"Ahh indah sekali ciptaan mu tuhan, bahkan selain senja, suara deburan ombak saja membuat hatiku tenang."-
"Hmm mulai sekarang aku juga suka ombak."-
"Benarkah? apa karena ombak juga menenangkan mu? "-
"Tidak juga, karena aku suka apa yang kamu suka saja."-
"Kalau begitu, Aku akan suka semua yang kamu suka deh, kamu suka apa?"-
"Aku suka kamu."-
"Ohh kalau begitu aku akan menyukai diriku sendiri."-
"Dasar nih cowo gak peka-peka."-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amari Antares, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pemalsuan kematian.
"Udah telpon nenekmu Aka??" tanya Alvin ketika mereka sudah berada di warung makan.
"udah tadi pagi, nenek bakal ke sini nanti sore. Aku udah pesenin dia travel kok." jawab Akara sambil sesekali mengaduk es teh miliknya.
"Yah, ayah ibu ku mah ada di luar kota, katanya janji bakal jenguk tapi di undur terus..." kesal Farhan sambil menyuapkan kerupuk ke dalam mulutnya.
"Masih alhamdulillah di luar kota, orang tua ku ada di Jepang. Mana cutinya sebentar lagi, jadi jarang pulang." sambung Alvin
"Makanya kalau punya istri pasti bahagia." balas Janari yang membuat semua orang menatapnya sinis.
"Jika sudah tidak ada bahu untuk bersandar masih ada batagor untuk di dahar." ucap Samy yang membuat keempatnya menatapnya.
"Utamakan sarapan, bukan harapan." sambung Akara yang membuat Farhan keselek ketika memakan batagor nya.
"Sampai hati kalian padaku." ungkap Farhan sambil berlagak tersakiti.
"Alah pret!! udah di makan aja tuh batagornya." balas Alvin sambil menuangkan banyak sambal ke piring Farhan.
"Eits... kamu ini gak sopan iya Alvin !!" pekik Farhan sambil memegang tangan Alvin.
Akara, Janari dan Samy hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah kedua sabahat nya itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Penjaranya jauh, di luar kota ternyata, tapi siapa yang sudah memalsukan kematian para tahanan di sana." Meina bergumam sambil terus melihat-lihat gambar di laptop miliknya.
Meina pun beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi. Ia tidak boleh telat untuk pergi ke kampus.
Tok!
Tok!
Tok!
"Ema... lagi ngapain kamu, sebelum ke kampus temenin Mamah dulu ke butik." seru Amari dari luar kamar. "Itss! nih anak lagi ngapain sih."
Drtt...
"Iya assalamu'alaikum, bu Tejo ada apa." 📱
"Ih kita lagi ada kumpulan, di tempat biasa kesini iya ada gosip." 📱
"Gosip apa? gue meluncur..."📱
Amari pun segera turun dan pergi keluar, entahlah gosip ibu-ibu🤣
Ceklek!
"Lah ke mana Mamah, perasaan tadi gedor-gedor pintu kenceng banget, waktu aku lagi mandi." gumam Meina sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk.
Karena Mamah nya tidak ada, Meina pun masuk kembali ke kamar untuk bersiap-siap.
"Apa kau sudah menemukannya. " tanya Meina pada Gwen.
"Sudah di temukan, data tidak spesifik."
Meina segera menghampiri laptopnya itu, benar saja, ada yang sudah menghapus semua data-data yang ia cari. Jari jemarinya saling bertautan satu sama lain.
"Anjir... gue udah hampir telat ngampus." Melihat jam dinding di kamarnya, Meina pun segera membereskan barang dan berangkat.
Brak!
Dengan tergesa-gesa turun dari tangga, Meina pun berjalan menuju garasi.
"Mamah mana bi Siti??" tanya Meina sambil mengenakan helm motor.
"Tadi pergi naik mobil, bibi gak tahu sih ke mana." jawab Bi Siti sambil sibuk menyirami tanaman.
"Oh, yaudah Ema berangkat dulu assalamu'alaikum..." Meina pun melajukan motornya meninggalkan mansion.
"Wa'alaikumussalam... Hati-hati Mei!"
"Ya bi!" sahut Meina sebelum menghilang dari gerbang mansion.
Walaupun telat ngampus, pikiran Meina masih saja terngiang-ngiang atas apa yang ia lihat.
Siapa mereka? apa yang mereka inginkan darinya? seorang tahanan yang dinyatakan tiada 5 tahun akibat hukuman mati, ternyata masih hidup.
Apa motif mereka memalsukan kematian seseorang, apakah hanya demi bisnis? demi ketenaran? atau hanya untuk balas dendam?
-
-
-
Jangan lupa like dan kritikan nnya guys 💙💙🤟