_tidak akan aku biarkan kau mendekati adikku Hans_
Gumam Samuel.
lalu Hans pergi dari ruangan Samuel dengan rasa kesal dan geram, ia sangat marah kepada Samuel.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jestimjaber, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kekesalan Alvaro
Malam Hari nya Luna sedang di rias oleh MUA pilihan nenek nya, ia terlihat anggun dan cantik. Bahkan dress yang ia beli Sangat cocok di badan nya.
" Aduh cucu nenek cantik sekali, pasti nak deril tambah cinta ini" Ujar nenek, ia menatap luna dari pantulan cermin
" Nenek" Luna tersipu Malu
" Tante juga berfikir gitu, kamu memang cantik sekali nak" ucap Tante ririn
Tok tok tok
Terdengar suara ketukan pintu dari arah Luar, tante ririn langsung membukakan nya.
Ceklek
" Keluarga deril sudah datang Rin" ujar Bude Luna. Tante ririn langsung membantu Luna untuk berdiri
saat ini perasaan luna benar benar campur aduk ia gugup sekaligus binggung karena ia memang belum Pernah berada di acara pertunangan siapapun.
dengan langkah pelan luna dibantu turun tangga oleh jesika, Bude, dan tante ririn. Keluarga Deril langsung menatap ke arah tangga ia melihat Luna begitu cantik dan anggun membuat Deril susah menelan air liur nya sendiri.
Luna langsung duduk di samping om tante dan nenek nya mereka berhadapan dengan keluarga besar Deril. Acara pun akan segera di mulai.
Moment yang ditunggu tunggu akhir nya tiba, dimana dua belah keluarga saling menanti jawaban dari Luna, mereka semua senang mendengar jawaban Luna yang membuat Deril juga dapat bernafas lega
Setelah itu lanjut acara penyerahan dan pemasangan cincin, semua keluarga bersorak bahagia. Tidak hanya ada dua belah pihak saja tapi ada karyawan Deril dan juga karyawan Samuel dan Alvaro mereka ikut meramaikan acara pertunangan Luna
setelah penutupan acara, mereka langsung di arahkan untuk makan bersama. Terlihat sangat ramai dan bahagia dia dalam rumah mewah keluarga brahmana.
Malam itu juga Luna dan Deril sudah resmi menjadi pasangan ke kasih yang menuju Halal
.
.
Tok tok tok
" Masuk "
" Permisi Tuan Nona, saya mau mengantar berkas" Alvaro mengangguk
Saat ini Alvaro sedang bersama Luna di ruang kerja nya, tadi Alvaro baru saja menemani Luna untuk mengurus pembayaran kampus. Dan Luna malah minta untuk ikut dengan nya ke kantor.
" Taro saja di meja" Ucap Alvaro tanpa menatap Putri sang sekertaris
_dingin banget_
Gumam Putri dalam hati
" Mba putri bagaimana kabar ibu mba putri?" Tanya Luna, ia sedang duduk di salah satu sofa di ruangan Alvaro
" Alhamdulillah sudah membaik nona, tinggal menunggu masa pemulihan" Ujar Putri, dengan sopan
Alvaro menatap adik dan juga sekertaris nya secara bergantian, jujur saja Alvaro tidak suka sikap Putri yang terlalu tunduk seperti itu entah dengan dirinya maupun keluarga nya
" Saya ikut senang mba, salam in buat ibu nya mba ya" Ucap Luna kembali
" Iya Nona nanti saya sampaikan" Luna saat ini sudah berdiri di depan Putri
" Mba engak perlu seperti itu kalo sama Saya, anggap saja seperti teman mba" Ujar Luna, Alvaro diam diam tersenyum
" I..iya Nona" jawab Putri dengan terbata bata
" Engak perlu panggil saya Nona, panggil saja Luna" Luna menoleh ke arah Alvaro
" kakak, mba putri masih ada kerjaan engak?" tanya nya kepada sang kakak
Alvaro menggeleng, lalu ia menatap Putri
" boleh engak aku ngajak nya makan di luar, kakak kan tau aku engak ada teman sekarang" Pinta Luna, sembari cemberut
" Iya, tapi jangan maksa kalo putri engak bisa ya udah engak usah" Jawab Alvaro dingin
" Saya bisa kok Pak" Luna terlihat sangat senang
" Ya udah mba mau engak temani aku makan di luar? Kalo kakak engak keberatan si" putri tersenyum ke arah Luna sembari mengangguk
_engak apa apa lah daripada di suruh makan berdua sama bos dingin itu_
Gumam Putri dalam hati.
Akhir akhir ini memang Alvaro sering sekali meminta Putri untuk menemani nya makan siang entah kenapa Putri juga binggung. Bahkan perlakuan Alvaro ke putri membuat dirinya menjadi salah tingkah bahkan tiap kali Alvaro memperlakukan dia dengan baik Putri sering kali tidak bisa mengendalikan diri nya.
Sangat memalukan
Putri langsung menggelengkan kepala nya.
.
" Mba mau makan apa? Pilih aja" Luna menyodorkan buku menu ke arah putri
Putri mengangguk, lalu memilih menu yang paling murah. Namun Luna tidak membolehkan nya ia langsung memesankan beberapa menu yang mahal untuk putri.
" Mba boleh engak aku tanya sesuatu sama mba" Putri mengangguk dan menatap intens luna
" bagaimana perlakuan kak Alvaro sama mba selama ini. Apa pernah menyakiti mba?" pertanyaan Luna sontak membuat putri hampir tersedak air liur nya sendiri
" Kalo masalah pekerjaan si baik Non, dan tidak pernah berkata yang menyakitkan atau membentak saya" Luna mengangguk ngangguk
" Mba tau engak si kalo__" Luna masih mengantungkan ucapan nya, Putri sampai mengerutkan dahi nya
" Kalo apa Non?" Saat Luna hendak melanjutkan nya lagi. Pelayan datang
" Silahkan kak" Pelayan tersebut meletakan beberapa makanan ke atas meja
" silahkan dinikmati ya kak" ucap pelayan tersebut, dan pergi
Luna melirik putri sebentar lalu tersenyum
" Ayo makan mba, aku udah lapar sekali" ujar nya, sembari tersenyum
Putri hanya mengangguk saja ia juga segera mengambil salah satu makanan nya dan memakan nya. Suasana terasa hening hanya ada dentingan sendok yang saling bertautan. Sebenarnya putri sangat penasaran dengan lanjutan ucapan luna tadi. Tapi ia tidak mungkin se kepo itu mengingat luna adalah adik bos nya
" Mba, aku lanjutin obrolan yang tadi boleh engak?" ijin Luna, ia sebenarnya tau kalo putri itu penasaran
" Boleh Non" Luna mengaduk aduk makanan nya
" Mba sebenarnya itu kak Al suka tau sama mba. Tapi mba tenang dia engak akan macam macam" Putri Langsung tersedak
Uhuk
Uhuk
" Ini minum dulu mba, minum" luna langsung membantu putri untuk minum
" Makasih Non, maaf tangan non jadi kotor" Ujar Putri, tak sengaja luna terkena sendok nya
" Engak apa apa, ini ganti sendok aja ya udah kena tangan saya" Luna langsung menyingkirkan sendok yang terkena tangan nya tadi.
Dan memberikan putri sendok yang masih bersih, kebetulan di meja tersebut memang di sediakan sendok lagi.
_ternyata dibalik sikap pak Al yang dingin ada adek nya yang baik hati, bahkan beda banget dengan pak Al_
Gumam putri
" Mba maaf ya jadi tersedak gara gara aku" Ujar Luna, putri langsung menggeleng
" engak Non, tadi emang makanan nya tiba tiba ketelan gitu aja" jawab Putri
Luna jadi merasa bersalah ia lalu kembali fokus tanpa menatap Putri.
Setelah mereka selesai makan Putri langsung meminta nya untuk balik ke kantor, ia takut akan dicari Alvaro.
Ceklek
" Baru pulang dek?" tanya Alvaro, Luna hanya mengangguk
Alvaro melihat wajah adik nya yang ditekuk ia jadi khawatir, takut sekertaris dan adik nya itu bertengkar
" kamu kenapa?" Tanya Alvaro, Luna langsung duduk di kursi depan Alvaro
" kak, tadi aku kan ngobrol sama mba putri terus__" Luna langsung berhenti bicara, membuat Alvaro penasaran
" terus apa dek? emang kalian ngobrolin apa?" Luna menatap kakak nya
" tentang kakak" Mata Alvaro melotot, bagaimana bisa adik nya itu membicarakan dirinya di depan sekertaris nya sendiri
" ngapain kamu ngobrolin kakak, kaya engak ada pembahasan lain aja" Jawab Alvaro ketus
" kakak marah sama aku?" Muka luna sengaja dibuat memelas agar Alvaro tidak marah lagi
Alvaro langsung menarik nafas pelan, memang kalo dengan adik nya itu gampang luluh
" Iya engak, coba kamu bilang kamu dan putri bahasa kakak soal apa?" Luna tersenyum simpul
" tentang, kalo kakak suka sama Mba putri" Alvaro benar benar syok, bagaimana bisa adik nya ini palah berbicara seperti itu
" Dek kamu ngapain bilang si, gimana kalo put__" belum selesai melanjut bicara nya, sudah lebih dulu pintu diketuk oleh seseorang
Tok tok tok
" Masuk"
Ceklek
" Hallo princess, kamu kapan kesini?" ujar Samuel ia mencubit pipi Luna
" udah dari tadi aku, kakak kenapa kesini?" Tanya Luna
" Ini..Al gue mau lu besok datang ke kantor gue ada proyek baru yang harus libatin lu soalnya" Alvaro mengangguk saja
" Oh iya dek, tadi kakak lihat kak deril" Ujar Samuel, ia duduk di meja tepat di depan Luna
" Dimana?"
" Dihatimu" Ucap Samuel, setelah nya ia langsung tertawa terbahak bahak
" engak lucu, ah udah lah aku mau pulang" Luna langsung mengambil tas dan kunci mobil nya
" beneran mau pulang?" Tanya Alvaro memastikan
" kenapa? Kakak masih kepo tadi aku ngobrolin apa sama mba putri?" Samuel menatap kedua saudara nya itu secara bergantian
" Engak, udah sana pulang" Luna langsung keluar dari ruangan Alvaro, Samuel hanya menatap nya. Setelah luna tidak terlihat lagi ia menatap Alvaro
" Maksud luna apaan Al, dia ngomongin lu sama putri atau gimana" Alvaro menepis tangan samuel
" udah sana lu balik ke kantor, kepo banget kaya emak emak" Samuel berdecak sebal, padahal ia sudah sangat penasaran
" Hati hati Al gue bisa rebut dia dari lu lo" Kata Samuel ia sudah berada di pintu saat hendak keluar ia berhenti sejenak dan mengatakan seperti itu
Alvaro terdiam tapi perasaan ia sungguh kesal kepada dua adik nya hari ini, ada saja tingkah mereka yang berhasil membuat Alvaro darah tinggi.