Meina Alfarez, seorang gadis cantik berumur 18 tahun yang sangat bar-bar binti sengklek ini adalah satu-satunya anak perempuan dari keluarga Alfarez. Keluarga yang kaya no1 yang sangat di segani oleh banyak klan mafia.
Dia juga mempunyai 2 saudara laki-laki yang jahilnya gak ke tulungan. bernama Delvin Alfarez 21 tahun, dan Dhilan Alfarez 15 tahun.
Masa-masanya di jalani dengan sangat bahagia, walaupun banyak orang yang ingin mencelakai keluarga dan dirinya. Tapi itu tidak masalah, dengan menyebut namanya saja musuh pun bergetar ketakutan. Bahkan ia di sebut sebagai Donna Morte (Ratu Kematian)
Setelah menginjak dewasa, Meina pun berkuliah di kampus milik keluarganya, walaupun banyak mahasiswanya yang tidak mengetahui identitas asli Meina. Banyak yang mengagumi kepintaran dan juga kecantikannya dan ada juga yang iri.
Semuanya berubah ketika seorang lelaki bernama Akara Antares, yang sangat teguh akan imannya mulai datang ke dalam hidupnya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amari Antares, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
𖤓HAPPY READING𖤓
Di kamar, Meina tidak turun untuk sarapan. Karena ia sedang fokus mengerjakan tugas kuliah, karena siang nanti ia harus pergi ke kampus untuk mengadakan rapat.
"Owh iya, gue lupa sama (SD CARD) lelaki kemarin." Meina pun segera membuka laci dan mengambilnya.
Dia awalnya memang mengambil handphone pria itu, tapi dia berpikir akan ketahuan lebih cepat makanya dia hanya mengambil kartu memori dan handphone pria itu dia titipkan ke salah satu penjaga yang ada di taman tersebut, dengan alasan jika seorang pria dengan berpakaian hitam mencari handphone ini berikan saja.
"Gwen, kau bisa mendengarku??" tanya Meina pada salah satu teknologi yang sudah ia rancang sendiri, di jam tangannya ia bisa mencari informasi mengenai semua hal yang ingin dia ketahui.
"Nona Meina, aku bisa mendengar mu apa ada hal yang ingin kamu bicarakan dengan ku." suara Gwen keluar dari jam tangan miliknya.
"Aku sudah memasukan kartu memori dan memberikan koordinatnya. Tampilkan semua gambar ataupun vidio yang berada di kartu tersebut ke dalam laptop ku.
"Baik, sedang meneliti dasar, harap tunggu dengan seksama..."-
setelah 30 detik menunggu semua foto dan vidio yang berada di dalam kartu memori itu pun muncul.
" Terimakasih kasih Gwen!"
"Sama-sama jangan ragu untuk bertanya, jika kamu membutuhkan bantuan lainnya. Selamat berjuang!"
Tek!
Tek!
Tek!
Suara ketikan mengema di kamarnya, walaupun semua foto dan vidio sudah ada di laptopnya, tapi ia masih harus menunggu untuk melihat dan membukanya.
"Cih, lama banget sih ngapain juga harus loading." gerutu Meina. Tapi setelah menggerutu tak karuan loading pun sudah berhasil.
"### Nice." ia pun menekan-nekan untuk melihat ada vidio apa aja, tapi matanya terpaku ketika melihat beberapa foto yang tak asing dimatanya. "Dia kan..."
-
-
"Alhamdulillah udah sampai." ucap Akara ketika mereka berempat sudah berada di depan rumah yang cukup besar.
"Ayo masuk, kata ibu kosnya kunci kamar kita di titipkan di penjaga kosan." ujar Farhan sambil membawa barang masuk ke dalam gerbang.
"Besar juga kosannya, kaya rumah-rumah sultan gitu." Alvin menimpali sambil melihat ke sekeliling halaman yang cukup luas dengan rumput hijau yang sangat terjaga, bahkan di samping taman ada kolam renangnya.
"Permisi dek, ini yang mau nempatin kamar nomor 13 bukan?" tanya salah satu security bernama pak Beni pada mereka.
"Iya pak, kata ibu kos kunci kamarnya di titipkan ke bapak iya." balas Akara.
"Iya dek, mari saya antarkan ke lantai atas." ujar pak Beni, mereka berempat pun mengikuti la gkah security itu dari belakang.
Di sela-sela berjalan pak Beni pun membuka suara. "Kalau tamu baru biasanya suka di ajak kenalan, tapi itu udah biasa sih."
"Maksud bapak apa? siapa yang ngajak kami kenalan?? apa jangan-jangan setan." pertanyaan pun muncul bertubi-tubi dari mulut Farhan.
"Iya begitu lah, tapi kenalannya cuma biasa aja, kalau kalian dengar ada yang manggil dan pas di liat gak ada siapa-siapa itu mah udah biasa, terus kalau denger suara orang mandi, dan masak di dapur terus pas di tengok gak ada siapa-siapa hiraukan aja iya." tukas pak Beni. Dan hanya mendapatkan anggukan dari mereka berempat.
"Udah sampai, ini kamar kalian cukup luas kok. kamar mandi ada di dalam, tapi kalau dapur di lantai bawah iya sharing dan ingat jaga sikap dan tingkah laku kalian." ujar pak Beni sambil menyerahkan kunci kamar kepada Akara.
"Iya Pak terimakasih jadi merepotkan." Akara menimpali.
"### Gak usah sungkan udah tugas saya sebagai penjaga disini." sahut pak beni dan pergi berlalu.
-
-
-
Kira-kira hantunya ganggu mereka gak iya?? 🤣🤣🤣
mohon dukungannya. 🙏🙏🤗🤗
See you again😘😍
kok senang produk luar.anak bangsa jg banyak yg ganteng.Sy penggemar Drakor mbok ya visual nya jangan slalu orang Korea