Walaupun identitasnya adalah seorang Tuan Muda dari keluarga Dong yang terkenal di dunia kultivator, tapi Fangxuan menjalani kehidupan yang begitu sulit karena tidak memiliki jiwa martial seperti murid sekte yang lainnya.
Hidupnya terlunta-lunta seperti pengemis jalanan. Fangxuan juga sering dihina, diremehkan, bahkan dianggap sampah oleh keluarganya sendiri.
Mereka malu memiliki penerus yang tidak mempunyai bakat apapun. Padahal, keluarganya adalah keluarga terhebat nomor satu di kota Donghae.
Karena malu terhadap gunjingan orang, tetua sekte Tombak Api mengutus seorang guru untuk melenyapkan nyawa Fangxuan dengan cara membuangnya ke lembah Kematian Jianmeng.
Namun, nasib baik masih berpihak padanya. Fangxuan diselamatkan oleh seorang Petapa tua. Bukan hanya itu, Petapa tua tersebut juga mengangkatnya sebagai murid satu-satunya dan mewariskan seluruh ilmu kanuragan yang dimilikinya.
"Aku akan membalas mereka semua yang selama ini menindas ku. Tunggulah ajal kalian!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lienmachan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18
Bab 18~Bertukar tubuh
Sungai Iblis merupakan sungai berbahaya menurut mitos. Karena, sungai tersebut memiliki aura negatif yang sangat kental, serta baunya yang katanya bisa merubah seseorang menjadi pribadi berlawanan.
Maksudnya seperti apa?
Entahlah!
"Bagaimana caranya agar kita keluar dari tempat ini?!"
Sontak saja kepala mereka mendongak menatap ke atas tempat terjatuh tadi. Ketinggiannya hampir mencapai tiga puluh meter dengan dinding bebatuan sepenuhnya. Sehingga tak ada jalan atau cara yang efektif untuk memanjat.
Di sekitaran goa tersebut tak ada pintu atau lubang untuk mereka keluar, karena jalan untuk keluar ada di ujung terowongan monster martial tingkat sembilan tadi. Tapi, mereka kini berada di bawah dan tak bisa ke mana-mana.
"Bagaimana kalau kita terbang saja? Ketinggian seperti ini tidak ada apa-apanya bagiku." ucap Qiu Wei pongah.
Setelah berkata, pria itupun melompat dengan ilmu meringankan tubuh. Namun, setiap kali ia melompat selalu terjatuh dan terjatuh lagi.
Merasa ada kejanggalan, Qiu Wei menggerakkan tangan ke depan untuk mengeluarkan jurusnya, tapi tak ada apapun yang keluar dari tangannya. Bahkan, terlihat seperti bocah yang sedang bermain.
"Ada apa ini? Kenapa kekuatanku tidak bisa keluar?!"
Semua orang lekas menggerakkan tangan dan kaki, mengeluarkan jurus masing-masing namun tak ada yang keluar dan tak terjadi apapun.
Apa Dewa sungguh mempermainkan nasib mereka?
Tidak! Lebih tepatnya para tetua sialan itu yang mempermainkan nyawa mereka dengan mengatasnamakan kompetisi.
Semua peserta tidak tahu jika mereka sedang dijadikan bahan percobaan oleh para tetua sekte tengkorak iblis dan sekte bulan merah. Bahkan, nyawa mereka dipertaruhkan hanya untuk mengetahui seberapa berbahayanya tempat tersebut.
"Kekuatan kita tak bereaksi di tempat ini. Jangan-jangan karena bau dari sungai itu yang mempengaruhinya!"
"Argh, sial. Kenapa mereka berani mempermainkan kita?!" teriak Xu Yan kesal. Pria itu bahkan memukul tanah berbatu di kakinya.
Semua orang terdiam memikirkan cara untuk keluar dari tempat ini, lalu melirik sungai iblis di hadapan mereka.
Sungai ini pasti memiliki muara untuk sampai ke laut, bukan?
Dengan mengikuti arus sungai, maka mereka bisa keluar dari Goa ini dan bertemu hutan. Dengan begitu, mereka bisa selamat dan menghirup udara bebas jika sudah berada di hutan.
Tapi tunggu, bukankah para tetua mengatakan untuk menyebranginya? Mereka mendengar jelas apa yang dikatakan juri sebelumnya bahwa setelah melewati terowongan gunung Lun, peserta harus menyebrangi sungai Iblis.
"Persetan dengan dengan apa yang dikatakan Tetua. Yang pasti, kita harus keluar dari tempat pengap ini secepatnya walaupun harus menyusuri sungai!" seru Xi Tong dengan nada tinggi. "Aku sudah tidak tahan baunya!" sambungnya lagi.
Perkataannya dibenarkan semua orang. Tapi, menyusuri sungai bukankah itu akan lebih banyak menghirup aroma busuk dari sungai ini?
Sebenarnya, pria itu pintar atau bodoh, sih?
"Kita akan menyusuri sungai menggunakan apa? Bahkan, ditempat ini tak ada yang bisa dijadikan perahu sebagai alat transportasi kita!" kata yang lain.
"Benar. Di sini semuanya hanya bebatuan yang terlihat. Tak ada bahan yang bisa mengambang di dalam air!" timpal salah satu lagi.
Semuanya kembali terdiam. Perkataan mereka ada benarnya. Hanya bebatuan yang ada di sekitaran, yang pasti tidak bisa digunakan untuk tumpangan mereka.
Cukup lama terdiam, akhirnya Fangxuan membuka suara. "Aku memilih menyebranginya!" ucapnya yakin.
Dia pun melempar batu besar ke tengah sungai untuk dijadikan pijakan dan dibantu oleh kedua Chan. Bukan hanya satu, tapi beberapa batu besar yang berjejer sampai ke ujung sebrang sungai.
Setelah selesai, Fangxuan dan si kembar Chan menoleh ke belakang. "Siapa yang ikut?" tanyanya seraya melompat ke atas batu yang dilemparkannya bersama kedua Chan tadi.
Chan Ling melompat mengikuti langkah Fangxuan setelah Chan Lee melompat terlebih dahulu.
Mereka terdiam melihat ketiga orang itu melompati satu persatu batu besar yang sudah berjejer sampai sebrang.
Xi Anzhing bersama Xi Tong hanya mencemooh tindakan ketiga orang tersebut. "Cih, orang-orang bodoh."
Melompati batu besar hanya untuk menyebrangi sungai? Bahkan Xi Anzhing dan Xi Tong bisa melayang lebih tinggi dalam sekali lompatan saja.
Tapi kedua pria itu lupa bahwa kekuatan mereka tidak berfungsi di dalam goa itu, bahkan mereka tak bisa melayang lebih dari ketinggian satu meter.
"Apa yang terjadi?" Xi Anzhing terkejut. Dia terus berusaha melompat-lompat di tempat, mencoba untuk melayang tapi tetap tak bisa.
"Sudahlah, Anzhing. Kita ikuti saja yang dilakukan ketiga orang itu!" ajak teman satu timnya yang bergegas ikut melompat ke atas bebatuan.
Tak punya pilihan, Xi Anzhing pun segera mengikuti langkah mereka yang sudah menyebrangi sungai dengan melompati batu-batu besar
Satu persatu semua peserta kompetisi menyebrangi sungai yang sangat lebar itu. Walaupun airnya tak terlalu penuh, tapi tetap saja, jika jatuh tercebur akan basah. Lagipula, air sungai ini beraroma busuk lebih dari sampah yang menggunung.
Ketika akan sampai di ujung sebrang sungai, tiba-tiba arus air berubah menjadi deras. Gelombang besar datang dari atas dan siap menerjang mereka.
"Cepat ... cepat, air datang!" seru mereka berteriak.
Namun, karena jarak yang masih sangat jauh dari jangkauan, akhirnya langkah mereka kalah cepat dengan gelombang air yang datang.
Akhirnya, semua orang terseret arus sungai yang sangat deras itu.
BYUUUUUUURRRRR
"Whooooaaaaaa!" pekik mereka semua bersamaan.
BLUP ... BLUP
Bukan hanya tubuh saja yang basah, mulut mereka terisi penuh air beraroma busuk itu sampai mereka kesulitan bernapas.
"Haaaaaahhh!" Kepala mereka menyembul ke atas guna menghirup udara segar dan membuang air yang memenuhi mulut mereka. "Uuuuwweeeek, ukhuk ... ukhuk!"
Tak lama kemudian, air sungai itu surut dan menyisakan mereka yang terduduk di dasar sungai berbatu.
Aneh tapi nyata, ini benar-benar terjadi.
"Apa yang terjadi? Ke mana semua air itu pergi?!"!" Semua orang saling menatap tanpa terkecuali.
"Kita harus bergegas naik ke atas sebelum air bau itu datang lagi!" ujar salah satu sambil membantu temannya berdiri.
Mereka beranjak dari dasar sungai dengan saling membantu satu sama lain. Mungkin sesama tim saja, karena bagaimanapun mereka enggan untuk membantu orang lain yang mengalami kesulitan jika bukan orang yang berada satu tim dengannya.
"Huufftt, akhirnya!" seru mereka serempak. Tapi, sedetik kemudian semua orang terperangah.
"Tunggu! Apa yang terjadi?!" Mereka saling memandang satu sama lain setelah merasakan keanehan. "Ada apa ini?!"
Tubuh seorang pria, namun suara mirip dengan wanita. Begitupun sebaliknya, bertubuh wanita tapi suaranya mirip pria. Atau memang, bukan mirip tapi memang suara pria ataupun wanita namun di tubuh yang terbalik.
Apa ini reaksi dari sungai iblis?
Chan Ling yang pertama menyadari. "Aarrggghh! Ini ... tubuh siapa? Kenapa aku memiliki ...? Hei, itu tubuhku!"
Yang ditunjuk pun langsung terkejut. "Kenapa suara Fangxuan mirip dengan Ling-Ling?" Tanya Chan Lee sambil mengerutkan kening. Lalu, ia menoleh ke samping tepat kepada orang yang tengah menatapnya "Bukankah ini tubuhku? Lalu aku ... Aaaarrrgghh, kenapa dadaku menonjol sebesar ini?!" teriaknya histeris setelah menundukkan wajah.
...Bersambung .......
Lanjutkan 👍👍👍