NovelToon NovelToon
Transmigrasi Ilona

Transmigrasi Ilona

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Balas Dendam / Peningkatan diri-peningkatan identitas/sifat protagonis / Teen Angst / Transmigrasi
Popularitas:932.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: Aquilaliza

Ilona, gadis jalanan yang tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua. Kehidupan jalanan memaksanya menjadi gadis kuat dan pemberani. Berbeda dengan Ayyara, seorang gadis culun yang selalu menjadi sasaran bully di sekolahnya. Selain penampilannya yang culun dan dianggap jelek, dia sedikit gagap saat berbicara. Bahkan kakak dan sepupunya tidak suka padanya.

Hingga suatu hari, terjadi kecelakaan yang membawa perubahan dalam hidup keduanya. Ilona terbangun dalam raga Ayyara. Kecelakaan itu mengubah semua jalan hidup keduanya. Ilona yang tidak memiliki orang tua dan kehidupannya yang susah, berubah mendapatkan kasih sayang orang tua dan kehidupan layak. Dan Ayyara, dia berubah menjadi gadis yang tak mudah ditindas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquilaliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perubahan Kenzo

Bel pulang sudah berbunyi sejak lima menit lalu. Ayyara masih berdiri bersandar di pintu sambil menatap sinis Vanya dan Elen. Semua siswa di kelas itu dibiarkannya keluar dan pulang ke rumah masing-masing. Sementara Vanya dan Elen, ditahannya dalam kelas.

"Minggir lo! Kita mau keluar." Ujar Vanya berusaha menerobos, tapi didorong Ayyara.

"Huh, mau kemana lo? Lari dari tanggung jawab?" Ayyara tersenyum sinis. Tangannya meraih gagang pintu dan menutupnya. Ia berjalan maju sambil menyeringai jahat. Membuat Vanya dan Elen mundur dengan tangan saling menggenggam ketakutan.

"Kenapa wajahnya gitu? Takut? Kayaknya lo berdua ga kenal takut deh." Ujarnya sambil terus maju.

"Gue udah kasi libur beberapa hari, lho. Udah siapkan?" Ayyara mengangkat tanganya sambil menggerak-gerakannya. Vanya dan Elen terlihat begiti ketakutan. Tubuh keduanya tidak bisa mundur lagi. Punggung mereka sudah tertahan dinding kelas yang menjulang.

Plak... Kedua cewek itu memejamkan mata. Membuat Ayyara kembali menyunggingkan seringaiannya. "Kenapa merem? Ga kena kok." Ujarnya melirik tangannya yang tertempel di dinding.

Saat Vanya membuka matanya, Plak... wajah Vanya terlempar kesamping. Elen yang melihatnya membulatkan mata. Belum sempat mulutnya mengucap satu kata untuk memaki Ayyara, satu tamparan Ayyara berikan untuknya.

Plak... Tangan Elen gemetaran memegang pipinya. Rasanya begitu panas. Matanya sampai berkaca-kaca. Ini kali pertama ia mendapatkan tamparan dari Ayyara. Meski menggunakan tangan kiri, rasanya begitu kuat mengenai pipi.

"Kenapa? Tangan kiri gue lebih pedas? Belum rasain tangan kanan gue kan?" Tanyanya pada Elen.

"Lo juga. Belum rasain tangan kiri gue kan?" Ayyara menatap Vanya.

"Ayy..."

Plakk...

Plakk...

Ayyara kembali menampar Vanya dan Elen. Kini, kedua pipi dua cewek itu sudah memerah. Ayyara masih belum puas. Ia mencengkram kerah seragam Vanya, lalu menamparnya lagi.

"Lepasin gu..."

Plak...

Plak...

Plak...

Elen yang melihat sudut bibir Vanya yang sedikit sobek tak tinggal diam. Dia menarik tangan Ayyara agar terlepas. Tapi, gadis itu terlalu kuat. Merasa terganggu oleh Elen, Ayyara menghempaskan tangannya dengan kuat, hingga Elen tersungkur ke lantai. Ayyara lalu mendorong Vanya dan beralih pada Elen.

Dia memaksa cewek itu berdiri, lalu menamparnya. Berkali-kali tamparan, membuat pipi Elen lebih memerah. Derap langkah yang semakin mendekati kelas membuat Ayyara berhenti. Dia menarik Vanya dan Elen untuk mengumpat di kolong meja paling belakang.

Klak... pintu terbuka oleh penjaga sekolah. Lelaki 50-an tahun itu mengedarkan pandangannya. Sementara di kolong meja, Ayyara membekap mulut Vanya dan Elen menggunkan telapaknya sembari mengancam keduanya.

"Berani lo berdua buka suara..." Ayyara menurunkan kedua tangannya ke leher Vanya dan Elen. "Gue cekik lo berdua sampe ga ada nafas." Ujarnya dengan wajah serius. Kedua cewek itu hanya mampu mengiyakan. Ayyara saat ini begitu menakutkan.

Merasa tidak ada masalah, penjaga sekolah pun keluar, menarik pintu dan menguncinya. Setelah kepergian penjaga sekolah, Ayyara kembali memaksa Vanya dan Elen untuk berdiri. Sekali lagi, ia menampar kedua wajah itu.

"Ini yang terakhir. Sekali lagi kalian gangguin gue, gue bakal nekat cekik lo berdua sampe mati!" Ujarnya lalu berjalan ke arah jendela.

Sebelum keluar lewat jendela, Ayyara kembali menoleh. "Kalo ditanya penjaga, bilang aja lo berdua berantem terus baikan. Jangan bawa-bawa nama gue!" Ujarnya, membuka jendela lalu melompat keluar.

Ayyara dengan santainya berjalan menuju gerbang. Meskipun tangannya terasa panas, tapi tidak sebanding dengan hatinya yang merasa puas.

"Neng Ayya! Kok baru pulang?" Tanya penjaga gerbang yang duduk bersama Pak Tanto.

"Dari kantin pak, beli minum." Pak penjaga gerbang mengangguk.

"Ayo, Pak Tanto." Ajak Ayyara. Keduanya langsung masuk mobil dan mulai menjauh dari sekolah.

"Den Deon sama Den Gian kemana neng?"

"Ada latihan musik pak."

***

Sehari Vanya dan Elen tidak masuk sekolah membuat hidup Ayyara senang. Tapi hari ini, kedua cewek itu sudah kembali ke sekolah. Vanya maupun Elen mulai berkurang melakukan kontak mata maupun fisik dengan Ayyara.

"Kak, tahu gak kenapa aku ga masuk kemarin? Aku sakit gara-gara di pukul Ayya." Ujar Vanya pada Kenzo. Cowok itu hanya terdiam. Dia terus fokus pada handphonenya.

"Kak, dengar aku ga sih?" Rengek Vanya.

"Kamu bisa ga, ga ngerusuh sekali aja?! Aku pusing tau ga denger kamu merengek terus!"

"Lho?! Kok kamu malah marah-marah?! Aku kan cuman mau kasi tau kamu. Aku di jahatin sama Ayya!" Ucap Vanya, juga ikut berteriak. Untung saja di taman sekolah sepi. Hanya ada Deon dan Gian disana.

"Kamu! Kamu selalu ngadu kalo dijahatin Ayya! Sementara Ayya, dia ga pernah ngadu kalo dijahatin sama kita-kita!"

"Kamu kok malah belain Ayya?!"

"Gue malas berdebat sama lo!!" Ujar Kenzo, lalu pergi meninggalkan Vanya. Cewek itu mematung mendengar ucapan Kenzo.

"Kamu, ngomong pake lo gue?" Gumam Vanya sambil menatap punggung Kenzo yang mulai menjauh.

"Sabar, Van. Sikap Kenzo akhir-akhir ini berubah." Ucap Deon.

"Benar. Gue mulai rasain perubahan Kenzo setelah pulang dari rumah. Dia lebih sering sendiri di kantin." Timpal Gian.

Gue bakal cari tau, kenapa Kenzo bisa berubah. Batin Vanya.

***

Bel pulang kali ini, Ayyara menyambutnya dengan senyum merekah. Ayyara berjalan keluar paling cepat dibanding yang lain. Dia ingin cepat pulang dan bermanja-manja bersama Mamanya.

Ayyara tiba di halaman sekolah dengan pandangan yang beredar. Biasanya Pak Tanto sudah ada. Tapi sekarang, lelaki itu belum terlihat juga. Satu notifikasi membuat Ayyara menyalakan hpnya.

Pak Tanto

Maaf neng, bapak mungkin nyampenya lama. Mobil mogok, lagi nunggu tukang benerin mobil. Eneng kalo bisa, bareng Den Deon dulu.

Wajah Ayyara langsung berubah lesu. Belum sempat ia memasukkan hpnya ke tas, tiba-tiba Kenzo datang dan menariknya.

"Ikut gue!"

"Eh, lo apa-apaan?" Kaget Ayyara saat Kenzo tiba-tiba menariknya. Ia berusaha melepas genggaman Kenzo. Tapi, cowok itu begitu kuat menariknya.

"Ikut gue!!" Kenzo dengan paksa menariknya dan memasukkan Ayyara kedalam mobil. Ia memakaikan seatbelt untuk Ayyara, lalu mengitari mobil dengan cepat dan duduk di kursi pengemudi. Kenzo melajukan mobilnya menjauh dari sekolah.

Elen yang tak sengaja melihatnya langsung memberitahu Vanya. Cewek itu merespon dengan cepat. Dia segera ke parkiran, menghidupkan mobilnya dan membuntuti mobil Kenzo dari jauh.

"Lo apa-apaan sih?"

"Diam!"

"Mau bawa gue kemana?"

"Suatu tempat. Lo akan tau. Sekarang lo diam aja!"

Ayyara menurut. Dia diam, namun tangannya bergerak memainkan hpnya. Ia mengirimkan chat pada Alden untuk menolongnya. Berharap agar lelaki itu mau membalas chatnya. Ia takut Alden akan mengabaikan chatnya karena dia tidak pernah membalas chat yang Alden kirimkan selama ini.

^^^Ayyara^^^

^^^Gue dibawa pergi sama Kenzo. Tolongin gue^^^

Ayyara terdiam sejenak setelah mengirimkan chat itu. Ternyata yang ia pikirkan salah. Alden dengan cepat membalas pesannya.

Alden

Dibawa kemana?

^^^Ayyara^^^

^^^Kalo sampe tempatnya, aku share loc.^^^

Tidak ada lagi balasannya. Ayyara hanya menarik nafas. Kenapa dia sampai kepikiran meminta tolong Alden. Jika Kenzo macam-macam, dia cukup melawan dan kabur.

"Kenapa lo? Chat sama siapa?"

"Pak Tanto. Gue suruh pulang, ga usah jemput." Bohongnya. Menyebut nama Pak Tanto, membuatnya kepikiran untuk benar-benar mengirimkan pesan untuk orang tua itu. Ayyara pun mengirimkan pesan untuk Pak Tanto agar tidak menjemputnya.

Mobil Kenzo berhenti di sebuah taman. Kenzo yang keluar mobil di manfaatkan dengan cepat oleh Ayyara. Gadis itu dengan cepat membagikan lokasinya pada Alden.

"Ayo, turun!" Ayyara melepaskan seatbelt dan turun. Kenzo meraih tangannya dengan lembut dan menggandengnya menuju taman. Namun, Ayyara segera menepisnya.

"Gue bukan anak kecil yang harus di gandeng!" Ujar Ayyara.

Kenzo dan Ayyara berhenti di dekat kursi panjang taman. Cowok itu menatap Ayyara dalam. "Lo ingat ga tempat ini?" Pertanyaan Kenzo tak mendapat respon dari Ayyara.

"Sampe sekarang gue masih ingat lo yang nangis minta tolong. Gue ga nyangka dua preman itu bisa muncul di tempat kayak gini. Beruntung banget lo nangisnya kenceng. Tapi, lo lucu pas nangis gitu."

Jadi, disini tempat Kenzo nolongin Ayya? Batin Ilona.

"Gue tau waktu itu lo ketakutan liat gue yang berantem sama preman. Jadi, lo kabur gitu aja."

"Udah nostalgianya? Gue mau balik." Ayyara berbalik hendak pergi, tapi Kenzo dengan cepat menahan tangannya.

"Bentar dulu, gue yang anter nanti."

"Lepasin Ayya! Dia harus pulang sekarang." Ujar Alden, meraih sebelah tangan Ayyara, dan menepis tangan Kenzo yang memegang tangan Ayyara.

"Lo siapa berani ngatur-ngatur? Lo ga ada hak sama Ayyara!"

"Gue pacarnya. Masih ga ada hak buat gue nolongin cewek gue?" Kenzo bungkam mendengar ucapan Alden. Ia menatap wajah Ayyara.

"Ayo, balik!" Seru Alden.

"Gue balik! Makasih udah nolongin gue waktu itu." Ujar Ayyara, lalu balas menggenggam tangan Alden dan berlalu bersama dari hadapan Kenzo.

"Lo kok bisa sampe cepat gitu?" Ayyara menolehkan kepalanya, menatap Alden yang sedang fokus menyetir.

"Gue ga sengaja ketemu sama supir kalian yang lagi nungguin tukang servis mobil. Katanya, dia mau jemput lo, tapi mobilnya mogok. Jadi, gue mutusin buat jemput lo. Pas di jalan, ketemu sama mobil siapa namanya tadi?"

"Kenzo."

"Nah. Gue udah ngerasa kalo sebelahnya lo. Tapi gue lanjutin aja ke sekolah. Tanya sama penjaga gerbang, katanya lo udah dibawa sama mobil tadi. Ya udah, gue ikutin aja."

"Jadi, yang gue chat lo, lo udah ngikutin kita?" Alden hanya mengangguk. Sebenarnya dia senang Ayyara mau meminta tolong padanya.

"Tadi, ada mobil satu ke arah sini juga."

"Mobil?" Ayyara terlihat berpikir.

"Hmm... Udah ga usah mikirin. Langsung diantar pulang atau gimana?"

"Pulang aja." Balas Ayyara.

1
Siti solikah
ntar Alden cemburu loh ayyara kamu nolongin kenzo
Mamik Widowati
Luar biasa
Siti solikah
bener tuh ayyara
Siti solikah
kayaknya seru
arniya
luar biasa kak
Tia Na
ayyara yang asli kemana tor?
/Rose//Rose//Rose/
Helen Nirawan
deon ,gian : gw benci ama lu ,ayyara , trus jwb : EGP ,sapa lu ,gk penting
Helen Nirawan
ilona di tubuh ayyara , kurang kejam
Helen Nirawan
isshh , sodara sinting
Adhie
mampues... lu...
Erna Fkpg
Lumayan
Khoerun Nisa
aku bingung asli di BCA Gian atu jayen
Puch🍒❄
fak kata gw teh anyingg siaaaa!!!, anying eta sia si ayya aja baru mau di apa2in dh end aja sih, belom tau dia hamidun apa kagak anying lah🗿kecepetan endnya thor😤
Puch🍒❄
iri dengki aja lu monyet🐷
Anonymous
keren
Armyati
happy ending 😍😍 mkcieh byk kak🙏 n semangat terus untuk karya" s lanjutannya 💪💪🤗
Aquilaliza: Makasih Kak/Pray/. Mampir juga di Novel ku yang lain ya....
total 1 replies
Armyati
uuhhhh cuwit bangettt mereka😍😍😍🤩
Armyati
wkwk mereka berdua dijadiin kacang sama ayya🤭
Armyati
aahh ini pasti Alden jodohnya ayyana🥰
Disha♡💕
padahal yg aib si Gian🥴
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!