Viki Ricardo, anak angkat Davin Ricardo yang menikah dengan Sakira Amanda. Perjalanan hidup yang cukup rumit hingga memiliki anak bernama Arsila Putri Ricardo.
Setelah hidup bahagia, ternyata di saat Viki tumbuh besar, ia menyadari jika hidupnya di tugaskan untuk melindungi sang adik, yaitu Arsila putri Ricardo, wanita yang sangat ia cintai dan sayangi.
Sejak kecil sudah bersama dan saling menyayangi Arsi merasa menjadi orang paling bahagia, hingga suatu saat Viki berubah dan mulai menjauhinya dan terlihat membencinya.
Apakah mereka akan bersatu?? bagaimana kisahnya, silakan ikutan dari episode pertama yah😘😘. Jangan lupa baca kisah Davin dan Sakira dulu. Because Baby
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceritaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Calon Istri??
Golek kanan, golek kiri. Arsi merasa sangat bosan di kamar terus. Matanya melirik ponsel yang baru saja bergetar. Arsi tersenyum lebar, ternyata Viki meninggalkan ponselnya di atas ranjang nya.
Arsi membuka ponselnya, ia mulai membaca setiap pesan yang masuk.
Arsi membuka pesan terakhir yang belum ia buka, pesan tersebut dikirim oleh Alex yang menanyakan keberadaan nya.
Alex
Loe di mana ci? gue khawatir banget sama loe
Arsi
Gue udah pulang, maaf gak ngabarin loe.
setelah membalas pesan dari Alex, Arsi kembali meletakkan ponselnya. Pikiran nya kembali melayang mengingat sikap Viki dan juga Bayu.
Apa yang mereka sembunyikan dari gue?
Arsi bangkit dari duduknya, ia tak bisa diam saja. Arsi berniat untuk mencari tahu sendiri apa yang mereka sembunyikan. Kenapa kedua pria yang memiliki wajah tampan dan sifat yang sama begitu over dan melarang nya untuk berdekatan dengan Alex.
Siapa Alex sebenarnya? apa mereka kenal Alex?.
"Aaahhhh bingung gue!! " teriak Arsi frustasi memikirkan semua yang mendadak aneh, hidup nya terasa mulai berbeda sejak kakaknya pulang ke Indonesia.
Sementara di lain tempat Viki tengah berdiskusi bersama Bayu. Membahas tentang penyelidikan siapa yang sudah menyebar berita tentang Arsi.
"Sedikit sulit untuk menangkap pelaku nya" lirih Bayu.
"Benar, mereka menggunakan tangan ketiga untuk melakukan hal ini, akan sulit mengetahui siapa mereka. " jelas Viki.
"Intinya terus awas Arsi, jangan sampai kita kecolongan seperti ini lagi" sambung Viki yang di angguki Bayu.
"Tenang aja kak, gue pasti jagain calon istri loe" balas Bayu mengedipkan matanya.
Tanpa mereka ketahui seseorang tengah menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang di dengar nya.
"Kak Viki udah ada calon istri?? " batin Arsi.
Gadis itu kembali menutup pintu yang tadinya baru terbuka sedikit olehnya. Perlahan Arsi berbalik agar tak ketahuan oleh Viki dan Bayu.
Arsi kembali ke kamarnya, dadanya tiba-tiba terasa sesak dan nyesek mengingat apa yang tadi ia dengar.
"Kok rasanya lain yah, harusnya gue bahagia" gumam Arsi mengusap dadanya. Hatinya seakan tak rela mendengar hal itu.
Ceklek!.
Arsi menoleh pada pintu yang sudah berdiri Viki di depannya.
"Mama suruh pulang" ucap Viki datar.
"Ya" jawab Arsi datar juga. Suasana mereka kembali menjadi dingin.
Arsi bangkit dari duduknya, lalu melangkah keluar dari kamar mendahului Viki.
"Ada apa? " tanya Viki menahan Arsi.
"Apanya? " tanya balik Arsi.
"Kenapa ekspresi loe datar seperti ini? "
"Gak usah sok peduli! " jawab Arsi menghempaskan tangan Viki, laku berjalan cepat meninggalkan kamarnya.
Di luar Bayu sudah menunggu mereka, alisnya terangkat melihat wajah Arsi seperti baju yang tidak di setrika Sebulan.
"Kenapa muka loe kusut gitu? " tanya Bayu.
"Bukan urusan loe! " balas Arsi ketus.
Bayu bergidik ngeri, di tambah lagi melihat Viki yang memasang wajah sama dengan Arsi keluar dari kamar Arsi.
"Ada apa? " tanya Bayu penasaran, pasti telah terjadi sesuatu di antara mereka.
"Bukan urusan loe! " jawab Viki sama persis seperti jawaban Arsi.
"Gak kakak, gak adek sama aja! " Dengus Bayu kesal.
Mereka bertiga pulang menggunakan mobil yang sama, belum sempat nginap di apartemen Viki sudah membawa mereka untuk kembali pulang kerumah.
Rencananya, Viki ingin menahan Arsi di apartemen agar tidak bisa keluar karena besok adalah hari sabtu, dan malamnya pasti Alex atau pria lain mengajak Arsi jalan.
"Sayang, kok mukanya cemberut? " tanya Sakira menyambut putra dan putrinya memasuki rumah. Matanya menatap wajah putrinya yang langsung beranjak ke kamar tanpa menyalami ataupun sekedar membalas ucapannya.
"Apa lagi yang kakian lakukan sama princess ku ini? " ucap papa Davin menginterogasi kedua pria itu.
Bukannya menjawab Viki malah menghampiri Sakira dan langsung memeluknya. Hanya pelukan Sakira yang membuat hati dan pikiran nya tenang.
"Kok di cuekin sih! " gerutu papa Davin mengerucut kan bibirnya kesal.
"Ahahaha,,papa Davin kaya anak SD tahu gak" ejek Bayu tertawa melihat ekspresi papa Davin, sama persis seperti papanya ketika berada di depan mamanya.
"Ih kamu yah, berani ngejek orang tua! " sahut papa Davin menyerang Bayu yang sudah berlari untuk menghindari serangan itu.
Sementara Viki dan mama Sakira menggeleng melihat tingkah keduanya yang seperti anak kecil.
Tak sebahagia itu, Arsi malah meneteskan air matanya mengingat Viki sudah memiliki calon istri. Arsi merasa kecewa pada Viki, hal sebesar itu harusnya ia tahu, sebagai adiknya Arsi merasa tak di hargai.
"Gue salah apa sih sama dia, hal sebesar ini kok gue gak tahu! " ucap Arsi berbicara dengan dirinya sendiri.
"Gue kok sedih segini sih" ucap Arsi menghapus air matanya dengan kasar, ia tak mau menangisi seseorang yang tidak menghargainya sebagai adik.
"Jahat!! jahat!! Jahat!! " Arsi memukul mukul bantalnya dengan keras.
Sling.....
Arsi meraih tas selempang nya yang di letaknya sembarangan tempat di atas ranjang.
Pesan baru masuk ke dalam ponselnya, Meri yang mengiriminya.
Meri
Loe gak papa kan?
Arsi menghapus air matanya, lalu jarinya dengan lincah mengetik membalas pesan dari sahabat nya.
Arsi
*Gue gak papa, sekarang gue di rumah.
Meri
Setelah balik, loe gak ngabarin, gue kira dah mati lu*
Arsi melotot membaca pesan yang dikirim Meri untuk nya.
Arsi
Anying gue gak bakal mati hanya karena masalah kecil seperti ini.
Arsi meletakan ponselnya setelah membalas pesan dari Meri, ia berniat untuk tidur, tapi ponselnya kembali berdering.
Cepat cepat Arsi mengangkat panggilan Video dari Meri.
"Eh, masih hidup loe! " cibir Meri. Terlihat wajahnya masih kusut dan berbaring di ranjang, Arsi dapat menebak jika Meri baru bangun tidur.
"Gilak loe, jam segini baru bangun tidur loe" balas Arsi menatap penampilan Meri yang begitu kacau dan natural.
"Tau aja loe" sahut Meri nyengir.
"Tahu lah, tu iler loe numpuk" balas Arsi menunjuk layar ponselnya.
"Ih apaan, gue tidur gak kaya lu yah. Kebo! " teriak Meri kesal.
"Lah yang tidur siapa, ya v bilang kebo siapa? " elak Arsi mendelik.
"Heeee princess bala bala, liat jam sono. wajar dong gue tidur" jawab Meri kesal, Arsi memang tidak tahu sekarang jam berapa, padahal di sudut layar ponselnya ada tapi mata Arsi tak kepikiran untuk melihatnya di sana.
"Sekarang jam 10 malam dodol" jawab Meri geram karena wajah Arsi sekarang terlihat begitu menggemaskan dengan tampan melongo mendengar jawaban Meri tadi.
"Gue kira masih jam 8 nan" jawab Arsi.
"Ngapain ajah sih lu sampai sampai jam aja gak tahu" ledek Meri menyindir Arsi sok sibuk.
"Sibuk mencari sesuap nasi" jawab Arsi asal.
Meri tak menyahuti nya, matanya sudah kembali terpejam. Sebenarnya ia menelfon Arsi dalam ke adaan ngantuk, karena takut salah ketik Meri memilih untuk Video call saja.
"Buset ni bocah, malah tidur" omel Arsi menatap ponselnya yang memperlihatkan Meri terkulai dengan mata tertutup.
Arsi mematikan panggilan Video itu, lalu ikut menyusul Meri ke alam mimpi. Arsi berharap semua yang terjadi adalah mimpi buruknya, dan ia juga berharap terbangun dan mendapati kakanya yang seperti dulu lagi.
Ayo dukung Cerita nya.
...T E R I M A K S I H...
Tapi Viki gak tau kan kalo ortu mereka menjodohkan mereka berdua..😅😅