warning!!
terdapat umpatan dan **** ***** bijaklah dalam berkomentar
karya ini merupakan karya asli author!
jika ada kesamaan tempat, nama dan waktu itu bukan kesengajaan!!
Aurora steffani Leandra, seorang gadis yang terpaksa menerima takdir jika dirinya telah dijual oleh sang ibu tiri demi uang, dirinya dilelang pada sebuah perkumpulan mafia dan bos besar. hingga akhirnya seorang mafia kejam bernama Liam Emiliki Kyler membelinya. bagaimana nasib Aurora??
silahkan membaca kelanjutanya berikut..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Storyku_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"pergi kau... Menjauh dariku...KALIAN ORANG GILA!!! KENAPA TAK MEMBUNUHKU SAJA!!" teriak aurora histeris
***
Namun liam tak melepaskan pelukannya ia semakin mendekap erat aurora.
"tenang..tak akan ada yang menyakitimu lagi"
"Lepaskan aku!!"
"DIAMM!!" teriak liam yanh mulai kesal.
Aurora terdiam, tububnya bergetar, air matanya menetes deras. Liam yanh sadar jika ia sudah bertindak berlebihan menarik nafas ia mencoba menenangkan aurora kembali, namun percuma aurora kembali jatuh pingsan.
"SIALLL!!"
Liam membaringkan kembali tubuh aurora dan menyelimutinya ia pun turun dari tempat tidur dan mengeliarkan nikotindan jeluar menuju balkon, udara pagi yang dingin tak membuat liam tak menghentikan aktivitas nya.
Ia menyesap nikotin dan asap itu berbaur dengan udara dingin yang berhembus.
***
Sementara itu disebuah hunian
Seorang wanita cantik tengah duduk disofa ia menatap ponselnya yang menampilkan wajah liam.
Ia sangat sangat bahagia karena kerja keras dan pengorbanannya membuahkan hasil. Serta cinta nya yang terpendam selama bertahun tahun bisa tersampaikan meski ia tahu tak mungkin terbalaskan.
Namun saat kebahagian itu menyelimuti nya tiba tiba seorang wanita muda mendekat padanya, bianca menutup ponsel nya.
"Ada apa??"
"nona saya baru saja mendapat informasi!!"
"Informasi apa?"
"dari informasi yang saya dapatkan, saat ini tuan liam menyimpan seorang gadis dimansion nya, seorang gadis yang ia dapatkan dari sebuah pelelangan"
Bianca tersenyum "biarkan saja pasti gadis itu sebentar lagi akan dibuang oleh liam, itu hanya menjadi pelampiasannya saja"
"maaf nona sepertinya anda salah untuk kali ini?"
Bianca menyipitkan mata nya menatao asisten pribadinya "apa maksudmu?"
"kali ini tuan liam memperlakukan gadis itu berbeda, ia tak melakukan apa pun bahkan tuan liam memberinya seorang maid, untuk melayani gadis itu dan kali ini menurut saya gadis itu tidak dijadikan pemuas napsu semata"
Bianca beranjak dari sofa "menurutmu liam memiliki perasaan pada gadis itu??"
"tentu saja nona"
PRANKKK
bianca memecahkan botol alkohol hingga jatuh berkeping keping.
"terus awasi, aku membutuhkan informasi penting dari gadis itu, aku tak mau gadis itu mengagalkan apa yang sebentar lagi aku dapatkan.
"baik nona"
"Aaaaaarghh....Brens*kkkkk"
"aku akan menyinkirkan apapun yang menghalangi gadis itu. Liam akan menjadi miliku.. Tak ada gadis yang boleh memilikinya selain aku, aku akan membunuh nya..."
Bianca meraih botol berisi whisky, lalu menegaknya hingga tandas karena emosinya membuncah, ia meraih senjata nya dan menembaki semua yang ada dihadapannya, hingga guci guci besar itu terbelah.
"BRENGSEKK!!" teriaknya menggema
*FLASBACK*
Liam baru saja sampai di mansion brixton, mansion yang tak kalah besar dan mewah dari mansion liam. Mansion itu tak luput dari penjaga yang siap. Banyaknya penjaga menandakan jika brixton benar-benar memprotec dirinya dan istrinya juga putra bungsunya dari serangan yang mungkin datang dari musuhnya atau anaknya.
Sebagai seorang mafia tentunya ia harus hati-hati, walaupun saat ini ia sudah tak terlalu terjun dalam dunia bawah itu.
Liam masuk diikuti dori seperti biasanya, terlihat wajah tak senang dari liam. Ia sudah lelah berurusan dengan sang ayah yang begitu ia benci.
Terlihat brixton telah menunggu di ruang utama, lalu ia mengajak liam berbicara diruangan peetemuan dengan diikuti liam dori dan beberapa pengawal mereka melangkah masuk kedalam lift menuju keruang pertemuan yang berada dilantai empat mansion itu.
Penjaga yang berdiri didepan ruang pertemuan dengan cepat membuka pintu, brixton dan yang lainnya pun masuk dan duduk diposisi masing masing. Terlihat jerome yang melangkah cepat namun saat ia juga ingin ikut bergabung sang ayah melarangnya.
"kau tak perlu ikut pertemuan ini jerome, karena ini hanya membahas masalah pribadi liam"
jerome mengangguk lalu melangkah keluar dari ruangan besar itu. Penjaga kembali menutup pintu itu
Tinggalah brixton liam dori dan beberapa penjaga lainnya.
"apa yang mau kau bahas??"
"aku melihat kalau sering ada masalah yang terjadi akhir akhir ini, sepertinya kau butuh seseorang yang bisa membantumu terus mempertahankan kekayaan ini"
"apa maksud mu ??"
"aku ingin kau menikahi bianca"
Liam tersenyum smrik "kau gila!"
"Justru karna aku gila akan kejayaan, aku memintamu menikahinya, bianca adalah orang kepercayaan kita, dia sudah ikut sejak usiannya sangat muda dan dia juga sudah menunjukkan loyalitasnya. Wanita tangguh seperti itu yang harus menampingimu saat ini, aku yakin bisnis hitam ini akan semakin sukses"
"aku tak mau, bianca adalah salah satu anggota kita dan aku tak akan menikahi anggota sendiri lagi pula aku tak mencintainya" tolak liam
"Hahahah...hahaha cinta? Tak ada cinta dalam jiwa manusia, semuanya hanya ada bisnis dan kejayaan. Wanita hanya objek pemuas kau tak perlu memiliki perasaan, pernikahan itu hanya untuk semakin menguatkanmu"
"sepertinya pemikiranmu dan pemikiranku tak sejalan, kenapa tak kau saja yang menikahinya, bukankah bianca lebih baik dari wanita jalang yang kau nikahi itu"
"DIAM LIAMMMM!! JAGA BICARAMU !" teriak brixton menggelegar
Tapi liam malah menanggapi dengan santai
"kau harus menikahi bianca, apa kau tau bianca adalah kunci kita untuk mendapatkan informasi dari mafia yang memegang pasar yang ada dirusia, bianca memiliki banyak orang kepercayaan yang hanya mendengarkan kata kata bianca, apa kau tak mau mendapatkan wilaya di rusia?? Jangan bodoh liam, persetan dengan cinta...itu hanya akan merusakmu saja, jangan sampai seorang wanita jalang menghancurkanmu sebagai seorang mafia"
Liam menyipitkan matanya "apa maksudmu??"
"tak ada intinya kau harus menikahi bianca!"
Liam tak menjawab ia beranjak keluar dari ruangan itu di ikuti oleh dori dibelakangnya.
"Dasar tua bangka sialan" umpat liam kesal
Keduannya pun memasuki lift menuju lantai bawah dan akan pulang ke mansion.
*FLASHBACK OFF*
Hari sudah semakin siang, hari ini liam tak kemana-mana ia hanya ingin melihat apa yang terjadi pada aurora.
Laila kini telah membantu aurora untuk mandi dan membersihkan diri saat bangun setelah ia berdebat dengan liam. Aurora tak lagi sehisteris sebelumnya ia sudah mulai tenang.
Seperti biasa laila menyiapkan air hangat, karena cuaca dingin ini mulai menusuk, kali ini laila tak menggunakan bathup seperti biasa karena liam meminta menggunakan jacuzzi yang lebih besar dan nyaman.
Taburan bunga mawar memenuhi permukaan jacuzzi, laila juga menambahkan susu segar kedalam jacuzzi karena kulit aurora yang terlihat kering, tak lupa lilin beraroma bunga yang sudah laila siapkan.
"Ayo nona saya akan membantu anda"
"laila, bantu aku keluar dari sini" pinta aurora sambil memegang tangan laila
Laila sebenarnya bingung tapi ia mencoba memberikan kata kata yang membuat nona mudanya sedikit lebih tenang.
"nona saya akan membantu anda tapi tidak sekarang, karena kabur itu butuh banyak persiapan. Nah yang terpenting tubuh nona harus sehat dulu, sekarang ayok mandi saya sudah mempersiapkan air susu didalam jacuzzi"
Aurora menurut ia melepaskan semua pakaiannya lalu melangkah menuju jacuzzi besar yang ada disana. Ia mencelupkan kakinya kedalam air dibantu oleh laila. Setelan aurora berada didalam air susu bertabur mawar itu laila minta aurora mengukurkan tangannya, laila memberikan pijatan kecil dengan melewati bagian bagian yang luka.
Suasana tenang itu pun membuat aurora rileks, ia memejamkan mata. Taburan bunga mawar itu memenuhi hingga menutup tubuh aurora.
"Apa anda merasa lebih baik nona???"
"iya laila, aku lebih baik"
"apa luka anda, tak terasa perih ?"
"hanya sedikit, laila wajahku terluka, aku tak cantik lagi, aku benar benar malu dengan luka ini" ucap aurora pelan, seolah menyesali semuanya