Arga yang mendapati kekasihnya berselingkuh, akhirnya menerima perjodohan tanpa tahu siapa wanita yang dijodohkan dengannya.
Zia yang mendengar keinginan mendiang ibunya pun menerima perjodohan yang disampaikan oleh ayahnya.
Janji perjodohan yang direncanakan orang tua Arga dan Zia membuat mereka bertemu kembali. Dulu mereka bagaikan musuh, Zia yang dulu menjadi anggota osis harus siap menghadang anak-anak yang terlambat, Arga yang hobi terlambat harus berurusan dengan Zia. Tapi ternyata, dalam hati mereka menyimpan cinta. Dijadikan satu dalam ikatan pernikahan, akankah mereka saling mengungkapkan cinta lama?
Belum revisi ya🤭
update setiap hari.
ig: myafa16
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali ke rutinitas
Pagi ini Zia dan Arga bersiap untuk kegiatan mereka masing masing. Sudah jadi rutinitas baru Zia, menyiapkan sarapan untuk Arga di pagi hari.
Mereka berangkat dengan mobil masing-masing menuju tempat kerjanya. Arga sudah mulai kerja di kantor, sedangkan Zia sudah kembali dengan rutinitasnya dengan pensilnya di boutique.
" Pagi pengantin baru," goda Nia saat masuk keruangan Zia.
Zia memutar bola matanya,malas sekali mendengar ejekan sahabatnya ini.
"Gimana malam pertamanya?" Tanya Nia berbisik .
Zia terbelalak kaget dengan pertanyaan sahabatnya ini.
"Emmm...dari ekspresi kamu menunjukan kalau tidak terjadi apa - apa," Nia terkekeh.
"Jangan sok tau," Zia tak mau kalah.
"Ya tau lah, kalau terjadi sesuatu pasti saat aku bertanya pipi kamu bakal bersemu merah," goda Nia.
"Sepertinya kamu sudah beralih profesi menjadi pakar ekspresi, sampai tau jawaban dari ekspresi seseorang," Zia terkekeh.
"Boleh juga idenya, lumayan aku bisa dapat penghasilan tambahan selain dari boutique,"ucap Nia tertawa
"Apa gaji yang aku kasih kurang sampai kamu harus mencari kerja tambahan?" Zia menyindir Nia.
Nia langsung tertawa. "Gaji dari kamu sudah lebih dari cukup.Buktinya aku bisa memenuhi kebutuhan keluargaku, dan ayah aku nggak perlu berkerja pada keluarga si Dita lagi," ucap Nia bangga.
Zia tersenyum senang melihat kebahagiaan yang sudah dia bagi bersama Nia. Selama ini memang setelah nia berkerja di boutique ayahnya sudah tidak berkerja lagi di kediaman Dita. Perjuangan Nia untuk keluarganya boleh di bilang luar biasa di mata Zia.
"Oh ya gimana kabar rencana reuni kita minggu depan, apa sudah selesai persiapannya?" Nia mengalihkan pembicaraan.
"Kemarin Dion menghubungi aku, dia sudah dapat tempat untuk reuni, jadi nanti makan siang aku bertemu Dion," jelas Zia pada Nia.
"Aku penasaran apa yang akan terjadi nanti di acara reuni, ini pertama kalinya kan Arga ikut kan?"
"Entah aku memang membicarakan tentang rencana reuni, tapi aku nggak tanya dia datang atau nggak," Zia menjawab sambil memainkan pensilnya.
"Apakah Arga akan bertemu dita disana?" Tanya Nia
"Entahlah..."Zia menghela nafasnya meletakkan pensilnya.
"Sudahlah jangan khawatir toh dia sekarang suamimu." Nia coba menenangkan Zia.
"Ya ...tapi serasa aku memiliki raganya tapi tidak dengan hatinya." Zia nampak sedih mengingat Arga tidak mencintainya.
"Sudahlah jangan sedih seperti itu,.suatu saat Arga akan mencintai seperti kamu mencintainya.Tuhan sudah membawanya kembali,.berarti dia memang jodoh mu kan. Biarkan waktu yang menjawab." Nia tersenyum pada sahabatnya.
***
Setelah memperkenalkan diri sebagai penganti ayahnya di perusahaan, Arga memulai dengan mengecek beberapa laporan perusahaan.
Tok..tok..
Pintu ruangan Arga di ketuk.
"Masuk!" Seru Arga.
Dave yang mengetuk pintu, langsung membuka pintu saat di minta. Dia masuk dan melangkah menuju meja Arga, membawa setumpuk laporan, dan menaruh di meja Arga.
"Ini sisa laporan villa dan hotel yang udah gua siapkan buat di cek," ucap Dave saat memasuki ruangan Arga.
"Oke..."
"Dave, apa villa dah persiapan yang gua minta kemarin sudah siap?"
"Sudah, gue juga sudah menghubunginya,.dan loe nanti bisa bertemu di jam makan siang," jelas Dave pada Arga.
"Terimakasih Dave..."
"Terimakasih kembali Bapak Arga, ucapan terimaksih darimu begitu berarti untukku, nampaknya menikah membuatmu berubah," goda Dave seraya melangkah mundur ke arah pintu.
Dave tau betul Arga jarang sekali mengucapkan terimakasih kepada orang lain.
Arga menatap tajam Dave yang mengodanya.
"Jangan menatapku seperti itu ar," goda Dave seraya menutup pintu kembali.
banyak hati yg kecewa