Sekian lama Rion menderita karena selalu saja kerasukan setiap saat, mau itu siang atau pun malam maka setan terus saja merusak tubuh anak laki laki ini. bahkan Rion sampai berpikir untuk bunuh diri saja, sangking lelah nya dengan hidup yang selalu di rasuki setan.
Namun seorang wanita bernama Purnama berjuang keras untuk membuang setan yang ada di tubuh Rion, dia tidak sendirian karena ada adik nya juga yang membantu.
Mampu kah Purnama membuang iblis di tubuh Rion?
Atau justru Purnama malah gagal dan Rion harus meninggal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Menemukan Rion dan Haikal
"RIOOOOON, KAMU DI MANA?!" Bahar berteriak keras memanggil sang anak.
"RIOOOOON kembali kan anak ku sekarang." Beni juga berteriak karena dia sangat takut bila Haikal nanti akan celaka.
"Aduh bagaimana ini kok tidak ada kabar dari yang telah mencari Rion." Dian sangat cemas dan dia takut juga bila Haikal celaka di buat oleh Rion.
Sebab mereka dalam kecemasan yang sangat besar sehingga bingung dan ada rasa emosi juga di dalam hati karena semua itu bercampur di dalam raga mereka, Dian juga merasa cemas dan juga takut sehingga bingung harus berkata apa sehingga yang ada justru semakin emosi dan terkesan menyalahkan Rion.
Bahar merasa sangat tidak enak kepada mereka semua karena ini memang ulah Rion walau Rion dalam keadaan kemasukan iblis namun tetap saja pasti ada rasa kesal di hati para warga, jadi dia bingung harus bagaimana nanti untuk menghadapi omongan para warga yang ada di pulau ini setelah Rion berhasil untuk di tangkap.
Mungkin bila sekali atau dua kali maka orang akan memahami keadaan Bahar dan juga Rion tapi bila sudah terlalu sering maka sudah pasti mereka akan menyimpan rasa kesal di dalam hati, di tambah ini sekarang malah sampai mencuri seorang bayi dan pasti keadaan bayi itu akan sangat tragis bila sudah di lukai.
Beni tapi masih bisa bersikap dewasa dan tidak secara langsung menyalahkan keluarga Bahar karena dia pun mengetahui bahwa Bahar pasti tidak ingin bila sang anak bersikap seperti ini, untung nya dia masih bisa berpikir bahwa ini sama-sama musibah yang sedang menimpa mereka semua dan tidak perlu harus saling menyalahkan satu sama lain.
Mau menyalahkan Bahar sampai jungkir balik maka tidak akan berhasil bila tidak sembari mencari di mana keberadaan Rion sekarang, jadi daripada sibuk bertengkar maka Beni memutuskan untuk fokus mencari Haikal saja sehingga tidak terjadi keributan lagi yang akan menunda masa pencarian mereka semua.
Ini para warga tidak bisa bergerak semua karena telah terbagi untuk mengurus mayat Ustad Toni dan juga masih harus mencari Haikal bersama dengan Rion, penduduk pulau tidak seberapa banyak sehingga mereka memang harus membagi tenaga agar bisa cepat ketemu dan mereka tidak ada emosi di dalam diri ini dengan yang bersangkutan.
"Rioooon dengarkan Ibu, Nak! kamu di mana sekarang, jangan sakiti adik Haikal." Bu Ratih juga mencari sang anak.
"Mas Arya tadi apa belum menemukan Rion juga ya?" Surya ikut panik.
"Semoga dia segera menemukan, tolong lindungi anak kau Ya Allah." harap Beni dengan hati berdebar kencang saat ini.
"Ya semoga Rion belum sempat melukai Haikal." harap yang lain juga.
"Iblis itu sangat jahat, dia sangat suka menyiksa anak anak." geram Bu Warti ikut kesal.
"Rion kan masih masuk anak anak, apa memang dia hantu yang suka melukai anak kecil ya?" tanya Surya.
"RIOOOOON!" Bahar berteriak keras di pinggir laut untuk mencari sang putra.
"Itu di sana!" Surya berteriak ketika melihat Arya yang sedang menggendong tubuh Rion.
"Anak ku, ya Allah anak ku mana?!" Dian berlari menghampiri Nolan yang memeluk bayi di dalam bedongan.
"Rion?!" Bu Ratih gemetar mendekati sang anak yang begitu pucat seolah tidak punya darah sedikit pun.
"AAAGGGHHKK!"
Dian yang berteriak keras ketika dia sudah melihat bagaimana keadaan Haikal sekarang ini, putranya sudah berlumuran darah karena memang Rion sudah membunuh bayi itu dan menghisap darah nya sampai habis sehingga saat ini Arya pun ikut pusing memikirkan bahwa segel itu sudah hancur sepenuhnya sehingga Zahra pasti memiliki kekuatan yang sangat besar.
Keinginan dia untuk meminum darah bayi telah tercapai dan sekarang masih belum bisa di tebak nanti Zahra akan berbuat apa setelah memiliki kekuatan yang sangat besar itu, Arya hanya heran kenapa saat ini Zahra malah memilih masih mendekam di tubuh Rian dan tidak pergi dari tubuh pemuda ini.
"Ya Allah bayiku!" Beni juga ikut histeris setelah melihat keadaan sang anak.
"Aaahhhh!" rombongan para wanita semua menjerit ketakutan melihat keadaan Haikal.
"Ampuni aku, tolong ampuni aku! aku tidak bermaksud membunuh Haikal, tolong ampuni aku." Rion menangis dan memohon ampun kepada semua orang.
Bruuuuk.
"Dian, tolong bantu dia!" Surya berteriak ketika melihat Dian pingsan.
Ibu mana yang sanggup bila menyaksikan anak dalam keadaan terluka seperti itu dan saat ini nyawa sudah tidak ada lagi di tubuh sang jabang bayi, sudah pasti Dian akan sangat terpukul apa lagi kematian Haikal yang begitu mengerikan karena di bagian leher yang geroak seperti sudah di gigit oleh Rion.
Beni yang masih memeluk mayat Putra dia di dalam bedongan itu karena Nolan sudah menyerahkan kepada Beni, isak tangis memenuhi tempat ini karena luka hati yang sangat dalam setelah melihat kematian bayi yang sama sekali tidak berdosa itu sehingga membuat para wanita yang ada di sana merasa begitu iba.
Rion sendiri juga terpukul dan dia seolah sangat menyesali apa yang telah terjadi akibat ulah dia walau saat itu Rian melakukan tanpa ada kesadaran karena telah di kuasai oleh iblis yang sangat jahat, mau di laporkan ke polisi juga tidak akan bisa karena Rion masih di bawah umur dan pasti akan menimbulkan beberapa perdebatan karena mereka semua tahu Rion telah di rasuki iblis jahat.
"Om Beni tolong maafkan, tapi aku tahu ini semua sudah tidak bisa di maafkan." Rion menyadari bahwa kesalahan dia begitu besar.
"Ibuuu, Ibuu aku sudah membunuh bayi itu." Rion meratap kepada Bu Ratih.
"Rion, anak ku kenapa kau mengalami nasib seperti ini?" Bu Ratih juga menangis dan sekarang perasaan dia jadi serba salah.
"Bunuh saja aku, Bu! aku tidak mau bila sampai menyakiti orang lain lagi, tolong bunuh saja aku." Rion sudah merasa begitu putus asa dengan kehidupan ini.
Duaaaaak.
Duaaaaak.
"RION!" Bahar berteriak kaget ketika Rion menghantamkan kepala dia berulang kali pada batu pinggir laut.
"Jangan seperti ini, Nak! kau pasti akan sembuh dan iblis itu akan pergi." bujuk Bahar pilu.
"Aku sudah tidak ingin hidup lagi karena aku sudah membunuh bayi." pekik Rion dengan suara yang sangat serak karena putus asa.
Arya masih diam saja tidak ada mengeluarkan kata sedikit pun karena dia mati bingung harus mengambil keputusan apa saat ini dan ingin menilai bagaimana pandangan para warga yang ada di pulau tersebut, jadi dia memutuskan untuk diam saja dulu dan nanti bila sudah tidak ada solusi maka Arya akan berbicara kepada mereka semua.
Selamat siang besti, jangan lupa like dan komen nya.
bikin gemes
bisa ganggu pasien lain
heee siluman takut jarum suntik 😄😄