NovelToon NovelToon
Nikahi Aku, Pak

Nikahi Aku, Pak

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Ingin berbuat baik, Fiola Ningrum menggantikan sahabatnya membersihkan apartemen. Malah menjadi malam kelam dan tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Kesuciannya direnggut oleh Prabu Mahendra, pemilik apartemen. Masalah semakin rumit ketika ia dijemput paksa orang tua untuk dijodohkan, nyatanya Fiola sedang hamil.

“Uang yang akan kamu terima adalah bentuk tanggung jawab, jangan berharap yang lain.” == Prabu Mahendra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Belum Ada Judul

Tidur yang tidak nyenyak karena rasa mual yang rasanya menyiksa dan ketika pagi rasanya semakin tidak karuan. Bukan hanya mual saja, Ola sudah dua kali muntah meski hanya cairan.

Berharap setelah mencuci muka dan menggosok gigi, ia merasa lebih baik dan segar. Membuka laci di samping wastafel untuk mengambil pasta gigi yang habis, ia menjatuhkan pembalut wanita.

Dahinya mengernyit mengingat ia belum menggunakannya, mengingat lagi jadwal periode bulanan. Selesai dengan urusan di toilet dan kembali ke ranjang, gegas membuka ponsel.

“Loh, udah lewat,” gumam Ola. “Hampir … dua minggu. Perasaan siklus aku nggak pernah gini deh.”

Terdiam memikirkan sesuatu. Mulai dari fisiknya yang tidak baik dan cepat lelah, mual muntah meski ia tidak memiliki keluhan sakit lambung juga jadwal bulanan yang sudah lewat. Mungkin ia hamil, apalagi sebelumnya pernah melakukan hubungan badan lebih tepatnya dipaksa.

Ola melihat kantong obat di atas meja rias. Semalam ia cari tahu nama obat itu untuk apa, ternyata suplemen dan vitamin ibu hamil. Maya tidak mengatakan apapun, dia bilang sudah lelah dan pagi ini akan datang lagi.

“Aku … hamil,” ucap Ola sambil mengusap perutnya. “Ya Tuhan, cobaan apalagi ini.”

Tidak lama terdengar ketukan pintu, Maya yang datang. Ola kembali ke ranjang setelah membuka pintu.

“La, maafin gue ya.” Menggenggam tangan Ola dengan raut wajah bersalah.

“Memang lo salah apa?”

“Semua salah gue, awalnya karena permintaan gue La. Urusan sama Pak Prabu dan sekarang, lo … hamil.”

Ola menarik tangan yang digenggam Maya.

“Jadi benar, pingsan gue karena … hamil?”

Maya mengangguk pelan. “ Jujur gue bingung, nggak berani kasih tahu lo. Tunggu waktu yang tepat, tapi malah udah tahu duluan.”

“Waktu gue pingsan, siapa ….”

“Mas Gama yang bawa ke rumah sakit, gue di hubungi saat lo dalam pemeriksaan. Yang bayar tagihannya juga dia,” jelas Maya.

“Hah, terus dia juga tahu gue lagi hamil?”

“Kalau itu, entahlah. Mas Gama nggak tunggu sampai kita pulang. Setelah bayar terus kasih kantong obat dan bawa makanan, dia nggak muncul lagi. Emang kenapa La?”

“Kalau dia tahu gue hamil pasti bilang sama pak Prabu dong. Gue nggak mau berurusan dengan mereka May.”

Maya kembali menggenggam tangan Ola. “Lo hamil anak Prabu, terus nggak mau urusan sama dia. Mau urusan sama siapa? Jalan keluarnya lo minta tanggung jawab.”

Ola menarik nafas, masalah yang ia rasakan semakin rumit. Hamil di luar nikah, apa kata orang tuanya. Selalu bangga kalau dirinya bisa mandiri, bekerja sambil kuliah. Nyatanya malah hamil.

Bagaimana pula kalau Prabu tidak mau tanggung jawab, sedangkan di pertemuan dia malah menawarkan sejumlah uang kompensasi atas kesalahannya.

“Nggak May, gue nggak mau.”

“Terus lo mau apa? Besarkan anak ini sendiri? Nggak mungkin La, masa depan dia bisa suram dan masyarakat belum bisa menerima hal yang begini. Pulang kampung, bisa habis lo.”

“Gue pusing, bingung.” Ola langsung berbaring membelakangi Maya.

“Oke. Lo memang harus istirahat. Gue beli sarapan dulu, baiknya lo hubungi tante Gladys dan ijin ke manajemen. Jangan sampai lo semaput lagi.”

***

Belum lama Prabu tertidur, sudah kembali terjaga. Sulit untuk terlelap, karena ada hal yang mengganggu pikirannya. Kehamilan Fiola. Perbuatan malam itu ternyata menimbulkan masalah baru.

Tidak bisa membayangkan bagaimana kecewa mama dan papa kalau tahu ia sudah merusak seorang gadis dan sekarang malah hamil. Namun, ia harus jujur pada orangtuanya. Mungkin ia harus menemui Ola dulu, untuk bicarakan masalah ini. Menebus kesalahannya dan bertanggung jawab.

Sudah siap dengan setelan kerja, walau kondisinya belum fit. Gama akan menjemput dan menyampaikan menunggu di lobby. Berencana untuk menemui Ola saat makan siang.

“Langsung ke kantor pak?” tanya Gama.

“Hm.”

Sampai di kantor, Prabu langsung fokus dengan tugasnya. Apalagi kemarin dia meninggalkan kantor dan digantikan gama karena tidak sehat. Ada beberapa hal yang harus menunggu kebijakan dan approve darinya.

Sekretaris Prabu membawakan sarapan, Gama mengingatkan kalau dia sedang tidak sehat. Sambil menghabiskan sarapan, ia meminta Gama mengatur pertemuannya dengan Fiola. Siang ini atau sore. Gama lebih tahu jadwalnya dan bisa mengkondisikan.

“Siap, pak.”

Kembali fokus dengan aktivitas rutin, bahkan Prabu baru saja selesai rapat menjelang makan siang.

“Pak, Ibu telpon, diminta hubungi balik.”

“Mama?” tanya Prabu lalu merogoh saku jas. Selama rapat ia tidak membuka ponsel dan mode silent. Ternyata ada dua panggilan dari wanita itu.

“Halo, Mah,” sapa Prabu dan terdengar isakan. “Mah,” panggilnya lagi.

“Prabu, papa mu kolaps. Sekarang di rumah sakit.”

“Aku ke sana sekarang.”

Gama yang sudah paham meski belum tahu ada masalah apa, langsung mendahului untuk menyiapkan mobil.

“Kamu tetap di sini, koordinasi lewat telepon saja,” titah Prabu. Gama mengangguk dan menyerahkan kunci mobil.

Sempat terjebak macet saat menuju rumah sakit, tidak sampai satu jam akhirnya sampai. Berjalan cepat, tujuan Prabu adalah UGD. Masih dengan nafas terengah ia melihat Mama dan Tania.

“Mah,” panggil Prabu.

Mama langsung berdiri dan menangis dan memeluknya. “Papa kamu ….” Prabu menatap Tania yang duduk dengan wajah sendu dan menusap perutnya yang sudah mulai membola.

“Papa masih diperiksa. Tadi pagi mengeluh dadanya sakit, kita sedang bersiap untuk bawa ke sini. Nggak lama, papa pingsan di kamar mandi,” jelas Tania.

Prabu memposisikan sang mama untuk kembali duduk. “Suamimu mana?” tanya Prabu.

“Masih di jalan, tadi kasih kabar sudah sampai bandara.”

“Kalau dia datang, kamu pulang. Mama juga, baiknya tunggu di rumah,” ujar Prabu, tapi dijawab dengan gelengan.

Perawat memanggil keluarga pasien, untuk menemui dokter. Prabu dan Mama yang menemui. Kondisi pasien mengkhawatirkan, bahkan harus mendapatkan perawatan di ICU. Berharap mendapatkan perawatan terbaik untuk papanya.

“Mama dan Tania baiknya pulang, biar aku ….”

“Mama di sini, mama harus dampingi papa. Mama sudah janji untuk setia baik suka ataupun duka. Kalau boleh mama akan tunggu di sampingnya. Prabu, jangan usir mama.”

Prabu tidak tega dan langsung memeluk wanita yang terlihat rapuh. Kembali teringat masalahnya dengan Ola. Bukan waktu yang tepat untuk membicarakan masalah itu dengan keluarganya.

Melihat kesetiaan Mama pada sang papa. Ia berharap mendapatkan istri sebaik dan sehangat mamanya. Semoga saja Ola adalah pilihan yang tepat, bagaimana pun ia akan bertanggung jawab.

Sambil menunggu dan memantau kondisi orangtuanya, Prabu dan Gama tetap berkomunikasi urusan kantor.

“Pertemuan dengan Mbak Fiola, bagaimana pak?”

Prabu menghela nafas sambil memijat tengkuknya. Setelannya hanya bersisa celana dan kemeja yang terlihat sudah kusut. Dasi dan jas sudah dilepas dan ada di mobil.

“Tunda dulu, tapi awasi dia. Laporkan kalau ada aktivitas yang mencurigakan.”

Prabu berharap Ola tidak berniat macam-macam dengan kehamilannya, untuk sementara ia akan fokus dengan kesehatan papa.

“Prabu.”

“Iya, mah.” jawab Prabu langsung mengantongi ponsel.

“Kondisi papamu … mama takut.” Prabu mendekat dan merangkul bahu sang mama. “Keinginannya di masa tua ini, melihat anak-anak bahagia. Dengan kondisi kamu belum menikah-“

“Mah, aku pasti menikah. Mama sabar, kita bahas kalau papa sudah lebih baik.”

Mama menoleh dan menatap Prabu, seolah menanyakan apa dia sudah ada perempuan yang akan dinikahi.

“Kita bicarakan ini nanti, fokus kita sekarang kesehatan papa.” Tidak mungkin Prabu mengatakan yang sebenarnya, ada perempuan yang sudah ia hamili dan menunggu pertanggung jawabannya.

1
hiro_yoshi74
sosweet
Uthie
bakalan jadi cerita hubungan yg sweet nii diantara mereka 👍👍😍🤗
Julia Juliawati
maya jd kerja sm ola donk🤣🤣
ahmad suryadi
nah ini yv di tunggu " mulai seru cerita nya
crazy up thor semangat"
Putu Suciptawati
prabo jangan lagi kamu kasi iang mertuamu yg matre
Mrs.Riozelino Fernandez
apalagi klo prabu sampai tau klo Ola sempat jatoh didorong ayahnya,pasti bakalan ngamuk si Prabu...
Siireng Siireng
lanjut kak
khyti
kasih pljrn gih kedua mertuamu itu yg gila harta toxic kali jd org
anak kandung disiksa gak karuan ehh anak tiri aja disayang² gilakk
Purnama Pasedu
nggak ada Maya nggak rame
Mrs.Riozelino Fernandez
gpp Ola... permulaan 😅😅😅😅
Uthie
Hahaha... kalau gak ada Mays gak rameee pakkkk 😆😆😂
Uthie
Maayyyaaa.... kocak banget sihhh kamuuuu 😆😆😆/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Hearty 💕
Maya Maya
Siti Dede
Gama yg anyep cocok sama Maya yg rame
Julia Juliawati
bener km maya. . ola yg di pacul Prabu 🤣🤣
hiro_yoshi74
jangan di pindah atu
kalo maya pindah nanti sepi
. kasian a' gama kn gak ada gandenganya wk wk wk
khyti
kalo upnya dobel dobel gini kan bahagia thor bacanya 🫰
hiro_yoshi74: se7 kk
total 1 replies
Purnama Pasedu
sexi ya pak prabu
Julia Juliawati
ngarep km maya 🤣🤣🤣
hiro_yoshi74
pepet terus may si kulkas bikin dia mleyot hhhhhhh aku suka semangat mu may berkobar menyala nyala🔥🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!