NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Om Duda

Mengejar Cinta Om Duda

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat
Popularitas:1M
Nilai: 5
Nama Author: DeNura

Harap bijak dalam membaca... ada beberapa adegan dewasa (21+)

Meylani Putri (18 th), gadis bar bar yang jatuh cinta pada sosok Om duda tampan bernama David Lander. Yang tak lain adalah Ayah dari sahabatnya sendiri. Mungkinkan gadis yang kerap di sapa Mey itu mendapatkan cinta sang Om duda? Sedangkan David sendiri sangat anti dengan wanita bar bar dan ceplas ceplos seperti May.

Yuk simak kisah selengkapnya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeNura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 15

Pagi hari, Mey terlihat sibuk merapikan tempat tidur. Ia juga sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Karena hari ini adalah hari pertama ujian sekolah.

"Mey, kamu lihat dasi saya yang merah?" Tanya David yang baru saja keluar dari ruang ganti.

Mey menoleh, lalu berjalan pasti menuju ruang ganti untuk mencari benda yang suaminya maksud. Dan tidak perlu lama, Mey kembali dengan sebuah dasi di tangannya. "Ini kan?"

David mengangkat sebelah alisnya. "Di mana kamu dapat?" Tanyanya merasa heran. Lalu mengambil benda itu dari tangan istrinya.

"Di tempat biasa kali, Om." Sahut Mey beranjak menuju meja rias. Melihat penampilan dirinya dibalik cermin. Lalu mengucir rambut panjangnya. Dan itu tak lepas dari pengawasan David.

"Mey, bisa tolong pasangin?"

Mey menoleh, lalu memberikan tatapan heran. "Tumben, biasanya juga pasang sendiri."

"Sekali-kali dimanjain istri gak salah kan?" Sahut David dengan nada santai. Mey yang mendengar itu menutar bola matanya jengah. Kemudian menghampiri suaminya.

"Gak sampe, Om tinggi banget." Keluh Mey dengan kaki berjiinjit dan sedikit kesusahan untuk memasangkan dasi di leher David.

David yang melihat itu merengkuh pinggang ramping istrinya. Lalu mengangkat tubuh mungil itu dengan mudah. Tentu saja hal itu membuat Mey memekik kaget.

"Om, suka banget sih bikin Mey kaget? Kalau Mey jantungan gimana?" Rengek Mey seraya memasangkan dasi di leher suaminya dengan kasar.

David tersenyum tipis saat melihat wajah merengut istrinya. Membuatnya sangat gemas. David mengakui, jika istri kecilnya saat ini terlihat begitu manis. Terutama bibir tipis yang tak berhenti mengeluarkan kata-kata. Seminggu tinggal bersama gadis itu, membuatnya merasakan sesuatu yang berbeda. Mey selalu memberikan kesan tersendiri setiap harinya. Juga mampu merubah kebiasaan David yang biasanya pulang larut malam, kini lelaki itu lebih sering pulang lebih cepat. Juga tak jarang David pulang siang, hanya untuk menyantap makan siang buatan sang istri.

"Pagi ini kamu berangkat dengan saya." Ucap David yang berhasil menarik perhatian Mey. Gadis itu menatap wajah suaminya cukup lama. Jarak mereka sangat dekat, dan itu membuat jantung Mey berdegup kencang.

"Om, bisa turunkan Mey? Dasinya udah kepasang." Pinta Mey mencoba melepaskan tangan suaminya. Posisi saat ini sangat tidak nyaman untuknya.

"Kalau saya gak mau gimana?" David tersenyum devil.

"Om, Mey bisa terlambat sekolah. Ujian dimulai tepat jam tujuh." Alibi gadis itu yang semakin tak tahan dengan posisinya saat ini. Bagaimana kalau dirinya khilaf?

"Ini masih jam enam, Mey." Bisik David mulai mendekatkan bibirnya dengan bibir sang istri. Lalu mencecap bibir itu dengan lembut. Membuat tubuh gadis itu membeku. Cukup lama mereka dalam posisi itu, dan David lah yang lebih mendominasi.

Mey mendorong dada suaminya saat dadanya terasa sesak karena kehabisan oksigen. David yang memahami itu pun mengakhiri aktivitasnya. Membiarkan sang istri meraup dengan rakus udara segar. David terkekeh geli saat melihat semburat merah di pipi istrinya. Bahkan bibir tipis itu membengkak karena ulahnya.

"Kedepannya kamu harus terbiasa," bisik David tepat ditelinga istrinya. Lalu menghadiahi sebuah kecupan dileher istrinya. Bukan hanya kecupan, ia juga meninggalkan sebuah jejak di sana.

"Akh... sakit, Om. Om apain leher Mey?" Pekik Mey seraya menyentuh lehernya.

"Cuma kasih tanda, kalau kamu milik saya, Mey."

"Ck, lepasin Mey, Om. Kita bisa terlambat." Imbuh gadis itu berusaha lepas dari rengkuhan suaminya. Mey menjauhi suaminya dan menyambar tas sekolah yang tadi ia letakkan di atas ranjang. Kemudian bergegas keluar kamar.

"Om David gila. Pagi-pagi gw udah dikasih serangan fajar. Mimpi apa gw malam tadi?" Omel Mey seraya memasuki lift.

Gadis dengan rambut kucir satu itu melangkah cepat menuju ruang makan. Apa yang terjadi beberapa waktu tadi membuat jantungnya tak bisa berdetak normal.

"Mey, kenapa muka lo merengut gitu?" Tanya Tasya yang sudah berada di sana beberapa menit yang lalu. Gadis cantik itu pun sudah rapi dengan stelan sekolahnya.

"Ulah siapa lagi kalau bukan Bokap lo." Sahut Mey duduk disebelah anak tirinya.

"Bik, udah antar makanan ke kamar Bapak kan?" Tanya Mey menoleh ke arah Bik Nina.

"Udah, Nya. Baru aja saya antar." Sahut Bik Nina dengan ramah.

"Makasih, Bik." Ucap Mey sambil menyomot roti tawar. Dan melahapnya dengan malas.

Tasya memperhatikan Mama mudanya dengan seksama. Lalu pandangannya tak sengaja menangkap sebuah tanda kemerahan di leher Mey. "Mey, lo habis ngapain tadi?"

Mey melirik sahabatnya sekilas. "Siap-siap ke sekolah, emang gw ngapain lagi?" Sahut Mey dengan santai.

Tasya yang mendengar itu terkekeh geli. "Sekarang udah pinter main petak umpet ya sama gw?"

"Petak umpet apaan sih, Sya? Gak ngerti gw ke mana arah pembicaraan lo." Mey sama sekali tak peduli dengan pertanyaan Tasya. Saat ini ia hanya butuh nutrisi supaya bisa mengerjakan ujian dengan baik.

"Terus itu apaan di leher lo, Mey?"

Mey langsung berhenti makan dan menyentuh lehernya. "Kenapa dengan leher gw?" Tanya Mey panik. Sedangkan Tasya malah tergelak melihat ekspresi lucu sahabatnya.

"Noh lihat sendiri." Kata Tasya memberikan cermin kecil pada Mey.

Dengan gerak cepat Mey menerimanya dan melihat kondisi lehernya dari balik cermin. Sontak mata bulat itu semakin melebar. "Aaaa... Om David." Pekik Mey. Ia mengingat kejadian tadi di mana David mengecup lehernya sampai menimbulkan rasa sakit.

Tasya tertawa lepas melihat tingkah lucu Mamudnya. "Ya ampun, Mey. Lo itu polos banget sih. Mulut doang yang lemes, otak lo lemes kalau masalah percintaan."

Mey yang mendengar itu kesal setengah mati. "Kok bisa gini sih leher gw? Padahal tadi Om David cuma cium doang, tapi agak sakit sih. Kenapa bisa jadi kayak gini?" Oceh Mey tanpa rasa malu.

Lagi-lagi Tasya tergelak mendengar ucapan polos Mama mudanya. "Haduh, gini nih kalau punya Mamud kuno."

"Ck, bacot lo, Sya. Terus gimana dong? Bakal ilang kan?" Panik Mey sambil menyentuh hasil karya suaminya.

"Gw rasa gak akan hilang."

"Ih... beneran gak hilang nih? Om David jahat banget sama gw."

"Siapa yang jahat?" Sambar David yang baru saja ikut bergabung. Lelaki itu duduk di tempat biasa.

Mey memberikan tatapan tajam pada suaminya. "Om David lah, memangnya siapa lagi? Lihat sendiri leher Mey. Jadi lembam gini. Ini semua gara-gara Om tahu."

David melirik istrinya sekilas dan sama sekali tak merasa bersalah. "Cepat selesaikan makannya. Kita harus berangkat."

"Ekhem... Bik, sepertinya rumah ini akan kedatangan anggota baru." Ujar Tasya melirik Bik Nina yang sedang menuang susu.

"Gak papa, Non. Biar rumah ini makin rame." Jawab Bik Nina ikut tersenyum bahagia.

"Kira-kira perempuan atau laki-laki ya, Bik? Semoga aja perempuan biar serame Mamud." Imbuh Tasya melirik Mey yang masih memasang wajah kesal.

"Tidak akan ada anggota baru, satu orang saja sudah sangat berisik." Sahut David melirik istrinya. Sedangkan yang dilirik sama sekali tak peduli.

Lalu tak ada lagi pembicaraan di antara mereka. Setelah sarapan, mereka bergegas untuk melakukan aktivitas masing-masing.

Sepanjang perjalanan Mey sama sekali tak mengeluarkan suara. Tentu saja hal itu membuat David merasa heran.

"Kamu masih marah pasal tanda itu?" Tanya David memulai pembicaraan.

"Hm." Mey sama sekali tak tertarik untuk menatap suaminya. Ia masih setia menatap jalanan padat, karena dirinya memang masih sangat kesal. Bagaimana jika teman-temannya melihat itu? Apa yang akan mereka pikirkan?

"Saya minta maaf, tadi itu kelepasan." Ucap David. Namun tak ada sahutan dari gadis itu.

"Mey."

"Hm."

"Ini buat kamu." Kata David menyodorkan black card . Mey pun menoleh dan menatap benda itu seksama. Namun sama sekali tak berniat menerimanya. David pun menoleh karena Mey tak kunjung menerimanya.

"Ambil ini, untuk kebutuhan kamu. Pakai sepuasnya. Kamu juga bisa belanja apa pun yang kamu mau." Ujar David menggerakan tangannya. Memberi isyarat agar Mey segera menerimanya.

"Terima kasih," ucap Mey mengambil benda itu dengan cepat. Ia bukan orang bodoh yang tidak tahu fungsi benda itu. Juga tak munafik bahwa dirinya membutuhkan benda itu. Kemudian ia pun memasukan benda tipis itu ke dalam tas dan memalingkan wajahnya ke luar jendela.

"Jangan cemberut, nanti jeleknya makin nambah. Lagian gak cocok seorang Mey jadi pendiam gitu." Imbuh David tersenyum tipis. Dan pekataanya berhasil menarik perhatian Mey. Tatapan gadis itu mengilap ngeri.

"Cukup, Om. Gak perlu ngatain Mey jelek terus. Mey juga sadar diri kok kalau Mey ini memang jelek, dekil dan misquin. Jadi Om gak perlu ingatin Mey terus-terusan. Om sendiri yang bilang Mey berisik, bikin sakit telinga. Tapi Om juga yang ngatain kalau Mey gak cocok jadi orang pendiam. Mey gak ngerti pikiran Om." Cerocos Mey yang mulai tersulut emosi. Entahlah, hari ini ia mendadak emosi. Mungkin sedang PMS.

Bukanya merasa bersalah, David malah tersenyum. "Berisik."

"Om!" Pekik Mey semakin kesal. Ia memukul lengan suaminya sekuat tenaga. "Jangan harap Mey maafin Om kali ini."

Mey memalingkan wajahnya, ia benar-benar kesal.

"Gak perlu jemput Mey siang nanti. Mey mau ke kafe sebentar." Ketus Mey.

"Buat apa ke kafe? Bukanya kamu izin?" Tanya David penasaran. Kini mobil yang mereka naiki sudah berdiri di halaman depan sekolah.

"Ketemu gebetan dong, Om. Mey turun dulu." Sahut Mey seraya mencium punggung tangan suaminya. Lalu turun dari mobil tanpa menoleh atau memberi salam perpisahan seperti biasanya.

"Gebetan? Jadi dia sudah punya laki-laki yang disukai? Ck, memangnya apa urusannya denganku? Biarkan saja dia berhubungan dengan orang lain. Lagi pula aku akan melepaskanya saat waktu itu tiba."

David terus menatap punggung istrinya yang tenggelam di antara siswa lainnya. Perasaanya mulai tak tenang saat mendengar Mey akan menemui gebetannya. Hati dan mulutnya seolah tak sejalan. Kemudian lelaki itu segera melajukan mobilnya meninggalkan sekolah dengan perasaan tak karuan.

1
Emi Hartati
sangat bagus
Yulia
cerita nya keren menguras emosi,sampe tidur malam karena ngejar biar cepat selesai bacanya👍👍👍
Yulia
Mksh othor ceritanya bagus,,bikin aku senyum dan nangis,,the best pokonya,,,novelnya d promosiin Thor biar tambah banyak yg baca ,,,sayang novelmu bagus tapi yg baca blm banyak,,sekali lagi makasih dan semangat berkarya 👍👍😘🔥💪💪
Julia Juliawati
bagus ceritanya Thor. jgn kecil hati Thor klo ada yg blg mirip krn semua novel yg aq bc hmpr mirip semua tp kami bc krn km suka ceritanya
Julia Juliawati
kasihan sm alex
Julia Juliawati
suka cerita yg peran wanitanya bar bar kuat g bisa di tindas
Chris Antono
Luar biasa
panty sari
sebel sama si David mening mey ama Alex dan tasya ama gibran dan David ama inggrid aja, binih ditanam sembarangan
panty sari
Davit cari maslah aja
panty sari
wah cinta sedarah Nindy dan hendra, tapi selama 5 th David menjadi orang bodoh diporotin emang ga brasa apa yah itu Nindy udah ga perawan lagi main embat aja itu jamur David
xuly_
the real anak tanggung karma bapa
panty sari
parah David sudah sering melakukan dg kekasih gelapnya sungguh menyakitkan hati mey melihat itu semua
xuly_
Luar biasa
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
maaf aku baru komen saking asyiknya baca lupa komen,abisnya karyamu bagus kk pengen baca terus👍🤗
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
Luar biasa
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
menarik👍
Isayanti Hernanur
good ceritanya terbaik
Vonny Yuana
bagusss
Iin Nurchayati
Gibran kamu begitu tulus.... kasihan banget. semoga othor ngasih jodoh yg baik yg bener2 kalian saling mencintai
Iin Nurchayati
Thor... biarin Tasya SM gibranlh. kasihan bngt Gibran begitu tulus gak tega gue kalau dia kecewa😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!