NovelToon NovelToon
Aku, Kamu Dan Para Mantan

Aku, Kamu Dan Para Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Selingkuh / Penyesalan Suami
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: CumaHalu

Anisa dan Yusuf pasangan suami istri yang memiliki kehidupan nyaris sempurna. Ekonomi cukup, tiga orang anak dan mertua yang tidak ikut campur. Namun, ujian datang dari mantan kekasih Anisa dan mantan istri Yusuf. Kehadiran mantan istri Yusuf juga telah membuat ibu mertua Anisa membencinya. Seiring berjalannya waktu, Yusuf tidak bisa menolak kehadiran mantan istrinya untuk kembali. Hingga memutuskan setuju untuk menikah siri, tapi Yusuf merahasiakan pernikahannya dari Anisa. Lalu bagaimana Anisa dengan mantan kekasihnya yang juga ingin bersamanya, akankah berhasil ? Apakah pernikahan Yusuf dan Anisa akan berakhir atau malah akan semakin kuat ? Yuk baca, like, komen dan share ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CumaHalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

PEMBUKAAN TOKO ROTI MOKA

Anisa sampai di toko rotinya yang baru, merasa sangat bahagia karena melihat banyak pelanggan dan pembeli baru berkerumun di depan tokonya. Nayla dan Arka sudah menunggunya di dekat pintu masuk. Anisa menghampiri keduanya dan mengambil gunting dari Nayla.

Setelah menggunting pita tanda dibukanya toko, orang-orang yang sudah lama menunggu mulai masuk bergantian. Anisa, Arka dan Nayla menyaksikan sendiri masih banyak pelanggannya yang mau membeli di toko mereka. Apalagi sekarang Anisa dan Nayla menambahkan banyak kue jajanan pasar dan beberapa kue khas berbagai kota di Indonesia.

"Ka, makasih ya atas bantuanmu," ucap Anisa.

"Tentu saja, aku akan melakukan apapun yang kamu inginkan."

Arka dan Anisa masuk ke toko dan melihat keramaian yang terjadi di dalam dan luar toko. Nayla dan satu teman kokinya sudah mulai membuat adonan supaya tidak kehabisan stok roti.

Drrtttt.....

Hp Anisa berbunyi dari dalam tas, mengambil hpnya dan melihat nama ibu mertuanya terpampang di layar hpnya. Supaya suara telfonnya terdengar jelas, Anisa segera ke belakang. Setelah berada di belakang toko dan memastikan tempatnya sepi, Anisa baru mengangkat telfon Bu Evelyn.

"Dimana kamu sekarang?" tanya Bu Evelyn ketus.

"Aku lagi ada di minimarket deket rumah Ma, ada yang perlu aku beli sendiri."

"Jangan bohong kamu Anisa. Katakan dimana kamu sekarang!!" bentak Bu Evelyn.

"A-aku di minimarket Ma, beneran." Anisa menjawab gemetar.

"Ciih,.. kenapa kamu sekarang berubah? Aku pikir kamu gadis polos karena berasal dari kampung, ternyata tukang selingkuh." Bu Evelyn makin meradang, mendengar suara mertuanya di telfon Anisa makin ketakutan.

"Astaghfirullah, Ma, aku ga seperti yang Mama katakan. Aku berani bersumpah kalau ga selingkuh, Ma."

"Dosa lho kalau sumpah palsu, kamu ngerti nggak? Jelas-jelas aku melihatmu dengan mata kepalaku sendiri berduaan sama pria yang bukan suamimu di toko yang baru buka. Ini aku lagi di depan toko roti Moka."

Degg!!!!

Jantung Anisa terasa berhenti berdetak. Bahkan bibirnya terkunci tidak dapat mengatakan sepatah katapun. Dengan berat Anisa berusaha menjawab tuduhan mertuanya sekuat hatinya. Bulir-bulir bening air mata Anisa menetes ke pipinya.

"Ma, dia itu temanku waktu sekolah. Toko ini miliknya, dan aku diundang untuk menghadiri pembukaannya."

"Kamu ijin nggak sama Yusuf ?"

Kerongkongan Anisa tercekat, tubuhnya mengeluarkan keringat dingin. Cukup lama Anisa tidak menjawab pertanyaan mertuanya. Kepalanya mendadak pusing dan air matanya makin deras mengalir.

"JAWAB ANISA, JANGAN MENDADAK JADI BISU," gertak Bu Evelyn. Emosinya semakin memuncak ketika Anisa tidak menjawabnya.

"Ti-tidak, Ma. Tapi sebentar lagi aku pulang kog."

"Terserah... Aku kecewa dan menyesal sudah percaya denganmu."

Tuuttt...

Tubuh Anisa luruh ke lantai setelah mertuanya menutup telfonnya. Arka yang memperhatikannya sejak tadi merasa iba melihat raut wajah Anisa. Arka menghampiri Anisa dan memapahnya berdiri lagi.

"Siapa yang telfon kog kamu sampai nangis gini?" tanya Arka.

Anisa menyeka air matanya, memasukkan hpnya ke dalam tas. Melangkah meninggalkan Arka dan tidak menjawab pertanyaannya. Namun Arka mengejarnya dan memegang lengannya.

"Anisa, kamu belum jawab siapa yang barusan menelfonmu."

"Mama mertuaku, Ka." Anisa menjawab disertai isak tangis.

Anisa tak kuasa menahan tangis karena dituduh selingkuh oleh mertua yang selama ini sangat baik padanya. Mertua yang sudah seperti ibu kandungnya sendiri. Anisa merasa setengah dunianya runtuh mendengar semua yang di katakan Bu Evelyn lewat telfon.

"Sudah, jangan nangis.. hapus air matamu Anisa. Sekarang lebih baik kamu tenangkan diri dulu," bujuk Arka.

"Aku pulang aja, Ka." Anisa mengusap air matanya dengan tangannya.

Arka mengangguk dan membiarkan Anisa pergi dari toko. Nayla yang melihat Anisa menangis menanyakan pada Arka apa yang terjadi. Lalu Arka menceritakan semua yang ia lihat dan dengar pada Nayla.

 

DI RUMAH KONTRAKAN KANIA

Mobil Bu Evelyn berhenti tepat di depan rumah kontrakan Kania. Kania mengambil tas dan jaketnya. Lalu membuka pintu mobil Bu Evelyn.

"Tante, makasih ya sudah anter saya sampai rumah." Kania tersenyum manis di hadapan Bu Evelyn.

"Ga apa-apa Kania, aku berterimakasih sama kamu karena sudah menunjukkan wajah asli Anisa."

"Iya Tante, aku ga mau kalau mas Yusuf mencintai wanita yang dalam hatinya ada banyak ruang untuk pria lain."

"Yah, sebenarnya memang kamu istri Yusuf paling setia. Tapi mungkin takdir jodoh kalian tidak selamanya," ujar Bu Evelyn sambil tersenyum.

"Seandainya Anisa tidak pernah hadir di antara kami, pasti semua akan baik-baik saja," sindir Kania.

"Maafin Tante ya Kania, karena keegoisan Tante malah membuat Yusuf mendapat istri yang salah."

"Gapapa Tante, aku ga pernah marah kog sama Tante. Aku yakin Tante tertipu sama wajah dan sikap sok polosnya Anisa. Dia emang pinter banget bersandiwara, Tante."

"Iya, ya sudah lah Kania, tidak perlu terus membahas masa lalu. Kita perbaiki saja hubungan kita yang sebelumnya udah seperti bermusuhan ya."

"Iya Tante, aku pulang dulu ya Tan."

Bu Evelyn mengangguk dan membiarkan Kania keluar dari mobilnya. Setelah itu Bu Evelyn melajukan mobilnya untuk pulang ke rumahnya. Sepanjang perjalanan Bu Evelyn mengumpat Anisa.

 

DI RUMAH KELUARGA PAK HASAN

Pak Hasan dan Yunus tengah bercengkrama di ruang tamu. Bu Evelyn masuk begitu saja tanpa menyapa anak dan suaminya. Yunus memanggil Mamanya yang melewatinya.

"Ma, kita ada disini loo... Kog nyelonong gitu aja," protes Yunus.

Bu Evelyn menghentikan langkahnya dan duduk di depan Pak Hasan dan Yunus. Kemudian Bu Evelyn menceritakan semua yang ia lihat di depan toko roti Moka.

"Mungkin Anisa berkata jujur Ma, lagian disana juga ramai. Kalau niat selingkuh kenapa malah di tempat yang penuh orang?" Yunus mengerutkan dahinya dan menatap Bu Evelyn.

"BELA AJA TERUS YUNUS. BILANG AJA KALAU ADA KESEMPATAN KAMU JUGA INGIN SELINGKUH KAN DENGANNYA?" bentak Bu Evelyn yang langsung naik pitam mendengar putra keduanya membela Anisa.

Yunus yang baru melihat kemarahan Mamanya seperti itu terdiam. Begitu juga dengan Pak Hasan yang hanya mampu menghela napas panjang.

"Kamu kenapa sih Ma, apa kamu habis ketemu sama Kania?" tanya Pak Hasan.

"Ini lagi, malah tanya Kania. Aku kan sudah ceritakan semua dari A sampai Z kalau melihat Anisa bersama pria lain."

"Kamu jangan gegabah gitu dong, Ma. Kita sebaiknya ga usah ikut campur urusan rumah tangga Yusuf. Biarkan dia berumah tangga dengan tenang, jangan sampai kita salah sangka malah membuat rumah tangganya hancur."

"Siapa yang salah sangka sih Pa, Mama juga lihat dengan mata kepala Mama sendiri," ucap Bu Evelyn geram. Kemudian Bu Evelyn berdiri dan melangkah ke kamarnya.

"Pria lain? siapa yang Mama maksud. Kog aku ga tau soal ini, apa itu sebabnya Anisa juga cuekin aku. Dia sama sekali ga seramah dulu sama aku, terlepas kecemburuan Kak Yusuf," batin Yunus.

"Papa kog ga percaya Anisa selingkuh," ucap Pak Hasan.

"Aku juga Pa, tapi Mama sangat yakin karena dia melihat Anisa bersama pria lain. Sebenarnya selama mereka berdua ga bermesraan ya ga bisa dikatakan selingkuh sih, tapi entah mengapa Mama sekarang kaya setan kalau marah."

"Kamu benar...."

DI DALAM KAMAR BU EVELYN

Bu Evelyn mengirim pesan pada Yusuf dan menceritakan apa yang di lihatnya di Toko Roti Moka. Namun pesan itu tidak di baca sampai setengah jam lamanya. Penasaran kenapa pesannya tidak segera di baca, Bu Evelyn menelfon Yusuf. Namun telfon Bu Evelyn tidak di angkat.

Setelah satu jam kemudian Bu Evelyn mendapat pesan balasan dari Yusuf.

"**Ma, aku akan bicarakan dulu dengan Anisa nanti. Mama tenang saja ya.... Yusuf percaya kog sama Mama**."

1
Leon
Loh kok belom update? Lanjutin dong thor, gak sabar nungguin kelanjutannya 😫
CumaHalu: sabar ya kak, masih di review bab terbarunya🙏🤗
total 1 replies
awita_llu
Gak bosen
CumaHalu: terimakasih, kak🙏🙂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!