Mistis dan hal ghoib bagi Nayla hanyalah mitos sebelum dia mengalami kejadian yang membuatnya terpaksa mempercayai hal-hal yang berbau suprantural itu setelah mengalaminya sendiri.
Meninggal akibat konspirasi suami dan kakak angkatnya, Nayla hidup kembali ditubuh seorang gadis dengan nama yang sama dengannya yang memang telah disiapkan untuknya.
Siapakah orang yang sengaja membangkitkan jiwa Nayla?
Mampukah Nayla membalaskan dendam dan menguak teka-teki kehidupannya?
Penasaran...
Ikuti kisah Nayla dalam membalas dendam yang sarat akan hal mistis dan ghoib, yang tentunya sangat menegangkan dan membuat jantung kita berdegub kencang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PANIK
Lucas mengernyitkan keningnya melihat Andreas membawanya masuk kedalam mobil miliknya.
“Dimana mobil istriku? Kenapa kamu menjemputku dengan mobilmu?”, ucapnya tak senang.
Andreas menelan ludahnya beberapa kali sebelum bersuara dengan gugup. “Mobilnya hilang diparkiran rumah sakit. Tapi tenang saja tuan, temanku dari kepolisian sedang mencarinya. Aku yakin, sebentar lagi akan ada kabar mengenai mobil itu”, ujarnya berusaha tenang.
Karena kondisi hatinya sedang baik, Lucas tak terlalu marah dan hanya memberi penegasan kepada Andreas.
“Pastikan mobil itu kembali hari ini bagaimanapun caranya”, ujarnya mempertegas.
Andreas hanya menganggukkan kepala sebagai respon karena tak ingin membuat Lucas menjadi marah.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam, keduanya tiba dirumah sakit besar dimana Gisel dirawat.
Gisel menyambut kedatangan Lucas dengan senyuman lebar, membuat hati Lucas merasa sangat bahagia.
“Aku merindukanmu sayang”, ujar Gisel sambil menyusupkan kepalanya didada Lucas dengan manja.
“Aku juga, sangat merindukanmu”, jawab Lucas sambil terus menciumi pucuk kepala Gisel beberapa kali.
Namun kemesraan itu tak berlangsung lama setelah ponsel Lucas berdering beberapa kali, menginterupsi temu kangen itu.
“Siapa?”, tanya Gisel dengan wajah cemberut karena moment intim mereka terganggu.
“Mami”, jawab Lucas.
Setelah menggeser tombol hijau dilayar, suara melengking Linda menyerbu indera pendengaran Lucas, membuat pria itu harus menjauhkan sedikit ponselnya dari telinga sambil mengernyit heran.
“Ada apa sih mi, bukannya mengucap salam dulu kek,ini malah langsung marah-marah”, ujar Lucas begitu suara maminya sudah tak lagi tinggi.
“Gimana mami nggak kesel Lucas! Kartu kredit mami nggak bisa digunakan. Padahal, saat ini mami sedang berada di toko bersama teman-teman mami untuk mengambil tas limited edition yang sudah mami pesan”, ucap Linda mengaduh.
Lucas sedikit bingung mendengar jika kartu kredit maminya tak bisa digunakan, padahal biasanya kartu tersebut lancar-lancar saja digunakan karena yang diberikan untuk maminya termasuk kartu tanpa limit, sama dengan yang ada ditangan Gisel.
“Bagaimana mungkin tidak bisa digunakan? Kartu itu tak memiliki limit mi, jadi mami bebas menggunakannya sebanyak apapun”, ujar Lucas sambil mengertakkan giginya hingga bergemelatuk karena geram.
“Ya, justru karena hal itu mami telepon kamu. Kenapa kartunya tak bisa digunakan, padahal biasanya lancar-lancar aja tak ada kendala apapun”, ujar Linda sedikit sewot.
“Mungkin mesin edc nya bermasalah kali”, jawab Lucas mencari aman.
“Mesinnya baik-baik saja ketika digunakan oleh kartu yang lain, tidak ada masalah. Hanya kartu milik mami saja yang bermasalah”
Lucas yang mendengar ucapan maminya hanya bisa mencubit sela diantara kedua alisnya dengan mata terpejam karena pusing dengan permasalahan yang seolah datang terus menderanya.
Dia hanya bisa menyuruh maminya untuk bersabar dan memikirkan alternatif lain karena tak mungkin juga dia mengurusi masalah kartu ini mengingat posisinya sedang berada di negeri Sakura.
Meminta bantuan orang-orang kantor pun tak mungkin, jika Friska tahu, bisa jadi kartu yang selama ini dia gunakan akan diambil alih ataupun diblokir karena semua kartu tersebut merupakan milik perusahaan yang saat ini sudah sah secara hukum menjadi milik adik iparnya.
“Ya sudah, nanti aku urus begitu aku sudah pulang dari negeri J”, ujar Lucas berusaha santai.
“Terserahlah kau saja untuk masalah itu. Sekarang, kamu transfer ke mami lima ratus juta untuk mengambil tas yang sudah terlanjur mami pesan”, ujar Linda enteng.
Tak mendapat sambutan dari sang anak, Linda pun kembali bersuara dengan nada panik, “Jangan bilang jika kartumu juga tak bisa digunakan! ”.
Lucas yang terus didesak oleh sang mami pun dengan terpaksa keluar dari ruang rawat Gisel menuju mesin ATM terdekat untuk mentransfer sejumlah uang kepada maminya.
Gisel yang ditinggalkan begitu saja hanya bisa mengerucutkan bibirnya dengan kesal.
“Dasar mak lampir! Lihat saja nanti, begitu aku sudah jadi istri Lucas, jangan harap kamu bisa menikmati semua fasilitas mewah seperti itu lagi”, gumannya penuh dendam.
Sejak awal, Linda tak merestui hubungan Lucas dengan Gisel karena dianggap dia merupakan wanita miskin yang tak pantas untuk anaknya.
Namun, begitu Gisel memperkenalkan Nayla kepadanya, sikapnya mulai sedikit melunak, asalkan Lucas bisa menikahi Nayla maka Linda pun tak akan mempermasalahkan hubungannya dengan Gisel dan berusaha untuk menutup mata.
Linda yang melihat jika sahabatnya, Hana, mami Nayla tak menyukai anaknya pun mulai gelap mata sehingga dia dan sang suami menyusun rencana pembunuhan terhadap kedua orang tua Nayla agar gadis itu bisa dengan mudah dia dan anaknya kendalikan dimasa depan.
Untuk masalah jantung Nayla dan kecelakaan yang dialaminya, Linda dan sang sumi tak ikut andil karena diawal keduanya sempat menentang rencana tersebut.
Meski pada akhirnya keduanya dengan enggan menyetujui rencana berbahaya itu dengan iming-iming saham perusahaan, tapi mereka sama sekali tak tahu menahu mengenai rencana dan eksekusinya, berusaha untuk buta dan tuli seperti biasanya ketika mereka melihat sang anak berselingkuh dengan Gisel dibelakang istrinya.
Didepan mesin ATM, Lucas tampak gusar karena dua kartu pemberian Nayla tak bisa dia gunakan.
Sementara sang mami masih terus saja meneror dirinya, membuat Lucas terpaksa kembali kedalam kamar rawat Gisel untuk meminjam kartu kredit miliknya.
“Sayang, aku pinjam kartumu dulu ya. Soalnya kedua kartu yang kumiliki sama sekali tak bisa digunakan”, ucap Lucas yang tanpa menunggu jawaban sang kekasih langsung membawa pergi keluar dompet Gisel dengan panik.
“Eh...gimana sih Lucas. Aku kan belum menyetujuinya”, ucap Gisel sambil memukul ranjang disamping tubuhnya dengan wajah kesal.
Didepan mesin ATM, Lucas meraup wajahnya dengan kasar melihat kartu milik Gisel juga tak bisa dia gunakan.
Untuk kartu debit pribadi Gisel, hanya berisi uang seratus tiga puluh juta, sangat jauh jumlahnya dari uang yang maminya minta kepadanya.
Meski enggan, tapi Lucas tetap mengangkat teleponnya begitu nama sang mami kembali terlihat dilayar.
“Maaf mi, untuk sementara mami minta uang dulu sama papi. Kartu milikku dan Gisel tak bisa digunakan. Sementara uang pribadi Gisel hanya ada seratus jutaan”, ujar Lucas lesu.
“Aduh Lucas, bagaimana ini! mau ditaruh dimana wajah mami sekarang Lucas!”, teriak Linda histeris.
Tak jauh dibelakang tubuhnya, teman-teman Linda sudah bergosip mengenai dirinya yang tak bisa membayar tas yang hanya senilai lima ratus juta.
Padahal kemarin dia baru saja bertransaski berlian seharga satu koma lima milliar dengan santai.
Hal ini tentu saja menghancurkan secara porak-poranda harga diri yang selama ini dia junjung tinggi-tinggi.
Meminta uang kepada sang suami itu tak mungkin karena baru saja Agus membeli tanah di desanya untuk memperluas lahan perkebunan sawit yang dimilikinya, sehingga seluruh tabungan yang dimilikinya telah terkuras habis untuk operasional pembukaan lahan yang baru saja dibelinya itu.
Bukan hanya Linda saja yang panik kartu nya tak bisa digunakan, Lucas juga merasakan hal yang sama.
Untung saja kemarin dia sempat mengambil uang cash dua puluh juta, dan juga telah membeli tiket untuk kembali ketanah air agar bisa kembali tepat waktu sebelum CEO baru membuat hal kecil ini menjadi permasalahan untuknya sehingga dia merasa sedikit tenang.
“Sial! Ada apa ini! kenapa setelah istriku meninggal, semua menjadi kacau seperti ini! apa keputusanku untuk membunuh dan memberikan jantungnya kepada Gisel itu salah”, batinnya berkecamuk.
Sepasang mata yang sedari tadi mengawasi pergerakkan Lucas segera mengirimkan pesan melalui ponselnya dan menghilang.