengerutkan keningnya saat merasakan sesuatu yang sangat besar tengah dipeluknya. Januar melirik Capella yang berada di pelukannya.

"Apa yang sudah aku lakukan? Jadi mimpi semalam itu nyata?" Januar berusaha menepis kejadian semalam.

Ia terlalu mabuk hingga tak bisa mengendalikan diri. Januar lantas mendorong tubuh Capella hingga Capella pun ikut terbangun.

Namun ia juga sama seperti Januar sanga terkejut. Capella berusaha untuk tetap tersenyum walau ia tahu jika Januar sudah sadar dari mabuknya dan itu artinya pria itu juga sudah tidak seperti malam tadi.

"Pergi lo dari kamar gue."

Capella mengangguk dan berjalan keluar dari kamar. Wajahnya masih berantakan namun aura memukaunya dengan pakaian tidur yang cukup tipis dan menerawang membuat Januar mendesah panjang sambil merutuki dirinya.

"Bangsa..d," ucap Januar dan kemudian langsung ke kamar mandi terburu-buru.

Capella menatap kamar Januar dengan pandangan sedih. Baru tadi malam ia bisa mengobrol dengan Januar sehangat itu hingga membuatnya tak percaya jika laki-laki tersebut adalah Januar yang sudah menjadi suaminya.

Namun Meksi Januar berada dalam kondisi itu tetap Capella merasa bahagia. Ia pun langsung ke kamarnya dan membersihkan diri. Ia harus menyiapkan makanan untuk Januar.

Tak lama Capella pun keluar dari dalam kamar dengan baju kaos oversize dan celana pendek. Menurutnya tidak masalah memakai pakaian seperti itu yang hanya melihatnya adalah Januar dan tak mungkin pria itu akan bernafsu melihatnya dengan pakaian tersebut.

Capella pun mencepol rambutnya dan memasang apron ke tubuhnya. Capella pun memasak makanan kesukaan Januar. Saat Januar menuju ke meja makan ia terkejut melihat punggung Capella.

Dari belakang saja wanita itu sangat memukau. Leher putih Capella seakan tengah menggoda dirinya. Januar mengepalkan tangan dan menarik napas sebanyak mungkin.

Ia harus bersikap normal dan tampak biasa saja. Mati-matian Januar menahan dirinya terlebih lagi ia melihat kaki jenjang dan paha mulus Capella.

Saat berbalik Capella terkejut melihat Januar ada di meja makan dan tengah menatap dirinya dengan pandangan yang susah ditebak.

"Januar."

"Lain kali pakai baju panjang. Eneg gue liat tubuh tipis gak berisi lo. Kaya tubuh lo bagus aja."

Capella tersedak liurnya sendiri saat tak terduga Januar malah menghina dirinya dengan sangat menyakitkan.

"Iya nanti aku pakai baju yang lebih sopan. Aku pikir kamu tidak apa-apa jika aku pakai pakaian gini."

"Mata gue langsung sakit liat tubuh lo." Padahal nyatanya tubuhnya bagian yang lain yang merasa sakit.

___________

Tbc

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH

1
Leew
absolutely berakhir bahagia 🗣️🔥
Leew
bibit unggul tuh lek
Leew
susah bang, gua trust issue 🥰
Leew
APA INI RAJU ENTENG BANGET LU MINTA BAIKAN🗿
Leew
tsundere gini boy
Leew
ngatain orang begitu sendirinya kek anying elah jamur🗿
Leew
alamak, galak galak suka minum susu awokaowka
Leew
ntar kualat bang, tau rasa dah lu🗿
Leew
brutal banget bjir🗿
Adzia Nosta
Lumayan
kori fvnky
Kecewa
Hrawti
Luar biasa
Safa Almira
mampir
Astina Putri
wah,wah,jangan bner ni,klok januar nikung kakaknya
Fi Fin
Januar akhlak nya parah mulut dan perbuatanya ...kok punya dua anak ga ada yg beres ..mahen jg akhlak nya bejad
Risa Risa
hadaaaahhh hari gini kdrt gitu dpn mertua lagi..
Risa Risa
tragis banget
ArlettaByanca
jd saat dijahati balas dendam dg jahat lagi ato lebih jahat itu bukan solusi...
ArlettaByanca
dan kejahatan Januar telah membuat Mahen jd jahat..
Zhie Zhie
hah? nggak punya gojek y? ngapain hujan2n?😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!