NovelToon NovelToon
Still Loner

Still Loner

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Spiritual / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:99
Nilai: 5
Nama Author: Amigo Santos

(WARNING! banyak **** ***** dan tindakan yang buruk. Harap bijak dalam memilih bacaan dan abaikan buku ini jika membuat pembaca tidak nyaman.) Akira Kei, seorang bocah SMA yang yatim-piatu yang awalnya hidup dengan tenang dan normal. Dia hidup sendirian di apartemen setelah ibunya meninggal saat dirinya baru masuk SMA. Dan impiannya? Dia hanya ingin hidup damai dan tenang, meksipun itu artinya hidup sendirian. Tapi sepertinya takdir berkata lain, sehingga kehidupan Akira Kei berubah 180°. Apa Akira Kei bisa mewujudkan impiannya itu? Atau tidak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amigo Santos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

“CEPATT! MASIH ADA 5 PUTARAN LAGI!” teriak Edric dari pinggir lapangan kepada squad barunya, The Shatter.

Mendengar teriakan dari Edric itu membuat semua yang tengah berlari memutari lapangan yang ukurannya cukup besar ini mempercepat langkah mereka.

“Haaahhh… haaahhh… capeeekkk…” keluh Andra yang berlari di barisan paling belakang.

Sudah hampir satu minggu mereka berlatih bersama pelatih sekaligus menjadi guru mereka dan kapten The Shatter. Dan kebanyakan mereka sudah mulai akrab satu sama lain.

Mereka semua bahkan sudah tau kalau Kei tidak memiliki Solus Seed dan Elym di tubuhnya. Dan reaksi yang Kei dapatkan ketika membeberkan fakta ini adalah… tidak ada.

Mereka semua seperti tidak mempermasalahkan hal itu. Kata mereka, hal seperti itu memang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi, tapi tidak mungkin jika hal itu tidak akan terjadi. Jadi bisa dibilang mereka menerima keberadaan Kei disekitar mereka, mungkin.

Kini mereka semua sudah selesai menyelesaikan lari berkeliling lapangan sebanyak dua puluh kali, dan sekarang sedang duduk di pinggir lapangan sambil mengatur nafas mereka.

Edric berjalan mendekati anggota anggotanya yang sedang duduk di pinggir lapangan sambil menyilangkan tangannya di balik tubuhnya.

“Lelah? Sudah 1 minggu kalian melakukan rutinitas ini, apa kalian belum bisa beradaptasi dengan baik?” celetuk Edric sambil berdiri di depan semua anggotanya.

Mendengar ucapan yang sedikit menyindir dari kapten mereka, sontak membuat mereka beranjak dari duduknya dan menatap Edric dengan tajam dan lekat.

Mendapatkan reaksi seperti itu membuat Edric tersenyum kecil. Setidaknya apa yang dia ucapkan bisa memersikkan api semangat kepada para anggotanya, meskipun yang dia ucapkan itu sebuah sindiran.

“Bagus. Sekarang berbarislah dan buat lingkaran sihir yang kalian kuasai, kemudian pertahankan bentuk sihirnya selama 5 menit.” Ujar Edric, para anggotanya langsung menyanggupi perintahnya meskipun masih sedikit lelah dan hal itu membuat Edric sedikit bangga, “untukmu, Kei, ambil pedang kayu di pinggir lapangan dan duel denganku.” Lanjutnya.

“Hahh…? Hadeuhh… ga di kasih nafas anjit…” keluh Kei, tapi dia tetap berjalan ke pinggir lapangan dan mengambil pedang kayu sebelum berjalan lagi menuju Edric yang sudah siap dengan pedang kayu sedang berdiri sambil menatap Kei berjalan ke arahnya.

“Awalnya sih ngeluh, tapi ujung ujungnya di lakuin…? Aneh.” Ujar seorang anggota bernama Antonia, dari Akademi Mechatralis, sama seperti Dion.

“Yahh… itulah Kei. Kuharap kalian terbiasa dengan sifat randomnya itu…” timpal Rian sambil fokus memunculkan pusaran angin kecil di telapak tangannya.

Semua anggota saling melirik satu sama lain sebelum mengangguk bersamaan.

“Baiklah… tapi sepertinya akan sulit untuk terbiasa dengan sifat randomnya itu.” Ucap seorang anggota perempuan bernama Amy, yang sedang fokus memunculkan bola cahaya di sekeliling tubuhnya.

Mendengar hal itu sontak membuat Rian dan Natasha terkekeh kecil, “tidak apa, lagipula kami juga masih belum terlalu terbiasa dengan kerandomannya itu.” Ucap Rian yang sedang mempertahankan pusaran angin kecilnya itu.

“Itu benar, kecuali teman masa kecilnya itu.” Celetuk Natasha sambil menunjuk ke arah Andra menggunakan dagunya.

Sementara itu, Andra sedang fokus memunculkan bola air di telapak tangannya. Tapi sedari tadi yang muncul di telapak tangannya hanyalah embun yang cukup dingin.

Tak terasa lima menit sudah berlalu, dan terlihat para anggota yang bisa menggunakan sihir sudah bisa mempertahankan bentuk sihir yang mereka rapalkan.

Edric juga terlihat berjalan mendekati mereka, meninggalkan Kei yang sudah terkapar tak berdaya di lapangan dengan pedang kayunya yang patah menjadi dua.

“Bagus sekali, kalian sudah bisa mempertahankan bentuk sihir kalian selama lima menit.” Ujar Edric sambil bertepuk tangan sebentar, “Sekarang kalian bisa beristirahat, kemudian bisa lanjut ke latihan berikutnya, yaitu menyerang target.” Lanjutnya.

Dengan itu, mereka semua membubarkan diri dan beralih menuju asrama yang sudah di sediakan. Tak lupa, Sebastian membawa Kei dengan cara memapahnya menuju asramanya sendiri, dan perlu diingat kalau di sini, mereka mendapatkan asrama masing masing alias satu kamar untuk satu orang.

“Kamarmu rapi banget, Kei… sangat berbeda dengan punya seseorang yang kamarnya sudah seperti kandang hewan.” Celetuk Natasha sambil melirik ke arah Rian yang sedang duduk di sofa yang ada di pojok ruangan.

Sementara orang yang dibicarakan sama sekali tidak mendengar apa yang diucapkan oleh Natasha dan malah asik membaca novel milik Kei, sementara Sebastian juga duduk di sofa, bedanya dia sedang mengasah pedangnya sambil terkekeh kecil ketika mendengar ucapan Natasha.

“Ohh jelas, soalnya sifat rajin Kei itu sudah bawaan pabriknya.” Ujar Andra yang sedang duduk di kasur Kei.

Ya, mereka kini berada di kamar Kei yang entah kenapa menjadi titik berkumpulnya teman temannya yang satu Akademi dengannya.

“Sumpah dah… bingung banget gweh anjir.” Keluh Kei, yang sekarang sedang berbaring di kasurnya sambil menutup wajahnya dengn kedua telapak tangannya.

Atensi semua orang yang ada di sana langsung beralih kepada Kei, bahkan Sebastian menghentikan kegiatan mengasah pedangnya dan menatap Kei dengan bingung.

“Bingung kenapa tuh~” ucap Rian sambil menutup bukunya dan meletakkannya di sampingnya.

“Soal Pak Edric itu loh, hari hari selalu aja dibuat tepar. Heran dah…”

“Ohh…”

“Oh? Gitu doang?”

“Ya mau gimana lagi, kan? Pilihanmu cuma menjadi lebih kuat untuk bisa menandingi Pak Edric.” Ujar Natasha sambil menyilangkan kedua tangannya.

“Hooh, ditambah kau sepertinya menjadi murid spesialnya loh, Kei.” Imbuh Rian sebelum tertawa geli, mengingat Kei pasti selalu tepar setelah latihan dengan Edric.

Kei hanya mendengus kesal ketika mendengar ucapan Rian yang menurutnya sarkas itu dan memiringkan badannya menghadap dinging.

“Yahh… ngambek dia.”

\*\*

Di ruangan Edric, kita bisa melihat Edric sedang duduk di kursi yang ada di belakang meja kerjanya. Terlihat ada cukup banyak tumpukan kertas di mejanya, sementara Edric memegangi selembar kertas dan memperhatikan selembar kertas itu dengan serius.

“Rian Sastria ya… cukup menarik. Mengingat dia dengan mudah memunculkan objek sihir dan mempertahankannya dengan melebihi batas waktu yang kutentukan.” Ujarnya, sebelum tangan kirinya yang bebas terulur untuk mengambil selembar kertas lagi, “dan Natasha Carter juga. Mereka pasti akan menjadi duo yang sangat hebat kedepannya.”

Edric kemudian meletakkan kertas tersebut ke meja lagi dan mengambil selembar kertas lagi yang ada di tumpukan paling atas, “Andrayani Wilona… kekuatannya masih tersembunyi, tapi aku merasa kekuatannya itu sangat hebat. Yahh… mari kita tunggu hasilnya.” Ucapnya sebelum meletakkan kertas yang berisi data milik Andra.

“Sepertinya mereka bertiga akan menjadi yang terkuat dari teman temannya yang lain. Mereka benar benar jenius, bukan? Apalagi orang bernama Sebastian Rafael itu.”

Edric langsung menegakkan pandangannya dan melihat seseorang pria yang seumuran dengannya berjalan mendekatinya dengan santai. Hal itu membuat Edric curiga sejenak sebelum akhirnya tertawa karena menyadari siapa yang ada di depannya.

“Sialan… kukira siapa, ternyata itu kau, Ian.”

Ternyata orang yang datang adalah Ian, alias kepala Akademi dari Akademi Nexum.

“Maaf mengganggu waktu istirahatmu, Edric.” Ujar Ian sebelum duduk di depan Edric.

“Tidak masalah, kawan lama… ada perlu apa kau kemari?” tanya Edric sambil bersandar pada kursinya.

“Sebenarnya tidak ada alasan khusus. Aku hanya mengantarkan salah satu anggota The Shatter.”

Mendengan itu, Edric langsung menaikan salah satu alisnya dengan ekspresi heran. Menyadari itu, Ian langsung menjelaskan alasan anggota terakhir itu terlambat bergabung. Setelah mendengar penjelasannya, Edric menganggukan kepalanya mengerti.

“Jadi, dimana dia sekarang?”

“Yuna…! Kemarilah.”

Yuna yang mendengar namanya disebut pun melangkah masuk kedalam ruangan Edric. Ketika Yuna semakin dekat, Edric membelalakkan matanya. Bukan karena terpesona dengan kecantikan Yuna, tapi terkejut dengan energi Solus Seed yang meluap luap di sekitar tubuh Yuna.

“Dia adalah, Yaichiro Yuna, anggota baru The Shatter.”

1
ciara_UwU
Ngga bosen-bosen!
~abril(。・ω・。)ノ♡
Tidak sabar untuk kelanjutannya!
Thảo nguyên đỏ
Ceritanya bikin nagih dan gak bisa berhenti baca.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!