NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Shela

Mengejar Cinta Shela

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Azra_21

Shela... Seorang gadis yang terpaksa menikah dengan laki-laki yang belum ia kenal demi mendapatkan uang dari ibu laki-laki itu untuk biaya operasi adik satu satunya. Bagaimana kisah mereka selanjutnya, akahkah dia mendapatkan cinta Zevan yang sama sekali tidak mencintainya atau dia harus pergi dan mengakhiri pernikahannya dengan Zevan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azra_21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9. Bertengkar

"Kak!" Suara Shela memanggil Zevan dari pintu. Zevan menoleh kearah Shela yang melambaikan tangannya agar Zevan mendekat. Sesaat sebelumnya Shela sedang berbincang dengan Mama Hany tiba-tiba Mama Hany menyuruh nya memanggil Zevan. Seketika dia teringat ucapan Zevan saat masih dikamar untuk memikirkan panggilan untuknya. Tidak mungkin dia memanggil sayang atau honey seperti yang disarankan Zevan. Akhirnya Shela memanggil kakak.

'Hah? Dia baru saja memanggilku kakak?' Batin Zevan. Tiba-tiba seperti ada suara bocah kecil terngiang di telinganya yang memanggilnya kakak. 'Siapa bocah yang selalu memanggilku kakak?'

"Kakak! Sini..." Panggil Shela lagi agar Zevan segera mendekat. Zevan tersadar dari lamunannya, dan berjalan mendekati Shela.

"Ada apa?" tanya Zevan setelah posisinya berada didepan Shela.

"Dipanggil mama"

"Mau ngapain?"

"Aku juga gak tau, kata mama ada yang mau diomongin" Zevan dan Shela berjalan beriringan menuju ruang keluarga. Shela duduk disamping mama hany. Zevan duduk di kursi yang bersebrangan dengan Mama Hany.

"Ada apa ma?"

"Mama ada sesuatu buat kalian berdua, mama harap kalian terima hadiah dari mama"

'Apalagi ini?' Zevan mulai curiga, tapi tidak protes.

Mama memberikan amplop berwarna putih pada Shela. Shela tidak langsung menerima amplop itu, dia malah melihat kearah Zevan. Zevan yang dimintai persetujuan hanya mengangguk. Akhirnya Shela menerima amplop pemberian Mama Hany.

"Ini hadiah dari mama, nanti saja kalian bukanya kalau sudah dikamar" Mama Hany beranjak dari duduk. "Mama ke kamar duluan ya, mama mau istirahat. Selamat malam sayang". Tak lupa mencium pipi menantunya sebelum pergi menuju kamarnya.

"Apa ini?" tanya Shela pada Zevan

"Coba buka?" perintah Zevan. Shela mengangguk dan segera membuka amplop putih itu lalu mengeluarkan isinya. Mata Shela terbelalak menatap tidak percaya, Shela reflek menutup mulutnya yang terbuka.

"Apa?" tanya Zevan penasaran melihat ekspresi Shela.

"Nih... lihat sendiri. Aku ke kamar duluan" Shela memberikan kertas itu pada Zevan, dan berlalu menaiki tangga menuju kamar. Zevan menerima dan membaca kertas itu, tak berbeda dengan Shela Zevan juga sama terkejutnya.

"Paket bulan madu?" Zevan menggeleng, tidak habis fikir dengan ulah mamanya yang sudah tiga kali membuat mereka tidak bisa berkata-kata. Zevan segera menaiki tangga menyusul Shela ke kamarnya. Sampai dikamar Zevan melihat Shela sedang menangis di tepian tempat tidur.

"Kenapa kamu nangis? Apa karena paket bulan madu ini?" tanya Zevan bingung, berjalan mendekati Shela, paket bulan madu masih berada ditangannya.

"Sebaiknya kita percepat saja perceraian kita" ucap Shela disela isak tangisnya.

"Kenapa? Bukankah kita sudah sepakat akan bercerai setelah satu tahun?"

"Aku gak sanggup lihat mama yang terlalu banyak berharap dari pernikahan ini. Aku gak mau bohongi mama lebih lama lagi" jelas Shela.

"Kalau kita bercerai sekarang itu akan buat mama shock!!! Apa kamu mau lihat mama terpukul dan jatuh sakit saat mendengar kita bercerai?" Bentak Zevan.

"Apa bedanya sekarang ataupun nanti? Mama akan tetap kecewa dengan keputusan kita". Shela semakin menangis menutup wajahnya dengan kedua tangan. "Bukankah kamu sangat mencintai kekasihmu? Ceraikan aku secepatnya, menikahlah dengannya. Semoga kalian bisa memberikan mama cucu seperti keinginannya".

"Ku mohon Shela jangan katakan perceraian sekarang, aku masih butuh waktu untuk meyakinkan mama agar menerima Viona". Zevan tetap pada pendiriannya, tidak ingin menceraikan Shela dalam waktu dekat.

Shela tidak menjawab lagi kata-kata Zevan. Dia mengambil bantal, berlalu menuju sofa ingin segera tidur. Terlalu lelah berdebat dengan Zevan. Zevan hanya diam mematung melihat Shela yang meringkuk diatas sofa sambil terisak. Dia mendekati Shela.

"Tidur saja ditempat tidur, biar aku yang tidur di sofa". Ada perasaan tidak tega melihat Shela tidur di sofa. Shela tidak menjawab, hanya menarik selimut semakin menutupi seluruh wajahnya.

Zevan hanya mendesah, ucapannya tak dihiraukan Shela. Lalu keluar kamar menuju balkon, angin malam semilir menampar wajahnya. Terlalu banyak masalah yang berlarian di kepalanya. Dia tidak ingin mengecewakan sang mama, tapi dia juga tidak ingin meninggalkan Viona, wanita yang sangat dicintainya. Setelah cukup lama berada di balkon, Zevan masuk ke kamar menatap Shela yang sudah pulas di atas sofa. Dia pun merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur.

☘️☘️☘️

Matahari pagi mulai memancarkan sinar hangatnya, menembus kaca melalui celah jendela. Zevan menggeliat diatas tempat tidurnya, mengerjapkan mata mengumpulkan kesadarannya. Teringat pertengkarannya pada Shela tadi malam, seketika terbangun melihat kearah sofa. Tak ada Shela disana. Ia segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Ternyata Shela sedang di dapur dengan Mama Hany dan Bi Marni.

"Non Shela duduk aja disana, biar bibi yang ngerjain non" pinta Bi Marni

"Gak apa-apa Bi, Shela udah biasa kok masak di dapur"

"Mama memang beruntung punya menantu seperti kamu, udah cantik pinter masak lagi",.

"Mama jangan gitu, Shela kan malu padahal Shela cuma mengikuti resep yang ada di sosial media" Ucap Shela sambil tersenyum malu.

"Ehemm" suara Zevan berdehem dari arah tangga, menuju meja makan.

"Udah siap semua kan masakannya?" tanya mama Hany pada Shela

"Udah ma, biar Shela aja yang bawa ke meja makan" Shela membawa makanan menuju meja makan diikuti Bi Marni membawa mangkuk dengan menu yang berbeda.

Zevan sudah duduk di meja makan, menatap sekilas Shela yang berjalan kearahnya. Setelah Shela menata makanan dimeja hendak kembali ke dapur.

"Shela, setelah sarapan kita pulang". Nada bicara Zevan sudah seperti perintah yang tidak bisa ditawar lagi. Shela membalikkan badan menatap Zevan, belum sempat menjawab mama Hany sudah melayangkan protes.

"Kenapa buru-buru pulang? Ini kan hari Minggu, kamu gak harus berangkat ke kantor Van. Mama masih mau buat kue sama Shela". Omel mama Hany.

"Kapan-kapan aja buat kue nya, habis sarapan kita pulang" Menatap tajam kearah Shela

"Iya" jawab Shela.

Mama Hany hanya mencibir menghadapi anak laki-laki satu-satunya yang sangat keras kepala itu.

Setelah sarapan, Shela dan Zevan kembali ke kamar untuk bersiap-siap untuk pulang. Tak ada percakapan di antara kedua sejak dimeja makan tadi.

"Aku tunggu di bawah" Ucap Zevan

"Iya" jawab Shela sambil merapikan rambutnya. Kemudian meraih tas di sofa dan berlalu menyusul Zevan.

Diruang keluarga mama Hany sudah duduk menunggu. Tak lama, terlihat Shela dan Zevan menuruni tangga. Zevan mendekat kearah mamanya, menyodorkan amplop putih pemberian Mama Hany.

"Ma, Zevan sama Shela belum bisa terima hadiah mama sekarang, kerjaan Zevan masih banyak belum bisa ditinggalkan".

"Terserah kamu, mama sudah bosan mendengar alasan kamu" ketus mama Hany. "Sayang kamu yang sabar ya menghadapi anak mama yang keras kepala ini" tunjuk mama Hany pada Zevan.

"Mama jaga kesehatan ya, jangan banyak pikiran. Nanti Shela bakalan sering berkunjung saat libur kerja". Shela menenangkan sambil mengelus punggung tangan mama mertuanya.

"Terimakasih ya sayang, mama senang kalau kamu sering kesini" mama Hany tersenyum mendengar ucapan menantunya.

"Ya udah ma, Zevan balik dulu" mengambil tangan mama Hany dan menciumnya, diikuti Shela melakukan hal yang sama.

"Shela pamit ya ma"

"Iya sayang. Hati-hati dijalan Van, jaga Shela dengan baik". Pesan mama Hany. Hanya ditanggapi anggukan kepala.

Mama Hany mengantar anak dan menantunya sampai ke mobil. Dengan berat hati menatap mobil berlalu pergi meninggalkan gerbang rumahnya.

Diperjalanan ponsel Zevan berdering. Tertera nama Viona dilayar. Zevan melirik Shela yang acuh dan menatap keluar jendela. Zevan menepikan mobilnya untuk mengangkat panggilan.

-Hallo Vio...

-Iya aku lagi dijalan.

-Nanti aku kabarin.

-Byee.

Zevan menyimpan kembali ponselnya.

"Kalau kamu ada janji, aku turun disini aja. Aku bisa naik taksi online".

"Aku akan mengantarmu pulang" Zevan menginjak pedal gas melajukan kembali mobilnya.

"Aku harap kamu bisa secepatnya menceraikan aku. Agar tak ada penghalang diantara kalian".

"Apa ada pria lain yang juga sedang menunggumu?" Selidik Zevan

"Tidak, aku hanya merasa sudah menjadi penghalang kebahagiaan kalian. Maaf" Shela mendongak menahan agar airmata nya tidak turun.

"Tidak perlu meminta maaf. Aku hanya butuh waktu untuk meyakinkan mama agar bisa menerima Viona"

Setelah percakapan itu, hanya keheningan yang menemani perjalanan mereka. Namun sebelum memasuki kawasan apartemen Shela meminta Zevan menghentikan mobilnya.

"Aku turun disini aja, aku mau ke supermarket sebentar. Ada kebutuhan yang ingin aku beli"

Namun Zevan tidak menghentikan mobilnya, terus melaju menuju parkiran supermarket.

"Kok malah parkir? Kamu pergi aja, aku bisa pulang naik Ojol" pinta Shela

"Aku akan menemanimu belanja" tanpa menoleh pada Shela. "Ayo turun" Ajak Zevan setelah memarkirkan mobilnya. Shela merasa aneh dengan sikap Zevan 'kenapa dia mau ikut belanja?' batin Shela.

"Bukankah kamu sudah ada janji dengan Viona?" tanya Shela.

"Ada barang yang ingin aku beli. Sepertinya kamu takut aku ikuti? Apa kamu sudah janji dengan seseorang disini?". Tanya Zevan dengan tatapan penuh selidik

"Aku tidak janji dengan siapapun, aku hanya tidak ingin merepotkan mu" Namun Zevan terus melangkah memasuki supermarket, disusul Shela berlari kecil mengejar langkah besar Zevan.

Di area buah dan sayur, Shela sedang memilih apel. Sedang Zevan hanya berdiri tidak jauh dari Shela

"Nay!" serempak keduanya menoleh ke sumber suara.

"Aldo!"

.

.

.

.

Bersambung

1
Aying
lanjut min seru ceritanya
iqbal nasution
abis cerai kawin lagi..
Hanisah Nisa
lanjut
Mar lina
Marlina
mampir
thor
iqbal nasution
viona
Drezzlle
suka kak ceritanya
𝓐𝓩𝓡𝓐: makasih 😊
total 1 replies
Drezzlle
emang kejam dia
Drezzlle
Udah di bikinin sarapan, nggak terimakasih. noh banyak yang pagi2 nggak dibikinin apa2 sama istrinya
Drezzlle
aku mampir nih kak
Drezzlle
hih, Zevan gitu amat
iqbal nasution
lanjut
Theodora
Pake nanya lagi😒
iqbal nasution
yes
Siska
lama² jadi pasangan somplak 🤣
iqbal nasution
semangat
Theodora
Gak adegan yg mesra bgt tapi aku senyum2 lihat Shela dan Zevan di chapter ini😆 penulisannya oke bgt ringan buat dibaca, cuma aku perhatiin beberapa kali tanda kutip dua ada yg ketinggalan pas bagian percakapannya.
𝓐𝓩𝓡𝓐: semangat 😘
Theodora: Wihh sama dong aku jg. Kita sama2 belajar kak😁
total 3 replies
Theodora
Ciee cemburu🤭
iqbal nasution
g0
Siska
👍🏻
iqbal nasution
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!