Reinkarnasi Ke Tahun 1980

Bab 14. Siapapun Yang Berani Menyentuh Keluargaku..Mati!

"Ayah, dari mana kau tahu jika kakak mengalami tindakan kekerasan?

Dengan suara bergetar, Bagas menjawab.

"Bella teman kakakmu yang bercerita. Setelah pihak sekolah mengantarkannya ke rumah sakit, Bella segera datang kepada kami dan menceritakan semuanya dengan air mata yang berlinang.

"Dia satu-satunya saksi yang saat itu bersembunyi sambil menutup mulutnya rapat-rapat karena takut ketahuan."

"Kata Bella, Kakakmu dijambak, dan kepalanya dibenturkan di dinding. Dia ditampar berkali-kali, dan juga ditendang berkali-kali, sampai seluruh wajahnya bengkak dan membiru."

Setelah pelaku yang melakukan penyiksaan kepada kakakmu sampai puas dan pergi, barulah Bella mendatanginya dan melapor kepada guru jika kakakmu sedang mengalami kekerasan di sekolah. Maka pihak sekolah pun segera mengirim kakakmu ke rumah sakit agar segera dilakukan perawatan darurat.

Alasan Bella tidak berani keluar tidak berani keluar, Karena anak yang menyiksa kakakmu itu membawa teman-temannya untuk berjaga. Sehingga, saat Bella melihatnya, dia benar-benar tidak berani mengambil gerakan sedikitpun yang mencurigakan. Tetapi, dengan mata kepalanya sendiri, ia melihat bagaimana kakakmu di siksa. Alasannya sangat sepele. Ia merasa tidak terima karena kakakmu menolaknya untuk menjadi pacarnya."

Mendengar itu semua, seketika Bayu terdiam, otaknya menjadi kosong. Dunianya seolah runtuh saat itu juga. Apa yang dia khawatirkan benar-benar terjadi. Kakaknya mengalami kekerasan di sekolah. Dia dihajar hingga terluka parah. Tanpa ada yang membelah. Dan bahkan bayu busa membayangkan betapa ketakutannya kakaknya saat itu. Entah berapa banyak air matanya yang berlinang, rasa sakit hati dan juga luka jiwa yang ia rasakan.

Kakaknya yang polos dan ceria itu...

Kakaknya yang selalu menasehatinya untuk rajin belajar...

Kakaknya yang selalu ceria dan penuh semangat...

Kakaknya yang selalu berangkat sekolah dengan wajah tersenyum manis.

Dan kakaknya yang selalu bercerita tentang keinginannya untuk menjadi dokter agar dapat menyelamatkan orang banyak.

Ingatan-ingatan itu terus menari-nari di kepala Bayu.

Mendengar kabar kondisi kakaknya yang mengenaskan, membuat rasa sakit yang luar biasa dahsyat dalam hatinya.

Seolah ada belati tajam yang terus-menerus menghujam jantungnya tanpa henti.

Kakaknya yang lugu, polos, dan baik hati. Benar-benar disiksa sedemikian rupa dengan tidak manusiawi.

Di kehidupan ini, selain kedua orang tuanya, Orang yang sangat berharga dan berarti baginya adalah kakaknya.

Kakaknya adalah sumber kebahagiaannya selain ketua orang tuanya. Kakaknya adalah sumber motivasinya untuk terus bekerja keras.

Kakaknya adalah sumber semangat hidup yang nyata, bahwa kerja keras itu tidak akan berakhir dengan sia-sia.

Kakaknya adalah simbol dimana dia selalu menyadari kemiskinan bukanlah halangan untuk meraih kesuksesan.

Kakaknya yang baik. Kakaknya yang selalu penuh semangat dan ramah pada semua orang. Kini benar-benar mengalami penderitaan yang begitu tragis.

"Sakit! Sesak!"

Rasa sakit yang lebih tajam daripada disayat oleh pisau yang membuat tubuhnya berdarah. Rasa sakit ini adalah rasa sakit yang bukan hanya mengguncang pikirannya akan tetap menjaga jiwanya.

Perasaan itu bergemuruh di dalam dadanya. Seolah-olah saat ingat langit telah runtuh dan menimpa dirinya. Seolah matahari dan bulan telah meredup dan kehilangan cahayanya, sehingga dia hanya berdiri terdiam di tengah kegelapan.

Saat itu juga, tubuhnya mulai bergetar. Air mata menggenang di pelupuk matanya. Akhirnya ia menangis. Bayu benar-benar menangis untuk pertama kalinya. Setelah terlahir di dunia ini.

Ini adalah pertama kalinya yang merasakan keluarga yang utuh dan penuh dengan kasih sayang. Bahkan seolah tanpa cacat. Dia bahkan sudah membayangkan kakaknya yang akan bersekolah tinggi sampai lulus SMA.

Kemudian dia akan membantu kakaknya untuk berkuliah menjadi dokter, menemukan pria yang baik dan menjadi keluarga yang bahagia dengan anak-anak yang manis dan lucu.

Namun kejadian ini seolah-olah telah menghancurkan semua impian yang ia rangkai setiap harinya.

Lalu, saat teringat dengan orang yang menyiksa kakaknya, seketika raut wajahnya berubah menjadi dingin, matanya merah seperti darah, dan niat membunuh yang luar biasa dahsyat langsung memenuhi pikirannya.

Kini, Harimau buas yang tertidur itu seolah telah terbangun kembali. Perlu diketahui, Bayu di kehidupan sebelumnya adalah seorang ahli beladiri Karate dan Muay Thai. Bahkan, ia sudah menguasai dua beladiri ini ke tingkat yang sangat tinggi.

Itu sudah diakui oleh semua semua orang yang ada di kampusnya.saat di kampusnya. Puncaknya adalah, ia sudah terpilih mewakili negara Indonesia untuk kompetisi beladiri antar negara.

Satu hal yang membuat Bayu terkenal adalah dia adalah anak yang ganas dan brutal.

"Tidak boleh ada seorang pembuli yang menyiksa orang-orang lemah."

Itu adalah kepribadiannya yang sudah diketahui oleh semua orang.

Bayu sangat membenci para pembuli yang menyiksa orang lain dengan dalih status mereka jauh lebih rendah lah atau karena mereka memiliki latar belakang yang lebih tinggi lah, berasal dari keluarga kaya yang berkuasa lah.

Bayu sama sekali tidak perduli dengan itu semua, yang ia lakukan adalah menghancurkan lawan-lawannya sehingga mereka merasa segan dan takut. Bahkan jika ingin dilanjutkan ke proses hukum mereka sendiri yang akan gentar karena pada dasarnya mereka menyadari jika apa yang mereka lakukan salah tapi mereka melakukan pembulian itu hanya untuk bersenang-senang dan memuaskan keinginan mereka semata.

Tapi takdir berkata lain, ia mengalami kecelakaan, tertimpa sebuah pohon, kemudian meninggal dan terlahir kembali di tahun 1980-an ini.

Di kehidupan ini, ia ingin melupakan segalanya. Dengan orang-orang yang penuh cinta dan kasih sayang, ia bahkan ingin merubah dirinya menjadi lebih baik.

Tidak menggunakan kekerasan atau tangan besinya untuk menyelesaikan masalah. Akan tetapi, semua pikiran itu seolah menguap begitu saja.

Saat ini, jiwa brutal itu seolah-olah telah terbangun. Di dunia yang sebelumnya kalem, tanpa disadari oleh siapapun, telah berubah menjadi binatang buas, yang siap untuk menerkam dan melahap siapa saja.

Jangan pandang dirinya sebagai anak kecil. Saat ini, meskipun usianya sudah 13 tahun. Tapi jiwanya adalah jiwa orang dewasa yang berusia 23 tahun. Dengan ingatan dari masa depan yang melekat kuat di otaknya.

tubuhnya sangat tegap, atletis, dan kekar. Bahkan perutnya, memiliki enam roti sobek yang tertata dengan rapi. Menunjukkan betapa ia sangat mementingkan perkembangan tubuhnya.

Ditambah dengan kerja keras yang selalu ia lakukan, beliau tumbuh menjadi anak yang sangat kuat. Belum lagi dengan ilmu bela diri karate dan muay thai yang ia kuasai.

Saat ini, dia siap menjadi mesin pembunuh yang akan membantai siapapun yang berani menyentuh keluarganya.

Kata-kata ini terus menggema di dalam pikirannya. Saat ini, tidak ada lagi air mata yang mengalir. Yang ada hanyalah niat membunuh. Ya, Bayu sudah bertekad. Dia akan membunuh orang yang berani memperlakukan kakaknya sedemikian rupa.

Dia yakin pada tahun ini hukum di negara Indonesia ini sangat kacau, busuk, dan penuh dengan korupsi di mana-mana. Setidaknya, pengetahuan yang ia pelajari dari kehidupan sebelumnya benar-benar memberikan informasi yang real, sehingga ia tidak ragu untuk mengambil langkah tegas seperti ini.

"Siapapun yang berani menyentuh keluargaku, mati!"