NovelToon NovelToon
WAGE

WAGE

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Spiritual / Selingkuh / Mata Batin / Kutukan / Hantu
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dayang Rindu

Diambil dari cerita weton Jawa yang populer, dimana seseorang yang lahir di hari tersebut memiliki keistimewaan di luar nalar.
Penampilannya, sikapnya, serta daya tarik yang tidak dimiliki oleh weton-weton yang lain. Keberuntungan tidak selalu menghampirinya. Ujiannya tak main-main, orang tua dan cinta adalah sosok yang menguras hati dan airmata nya.
Tak cukup sampai di situ, banyaknya tekanan membuat hidupnya terasa mengambang, raganya di dunia, namun sebagian jiwanya seperti mengambang, berkelana entahlah kemana.
Makhluk ghaib tak jauh-jauh darinya, ada yang menyukai, ada juga yang membenci.
Semua itu tidak akan berhenti kecuali Wage sudah dewasa lahir batin, matang dalam segala hal. Dia akan menjadi sosok yang kuat, bahkan makhluk halus pun enggan melawan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayang Rindu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Firasat Yang berbeda

Terik matahari masih menyengat meskipun sudah condong ke arah barat, cahayanya memberikan kedamaian tersendiri ketika angin ikut bertiup pelan menerpa daun-daun ilalang. Mereka bergerak perlahan seperti sebuah tarian kebahagiaan, rasanya hari begitu lambat ketika menunggu hari pernikahan yang sebenarnya tinggal di depan mata.

"Kamu melamun Le?" suara lembut sang ibu membuat sosok tampan berdiri di depan jendela itu menoleh.

"Ibuk, Arif hanya menikmati indahnya Aurora di sore hari. Rasanya sangat bahagia menjadi Arif yang terlahir dari rahim ibuk. Semoga pernikahan ku dengan Wulan membawa kebahagiaan untuk bapak dan ibuk." kata Arif, meraih tangan sang ibu.

"Tentu saja, ibu yakin Wulan tidak akan mengecewakan kamu, dan juga ibu." jawab sang ibu semakin membuat Arif berbunga-bunga.

"Bu, Arif ingin menemui Wulan sebentar." kata Arif.

"Eh, udah sore ini?" cegah sang ibu.

"Sebentar saja Buk, kangen." kata Arif, keduanya pun terkekeh.

Sedangkan di seberang sana, Wulan pun sedang mempersiapkan diri sebaik mungkin, termasuk mencoba kebaya warna putih yang di kirim keluarga Arif.

"Cantiknya, pas sama Wulan." mbok Sum si tetangga itu tak henti-henti memuji, ketika kebaya putih yang mahal melekat di tubuh Wulan yang indah. Jari-jari tuanya mengelus setiap inci kebaya tersebut hingga sampai di sebuah kancing tiba-tiba terlepas dan jatuh.

"Kok bisa lepas?" tanya Mbok Sum, perempuan tua itu mengamati kancing kebaya yang terjatuh, memungutnya.

"Ndak apa-apa, biar Wulan menjahitnya Mbok." Wulan pun mengambil Jarum dan menjahitnya sendiri.

"Ahh!" Belum lagi kancing itu menempel, jari Wulan sudah tertusuk dan berdarah.

"Kenapa Nduk?" kali ini Ratih pun ikut masuk ke dalam kamar mendengar suara anaknya.

"Ketusuk Buk." jawab Wulan.

Ratih segera mengelap telunjuk Wulan dengan kapas. "Hati-hati." ucap Ratih.

Entah mengapa mendengar ucapan sang ibu membuatnya tiba-tiba khawatir.

"Arif." dia bergumam tanpa sebab, tiba-tiba teringat Arif.

"Buk, Wulan keluar sebentar." Wulan langsung beranjak dari duduknya.

"Kemana?" teriak sang ibu.

Tanpa menjawab lagi, Wulan berjalan setengah berlari menuju rumah Arif.

Matahari memang masih bersinar terang, tapi dalam penglihatan Wulan tampak aneh dan sunyi mencekam hingga ke relung hati. Ia terus mengamati jalanan desa yang tidak terlalu ramai menuju rumah Arif itu, semuanya terasa asing, bahkan rumput yang bergoyang di terpa angin seperti sedang ketakutan, menjerit karena ada sesuatu yang menyakitinya.

"Ada apa ini?" gumam Wulan, semakin berjalan semakin heran, ia mengamati keanehan yang dia rasakan, bahkan kakinya terseok-seok tidak fokus pada jalanan.

"Ya Allah, jagalah Mas Arif untuk ku." ucapnya.

Dia semakin bingung melihat gumpalan awan diatas sana seperti mengejar dirinya.

"Wulan?"

Wulan menggeleng, ia merasa ada yang memanggil dirinya, tapi siapa, sungguh menyeramkan sekali sore ini.

"Wulan!"

Brugh!

"Ahh.."

"Astaghfirullah, ini sampai nabrak apa di sengaja?"

"Hah?" Wulan tercengang mendengar suara familiar itu, ia pun menatap wajah seseorang yang berdiri memandangi dirinya yang terduduk, jatuh.

Arif pun mengulurkan tangannya. "Bangun."

"Mas Arif?"

"Iya, siapa lagi? Kok loadingnya lama?" kata Arif.

Wajah ayu Wulan berubah kesal, bibirnya yang merah merekah kini mengerucut. "Mas Arif ngapain keluar?"

"Lha, Dik Wulan sendiri ngapain keluar? Celingukan lagi kayak di kejar hantu?" gurau Arif, dia pun terkekeh menertawai kekasihnya itu.

"Ish! Ayo pulang." Tanpa basa Wulan menyeret tangan Arif, mengajaknya segera pulang begitu saja.

"Lho, ini serius mau ngajak pulang? Pulang ke rumah kita apa ke rumah mertua?" gurau Arif, dia tertawa kegirangan tangannya di tarik Wulan.

"Bisa diem gak Mas. Nanti bercandanya!" marah Wulan.

Sedangkan Arif semakin senang melihat calon istrinya tiba-tiba marah, cerewet dan menyeret dirinya seperti anak kecil, baginya itu sangat mesra. Maklum saja tidak pernah menyentuh perempuan, kalaupun ada itu cuma mimpi, ataupun khayalan.

"Cepat masuk Mas!" titahnya, membuat Arif semakin keheranan.

"Ini ceritanya gimana?" tanya Arif, mereka segera masuk ke rumah Arif, bahkan Wulan menutup pintunya.

Wajah Arif tampak senang, tapi entah mengapa hati Wulan jadi sedih bukan kepalang.

"Mas, bisa Ndak jangan kemana-mana?" ucap Wulan.

Kini Arif mengajaknya duduk di kursi berdua. "Dik Wulan kenapa?" tanya Arif, melihat wajah ayu calon istri tampak galau.

"Aku khawatir Mas, entah mengapa cuaca hari ini terlihat berbeda dan aneh. Wulan takut...."

"Takut apa? Takut kita gak jadi nikah?" tanya Arif mengangkat kedua alisnya.

Wulan terdiam, dia bingung menjelaskannya bagaimana, sepertinya Arif menganggap dia bercanda.

"Kita akan menikah Dik. Hanya Allah yang mampu membatalkan pernikahan kita. Yang lainya tidak perlu di khawatirkan." kata Arif.

"Tapi Mas?"

"Seumur hidupku hanya akan menikahi kamu. Kalaupun kata Allah tidak, maka artinya hidupku hanya sampai di batas itu, yaitu mencintaimu saja."

Mata indah Wulan jadi terasa pedas, meskipun itu hanyalah rayuan tapi rasanya sungguh menyakitkan, sekaligus meyakinkan.

"Jangan aneh-aneh Mas." gerutu Wulan sambil menahan tangisnya.

"Tidak aneh Dik, aku seneng kamu juga teramat mencintaiku." Arif terkekeh.

"Dasar!" Wulan memukul tangan Arif.

"Ehem!"

"Eh, ibuk." Arif segera membenahi duduknya, pun dengan Wulan, sedikit menjaga jarak.

"Perasaan tadi...?" Bu Ratna menatap wajah anak dan calon mantunya itu bergantian.

Memang, kalau sudah jatuh cinta maka kelakuannya tidak dapat di tebak. Tadi katanya Arif yang pingin ketemu, eh tiba-tiba Wulan yang datang duluan. "Ya sudah, dilanjutkan saja mengobrolnya."

"Endak Buk. Sebenarnya Wulan cuma sebentar." kata Wulan, segera berdiri.

"Eh, lama juga tidak apa-apa." jawab Ratna, tersenyum ramah kepada Wulan.

"Enggak kok. Tadi sebenarnya Ndak sengaja ketemu mas Arif di jalan. Lagipula ini sudah sore, sebaiknya Wulan segera pulang." kata Wulan, meraih tangan Bu Ratna, segera berpamitan.

"Ya sudah, Arif antar kamu ya?"

"Enggak Buk, jangan!"

Bu Ratna dan Arif cukup terkejut mendengar jawaban Wulan, sehingga keduanya saling berpandangan.

"Mas Arif katanya, tidak enak badan." kata Wulan lagi, tentu membuat alis Arif semakin berkerut heran.

"Ya sudah kalau begitu, bareng ibu saja. Ibu sebenarnya mau ke warung, mau ambil pesanan." kata Bu Ratih.

Jadilah calon menantu dan mertua itu jalan berdua di sore hari itu. Sementara Arif berdiri gelisah memandangi calon istrinya yang tampak aneh sore ini. Jika tadi arif merasa dunia ini terlihat indah, terbalik dengan Wulan, malah melihat isyarat alam ini sungguh menyeramkan.

"Nak, ibu perhatikan kamu kok sepertinya sedang khawatir? Kenapa?" tanya Bu Ratna, beberapa kali melihat gelagat Wulan yang menoleh Arif berulang kali, tapi tidak mau diantar.

"Buk, boleh Wulan bicara sesuatu?" kata Wulan pada akhirnya, sekali lagi ia menoleh Arif yang masih terlihat di jendela kamarnya.

"Bicara saja, kok seperti sama orang asing, pakai izin segala?" Bu Ratna terkekeh.

"Buk, sebenarnya Wulan sedang merasa gelisah, khawatir dan juga takut. Tiba-tiba saja sore ini perasaan Wulan tidak enak, dan langsung kepikiran mas Arif. Wulan...."

"Khawatir gimana maksudnya Nduk?" tanya Bu Ratna, dia menggenggam tangan Wulan, berhenti sejenak di tengah jalan.

"Bu, Wulan merasa ada sesuatu yang mengincar mas Arif."

Bu Ratna terdiam mendengar ucapan Wulan, dia jadi ikut merasakan khawatir, mengingat hal mistis di kampung itu adalah hal lumrah.

"Tolong Wulan Buk, jangan biarkan mas Arif keluar rumah." kata Wulan lagi.

"Tapi Nduk, kalian mau menikah?" Bu Ratna, mendesah berat.

"Biar Wulan yang datang ke rumah ibuk. Asalkan mas Arif tidak keluar rumah sampai para ustadz dari kota itu datang. Pulanglah Buk, Wulan bisa pulang sendiri."

"Ya Allah!" Bu Ratna meringis mendengarnya, dia percaya ucapan Wulan, dan dia segera pulang tanpa mengambil pesanan seperti niat awalnya. "Wulan, kamu_?"

Ratna tercengang ketika menoleh calon menantunya itu ternyata sudah jauh, jalannya juga terlalu cepat.

"Arif, semoga Allah melindungimu nak." Dia ingin segera sampai ke rumah, tiba-tiba dia merasa jalanan sangat menyeramkan sama seperti yang dirasakan Wulan.

1
☠ SULLY
kotorr sekali kelakuan Bara
lebih menjijikk kan dari pada hewan
kalau akan bgini ,
knp Wulan di buat Hamill sii Thor,
kekuatan Wage yg mana menang di pegang Wulan kalau si tindas seperti itu
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
jijay sama bara 🤮 cuma cari pembenaran sendiri, wis Wulan panggil aja semua the myt turun gunung biar Bara tau gimana takutnya Mbah Somo sampe memilih bunuh diri 😋😏
☠ SULLY
wiss akhiri saja pernikahan nya Wulan
bara dari awal bukan cinta ke kamu
tapi obsesii ,
bahkan sampai membawamu ke dlm sengsara
laki2 model begitu
sifatnya memang buruk dari lahir
terbungkus wajah tampan saja itu bara
💜⃞⃟𝓛 S҇ᗩᑎGGITᗩ༄⃞⃟⚡ᴳᴿ🐅
heeeyyy dasarr Mayang jalangg
ngga dapat menggaet Dion
bara pun di embatt
itu saking irii nya sama Wulan kan
jgn2 bunting itu mayang
𝓡⃟⎼ᴠɪᴘ Uttariᄂ⃟ᙚ🍒⃞⃟🦅
Bara dah kayak hewan tak berperikemanusiaan, memang wulan istrimu tapi bukan berarti boleh kau perlakukan semena mena, ...
Sumpahin aja tuh bara ,wulan...
orang gila, bukannya cari obat malah nuruti omongan orang buat ngetes burung loyo.
kau yang salah ,tapi kau berbuat seolah paling tersakiti
terkhianati padahal kau lah orang yang rusak moral
𝓡⃟⎼ᴠɪᴘ Uttariᄂ⃟ᙚ🍒⃞⃟🦅
Hmmm ...jadi gitu cara mainnya yaaa, kau pukul Dion padahal mereka gak ngapa2in , ...
kau main hati Bara ,di bekalang kakimu menari , ...kasihannya wulan
𝓡⃟⎼ᴠɪᴘ Uttariᄂ⃟ᙚ🍒⃞⃟🦅: siap thor
total 2 replies
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
wah gendeng iki bara wahh jlas sudah salah g ngku salah mlh berbalik menyerang dagan alasan yg tidaj masuk akal. nah yo di sini wulan nnti tmbh marah awas aja kau bar siap2 wulan kok di lawan 👻👻👻
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 4 replies
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
wahh makin seru aja ini

ada kaitan apa di masa lalu sih kk thor makin oenasarana aj deh
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
weee sekarang bara jd gila ini perlu obt g nieh bar biar lu tenang gtu🤣🤣🤣
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
trus ketahuan ya klo boong sm wulan kek mana ino wahh perang dunia ini agak nya
💜⃞⃟𝓛 S҇ᗩᑎGGITᗩ༄⃞⃟⚡ᴳᴿ🐅
ya pantess sja bara burungnya matii
berarti jodohmu sama Wulan smpai disini sj,
setidaknya Dion sdh tau kelakuan buruk mu bara ,punya perempuan lain di belakang Wulan
di saat mau melupakan Arif malah Bara
bikin sakit hatii, bikin hidupnya Wulan sengsara ,talak tiki sekalian aja ..
jgn2 mang Diman yg kirim guna2 ke Bara
spy rumah tangga mereka hancur
🤭
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅: wes jan mati alias moek
dan tau g klo lemes ya bilang aja lemes 🤭
total 1 replies
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
jadi ini komsep nya gmn yaaa🤣🤣
Dayang Rindu: hahahaha... kira-kira begitulah Mbak e
total 1 replies
☠ SULLY
laaahh kog Dion lagii
apa ngga tambah murka itu bara
btw bara pergi sama selingkuhann nya lagii yaa
Dayang Rindu: iyah kak say, besok pagi-pagi update kok. Babnya dah siap
total 1 replies
💞
ya ampunn, dunia sempit banget yaakk.
ini dion mantan bos nya wulan kan??
Dayang Rindu: iya... dia anaknya perempuan yang mati di hutan, bab 2 dan 3 itu.
total 1 replies
𝓡⃟⎼ᴠɪᴘ Uttariᄂ⃟ᙚ🍒⃞⃟🦅
Lhadalah, ....ini othor nyariin penyakit buat wulan😄.
Sudah mulai diambang kehancuran tuh rumah tangga , di tambah lagi tetanggaan dengan Dion .
makin kalap tuh Bara...
btw bara ....burungmu sudah tidak suci , sdh tidak merdu lagi ...
nadanya sudah acak2an , lompat sana sini ,awas suatu saat kau akan terpeleset jua
Dayang Rindu: sampean mulai , saya sih ngikut aja... 😅
total 3 replies
Ai Emy Ningrum
Dion ( lg ) 😳
kirain siyapa gitu anak nya... Adipati Dolken kek ato Al Ghazali 😋😋
Dion..Dion...4L jd nya..loe lg loe lg 😚
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅: lah bang bara mah nti jd om wowo aja deh dan dion jd temen wowo ngasih kopi nya gtu kira2 seru ga sih
total 3 replies
🍒⃞⃟🦅ᴳᴿ🐅Amara☆⃝𝗧ꋬꋊ
lhoo di gantung thor...
piye lanjutan suara2 dan sandal perempuan di rumah bara??
apa itu jangan2 sandal mayang ....
Dayang Rindu: Mbak e... hadiahnya Mas Bara aja ambil. Aku ikhlas! 😅
total 3 replies
☠ SULLY
haiihhh...
munafikk baraa
kamu yg pandai main belakang
yg selingkuh siapa teriak siapa ...
pasti bara ngikutin saran buat mencoba ke perempuan lain ,jgn2 itu Mayang.
burungg mu bisa tegakk ngga baraa
pengen nimpukk aja muka mu Bara
image nama Bara ,jatuh dlm pandangan ku disini buruk kelakuannya
Dayang Rindu: biasanya memang begitu kak, maling teriak maling, dia yang berlaku, dia juga yg cemburu... 🙄
total 1 replies
☠ SULLY
bara ini penuh teka teki sifatnya
jadii kapan ke awal mula cerita ini kak...
Wulan kurang sabar apa masih terikat dendam ,katanya sdh cinta bara seorang
𝓡⃟⎼ᴠɪᴘ Uttariᄂ⃟ᙚ🍒⃞⃟🦅
Naahhh ....ahik- ahik dirumah ,alasan keluar kota, ...hayo looo siap2 perang...
Dayang Rindu: perang dunia terjadi, gara-gara burung... 🙈
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!