Sienna Blair, seorang wanita mandiri dan kuat, dikhianati oleh kekasihnya Landon Pierce dan adik tirinya, Sabrina Horison. Setelah insiden tragis di Hotel Savoy yang mengguncang hidupnya, ia melarikan diri ke luar negeri dalam keadaan hamil. Lima tahun kemudian, ia kembali ke London bersama kedua anak kembarnya, Hunter dan Hazel, dengan tekad untuk membalas dendam dan membangun kembali kehidupannya.
Tanpa disadari, jalan hidup membawanya bertemu dengan Sebastian Cole, CEO dingin Cole Group, yang ternyata ayah kandung anak-anaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melon Milk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
“Tuan Sebastian, kami juga tidak tahu. Butler yang membawanya kembali. Tapi dia tidak kooperatif, jadi kami diminta untuk menguncinya,” jelas salah satu petugas keamanan.
Sebastian sedikit mengernyit, namun ia sudah memiliki dugaan dalam hatinya mungkin wanita di dalam itu adalah wanita yang ditemuinya tadi malam!
Sementara itu, Sienna yang berada di dalam ruangan mendengar suara di luar. Ia langsung berhenti berteriak minta tolong dan mulai mendengarkan dengan saksama.
Begitu mendengar nama "Tuan Sebastian", jantungnya seperti berhenti berdetak. Perasaan tidak enak muncul seketika.
Tuan Sebastian? Jangan-jangan itu.
Ceo Cole Group.
Ya Tuhan! Aku bisa mati di sini.
Dia harus segera keluar dari tempat ini. Kalau sampai Tuan Sebastian melihatnya, bukan hanya pekerjaannya yang hilang, mungkin nyawanya juga terancam!
Memikirkan itu, Sienna menelan ludah gugup dan mulai meneliti ruangan dengan panik, mencari jalan keluar. Pandangannya tertuju pada jendela. Ternyata jaraknya hanya dua atau tiga meter dari tanah, tidak terlalu tinggi
Demi menyelamatkan diri, dia harus bertindak cepat tapi hati-hati.
*
“Aku mengerti. Buka pintunya, aku akan masuk dan melihat sendiri,” perintah Sebastian dengan suara dingin.
Petugas keamanan mengangguk, berbalik, dan segera membuka pintu. “Tuan Sebastian, silakan masuk.”
Dengan wajah serius, Sebastian mendorong pintu dan masuk ke dalam kamar. Ia menatap sekeliling, tapi tak menemukan siapa pun di sana.
Ia segera melangkah ke jendela dan mendapati seprai tergantung di sisi jendela yang sudah terbuka. Jelas sekali wanita itu kabur lewat jendela, menggunakan seprai sebagai tali!
Petugas keamanan yang ikut masuk juga menyadari hal itu dan segera berseru, “Tuan Sebastian, sepertinya dia sudah kabur lewat jendela”
Dari jendela, Sebastian melihat ke arah koridor luar dan langsung menangkap sosok seorang wanita memakai Blazer hitam, memegang sepatu hak tinggi di satu tangan, sedang berlari kencang menjauh.
“Berhenti!” teriak Sebastian sambil keluar dari kamar dan mulai mengejarnya.
Jantung Sienna berdetak kencang. Saat mendengar suara Sebastian, dia bahkan tidak berani menoleh sedikit pun. Satu-satunya pikirannya sekarang: selamatkan diri!
Di saat bersamaan, Alfred dan Butler yang mendengar keributan juga keluar dari dalam rumah.
Mereka menyaksikan adegan mengejutkan.
Sienna berlari sekencang-kencangnya, sementara Sebastian mengejarnya dari belakang.
Keduanya terkejut. Tapi detik berikutnya, Tuan Cole justru tersenyum senang. “Hahaha Ini baru menantu perempuan yang kusukai, benar-benar beda”
*
Sienna terus berlari keluar dari rumah itu, mengikuti jalur yang tadi dilaluinya. Saat sampai di depan gerbang, petugas keamanan yang berjaga tak sempat bereaksi.
Ia langsung menuju mobil Butler kalau ingatannya benar, kunci mobil itu masih tertancap.
Benar saja! Ia masuk ke mobil dengan cepat, mengenakan sabuk pengaman, memutar kunci, menginjak gas, dan langsung melarikan diri.
Sebastian yang mengejar dari belakang hanya bisa melihat bayangan mobil itu menjauh. Ia mengumpat pelan, “Wanita sialan!”
Apa wanita itu kelinci? Kenapa bisa lari secepat itu?
Sebelum ia sempat berpikir lebih jauh, Grandpa Alfred mendekat dengan ekspresi kekanak-kanakan. “Sebastian Aku tidak peduli, kamu harus cari menantu perempuanku itu Aku mau melihat wajahnya”
Sayang sekali sudah berhasil membawanya ke rumah, tapi malah belum sempat melihat rupanya. Sepertinya dia harus berhenti main Glory of Kings untuk sementara.
Sebastian menghela napas, tampak sedikit frustrasi. Kakeknya ini benar-benar naik tingkat sendiri dari "pacar" menjadi "menantu perempuan."
“Kakek, aku sudah bilang. aku tidak ada hubungannya dengan wanita itu. Dia bukan pacarku, apalagi menantu perempuanmu." kata Sebastian sabar sambil membalikkan badan dan berjalan masuk ke rumah.
Melihat cucunya pergi, Alfred mendengus kesal dan bergumam pelan, “Aku tidak percaya dengan omonganmu. Menantu perempuan pilihanku pasti yang terbaik!”
Sambil bicara, dia menoleh ke arah Butler Thompson. “Butler semua ini salahmu sampai Menantuku bisa kabur. Tapi aku akan memberimu kesempatan untuk menebus kesalahan.”
Butler buru-buru menyeka keringat dingin di dahinya. “Tuan saya mengerti. Saya pasti akan menyelesaikan tugas yang Anda berikan.”
“Cari tahu semuanya tentang calon menantu perempuanku. Semuanya!” perintah Tuan Cole dengan senyum puas di wajahnya.
Kalau cucunya tidak mau menemui menantunya, maka dia kakeknya yang akan turun tangan sendiri!
