"Ganteng banget, pasti burungnya gede."
Penulis gila yang masuk ke dalam novel orang lain, karena malas berurusan dengan plot alay. Dia mengadopsi man villain dan menikahi second male lead.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
keputusan berat
"Oke, gue mau jadi Ayah sambung bajingan itu. Demi lo, gue lakuin ini karena gue cinta sama lo Yola." Ucap Sky.
Deg.
Yola terkejut, meskipun jawaban ini yang ingin sekali dia dengar. Tapi entah kenapa dia malah jadi takut, tatapan Sky yang sulit terbaca ini menakutkan.
"Auranya kaya Bapak Tiri Jahat." Batin Yola was-was.
"Lo takut gue bakal macem-macem sama dia? ngga kok, gue bakal tahan sampe dia sembuh total kaya ucapan lo tadi." Ucap Sky.
"Terus setelah dia sembuh?." Suara Yola tercekat.
"Ya gue hajar lah." Jawab Sky.
"Tenang, jangan takut Yola. Coba pikirkan secara dingin dan kita bertaruh, pengobatan Langit ngga akan sembuh dengan cepat. Dia pasti butuh waktu lama bahkan mungkin seumur hidup. Artinya masih banyak waktu buat gue luluhin hati Sky, gue harap sampai saat Langit sembuh dendam Sky udah hilang duluan." Batin Yola.
"Sampe saat Langit sembuh, lo bakal bantuin gue jadi orangtua?." Tanya Yola.
"Ya, kalo itu yang lo mau." Jawab Sky.
"Pasti berat kan buat lo? gue takut lo jadi benci sama gue dan sakitin gue di masa depan, bisa aja lo sengaja selingkuh atau jahatin gue kan?." Yola berpikir panjang.
"Kita buat perjanjian pranikah, kalo sampe gue selingkuh atau KDRT semua harta gue jadi milik lo." Ucap Sky.
"Gue ngga kekurangan harta, gue cuma mau burung lo." Yola terlalu jujur.
"Pftt Hahahaha." Sky tertawa frustasi.
Yola jadi merasa ikutan geli, dia tersenyum manis dan menatap Sky dengan menawan. Sky terdiam dan mematung menatap senyum indah di wajah Yola.
Wajah Sky memerah, Yola jadi malu dan senyumnya luntur. Belum sempat Yola mengucapkan sepatah kata, dia sudah merasakan hal mengejutkan dan pertama kali dalam hidupnya.
Cup
mphhh
ahhh
Cup
Yola tadinya terkejut jadi dia membuka mulut hendak marah, tapi siapa sangka mulut Sky membungkamnya. Ciuman dalam dan menuntut itu membuat Yola panas dingin, Yola mulai terbawa suasana dan menikmati ciuman Sky.
Puahhh
Setelah ciuman terlepas, Yola terengah dengan wajah memerah. Sky juga terlihat memerah dengan tatapan mata yang buas, ini ciuman pertama bagi Yola di kehidupan ini atau kehidupan sebelumnya.
"Geli banget rasanya gue pengen pipis." Ceplos Yola.
"Hahahaha." Sky tertawa dengan tampan, wajahnya sudah tidak lagi terlihat marah.
"Apa nih? jadi cara luluhin dia dengan cara ciuman gitu ya? mesum juga dia." Batin Yola.
"Lo udah ngga marah." Lirih Yola, dia merasa malu dan salting.
"Ngga, boleh gue masuk?." Tanya Sky, tatapannya kembali teduh dan tenang.
"Gue ga pernah larang lo masuk." Yola merasa tersipu.
"Aduh ga kuat nih gue, yang bikin gue tergila-gila sama karakter Sky emang pembawaannya yang tenang dan dewasa." Batin Yola, kembali merasakan getaran cinta.
Yola dan Sky masuk ke dalam rumah, rumah Yola masih gelap gulita dan terasa sangat sepi. Yola naik ke lantai dua menuju kamarnya, jantung Yola berdebar tidak karuan.
Melihat suasana sepi, Yola berpikir Langit sudah tidur di kamarnya. Jadi dia buru-buru membawa Sky masuk ke kamar pribadinya, jangan sampai terjadi pertumpahan darah part dua.
Begitu Yola dan Sky masuk ke kamar, suasana langsung hening mencekam. Di sudut ruangan ruang tamu, Langit berdiri di samping jendela. Tadinya dia mengikuti Yola karena berpikir Sky akan melakukan sesuatu pada Donatur nya ini.
Tapi dia justru mendengar pernyataan yang mengejutkan dan adegan memalukan. Bisa-bisanya dia malah mengintip oranglain ciuman dengan panas, dia jadi merasa kesal.
"Jadi Ayah sambung gue? mereka ini ga waras rupanya." Langit berucap sinis.
Kembali pada Yola, saat ini dia sedang duduk dengan canggung di kamarnya. Dia jadi merasa malu pada Sky, ternyata perasaan bisa membuat orang jadi kikuk seperti ini.
"Yola." Panggil Sky.
"Ya?." Yola menoleh.
"Kenapa lo masih pake seragam sekolah?." Tanya Sky.
"Gue ketiduran karena galau, kenapa? gue bau?." Ujar Yola, menutupi rasa malu.
"Engga, ternyata keadaan kita sama-sama kacau ya." Ucap Sky.
"Apa sih, jadi hubungan kita sekarang itu apa?." Yola meminta kepastian.
"Lo mau nya apa?." Sky balik bertanya.
"Kok lo malah balik tanya sih." Kesal Yola.
"Hahahaha, kan gue udah bilang tadi kalo gue maunya nikah sama lo." Ucap Sky.
"Lo yakin?." Yola merasa ragu.
"Iya, kalo lo gamau gue bakal maksa." Sky melepas Hoodie nya dan terlentang diatas ranjang.
"Dasar seenaknya banget, aku mandi dulu ya." Yola kabur masuk kamar mandi.
Setelah Yola pergi, tatapan Sky jadi dingin. Dia menatap ke arah tembok sebelah kanan, di sebelah kamar Yola adalah kamar milik Langit. Sky jadi merasa kesal, dia beranjak dan keluar dari kamar.
Sky berdiri di depan pintu kamar Langit, emosinya masih acak-acakan meskipun sudah sedikit lebih baik setelah ciuman tadi. Sky mengetuk pintu itu, dia ingin tau seperti apa responnya saat melihat wajah bajingan itu sekarang.
tok..tok..
Ceklak
Pintu terbuka tidak lama setelah Sky mengetuk, Langit keluar memakai kaos dan celana kolor santai. Dia menatap Sky dengan datar dan dingin, keduanya sama-sama terdiam dan saling menatap tajam cukup lama.
"Gue bakal lupain dendam gue sama lo sampe lo sembuh, dan lo juga harus nerima fakta kalo gue yang bakal jadi Ayah sambung lo." Ucap Sky, tersenyum smirk.
"Hubungan gue sama Yola cuma sebatas kertas adopsi, gue ga pernah anggep dia sebagai orangtua gue. Jadi nggausah repot-repot mau jadi Ayah sambung." Tolak Langit.
"Terus lo anggep Yola apa kalo bukan sebagai Ibu? lo natap dia sebagai lawan jenis?." Sky merasa terusik.
"Ngga, dia cuma sebatas Donatur." Bantah Langit.
"Mau lo nerima atau ngga, mulai hari ini lo bakal serumah lagi sama gue. Apa setelah ini lo bakal ledakin dapur lagi?." Sky menatap sinis.
Langit tidak menjawab, dia hanya terdiam membisu. Sky yang sudah merasa puas pun pergi begitu saja, dia kembali rebahan di ranjang Yola dengan santai.
"Langit, dulu waktu kecil gue seneng banget waktu Mommy gue bilang nama kita artinya sama. Tapi sekarang gue benci banget sama nama gue sendiri." Batin Sky, belum berdamai dengan masa lalu.
Tidak lama kemudian Yola keluar memakai gaun tidur warna hitam, Dia mengeringkan rambut dan memakai skincare malam tanpa tau jika Sky sudah panas dingin saat ini.
Yola mematikan lampu kamar dan menyisakan lampu tidur yang masih menyala. Yola berjalan mendekat pada Sky dan naik keatas tubuhnya, Sky menegang kaku karena terkejut Yola begitu berani sekarang.
"Turun Yola, jangan bikin gue kehabisan kesabaran." Sky mati-matian menahan birahi.
"Jawab pertanyaan gue, apa burung lo gede?." Tanya Yola dengan polos.
"Iya burung gue gede, jadi cepet turun sebelum gue hajar pake burung gue." Sky membanting Yola ke samping dengan keras, tapi karena panjangnya empuk jadi Yola baik-baik saja.