NovelToon NovelToon
Istri Bayaran Milik Tuan Raja

Istri Bayaran Milik Tuan Raja

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Cintamanis
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: ICHA Lauren

Demi membiayai operasi ayahnya yang terkena serangan stroke, Cleantha terpaksa meminjam uang pada rentenir. Ia berharap bisa mendapatkan pekerjaan untuk membayar hutangnya itu. Namun kenyataan berkata lain. Cleantha gagal mendapatkan pekerjaan dan malah bertemu dengan seorang lelaki misterius dalam sebuah kecelakaan. Lelaki itu memaksanya untuk menjadi isteri kedua sebagai ganti rugi atas kerusakan mobilnya.

Karena ketakutan, Cleantha menolak permintaan lelaki itu dan melarikan diri. Tapi takdir membawanya kembali bertemu dengan lelaki itu, melalui sebuah ajang kompetisi wanita untuk memenangkan hadiah seratus juta.

Cleantha yang keluar sebagai pemenang, dipaksa menjadi isteri kedua Raja Adhiyaksa di atas sebuah perjanjian. Akankah Cleantha mampu menjalani hidup sebagai isteri bayaran, yang hanya dijadikan alat pembalasan dendam oleh Raja atas pengkhianatan isteri pertamanya?



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ICHA Lauren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 Malam Pertama yang Menyebalkan (Part 2)

"Nyonya, ini kamar Tuan. Saya sudah meletakkan tas Anda disini," ucap Pak Darma mempersilakan nyonya barunya masuk.

Bagai tamu asing yang tersesat di dunia khayal, begitulah yang dirasakan Cleantha. Ia sungguh takjub melihat kamar tidur Raja yang lebih mirip kamar hotel bintang lima.

Fakta bahwa Raja berpisah kamar dari Zevira, membuktikan bahwa pria itu memang telah mencampakkan isteri pertamanya.

"Anda bisa mulai menyimpan barang-barang Anda di dalam lemari putih. Tapi Nyonya jangan membuka lemari milik Tuan. Tuan Raja berpesan agar Nyonya tidak menyentuh barang-baran pribadi miliknya," tunjuk Pak Darma ke sebuah lemari panjang berwarna cokelat keemasan.

"Iya, Pak."

"Nyonya, di dalam lemari ini juga ada sejumlah gaun dan baju tidur untuk Anda. Anda bisa memilih baju mana yang Anda sukai," kata Pak Darma menunjukkan isi lemari pakaian Cleantha.

"Saya permisi dulu, Nyonya. Jika Anda membutuhkan bantuan saya atau pelayan lain, Anda bisa menekan tombol merah di dinding."

"Baik, Pak, terima kasih."

Pak Darma berlalu dari kamar itu, meninggalkan Cleantha seorang diri.

"Lebih baik aku mencatat semua yang dikatakan Nyonya Zevira sebelum aku lupa,"

gumam Cleantha mengambil ponselnya.

Ia mengetikkan beberapa catatan kecil di ponselnya sebagai pengingat.

Sejurus kemudian, Cleantha menyusun baju-bajunya dengan rapi di dalam lemari.

Lemari bajunya sebagian telah terisi oleh gaun-gaun yang hampir mirip dengan kepunyaan Zevira. Namun Cleantha tidak terlalu mempedulikan hal itu. Ia lebih memilih untuk mengurusi baju bawaannya sendiri.

Cleantha mengedarkan pandangan ke sekeliling kamar mewah yang akan ditempatinya.

Barang-barang tertata rapi. Lantai, dinding, dan furniturenya tampak bersih, tidak ada debu maupun kotoran yang menempel.

Aroma segar dari pewangi ruangan memenuhi seluruh kamar.

Jika seseorang tak dikenal masuk, barangkali ia akan mengira kamar milik Raja adalah kamar seorang wanita.

"Tuan Raja memang pria yang rapi dan suka kebersihan. Aku rasa dia pasti kesal jika harus sekamar dengan orang yang sifatnya bertolak belakang darinya. Aku bisa memakai cara ini untuk membuatnya kesal."

Cleantha membuka kembali lemari bajunya. Ia menarik beberapa baju miliknya keluar, lalu menyerakkannya begitu saja di atas sofa.

Untuk menambah kesan acak-acakan, Cleantha mengubah lipatan bajunya yang semula rapi menjadi berantakan.

Dalam sekejap saja, ia sukses membuat sedikit kekacauan di kamar itu. Cleantha sampai terheran-heran menyaksikan hasil perbuatannya sendiri.

Sejujurnya ia memiliki sifat yang hampir sama dengan Raja. Bahkan ia rela membersihkan rumahnya seharian supaya terlihat rapi. Namun, kini ia harus berubah menjadi pribadi yang berbeda demi menjalankan peran barunya.

Suara langkah kaki pria terdengar mendekat ke arah kamar itu.

"Tuan Raja sudah datang. Aku harus pura-pura bermalas-malasan di atas sofa ini."

"Cekrek." Pintu kamar pun dibuka dari luar.

Cleantha bergegas menyambar ponselnya lalu menghempaskan diri di atas sofa. Ia sengaja mengambil posisi duduk sembarangan, di antara baju-bajunya yang tersebar tak karuan.

Raja berjalan masuk ke kamarnya lalu menutup pintu. Keberadaan Raja di kamar itu menyebabkan Cleantha menjadi salah tingkah. Bagaimanapun ia belum pernah berduaan saja dengan seorang pria dalam kamar yang tertutup.

Raja berjalan lurus tanpa memandang Cleantha. Menganggap Cleantha seolah-olah makhluk yang tak kasat mata.

Ia melepas jasnya, sehingga hanya menyisakan kemeja putih yang masih dikenakannya.

Cleantha pura-pura tidak peduli. Ia menundukkan kepala pada layar ponsel.

Raja membuka kancing kemejanya di bagian atas. Lalu pria itu berjalan ke arah lemari baju, yang posisinya dekat dengan sofa yang diduduki Cleantha.

"Semoga dia tidak berganti baju disini,"

gumam Cleantha gelisah.

Raja membuka pintu lemarinya, tapi mendadak ia berhenti.

"Apa yang kamu lakukan di kamarku? Kenapa bajumu berantakan seperti ini di atas sofa?" tanya Raja mendekati Cleantha.

Cleantha tidak memberikan jawaban. Ia masih sibuk berselancar di dunia maya dengan ponselnya.

"Hey, kenapa tidak menjawabku? Apa ini hobimu sehari-hari? Bermalas-malasan sambil bermain ponsel?" tanya Raja memegang lengan Cleantha.

"Ini saatnya aku melawannya."

Cleantha mendongakkan kepala ke atas untuk memandang suaminya itu.

"Maaf, Tuan, saya masih muda. Wajar saja kalau saya suka bermain media sosial. Lagipula Tuan sendiri yang mengatakan kalau kita tidak saling mencampuri urusan masing-masing. Jadi tolong Anda biarkan saja saya begini," ucap Cleantha mencoba bersikap seenaknya.

"Aku memang malas mencampuri urusanmu. Tapi sekarang kamu ada di kamarku. Bersikaplah sopan dan rapikan baju-bajumu yang berserakan ini. Aku pusing melihatnya," tunjuk Raja ke arah sofa.

"Tuan, saya terbiasa melakukan ini di kamar saya dan tidak ada yang melarangnya. Kenapa Tuan tiba-tiba mengatur saya? Tuan bukan ayah saya. Kalau Tuan tidak suka, Tuan bisa memindahkan saya ke kamar yang lain," jawab Cleantha acuh tak acuh.

Raja tiba-tiba memaksa Cleantha untuk berdiri dan mencengkeram lengannya.

Kancing kemeja Raja yang sudah terbuka sebagian, membuat Cleantha bisa melihat dada bidang dan berotot milik pria tampan itu.

"Apa kamu ingin menguji kesabaranku atau bermain-main denganku? Aku bilang rapikan baju-bajumu sekarang. Jika kamu menolaknya, aku akan memanggil pelayan untuk membuang baju jelekmu ini."

"Tuan tidak perlu marah. Saya akan memasukkannya ke lemari sekarang. Tapi lepaskan tangan saya."

Raja melepaskan lengan Cleantha dan menyipitkan matanya.

"Ingat, jangan macam-macam. Kamu tetap akan tinggal di kamar ini bersamaku, tapi jaga kelakuanmu! Sofa itu akan menjadi tempat tidurmu setiap malam."

"Iya, Tuan," jawab Cleantha malas.

Raja berbalik untuk membuka lemari bajunya sendiri. Ia mengambil kaos berwarna abu-abu tua dari dalam lemari.

Cleantha memungut bajunya dari sofa. Ia melemparkan baju-baju itu sembarangan ke dalam lemari, hingga lemari bajunya nampak seperti kapal pecah.

"Apa orangtuamu tidak mengajarkan cara menyusun baju yang benar? Kamu ini seorang gadis berpendidikan tinggi tapi kelakuanmu seperti wanita barbar," tukas Raja tidak habis pikir.

"Jangan merusak gaun yang aku berikan padamu. Kalau sampai merusaknya, kamu harus menggantinya dua kali lipat. Sekarang ganti baju jelekmu dengan gaun yang ada di dalam lemari. Lalu kita akan makan malam bersama."

Cleantha menyibakkan gaun-gaun yang digantung rapi dengan hanger itu. Ia bingung harus memilih gaun yang mana.

Cleantha bertambah canggung saat menyadari Raja melepas kemejanya kemudian berganti baju dengan santai.

Ini merupakan kali pertama bagi Cleantha melihat tubuh kekar seorang pria secara langsung.

"Kenapa lama sekali?" bentak Raja melihat Cleantha yang masih terpaku.

"Iya, Tuan. Sebentar."

Karena tidak ingin Raja terus melotot, Cleantha asal menarik salah satu gaun berwarna biru muda.

"Tunggu, nanti di depan keluargaku jangan memanggilku, Tuan. Panggil aku 'Sayang', mengerti?"

"Sa..ya harus memanggil Anda 'Sayang'?" ulang Cleantha tidak percaya dengan pendengarannya.

"Iya, hanya di depan mereka saja. Ketika kita berdua tetap panggil aku Tuan. Aku sudah membayarmu cukup mahal untuk melakukan sandiwara suami isteri ini. Ikuti saja semua yang kulakukan nanti. Jangan membuat mereka curiga."

"Iya, Tuan."

"Segera ke meja makan setelah kamu selesai ganti baju."

Sesudah mengucapkan titahnya, Raja pergi dari kamarnya tanpa menoleh.

"Sifatnya sama seperti namanya, Raja. Suka sekali memerintah dan memaksa orang menuruti kemauannya,"

gerutu Cleantha kesal.

...****************...

Hanya butuh waktu sebentar bagi Cleantha untuk mengenakan dress sifon pilihannya.

Sesekali ia menarik dress itu lebih ke bawah dan menaikkan bagian bahunya yang lebar.

Cleantha menutup pintu kamar Raja, lalu menengok ke kiri dan ke kanan.

"Dimana letak ruang makan di rumah besar ini? Bagaimana kalau aku sampai tersesat,"

pikir Cleantha was-was.

Untung saja di tengah kebingungannya, ia berpapasan dengan Pak Darma. Pria itu sudah menjadi dewa penyelamat bagi Cleantha.

"Nyonya, apa Anda ingin ke ruang makan?"

"Iya, Pak. Tapi saya tidak tahu dimana letak ruang makan."

"Mari saya antar Nyonya," ucap Pak Darma berjalan di depan Cleantha.

Cleantha mengikuti Pak Darma menuju ruangan besar yang dilengkapi meja makan persegi panjang dan kursi-kursi berukir.

Di meja makan, Raja telah menunggu bersama keluarganya.

Begitu melihat Cleantha, Raja berdiri dari duduknya.

"Sayang, duduklah di sampingku. Aku sudah menunggumu dari tadi," ucap Raja menarik kursi untuk Cleantha.

Sikapnya berubah seratus delapan puluh derajat kepada isteri keduanya itu.

"Daddy, mengapa Aunty yang duduk di sebelah Daddy?" tanya Ivyna keheranan.

"Itu karena Aunty Clea sudah menjadi mommymu. Sekarang kamu punya dua mommy yang akan menyayangimu, Ivy," jawab Raja membelai pucuk rambut putrinya.

"Aku punya dua mommy? Jadi Aunty ini bukan pengasuhku?"

"Bukan, Sayang. Bila Daddy sedang sibuk di kantor dan Mommy Vira harus ke rumah sakit, kamu masih punya Mommy Clea yang akan menemanimu."

"Iya, Daddy. Aku senang punya dua mommy."

Raut wajah Zevira berubah kesal mendengar perkataan suami dan anaknya.

"Suster, cepat selesaikan makan malam Ivyna, lalu antarkan dia ke kamar untuk tidur," perintah Zevira kepada pengasuh anaknya.

"Baik, Nyonya."

Sesudah Ivyna pergi dari ruang makan, Raja dan Cleantha melanjutkan aktingnya.

Raja pura-pura bersikap mesra, sebaliknya Cleantha mencoba berperan sebagai gadis yang tidak tahu sopan santun.

"Sayang, apa kamu mau meminta hidangan khusus untuk merayakan pernikahan kita? Kalau iya, aku akan meminta pelayan menyiapkannya," tanya Raja kepada Cleantha.

"Tidak, Sa...yang," jawab Cleantha terpaksa.

Entah mengapa menyebut kata 'Sayang' terasa begitu berat di lidah Cleantha.

"Makanan ini semuanya lezat. Aku akan menghabiskannya."

Cleantha tiba-tiba mendorong kursinya hingga menimbulkan bunyi gesekan keras di lantai.

Ia mengambil satu per satu hidangan di atas meja, lalu menuangkan sebagian isinya ke piring miliknya.

Sesaat kemudian, ia mulai menyantap makanan itu dengan lahap. Cleantha sengaja membuat sendok dan garpunya saling beradu supaya menimbulkan suara berisik.

Raja membelalakkan mata melihat kelakuan aneh Cleantha.

Sebenarnya ia ingin mengusir Cleantha keluar dari ruang makan dan memarahinya habis-habisan. Namun Raja menahan diri karena ada Zevira di antara mereka.

"Sayang, pelan-pelan sedikit makannya. Nanti kamu tersedak," ucap Raja berusaha mempertahankan sikap manisnya.

"Tapi makanan ini sangat enak, Sayang," ucap Cleantha tidak peduli.

Cleantha kembali menyendokkan makanan ke mulutnya, hingga akhirnya ia bersendawa karena kekenyangan.

Di seberang meja, Zevira menahan tawa menyaksikan kelakuan Cleantha. Ia yakin amarah Raja akan segera meledak terhadap isteri barunya itu.

Namun di luar dugaan, Raja malah mengambilkan segelas air dingin untuk Cleantha.

"Sayang, minumlah ini," ucap Raja lembut.

"Terima kasih," jawab Cleantha menghabiskan air minum itu dalam sekali teguk.

"Sayang, aku sudah selesai makan. Aku akan ke kamar untuk istirahat. Kalau kamu sudah selesai menikmati makan malam, segera susul aku ke kamar. Aku menunggumu untuk malam pengantin kita," ucap Raja mendaratkan ciuman di pipi Cleantha.

Tindakan Raja itu membuat Cleantha dan Zevira sama-sama terkejut.

"Kenapa dia malah menciumku di hadapan Kak Vira?"

tanya Cleantha sambil menahan perutnya yang serasa akan meledak.

1
Katherina Ajawaila
pasti ada Raja junior 🤭
Katherina Ajawaila
keren, aku suka bacanya, sukses thour🥰
Katherina Ajawaila
sumpah keren endingnya, walau awal2 bacanya keret2 outhour yg jadi Sutrada🥰🥰🥰
Katherina Ajawaila
semoga Clea Terima demi Al
Katherina Ajawaila
gitu donk Raja, knp ngk dari dulu aja 🤭
Katherina Ajawaila
senyum akhirnya Cleo🤣
Katherina Ajawaila
mantap. opa oma jadi comblang🤭
Katherina Ajawaila
Modus Raja, kasihan
Katherina Ajawaila
keren thour, ada sisi kasian Almero
Katherina Ajawaila
bagus lah biar kembali ingat memori ya thour🤭
Katherina Ajawaila
makanya jd org berpikir positif🤣
Katherina Ajawaila
keren thour, Next
Katherina Ajawaila
sedih amat thour😭
Katherina Ajawaila
outhour, tegak banget, masa meninggal Alvian😭
Katherina Ajawaila
ngk jelas tua2 maruk semua, mati hanya pakai kafan harta ngk di bawa
Katherina Ajawaila
kasihan amat mmg nya org gol bawah kenapa, hina. outhour ceritanya keras ttg realita hidup.
Katherina Ajawaila
kapok lo Raja, cemen. nama boleh Raja tapi mines akhlak, hitung dink di jebak baru 2 minggu hamil udh 5 minggu., kan bego ngk tuh
Katherina Ajawaila
kepo deh kaya ibu2 arisan.
Katherina Ajawaila
kyla jDi pembunuh, ngiri ya ade mu dpt org kaya. dasar pratu
Katherina Ajawaila
iblis jalang di cerai in dia udh bisa jalan Raja ko ngk bertindak cepat. msh suka selingkuh 😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!