Kehidupan yang di alami orang sekitarnya, terutama kakak nya sendiri membuat Harfa tak mau menjalani yang namanya pernikahan.
Apalagi, setelah Biru, membatalkan pernikahan mereka. Membuat hati Harfa begitu dingin akan yang namanya cinta. Mengunci hati hingga sulit di tembus.
Perubahan Harfa membuat kedua orang tuanya merasa sedih. Apalagi usia Harfa tak lagi mudah.
"Nak, menikahlah. Usia kamu sudah matang?"
"Tidak. Aku gak mau menikah, Ummah."
Jawab tegas Harfa membuat hati umma Sinta teriris.
yuk ikuti kisah nya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rahma qolayuby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 Jadi bayangan
"Semuanya aman tuan. Dokter itu seperti nya tak tahu apa-apa."
"Apa yang dia lakukan saat ini?"
"Mengunjungi pasien lalu kembali pergi ke rumah sakit. Saya pastikan tidak ada hal yang mencurigakan."
"Siapa pasien yang dia temui?"
"Keluarga keraton."
Telepon itu mati membuat seseorang yang sejak tadi mengikuti dokter Harfa pergi karena tugas mereka sudah selesai.
...
Dokter Harfa duduk bersama dokter Zahra. Mereka menikmati makanan yang mereka pesan.
Dokter Zahra senang, karena dokter Harfa sudah kembali bekerja lagi.
"Aku harap kamu gak memikirkan Bumi, ya."
Celetuk dokter Zahra sambil menyantap makanannya. Dokter Harfa tak menjawab, ia hanya diam saja.
Besok adalah sidang Bumi. Dokter Harfa rasanya ingin datang ke persidangan. Hanya saja ia tak tahu harus bagaimana. Dalam kondisi begini dokter Harfa tak ingin terjadi konflik antara dirinya dan Bumi lagi. Ada Zahira yang harus di jaga hatinya.
"Harfa."
"Aku gak tahu Ara. Egoku sulit ku kendalikan. Hatiku masih memikirkannya tapi secara bersamaan aku juga ingin melupakannya. Apalagi aku tak ingin membuat Zahira terus mengusikku."
"Kamu pasti bisa. Untuk itu, bukalah hati kamu untuk laki-laki lain agar mudah melupakan Bumi."
"Itu sama saja aku melampiaskan kekecewaan ku pada orang lain. Ujung-ujungnya aku akan menyakiti siapapun itu. "
"Untuk itu kamu harus benar-benar melupakan Bumi. Kamu harus bangkit, masa depan kamu juga masih panjang."
"Masa depan! Aku tak tahu apa masa depanku masih ada atau tidak."
"Ada! Aku yakin itu. Ingat, kamu juga harus menikah dan membangun keluarga kamu sendiri sama seperti Bumi."
Dokter Harfa tak menanggapinya lagi. Dokter Harfa memilih fokus pada makannya saja. Walau jujur, hatinya tak bisa tenang. Dokter Harfa berharap Sky bisa di andalkan.
Sudah makan, mereka kembali bekerja. Helaan nafas dokter Harfa begitu berat. Dokter Harfa hampir lupa jika sebentar lagi pernikahan dokter Zahra. Ia belum membeli kado untuk pernikahan kedua sahabatnya. Seperti nya sepulang dari rumah sakit dokter Harfa harus mampir dulu ke mall untuk membeli kado.
Dokter Zahra memang belum izin cuti, dokter Zahra sengaja agar habis menikah ada banyak waktu untuk mereka.
Semua persiapan pernikahan dokter Zahra tak banyak memikirkan karena semua sudah di rancang oleh kedua orang tua mereka. Itulah kenapa dokter Zahra dan dokter Sam terlihat santai.
Dokter Harfa mengirim pesan pada kedua orang tuanya jika ia akan pulang terlambat. Dokter Harfa tak ingin kedua orang tuanya khawatir.
Rasa lelah sebenarnya membuat dokter Harfa ingin segera pulang. Namun, dokter Harfa harus menyiapkan kado terlebih dahulu agar tidak melupakan nanti. Mengingat pekerjaan begitu padat.
Dokter Harfa berjalan sendiri di mall sambil melihat-lihat barang apa yang harus ia beli.
"Harfa."
"Eh, dok."
Kaget dokter Harfa melihat ada dokter Langit juga di mall.
"Sendiri atau sama Zahra?"
"Sendiri. Dokter sendiri?"
Tanya balik dokter Harfa cukup terkejut akan keberadaan dokter Langit.
"Sendiri. Mau cari apa?"
"Kado untuk Ara."
"Kebetulan sekali. Dari tadi saya cari barang untuk kado buat mereka. Tapi, saya pusing mau beli barang apa. Boleh bantu?"
Dokter Harfa terdiam sejenak. Boleh juga membantu dokter Langit berharap dokter Harfa juga bisa dengan mudah mendapatkan kado untuk dokter Zahra.
"Boleh. Ayok."
Dokter Langit tersenyum karena dokter Harfa mau. Mereka berjalan bareng sambil mengobrol ringan.
Seperti nya dokter Langit harus berterima kasih banyak pada dokter Zahra karena sudah memberi tahunya akan kepergian dokter Harfa.
Dokter Langit terlihat bahagia karena bisa jalan bersama dokter Harfa. Dokter Harfa pun sangat welcome tidak seperti biasanya.
"Ternyata pusing juga ya."
"Ya, begitulah."
"Mau makan dulu sebelum pulang?"
Tawar dokter Langit. Dokter Harfa lagi terdiam. Kali ini melihat jam pergelangan tangannya. Seperti nya masih ada waktu.
"Boleh. Ternyata lapar juga."
"Tentu, satu jam kita keliling. Sini, saya yang bawa."
Dokter Langit mengambil alih tat bag yang ada di tangan dokter Harfa. Mereka terlihat seperti sepasang kekasih saja. Dokter Langit terlihat pacar yang sangat pengertian.
Hati dokter Langit benar-benar bahagia karena jarang sekali mereka menghabiskan waktu berdua. Biasanya selalu berempat itupun jika ada waktu.
Seperti nya hari ini hari keberuntungan untuk dokter Langit.
Sudah selesai makan, dokter Harfa izin pulang terlebih dahulu. Karena takut membuat kedua orang tuanya menunggu.
Tanpa di sangka dokter Langit mengikuti mobil dokter Harfa. Padahal dokter Harfa sudah melarangnya. Tapi, dokter Langit memaksa dengan alasan takut terjadi sesuatu pada dokter Harfa jika pulang malam seorang diri.
Bukan apa-apa, dokter Langit tak sengaja melihat orang asing mengikuti kemana dokter Harfa pergi. Itulah kenapa dokter Langit sangat khawatir mengingat dokter Harfa beberapa hari kebelakang selalu di datangi polisi atas kasus kecelakaan kedua orang tua Bumi.
Sudah memastikan dokter Harfa pulang ke rumah dengan selamat. Dokter Langit langsung pamit pergi. Tak mungkin juga turun dulu hanya untuk sekedar mampir. Hari sudah terlalu malam membuat dokter Langit harus pergi yang penting dokter Harfa sudah selamat.
"Aku tak tahu kenapa kasus kecelakaan sampai membuat polisi bergerak berlebihan. Perasaanku sungguh tak enak akan hal itu. Apalagi ada orang asing yang selalu mengawasi Harfa. Entah sadar atau tidak kamu Harfa. Tapi, kamu tenang saja. Aku akan menjaga mu walau aku harus jadi bayangan.
Tugas Bumi sudah selesai. Maka aku akan mengambil alih tempat itu. Sampai kamu sadar jika aku mencintaimu."
Gumam dokter Langit yakin jika suatu saat nanti dokter Harfa akan memandang lain dirinya.
Peluang dokter Langit sungguh terbuka lebar. Apalagi Bumi pun tak pernah mengusik kehidupan dokter Harfa.
Mereka seperti orang asing yang tak pernah bertemu sebelumnya. Menjalani kehidupan masing-masing. Hanya saja dokter Langit harus banyak bersabar lagi. Mengingat tak mudah mendapatkan hati dokter Harfa. Sejak dulu dokter Harfa memang selalu susah untuk di buat mengerti jika dirinya menyukai dokter Harfa. Sampai dokter Harfa jatuh cinta pada orang lain.
Kini, dokter Langit mendapat banyak kesempatan lagi setelah kesempatan memiliki dokter Harfa lenyap. Dokter Langit tidak akan menyia-nyiakan hal itu.
Jika ada waktu dokter Langit akan mengungkapkan perasaannya pada dokter Harfa. Dokter Langit tak ingin menjadi pengecut lagi. Cukup dirinya waktu kuliah menjadi pengecut. Kini tidak akan lagi.
Begitu banyak hal yang dokter Langit pelajari tentang dokter Harfa. Salah satunya dokter Harfa tak suka orang yang basa basi. Kalau suka ya katakan kalau tidak diam. Jangan berkomentar kalau tak tahu apapun. Dan resikonya dokter Langit harus menyiapkan mental jikalau dokter Harfa menolaknya. Namun, dokter Langit berharap dokter Harfa mau menerima dirinya.
Bersambung ...
Jangan lupa Like, Hadiah, komen dan Vote Terimakasih ...