Menjadi Kaya

Martin memasuki Ruang Rapat dengan asistennya Deni Purba, dia memberikan salam pada keluarga wijaya " maaf mengganggu waktu kalian !"

Bima langsung menghampiri Martin dan menyalami Martin " Tuan Martin.. suatu kebanggaan perusahaan kecil kami di datangi langsung oleh anda ."

Martin mengulas sebuah senyum " tidak perlu terlalu sopan Tuan Bima ."

Sandi kemudian menyela " Ayah .. setidaknya biarkan Tuan Martin duduk dulu !"

Bima terkekeh " maaf Tuan Martin aku sampai lupa karena melihat pria yang masih muda tetapi begitu cakap, mari silakan duduk !"

Martin mengangguk " terima kasih ,anda terlalu memuji Tuan Bima ."

Martin duduk di sebelah tanti dia berkata " selamat siang nona Wijaya, kebetulan sekali anda ada di sini !"

Bima tersenyum kearah cucu perempuannya, dia sudah yakin jika tebakannya benar,kalau Keluarga Wijaya akan menerima semua saham Sasongko grup.

Tanti tersenyum canggung " maksud Tuan Martin apa yah ?"

Martin kemudian berdehem " ehem.. baiklah saya akan menjelaskan ,maksud kedangan saya ke sini, Axel Capital secara Resmi membeli semua saham sasongko grup, itu semua karena Tuan Axel Brian akan memberikannya pada Nona Tanti Wijaya !"

keluarga wijaya saling pandang mereka tersenyum bahagia, ternyata dugaan pendiri Wijaya grup benar ,bahwa Axel Capital akan memberikan Sasongko grup Pada keluarga Wijaya.

Sandi bertanya dengan gugup " Tu..Tuan Martin apa anda yakin ?"

Martin Melanjutkan " Tuan Axel Brian menyuruh saya melakukan itu, dan saya tidak pernah bercanda masalah pekerjaan, TuaBrian berpesan agar Wijaya grup mengambil alih Sasongko grup, Tetapi untuk pemilik saham mayoritas akan di berikan pada Nona Tanti Wijaya, apakah ada yang keberatan ?!"

Sandi buru - buru menjawab " tentu saja kami menerima itu semua dengan tangan terbuka Tuan Martin ."

Martin tersenyum, dia memanggil asistennya untuk mengeluarkan berkas kepemilikan saham Sasongko grup.

" Nona Tanti Wijaya silahkan tanda tangan di sini !" Martin menyerahkan berkas - berkas tersebut.

Tanti menuruti semua yang di perintahkan Martin tanpa membaca berkas tersebut, pasalnya dia sudah tahu semua tentang Martin dari Brian, Jadi dia juga mengikuti Brian untuk percaya sepenuhnya dengan Martin.

" Selamat Nona Tanti Wijaya ,anda pemilik sah Sasongko grup sekarang!, apa anda ingin mengubah nama perusahaan tersebut atau ..?"

Martin bertanya dengan sopan.

Tanti kemudian buka suara " Tuan Martin apa aku boleh menamainya Axel Wijaya grup ?"

Martin tersenyum " saya akan mengurus semuanya untuk Nona, untuk menyerahkan jabatan silahkan Nona yang putuskan, dan saya harap Axel Wijaya grup akan semakin bsar di tangan nona "

Tanti menggeleng " Tuan Martin.. aku tidak bisa mengurus perusahaan, jadi biarkan ayahku yang mengurus semuanya !"

Martin mengangguk setuju, pasalnya Brian juga sudah tahu jika tanti pasti akan menyerahkan semua pada ayahnya, tetapi itu bukan masalah buat Brian.

Martin juga salut dengan Brian karena dia telah memilih wanita yang tepat, Tanti begitu berbakti pada keluarganya, bukan tidak mungkin dia akan menunjukan itu pada Brian saat sudah menjadi istrinya.

Martin berbasa - basi sebentar sebelum dia berpamitan untuk pergi dari situ, setelah semua berkas selesai di tanda tangani Tanti.

setelah kepergian Martin ,Bima memeluk Tanti dengan bangga " Cucuku.. kakek Bangga padamu, mimpi kakek yang belum terwujud akhirnya bisa di gapai walau itu lewat kamu, jangan sia - siakan lelaki seperti Brian , kakek yakin dia akan jadi imam yang baik buat kamu !"

Wajah Tanti Merah merona " kakek terlalu memuji aku.. semuanya juga telah bekerja keras untuk Keluarga Wijaya !" Tanti melirik semua orang yang ada di situ.

mereka semua terharu dengan ucapan Tanti, didikan keluarga Wijaya memang berbeda dengan orang kaya lainnya, mereka di didik agar saling menghargai pada sesama, apa lagi dengan keluarga.

Keluarga Wijaya selalu menjunjung tinggi tali kekeluargaan ,mereka tidak pernah membanding - bandingkan mana yang berprestasi dan mana yang tidak, bagi mereka semuanya sama.

jika ada yang sedang kesusahan di antara mereka, mereka akan saling merangkul satu sama lain, itulah mengapa Brian tanpa segan untuk memilih Tanti menjadi calon istrinya.

satu minggu kemudian , Brian menemui Green graham di Clasic Resto dengan Martin sesuai janjinya.

di Suite Room Clasic Resto ,Martin membuka pembicaraan " Tuan green perkenalkan Axel Brian Pemilik Axel Capital !"

green mengulurkan tangannya pada Brian " Senang bertemu dengan anda Tuan Brian ."

Brian mengerutkan keningnya menatap Martin, sambil menyambut uluran tangan green graham.

Martin yang mengerti itu membisikan sesuatu pada green graham.

green graham terkekeh , dia kemudian berkata " saya juga bisa bahasa indonesia !"

Brian tersenyum tipis " maaf.. Tuan green saya tidak pandai berbahasa inggris !"

green menggeleng , sambil melepas jabatan tangan mereka " tidak usah di pikirkan Tuan Brian ,itu bukan hal yang penting, kita di sini untuk membicarakan bisnis bukan ?"

Brian mengangguk setuju " jadi.. bagaimana saya bisa membantu Tuan green ?"

Tanpa basa - basi Brian langsung pada intinya, green graham yang sudah tahu semua tentang Brian dari Martin juga memakluminya, pasalnya walaupun Brian tidak begitu pandai dalam sosialisasi pebisnis.

mau bagaimanapun pemuda di hadapannya adalah seorang yang cakap, pemikirannya sangat logis di usianya yang masih begitu muda, itulah yang membuat green tertarik dengan Brian.

" seperti yang saya dengar , anda memang orang yang bertindak cepat !" Green mengulas senyum.

kemudian dia melanjutkan " saya mempunyai tanah yang cukup bagus untuk membangun sebuah perusahaan , lokasinya juga strategis !"

Brian bertanya " kenapa harus saya ?"

Brian sebenarnya senang dengan proyek ini jika terlaksana, pasalnya itu berarti akan menambah jangkaun perusahaan miliknya.

Green graham menyeruput kopi yag ada di depannya kemudian dia berkata " Tuan Brian .. saya tidak punya maksud lain, saya hanya ingin bekerja sama dengan orang yang kompeten dan penuh Ambisi !, kebetulan saya mengenal Tuan Martin dan beliau menyarankan agar saya bertemu dengan anda !"

Brian mengangguk " kalau Martin sudah percaya pada anda , saya juga akan mempercayakan semuanya pada anda dan Martin ."

Brian menatap Martin, dia memberikan semua pekerjaan padanya, Brian tahu cuma Martin yang bisa dia percaya untuk memegang proyek tersebut.

Martin tahu jika Brian hanya berbasa - basi pada green graham, karena itu Martin hanya diam tidak mengatakan satu patah kata pun.

Green graham mengeluarkan perjanjian kontrak yang dia buat, Brian membacanya dia mengangguk pada Green graham dan Martin.

setelah semuanya selesai menandatangani kontrak, mereka menyantap hidangan yang sudah tersedia di meja, sesekali mereka ngobrol tentang perusahaan yang akan mereka dirikan di inggris.

dua bulan berlalu , Mega proyek Axel Corporation sudah selesai, Brian berencana akan menghadiri acara pembukaan Axel Corporation.