Vanessa Althea Christy Walker atau kerap di sapa Vanessa adalah seorang dokter spesialis bedah termuda berusia 22 tahun,ia terkenal dengan parasnya yang begitu cantik dan sikapnya yang ramah.
namun tidak ada satu pun lelaki yang dekat dengan mampu memenangkan hatinya.entah mengapa Vanessa begitu tertutup tentang perasaannya.
suatu hari ia bertemu dengan seorang pasien kecil yang tersesat di taman.
ia menolong anak itu dan bertemu dengan sang ayah yang di sebutkan oleh anak itu.
parahnya pria yang di sebut ayah oleh anak itu adalah mantan kekasihnya.
langit bagaikan runtuh saat tau pria yang dulu meninggalkannya tanpa kabar kini muncul di depannya dan parahnya ia malah menolong anak pria itu.
tanpa ia ketahui akar permasalahannya bukan dari sudut pandangnya tetapi dari kebenaran di masa lalu yang membuat kesalahpahaman terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R3C2YMYFMYME, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14
Mommy Gianna menatap dokter Vanessa yang begitu lembut dan sopan.
namun,ada satu yang membuatnya mengerutkan keningnya bingung.
"sayang,kalau boleh tau.orang tua mu masih hidup kah??"ucap mommy Gianna.
"puji Tuhan, mereka Masih hidup dan sehat-sehat kok"ucap Vanessa.
"ooh syukurlah,jadi kamu ke sini udah izin sama mereka??"ucap mommy Gianna yang sebenarnya masih menyimpan banyak pertanyaan di benaknya,namun ia tidak ingin Vanessa merasa tidak nyaman.
"sudah Tante"ucap Vanessa.
Alaric turun dari lantai atas dan menghampiri mereka.
"kamar mu sudah siap"ucap Alaric lalu duduk di sofa yang kosong.
"ah terimakasih"ucap Vanessa.
"Al, Daddy dan mommy akan bermalam di sini,biar besok baru pulang ke rumah utama."ucap Daddy Arthur kepada Alaric.
"hum,tidak masalah"ucap Alaric
"Bagaimana dengan kalian Killa,Jansen apa kalian akan bermalam di sini??"ucap Daddy Arthur.
"seperti nya kami harus pulang,soalnya Jansen harus bekerja besok,sangat jauh kalau dari sini"ucap mami Killa.
"baiklah"ucap Daddy Arthur.
sedangkan Vanessa yang mendengar bahwa kedua orang tua Alaric dan kedua mertua itu juga tidak bermalam,artinya dia akan hidup serumah dengan satu majikan yaitu Alaric.
"mampus,aku kira dia tinggal dengan om dan tante.kenapa malah hidup sendiri" batin Vanessa bingung,ia mengingat kukunya merasa bingung dan gugup.
Daddy Arthur yang melihat Vanessa seakan-akan tidak nyaman.
"Al coba kamu antar dokter Vanessa ke kamarnya,buatkan dia istirahat dulu"ucap Daddy Arthur.
"hum,ayo ikut aku"ucap Alaric sambil menarik lembut tangan Vanessa,mau tak mau Vanessa mengikuti langkah Alaric.
Mommy Gianna yang melihat itu tersenyum melihat kedekatan putranya,ia sudah menyelidiki hubungan putranya dengan Vanessa.
"mereka tampak cocok,sayang sekali gara-gara Al yang terlalu cepat membuat pilihan jarak mereka menjadi jauh"ucap mommy Gianna lirih.
"huff kami juga merasa bersalah atas nama putri kami, gara-gara waktu itu Al mengambil keputusan yang sia-sia"ucap papi Jansen.
"tidak apa-apa,kalau memang mereka berjodoh maka mereka akan bersatu meskipun kedekatan mereka seluas samudra"ucap Daddy Arthur.
"oh iya aku melupakan sesuatu,dad.daddy ngerasa ada yang aneh gak sama wajah dan karakter Vanessa??"ucap mommy Gianna.
"aneh gimana mom?"ucap Daddy Arthur.
"mommy sih udah lama penasaran tapi kelupaan terus"ucap mommy Gianna.
"perasaan aku kek familiar banget sama wajah Vanessa,dia tu kayak mirip orang yang pernah ketemu sama mommy,tapi siapa yah"ucap mommy Gianna sambil menutup matanya dan memijat hidungnya.
Daddy Arthur juga ikut berpikir keras.
"sudahlah,ingatan mommy udah lemah Daddy,malah sampe sakit kepala Mommy mikirin nya"ucap mommy Gianna menyerah.
Sedangkan saat menaiki lift Vanessa melepaskan tangannya dari tangan Alaric.
"tuan jangan sentuh-sentuh saya,saya gak minus gak buta jadi masih melihat jalan dan arah"ucap Vanessa tersenyum.
Alaric yang mendengar bahwa Vanessa selalu saja marah-marah ia mendekatkan dirinya kepada Vanessa yang membuat Vanessa deh deg an.
"a-apa yang mau kamu lakukan??"ucap Vanessa.
Alaric mengangkat sebelah alisnya seolah-olah beratnya kepada Vanessa namun Alaric masih terus mendekati Vanessa perlahan.
Vanessa langsung menyilangkan tangannya di depan dadanya dan teringat apa yang di katakan oleh sahabatnya siang tadi bahwa seorang duda bisa saja kelepasan karena lama gak di sayang-sayang.
"jangan apa apain aku"ucap Vanessa takut sambil menutup matanya.
"emang kamu mau saya apain hum?"bisik Alaric yang sudah di dekat Vanessa jarak keduanya sangat intim.
"gak mau dia apa-apain aku gak mau jadi pelampiasan duda brengsek kek kamu"ucap Vanessa.
Alaric yang mendengar itu hanya bisa tersenyum kecil karena Vanessa tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Pletak
sebuah buku kecil di pukul lembut oleh Alaric ke dahi Vanessa.
"jangan pikir macam-macam,tulis semua Yanga ku katakan di buku itu supaya kamu gak tersesat malam ini"ucap Alaric sambil memberikan buku itu dan pulpen pada Vanessa.
Vanessa sedikit kecewa namun ia tidak mengerti mengapa ia merasa kecewa, Vanessa merampas buku itu dan mendengar dan mencatat Alaric menjelaskan dimana arah letak kamar Vanessa,kamar nya dan kamar Rafa,kemudian makanan yang Rafa suka dan makanan yang Rafa alergi.setya banyak lagi hal tentang Rafa.
Sampai akhirnya mereka sampai di kamar Vanessa dan Vanessa langsung masuk dan menutup pintus etelah di persilahkan oleh Alaric untuk masuk ke kamar itu.
"huh,wanita ini.marahnya luar biasa,tapi aku suka melihat wajahnya yang memerah malu itu apalagi bibirnya itu"gumam Alaric.
-
-
-
"Ar, Gianna.hari sudah sore kami mau pulang dulu yah,kalian pasti cape kan dan mau istirahat juga"ucap mami Killa.
"oh iya,iya besan.hati-hati di jalan yah,oh ya sering-sering jengukin cucu kita biar jiwa tua kita terisi dengan keceriaan si kecil"ucap mommy Gianna.
"ahh tenang aja itu,oh ya lain kali kalian juga ke rumah yah.sebentar lagi buah-buahan di taman udah pada mau di panen loh"ucap mami Killa.
"wah bagus tuh,nanti kita ajak Rafa dan yang lain datang juga deh"ucap Mommy Gianna.
"hadeh Ar,inilah namanya cewe.pitan aja seabad "bisik papi Jansen.
"apa kata mu??mami masih dengar loh Pi"ucap mami Killa yang menyala.
Sedangkan mommy Gianna sudah menatap penuh aba-aba kepada Daddy Arthur.
Daddy Arthur mengangkat tangannya.
"da-daddy gak ikut ikutan"ucap Daddy Arthur.
Setelah serangkaian drama akhirnya mami Killa dan papi Jansen pulang.
mommy Gianna dan Daddy Arthur mengantar mereka sampai depan mansion.
Setelah mereka pergi Daddy meregangkan otot-otot nya yang kaku.
"uhh,badan Daddy pegal-pegal kebanyakan bawain barang-barang Belian mommy di mall tadi sih"ucap Daddy Arthur.
"Halah gitu aja cape, mommy kok gak cape sejak banyak ngomong sama Daddy di mall,ngobrol sama Letizia dan Raksa,belum lagi ngobrol tadi Ama Vanessa dan besan kita"ucap mommy Gianna.
Namun keduanya terdiam sebentar saat menyadari ada kata yang membuat mereka mengingat sesuatu.
"Letizia, Raksa"ucap keduanya bersama-sama.
"benar, Vanessa itu mirip sama Letizia sama raksa deh"ucap Daddy Arthur.
"iya dad, mommy juga baru nyadar.mana kita gak kenal orang tuanya Vanessa kek apa pas waktu Al pacaran sama Vanessa. Vanessa, Nessa nama keduanya sama.Jangan-jangan Vanessa....."ucap mommy Gianna menggantung.
"kita selidiki dulu mulai dari Vanessa dan finisnya kita tanyain sama Letizia dan Raksa.soanya kalo kita telpon sekarang kasihan mereka udah pada istirahat mungkin"ucap Daddy Arthur.
"iya dad,tapi suer firasat mommy seratus persen Vanessa itu pasti anak mereka,firasat calon mertua gak salah"ucap mommy Gianna.
"udah,udah.ayo kita masuk dulu"ucap Daddy Arthur.
TBC
ternyata komunikasi & mengerti itu
no 1 ya...
untuk menyelesaikan permasalahan...
mereka jadi bahagia
dan 2 " nya
jadi bucin
dong ke Vanesa
biar gak ada kegundahan hati lagi...
si vanessa keras kepala gak mau denger penjelasan alaric..