Rasa kecewa,sakit hati,dan hancur harus Leona rasakan, saat mengetahui perselingkuhan suaminya dengan gadis yang umurnya jauh di bawahnya,
Luka yang ia rasakan, memang akan selalu berbekas, namun Leona wanita yang cerdas dan mandiri, ia bisa menerima semua kesalahan suaminya, kecuali pengkhianatan, karena sekali berselingkuh maka akan berselingkuh lagi, karena Selingkuh adalah penyakit yang sulit di sembuhkan.
Lebih baik di lepaskan sebelum menggerogoti hati secara perlahan.
Hingga Leona bertemu dengan Tian Alvaro.
Hidup nya berubah setelah ia di cintai oleh Tian
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fiah MSI probolinggo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 15 Hadiah untuk Mama Mertua 1
Malam ini untuk pertama kalinya bagi Li mendengar tawa lepas Tuannya, semenjak kehilangan sang kakek tercinta Tian menjadi anak pendiam dan tidak pernah tertawa.
Melihat tawa itu, Li menarik Jimmy agar tidak lagi mengganggu mereka.
"Kau akan melakukan apapun untuk melihat tawa itu kan? tapi dia istri orang Li"ucap Jimmy seraya berdiri di dekat Li.
"Akan segera menjadi mantan Dokter Jimmy, Nona Leona sudah menggugat cerai suaminya"ucap Li
"Apa itu karena Tian?"tebak Jimmy.
"Mana ada, bahkan wanita itu menolak Tuan, dan dia wanita yang tidak melirik tuan sama sekali"ucap Li yang membuat Jimmy semakin terkejut.
Benarkah masih ada wanita yang tidak terpikat dengan ketampanan dan kekayaan seorang Tian? begitulah pertanyaan yang ingin Jimmy utarakan pada Asisten Li.
"Itu menjadi nilai plus dari Tuan, ketegaran Nona Leona, kekuatan nya, dan kerja kerasnya, membuat seoarang Tian bisa melihat kearahnya, dan menepis semua kesal yang biasanya Tuan Tian berikan pada semua wanita yang ia lihat, Dokter Jimmy tentu masih ingat dengan wanita yang berjalan berlenggak-lenggok, yang membuat pandangan Tuan Tian terganggu"ucap Asisten Li.
"Ya... wanita itu langsung di pecat dari tempatnya bekerja, Tian tidak punya hati, kalau ia tidak suka cara ia berjalan, seharusnya ia mengalihkan penglihatan nya bukan? malah menghukum orang yang tak bersalah"cebik Dokter jimmy saat mengingat kejadian itu.
*****
Berulang kali Arsa menghubungi Leona namun... Leona tidak merespon panggilan itu, Leona membuat Ponsel nya tidak bersuara sehingga ia tidak terganggu dengan panggilan yang sudah terjadi beberapa kali.
"Ahhh.... sial!!!" umpat Arsa seraya membanting ponsel nya, namun tiba-tiba ada notifikasi masuk.
'Kita akan berjumpa di hari ulang tahun mama besok, untuk malam ini tolong jangan ganggu aku'
Begitulah isi pesan Leona untuk Arsa, dan perasaan Arsa sudah mulai tenang, berarti Leona baik-baik saja, pikirnya.
Setelah kecemasan tentang Leona hilang, ia mulai teringat akan apa yang Candra katakan, mendadak kepala nya menjadi pening kembali.
'*Iss.... mengapa begini..., Arita ... aku memang masih mencintai Leona, tapi aku juga nyaman dengannya, dan apa ini,ia mengalami Candu ****, dan aku yang harus membujuknya agar mau mengikuti pengobatan.
Benar kata Candra, Leona sudah tidak bisa lagi aku genggam, dia sangat benci dengan pengkhianatan, apalagi perselingkuhan, ini memang salahku, seandainya aku tidak main api saat itu,pasti hubungan ku dengan Leona masih baik-baik saja,maafkan aku Leona*'
Begitulah ucapan Arsa dalam hatinya seraya memandang foto pernikahan mereka yang terlihat sangat bahagia dan serasi.
Semua kenangan kebersamaan nya dengan Leona kini bermain di ingatannya.
Saat leona berdiri tegak menemani nya merangkak di dunia bisnis, saat Leona memberinya Semangat saat ia mengalami kegagalan, semuanya menari di ingatan Arsa.
Leona adalah wanita mandiri dan sederhana,ia tidak suka dengan hal yang mewah,dan itu menjadi ciri khasnya Leona, sederhana tapi sangat menawan.
Leona pekerja keras mulai saat mereka sekolah dulu, saat Sekolah Leona sudah bekerja paruh waktu untuk membayar biaya kuliah dan biaya makan ibunya,karena itulah Arsa begitu mencintainya dan berjanji akan memberinya kebahagiaan, namun kenyataannya... luka dan derita hati yang ia berikan.
Aaaahhhhhhhhh....
Teriak Arsa saat mengingat semua hal itu.
'Maafkan aku Leona,aku belum sempat memberi kebahagiaan untukmu, tapi malah membuatmu sedih dan terluka,maafkan aku'
Arsa terduduk di lantai kamarnya.
Ia menunduk kan kepalanya menatap lantai yang mana menjadi saksi saat awal pertama mereka pindah ke rumah itu, Leona dan Arsa tidur dilantai.
Malam berjalan dengan begitu cepat.
Sang mentari sudah menampakkan sinarnya, Arsa kini sudah bersiap untuk ke kantor nya.
Kantor yang kini sudah mulai berdiri kokoh.
Saat Arsa berangkat, Leona datang untuk mengambil surat cerai itu dan memberikannya pada pengacara yang sudah Tian berikan.
"Nana... fokuslah untuk kebebasan mu, pekerjaan mu biar Bu Tantri yang menghendle terlebih dahulu"ucap Tian saat Leona ingin pulang.
"Tuan Tian, terimakasih banyak untuk semua bantuan Anda, kalau begitu saya permisi"ucap sopan Leona.
Tanpa mendengar jawaban Tian, Leona berlalu dengan begitu anggunnya.
'Benar kata Tuan Tian, aku harus segera lepas dari Arsa,agar aku bisa tenang,meski sulit aku akan melewati hariku,tapi perceraian ini akan tetap terjadi, setelah ini aku harus fokus bekerja untuk mengganti semua biaya pengobatan ibu'
Ucap Leona dalam hati seraya terus melangkah kan kakinya .
Sehingga sampai lah ia di depan rumah nya, Leona dengan segera masuk kedalam rumah nya dan menuju ke kamarnya.
Saat Leona tiba di kamarnya, pandangan nya malah langsung tertuju pada foto pernikahan yang mana foto memperlihatkan keserasian mereka, Leona tersenyum kecut dan getir saat melihat ia dan Arsa tersenyum bahagia.
'Mungkin takdir cinta kita sudah sampai di sini saja Arsa, ku harap kau bahagia setelah ini meski tanpa diriku' ucap Leona dalam hati seraya terus menatap foto itu.
Leona mengambil surat perceraian itu dan membawanya pergi, ia sudah berjanji pada mama mertua nya untuk memberikan kado surat perceraian padanya, dan tentu Leona akan mengabulkan keinginan itu sekarang.
Sesampainya Leona di perusahaan ia sudah di tunggu oleh Asisten Li.
"Tuan Zein akan sampai sebentar lagi, Nona bisa menunggu Tuan Zain di ruangan Presdir"ucap Asisten Li.
"Bisakah aku menunggu di ruangan ku saja, nanti saat beliau datang tuan bisa mengabari saya,"ucap Leona.
"Kenapa Nona?"tanya Li heran.
"Saya ada pekerjaan yang harus saya kerjakan sendiri Tuan, bisakah?"ucap Leona.
Akhir nya Asisten Li menerima alasan Leona.
Sebenarnya Leona tidak nyaman jika harus selalu seruangan dengan Presdir nya, apalagi di perusahaan, apa kata teman-teman nya nanti, apalagi di tambah masalahnya, bisa-bisa ia menjadi gunjingan satu perusahaan.
Leona kini duduk di kursi kerjanya, Bu Tantri yang melihat Leona baik-baik saja merasa lega.
"Leona... kau baik-baik saja?"tanya Bu Tantri seraya melihat kearah sekitar.
"Saya baik-baik saja Bu,kenapa memangnya sih bu?"tanya Leona seraya tangannya masih fokus mengetik.
"Leona... tidak ada yang terlibat dengan Presdir selama ini dan kau hanya satu-satunya"ucap Bu Tantri.
"Ibu jangan terlalu khawatir, Tuan Presdir tidak seburuk berita yang beredar"ucap Leona seraya tersenyum pada Bu Tantri.
"Leona ini apa?"tanya bu Tantri.
"Itu surat perceraian ku dengan Arsa bu,"ucap Leona.
"Kenapa kau bawa kemari?"tanya Bu Tantri.
"Pengacara Tuan Tian yang akan mengurus nya Bu, karena Arsa menolak untuk tanda tangan secara baik-baik"ucap Leona dengan mata masih fokus pada laptop nya .
"Itu akan menjadi hadiah di acara Ulang tahun mama mertuaku nanti Bu"ucap Leona seraya menatap pada Bu Tantri.