Still Loner

Still Loner

BAB 1

Hari ini adalah hari yang cerah, terutama di sekolah-sekolah yang ini adalah hari pertama dimulainya semester baru. Salah satunya adalah sekolah SMA N 1 Nusantara, salah satu sekolah dengan ujian masuk yang benar-benar sulit sehingga banyak murid yang gagal ketika mengerjakannya.

Setiap tahun pasti ada banyak sekali murid yang mendaftar dan mengikuti ujian masuknya, dan tentunya banyak juga yang gagal karena ujian masuk yang sulit. Alhasil semua murid yang berhasil melewati ujian masuk tentunya adalah murid pilihan yang benar-benar cerdas.

Dan hari ini semua murid tahun ajaran baru sudah berkumpul di indoor dengan menggunakan seragam yang sudah diberikan oleh pihak sekolah jauh-jauh hari sebelum tahun ajaran baru dimulai.

“Sekarang, mari kita sambut kepala sekolah kita, bapak Alen Narendra!”

Ucap sang pembawa acara dan diikuti tepuk tangan dari semua murid tahun ajaran baru ketika Pak Alen sang kepala sekolah berjalan menuju podium yang sudah disiapkan.

“Baiklah. Pertama-tama, bapak ucapkan selamat karena sudah berhasil melewati ujian masuk yang tentunya sangat sulit sehingga banyak yang gagal. Kalian yang sekarang duduk di depan saya adalah para murid pilihan dari sekian banyak murid yang mendaftar, jadi jangan pernah menyesal setelah masuk ke sekolah ini. Karena kalian semua tahu kalau sekolah SMA N 1 Nusantara bukanlah tempat untuk orang yang bermalas-malasan dan berleha-leha, di sini kalian akan dididik dengan sebagaimana mestinya. Intinya jangan kecewakan saya dan para guru serta orang tua kalian. Itu saja, terimakasih.”

Setelah itu, Pak Alen langsung turun dari podium dengan diikuti tepuk tangan yang meriah dari semua murid tahun ajaran baru dan juga para guru.

Kemudian, sang pembawa acara kembali naik ke podium dan menyuruh para murid tahun ajaran baru untuk bertemu dengan wali kelas mereka masing-masing. Sebenarnya satu hari sebelum tahun ajaran baru dimulai, selain memberikan seragam, pihak sekolah juga sudah memberitahu kelas mana yang akan mereka tempati, jadwal pelajaran setiap kelas, dan tentunya wali kelas yang akan menemani mereka selama bersekolah di SMA N 1 Nusantara.

Semua murid kini sedang mencari wali kelas mereka. Mereka mencari dengan cara menanyai guru yang di indoor karena semua guru sekarang berada di sana. Setelah menemukan wali kelas mereka, para murid dengan wali kelasnya lanjut menuju kelas mereka yang sudah diberitahu sebelumnya.

Dan di sinilah kita, di kelas yang dimana sang tokoh utama akan belajar selama dia bersekolah disini. Kelas 1.B. Kelas yang diampu oleh Pak Alen, sang kepala sekolah. Bukan tanpa alasan Pak Alen sang kepala sekolah menjadi wali kelas dari kelas 1.B. Itu karena kelas tersebut adalah kelas dimana para murid dengan nilai tertinggi diujian masuk berkumpul.

‘Astaga… kenapa aku ada di kelas ini? Mana wali kelasnya kepsek pula!’ gerutu Akira Kei, sang tokoh utama diseris ini, untuk saat ini.

“Hmm… bapak kira bapak tidak perlu memperkenalkan diri karena kalian pastinya sudah tahu siapa bapak, bukan.” Ucap Pak Alen sambil berdiri dibelakang meja guru yang ada di depan kelas.

Semua murid yang mendengarnya langsung menganggukkan kepala mereka karena mereka sudah tahu siapa guru di depan mereka.

“Baiklah kalau begitu, bapak akan memanggil nama kalian satu persatu. Ketika bapak panggil kalian bisa berdiri supaya bapak bisa melihat wajah kalian dengan jelas.”

Para murid sekali lagi menganggukkan kepalanya ketika Pak Alen selesai berbicara.

Kemudian Pak Alen memanggil para murid satu persatu dan para murid yang dipanggil langsung berdiri dan mengatakan Alamat rumahnya. Setelah selesai, Pak Alen menutup buku absen dan mengizinkan para murid untuk saling berbincang satu sama lain untuk menjalin pertemanan.

“Sekarang kalian bisa berbincang satu sama lain atau berkeliling sekolah. Bapak harus kembali ke kantor dan kalian bisa pulang jam 10 nanti.”

Pak Alen langsung keluar dari kelas setelah mengatakan hal tersebut, dan para murid langsung saling berbincang satu sama lain. Tapi ada dua orang yang menjadi pusat perhatian karena mereka adaah orang yang mendapatkan nilai tertinggi dalam ujian masuk. Mereka adalah Rian Sastria dan Natasha Carter.

“Hei! Hei! Kalian berdua itu orang yang mendapatkan nilai tertinggi diujian masuk, kan?”

“Kalian benar-benar sangat hebat!”

“Itu benar, apalagi Rian hampir mendapatkan nilai sempurna.”

“Iya, Natasha juga hampir mendapatkan nilai sempurna.”

Para murid langsung mengerumuni Rian dan Natasha sambil menghujani mereka dengan pertanyaan dan pujian-pujian. Tapi ada juga para murid yang tidak peduli dengan mereka berdua dan lebih memilih untuk berkeliling sekolah, termasuk Kei.

Kei kini berada di perpustakaan dengan beberapa murid lainnya, namun Kei lebih memilih memisahkan diri dari mereka dan berjalan sendirian.

‘Sekolah ini benar-benar luas… aku tidak sabar untuk lanjut berkeliling lagi setelah ini.’

Ucap Kei di benaknya sambil berkeliling didalam perputakaan.

‘Perpustakaannya juga luas… bahkan ada manga juga?!’

Kei langsung berhenti ketika dirinya melihat ada rak yang penuh dengan manga dari berbagai anime. Waduh wibu.

“Aku akan sering-sering ke perpustakaan untuk membaca manga ini, tapi untuk sekarang aku harus berkeliling sekolah untuk menghafal tata letak bangunan yang ada disekolah ini.” Ucap Kei sebelum keluar dari perpustakaan dan lanjut berkeliling ke sekolah.

Di sisi lain, disebuah ruangan OSIS. Terdapat seorang murid perempuan yang tengah berdiri dan menatap ke arah luar jendela.

“Pada akhirnya apa yang dikatakan ayah benar, kalau… adikku akan bersekolah di sini.”

Ucapnya sebelum menghela nafas panjang.

Seorang murid lelaki kemudian berjalan mendekati murid perempuan tersebut dan berdiri di sampingnya sambil ikut menatap ke arah luar jendela.

“Ada apa, Yuna? Apa kau memikirkan sesuatu?”

Tanya murid lelaki tersebut kepada murid perempuan yang ada disampingnya yang bernama Yuna.

“Ohh, ternyata Sebastian toh…”

Jawab Yuna sambil melirik murid yang ada di sampingnya yang bernama Sebastian.

“Apa kau memikirkan acara tadi? Bukankah kepsek bilang kalau acara tadi berjalan dengan sangat lancar?”

Tanya Sebastian lagi.

“Tidak, aku tidak memikirkan acara tadi. Tapi aku memikirkan adikku yang ternyata bersekolah di sini juga…”

Jawab Yuna tanpa menoleh ke arah Sebastian.

Sebastian yang mendengar hal tersebut langsung menoleh dengan terkejut dan menatap Yuna dengan tidak percaya sekaligus heran.

“Aku terkejut ternyata kau memikirkan adikmu… apa seorang Yaichiro yang selalu fokus dengan dirinya sendiri memiliki waktu untuk memikirkan orang lain?”

Yuna langsung menatap Sebastian dengan tajam ketika mendengar apa yang dikatakan olehnya hingga membuat Sebastian sedikit takut.

“Apa? Aku benarkan? Keluarga Yaichiro selalu fokus dengan dirinya sendiri dan tujuannya sendiri, dan mereka selalu mengabaikan orang lain yang tidak bermanfaat bagi mereka.”

Yuna pun hanya menghela nafas lelah ketika Sebastaian menyinggung keluarganya itu.

“Memang. Tapi berbeda kalau menyangkut masalah keluarga,” Jawab Yuna sambil berbalik dan berjalan menuju mejanya.

“Siapa sangka, ternyata ketua OSIS yang terkenal dingin dan kejam ternyata memiliki sisi lembut juga ya…” Balas Sebastian sambil duduk di mejanya sendiri.

Yuna pun memilih mengabaikan ucapan Sebastian dan memilih fokus dengan tugasnya sebagai ketua OSIS dan juga fokus memikirkan bagaimana caranya berbaikan dengan adiknya itu.

“Ngomong-ngomong, siapa nama adikmu yang kau sayangi itu?” tanya Sebastian sambil duduk di samping Yuna yang sedang duduk di belakang mejanya.

Yuna tidak langsung menjawab pertanyaan dari Sebastian, tetapi Yuna menoleh untuk menatap Sebastian sebentar sebelum kembali fokus dengan kertas yang dia pegang.

“Paling nanti kau juga akan tahu sendiri tanpa kuberitahu… kau kan pintar mengumpulkan informasi, apalagi informasi soal murid baru.”

“Oh! Tentu saja, karena aku adalah Sebastian Rafael. Seorang detektif dari SMA N 1 Nusantara!” jawab Sebastian yang memuji dirinya sendiri.

Yuna yang mendengar Sebastian memuji dirinya sendiri pun menghela nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, kemudian kembali fokus membaca kertas yang dia pegang tapi pikirannya memikirkan hal lain.

Terpopuler

Comments

Thảo nguyên đỏ

Thảo nguyên đỏ

Ceritanya bikin nagih dan gak bisa berhenti baca.

2025-11-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!