NovelToon NovelToon
Larasati & Pak Bupati

Larasati & Pak Bupati

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perjodohan
Popularitas:18.3M
Nilai: 5
Nama Author: Mak Nyak

Ayu Larasati, seorang dokter spesialis kejiwaan yang lebih senang tidur di rumah sakit daripada harus pulang ke rumahnya. Ada sebab nya dia jarang pulang ke rumah. Apalagi jika bukan drama ibunya yang menginginkannya menikah dan segera memberikannya cucu.
Ibunya memaksa ingin menjodohkan dirinya dengan seorang laki-laki.
Duta Wicaksana, seorang bupati yang amat disegani di kota Magelang. Dia amat pintar mengelola kota nya sehingga kota nya bisa menjadi kota maju. Tapi sayangnya belum memiliki pendamping. Dirinya pasrah ketika akan dijodohkan oleh orang tuanya dengan seorang perempuan.
Mereka dipertemukan dalam ta'aruf. Mungkinkah cinta mereka akan bersemi?
Atau mungkinkah bunga cinta itu akan layu sebelum waktunya?
Mari kita simak perjalanan kisah cinta mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mak Nyak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Trauma

Duta dan Laras mencoba semua wahana di Semilir. Mereka berfoto bersama. Suasana hati mereka menjadi senang karena jalan-jalan itu. Tak terasa waktu sudah sore. Mereka memutuskan untuk mengakhiri jalan-jalan mereka.

"Seneng Ay?" tanya Duta saat mereka sudah berada di dalam mobil.

"Seneng lah bang"

"Seneng karena jalan-jalannya atau seneng karena ada abang?"

Laras menautkan alis nya dan tersenyum. "Hmm? Yang mana ya? Seneng dua-dua nya. Makasih ya bang Duta" ucap nya mengembangkan senyum

"Sama-sama Ay. Pulang ya, agak mendung nih"

"Iya bang. Mau digantiin nyupir nya?"

"Gak usah, abang masih mampu. Kamu kalau capek tidur gih, nanti abang bangunkan saat udah nyampe rumah abi"

"Astaghfirullah bang, kita belum sholat ashar bang. Cari masjid deket sini deh" ucap Laras tepok jidat karena keasyikan bersenang-senang.

"Iya, abang sampai lupa, astaghfirullah. Ayo, di dekat sini ada masjid kok" Duta segera melajukan mobilnya mencari masjid terdekat.

Mereka segera menunaikan sholat ashar. Laras yang sudah selesai terlebih dahulu meninggalkan Duta yang masih bermunajat. Dia pergi ke minimarket dekat masjid itu.

Laras membeli beberapa minuman dan camilan. Lalu kembali lagi ke masjid. Dia menunggu Duta menyelesaikan doanya. Dia duduk di serambi sambil selonjoran dan bermain ponsel. Duta yang sudah selesai menghampirinya.

"Capek?" tanya Duta yang sudah duduk di depan Laras.

"Gak, cuma nunggu abang aja sambil nyelonjorin kaki. Abang udah selesai?"

"Udah, ayo balik. Kamu beli apa Ay?"

"Cemilan buat nanti di mobil"

"Ooh"

Mereka kembali melanjutkan perjalanan.

"Abang mau cemilan gak? Tadi aku beli buah potong sama snack. Mau yang mana biar alu bukain" Laras menawarkan camilan untuk Duta.

"Buah potong aja Ay" jawab Duta cepat.

Laras segera membuka kan buah potong untuk Duta dan menyodorkannya. "Mana bisa abang makan Ay? Tangan abang lagi nyetir"

"Lha terus? Masa aku suap...in" jawab Laras terbata.

"Menurutmu? Ya udah lah, makannya nanti saja"

"Sini aku suapin. Aaa" Laras menyodorkan buah itu pada mulut Duta.

Duta itu modus. Mobilnya bisa di mode otomatis tapi memang tak dilakukannya. 😁

Duta menerima suapan itu dan memakan buah itu dengan rasa bahagia. Gini ya rasanya jatuh cinta lagi. Ay, Ay, abang jatuh hati sejak pandangan pertama sama kamu. Semoga kita memang jodoh.

Laras dengan sabar menyuapi Duta hingga buah itu pun habis. Dia membukakan air mineral untuk Duta. Duta menerimanya dan meminumnya. Laras tak sengaja melihat tombol mode otomatis.

"Abaaaaang" ucap Laras sedikit teriak.

"Kenapa?" jawab Duta datar.

"Mobil abang kan bisa di mode otomatis, terus kenapa tadi minta disuapiiiiiinnnn. Ngerjain aku ya?"

"Hahahaha, ketahuan juga ternyata. Abang sengaja sih, bukan ngerjain. Tapi ngasih pelajaran kamu nanti kalau jadi istri bagaimana"

"Ih, gak ada sambungannya ke arah sana"

"Ada lah, kamu itu nurut sama abang. Dan nantinya kamu pasti nurut sama suami"

"Hilih"

"Hahahah, maaf deh"

Hujan mengguyur jalanan. Membuat Duta yang tadinya senang sekarang berubah menjadi khawatir. Tubuhnya yang sedang menyetir mengeluarkan keringat dingin. Dia mulai gusar dari tempat duduknya. Laras yang merasakan mobil itu bergerak ke kiri dan kanan tak beraturan segera melihat Duta.

"Abang, kenapa mobilnya goyang sih?" Laras melihat Duta yang di dahinya sudah mengeluarkan keringat dingin.

Duta semakin tak bisa mengendalikan dirinya. Dengan cepat dia membanting stirnya ke kiri tanpa memberi lampu sent, membuat mobil di belakang mengklaksonnya. Laras sampai terbentur kaca mobil. Duta menangis menyembunyikan wajahnya dalam setir mobil.

Laras merasa ada yang tidak beres dengan Duta. "Are you okay, Abang?" tanya Laras memastikan keadaan.

Duta masih menangis. Dengan cepat Laras mengubah kursi mobil agar bisa dibuat tidur.

"Abang, coba baring disini" pinta Laras kepada Duta.

Duta masih diam. Laras dengan memberanikan diri menyentuh bahu Duta dan merebahkannya ke kursi.

"Abang baik-baik saja?" tanya Laras lagi.

Duta menggeleng. Laras memberikannya tisu untuk menghapus air mata nya.

"Abang, mau aku bantu?"

"Abang hanya butuh waktu menenangkan diri. Tunggulah sebentar" jawab Duta sambil mengendalikan emosinya.

"No, abang sedang dalam trauma. Abang mau Laras bantu untuk sedikit keluar dari trauma itu?"

"Caranya?"

"Ijinkan Laras menghipno abang sebentar. Luapkan jika memang abang ingin meluapkannya. Boleh?"

Duta mengangguk. Laras meletakkan telapak tangannya menyentuh atap mobil.

"Abang, lihat telapak tangan Ay, bayangkan telapak tangan Ay ini memiki titik. Titik itu awalnya hanya kecil. Kecil sekali. Perhatikan lagi, lebih dekat, dekat lagi, titik itu semakin besar jika didekatkan. Lebih dekat lagi dan lebih besar lagi titik itu, lebih besar hingga menutupi mata abang, membuat abang menutup mata mengantuk. Semakin lama semakin berat semakin sangat amat berat membuka mata. Perlahan abang mulai masuk ke alam mimpi. Lebih jauh lebih dalam dan abang tertidur"

Laras memastikan bahwa Duta sudah benar tertidur dengan cara mengangkat tangannya yang sudah benar-benar terkulai.

"Bayangkan abang sedang di tempat yang abang suka, bayangkan betapa indahnya tempat itu dengan warna yang abang suka bersama dengan orang yang abang suka. Bayangkan abang sangat senang. Abang senang?" tanya Laras dijawabi anggukan oleh Duta.

"Yang abang ingin rasa adalah, abang akan bersama dengan dia yang abang sayang bersama kenangan di tempat itu. Abang sangat amat senang hingga kesedihan berlalu pergi"

Laras melihat ada air mata yang meleleh dari mata Duta. "Keluarkan apa yang ingin abang keluarkan. Nyatakan apa yang ingin abang nyatakan. Simpan apa yang ingin abang simpan"

Duta semakin tersedu dalam tangisnya itu. Membuat Laras semakin berpikir. Trauma yang begitu besar. Laras diam dan membirakan Duta menangis.

"Apa yang abang lihat?" tanya Laras kepada Duta. "Abang ingin memberitahu Ay?"

Duta mengangguk. "Maaf, maaf membuatmu tiada, maaf, maaf, maaf" ucap Duta sambil terisak dan masih berada di alam bawah sadar.

Laras diam lagi, Duta masih menangis. "Luapkan yang memang perlu untuk diluapkan. Menangislah jika itu membuat mu lega"

Laras kembali diam. Duta semakin tersedu dalam alam bawah sadarnya. "Abang ingin bicara sesuatu?" tanya Laras kembali.

Duta mengangguk. "Abang merasa bersalah karena kecelakaan 2 tahun lalu mengakibatkan dia tiada. Maaf"

"Apakah keluarganya menuntut abang atas kecelakaan itu?"

"Ya ada satu orang"

Laras tak ingin menanyakan lebih jauh. Dia diam dan akhirnya mengakhiri hipno nya itu.

"Abang, dengarkan kata-kata Ay, setelah ini abang merasa jauh lebih berani, abang lebih semangat, dan abang lebih ceria. Lupakan yang harus dilupakan, ikhlaskan yang memang harus diikhlaskan. Okay, ketika Ay bertepuk tangan abang bangun dari tidur abang dan merasa tubuh abang lebih bugar dan sehat kembali"

prok prok prok prok prok. Laras bertepuk tangan dan Duta terbangun. Dia diam menatap atap mobil. Dia menoleh ke samping. Laras sedang menatapnya.

"Abang merasa lebih baik?" tanya Laras.

"Terima kasih"

"Kenapa abang menyimpan trauma sedalam ini? Abang tahu itu buruk? Cobalah bercerita, jangan dipendam sendiri. Trauma itu bisa bang untuk disembuhkan. Jangan memendamnya terlalu dalam. Dia bisa menjadi bom dalam diri abang sendiri. Okay?"

Duta mengangguk. "Abang tidak punya teman untuk cerita, maaf membuat mu takut melihat abang seperti tadi"

"Aku gak papa abang, Laras gak takut. Yang Laras khawatirkan adalah abang. Laras takut abang akan terjebak dalam trauma abang jika terus seperti ini. Berhentilah jika hujan. Jangan memaksakan diri jika masih takut"

Duta hanya memandangi Laras tanpa bersuara.

.

.

.

Maaf ya baru up heheheh

1
Julia Juliawati
mampir
budak jambi
enak y ngomong nybrama tu.coba dia yg di posisi mm aini apa rela jg dia kl duta yg meninhgal .dasr dak punya otak rama...coba dia alami kecelakaan dan yg meninggal ank ny gama apa bisa shila terima itu kecelakaan
budak jambi
otak dak di pakai kyk gitu la si arjun egois
Len's Sky
seruu..
Acha Askhatalah
Kecewa
Acha Askhatalah
Lumayan
Gina Savitri
Ngakak sih pas adegan ini 😂😂😂
Gina Savitri
Rena malu klo diledek laras punya hubungan sama mantan musuh
😂😂😂
Gina Savitri
Klo di jawa yg keluar terakhir sulung ya, jadi yg cowok sulung..
Gina Savitri
Sulungnya cewek malah cowok bontot
Gina Savitri
Emang kadang orang tua jadi penghancur rumah tangga anak sendiri gara2 omongan 🙄
Gina Savitri
Mau nyogok cuma 30rb 😂😂😂 buat makan 1 keluarga sehari aja kagak cukup apalagi buat beli suara selama 5tahun..wkwkwk
Gina Savitri
cie..cie..mas ari jodohnya dateng sendiri ke rumahnya tanpa harus di cari 😁
Gina Savitri
Mana ada sibuk sampai lupa sama acara 4 bulanan 🙃
Gina Savitri
Nina menghindar karna punya rasa sama dirga kayanya, bnr kata nina gak ada pertemanan antara perempuan dan laki2 pasti salah satunya ada yg suka lebih dulu atau sama2 suka 😁
Gina Savitri
Kirain arjun mantan nya dini 😂 ternyata ada 2 orang berbeda yg ngasih teror
Gina Savitri
Jangan2 arjun mantan pacarnya dini, masa bisa kenal dan tau klo abang duta dulu pacar dini..
Gina Savitri
Fix ini mah arjun pelakunya soalnya tadi dia bicara teror dlm hati las habis berantem sama rena, tapi gimana arjun bisa kenal almh dini 🤔
Gina Savitri
Paling juga rama kan yg nemuin fotonya di buang duta kayanya rama deh
Gina Savitri
Nah kan tabrakan lagi dirga sama nina, cocok klo yg ini mereka kan seagama 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!