NovelToon NovelToon
Prince And Princess Of The Dandelion Kingdom

Prince And Princess Of The Dandelion Kingdom

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Balas Dendam / Romansa Fantasi / Fantasi Wanita / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: mailani muadzimah

Setelah bertahun-tahun pasca kelahiran pangeran dan putri bungsu, mereka tetap berusaha mencari pelaku pembunuh sang ratu. Hidup atau mati! Mereka ingin pelakunya tertangkap dan di hukum gantung!Dapatkah para pangeran dan putri menangkap pelakunya?

*update setiap Minggu!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mailani muadzimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penculikan

Para assassin membawa Arka dan Arsha yang sudah tidak sadarkan diri menggunakan elang sihir. Ezra di sisa kesadarannya, bisa melihat kedua adik kembarnya dibawa oleh assassin. Ezra hendak bangun dan mengejar assassin itu, namun dia tidak mampu bangun karena luka di perutnya terus mengeluarkan darah.

Beberapa menit sebelum asap hitam muncul, Ezra dan empat ksatria pengawal yang sudah kewalahan tiba-tiba dikepung oleh puluhan assassin lain, mereka mengaburkan pandangan Ezra dan empat ksatria pengawal dengan bom asap. Bom asap biasanya digunakan untuk menghilangkan pandangan agar bisa kabur dari lawan bertarung.

Para assassin menyadari kehebatan Ezra dan empat ksatria pengawal, mereka akhirnya menggunakan jurus bom asap itu agar bisa kabur. Sebenarnya itu adalah cara pengecut, bagi assassin dan ksatria terhormat, menggunakan bom asap adalah tanda kekalahan. Namun apa peduli para assassin hitam ini? Yang penting misi mereka berhasil, persetan soal pengecut atau tidak.

Saat bom asap dilempar di dekat target, seluruh pandangan akan berubah, yang ada di depan target hanyalah asap tebal dan mereka tidak bisa melihat apa-apa, bahkan rekan sendiri yang ada di samping. Akan tetapi, lain dengan pelaku pelemparan bom asap, dia masih bisa melihat targetnya. Itulah mengapa Ezra bisa tertusuk di bagian perut, dan para pengawal terluka parah, karena mereka diserang habis-habisan tepat setelah bom asap keluar.

Ezra merasa sangat bersalah ada adik-adiknya, padahal dia sudah berjanji akan melindungi mereka. Terlebih lagi, saat bom asap hilang, Ezra melihat serangan asap hitam yang berbahaya. Bagi orang yang punya masalah pernapasan, tentu saja akan langsung tumbang. Jelas sekali para assassin itu menargetkan Liam dan Arsha yang bisa mengendalikan spirit.

Ezra sudah tidak sadarkan diri, kondisinya paling parah. Sebelum benar-benar kehilangan kesadaran, Ezra sempat muntah darah. Setelah itu, barulah para pelindung datang.

"Kalian lambat sekali..." ucap Ezra patah-patah.

Kyrus dan Lyrien tidak punya waktu untuk menjelaskan, mereka berdua langsung menebas kepala para assassin yang tersisa. Tadinya para assassin itu juga hendak membawa Ezra dan Liam, namun gagal. Dua puluh assassin tewas dengan kepala terpenggal, saat itulah mungkin penyihir hitam di antara mereka juga ikut terpenggal sehingga kubah hitam kamuflase itu hilang. Berjam-jam Lyrien dan Kyrus telah ditipu oleh kubah itu, bahkan setelah menyadari ada yang aneh, mereka juga tidak bisa menembus kubah kamuflase meski sudah menggunakan kekuatan suci yang paling kuat yang mereka punya. Ini agak mirip dengan sihir pengaburan yang dilakukan Margaretta sepuluh tahun lalu untuk mengaburkan pandangan para pelindung. Tidak hanya Lyrien dan Kyrus yang kesulitan, dua pelindung lainnya pun juga kesulitan untuk menembus kubah itu.

Sebagai informasi, kekuatan pelindung spirit suci sama dengan kekuatan tuannya, atau bahkan bisa lebih lemah. Untuk itulah, semakin muda usia tuannya, semakin lemah pula lah pelindung spirit sucinya. Perlu latihan bersama agar pelindung spirit suci juga menjadi kuat, bahkan bisa lebih kuat lagi.

***

Setelah kubah hitam kamuflase itu menghilang, baru lah mereka bisa melihat jalan yang sebenarnya. Semua kedai sudah tutup dan jalanan sepi, tidak ada seorang pun. Tentu saja, itu sudah lewat tengah malam, berdasarkan perhitungan Kyrus setelah melihat bulan, saat ini sudah jam tiga dini hari.

"Kami tidak menemukan tuan kami!" seru pelindung Arka dan Arsha.

"Mereka pasti sudah dibawa oleh sebagian assassin sebelum kita datang." ucap Kyrus sambil menggendong Ezra dan mengalirkan kekuatan penyembuh padanya.

"Kalian masih bisa merasakan keberadaan mereka, bukan? Kalau kalian fokus, kalian bisa mengetahui dimana tuan kalian." ucap Lyrien sambil memakaikan masker oksigen pada Liam. Telat sedikit saja, mungkin Liam sudah tewas. Wajah Liam sudah biru.

"Kami akan membawa tuan kami dan para pengawal ke Menara Medis Dandelion. Kalian carilah Arka dan Arsha!" ucap Kyrus.

Kyrus melompat, lalu terbang bersama Ezra yang masih belum sadar. Dia juga membawa empat pengawal lain dengan kekuatan kinestetiknya. Lyrien membantu dari belakang sambil terus memperhatikan Liam, apakah dia bernapas atau tidak.

***

Di saat yang sama, Arka dan Arsha sedang disekap di dalam gudang yang berdebu, lembab, dan pengap. Arka memang sudah sadar, tapi Arsha belum.

"Arsha, ayo bangunlah..." ucap Arka sambil mengguncang sedikit tubuh Arsha.

Dilihatnya wajah Arsha sangat pucat dan mulai membiru, sudah jelas Arsha butuh oksigen. Akan tetapi, tidak ada oksigen di gudang yang pengap ini. Air mata menggenang di sudut mata Arka, dia sudah berpikir yang bukan-bukan.

"Kumohon, jangan mati..." sambung Arka dengan suara bergetar.

Tiba-tiba terdengar suara kunci pintu sedang berusaha dibuka, juga terdengar entah siapa bicara kepada siapa, sepertinya seseorang sedang dimarahi.

"Bodoh! Putri itu punya penyakit! Kita tidak bisa memanfaatkan kekuatannya jika dia mati duluan!"

"Maaf, aku tidak tahu."

"Kau mau dipecat, ya?! Seharusnya kau pasang oksigen langsung setelah asap hitam dikeluarkan!"

Buru-buru Arka pura-pura pingsan lagi.

Brak!

Pintu gudang akhirnya terbuka, mereka mendobraknya dengan kasar.

"Ah, gawat! Wajah putri ini sudah membiru! Ini semua salahmu! Kita bisa dimarahi Tuan Besar kalau dia mati!" oceh seseorang ambil mengecek nadi Arsha.

"Apa dia sudah mati?"

"Tidak. Masih ada nadinya, tapi lemah sekali!"

Seseorang menghela napas lega.

"Sudah! Cepat pasang oksigennya! Kita laporkan saja kalau dua orang ini belum sadar!"

Arka bisa mendengar suara mesin oksigen portabel milik Arsha, sepertinya para assassin itu mengambilnya di kereta kuda sebelum mereka benar-benar menculik. Entah Arka harus berterima kasih atau tidak pada mereka, meski tujuan mereka berbeda, tapi saat ini mereka sama-sama tidak ingin Arsha mati. Mungkin sebenarnya masih ada kebaikan di hati para assassin?

***

Setelah para assassin itu pergi, Arka membuka matanya dan langsung memeriksa kondisi Arsha.

"Andai aku punya kekuatan seperti kak Ezra atau bisa mengendalikan spirit seperti kak Liam. Aku tidak punya apapun untuk membantu Arsha sadar..." keluh Arka sambil menangis.

Arka dan Arsha masih sembilan tahun, walau teknik berpedangnya dibilang bagus dan dia dipuji-puji akan menjadi sehebat Ezra, tapi dia baru bisa menggunakan pedang kayu. Terlebih lagi, Arka sama seperti Zayden dan Ezra, dia tidak bisa mengendalikan spirit.

Tiba-tiba pintu gudang terbuka lagi, kali ini Arka belum sempat pura-pura pingsan lagi. Arka yang sedang menggenggam tangan Arsha tersentak.

"Oh, anda sudah sadar, ya. Bagaimana perasaan anda Yang Mulia Pangeran Keempat?" tanya assassin.

Arka menatapnya tajam, "apa yang kau mau?!" katanya.

Assassin itu membuka topengnya, dia ternyata seorang wanita berambut cokelat.

"Setelah kematian Margaretta si Pengkhianat bodoh itu, kami kesulitan karena Tuan Besar sangat marah. Anda tahu betapa tersiksanya kami dihukum selama sembilan tahun? Melihat kalian tertawa gembira di istana yang hangat, sungguh membuat kami semakin benci! Sayangnya, dua anak itu berhasil lolos! Tapi tidak apa-apa, darah kalian pun pasti tidak akan mengecewakan Tuan Besar. Selain itu, kami bisa mendapat bonus dengan mengambil kekuatan spirit bocah ini." ucap wanita itu.

Lalu seorang pria masuk, mata kirinya buta dan ada bekas sabetan pedang, rambutnya gondrong dan perawakannya besar. Baru datang, dia langsung mencekik Arka. Kasar sekali pria ini.

"Wow! Wow! Tenang, Troy. Kita belum boleh membunuhnya."

"Tapi dia adalah anak Raja, keluarga kerajaan yang telah membunuh ibuku, wajib mati." ucap Troy penuh kebencian.

"Hei, jangan terburu-buru. Lagipula ibumu juga telah berkhianat, beraninya dia mencicipi darah para pangeran lebih dulu daripada Tuan Besar!"

Troy mendengus kesal dan melepaskan cengkeramannya dari leher Arka.

Arka batuk-batuk, lehernya lebam karena dicekik barusan.

"Apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Troy.

"Kita mulai dari yang ini dulu," ucap wanita itu, dia hendak membawa Arsha yang belum sadar.

"Jangan sentuh Arsha!" teriak Arka sambil menendang wajah wanita itu, tepat saat dia sedang berjongkok hendak menggendong Arsha.

Wanita itu meringis kesakitan, hidungnya berdarah.

"Ow! Hidungku sepertinya patah!" keluhnya.

Arka menatapnya jeri. Dia sudah memutuskan untuk berusaha melawan sebisanya.

"Beraninya kau! Dasar bocah keparat!" bentak wanita itu.

Akan tetapi, belum sempat Arka melakukan serangan lanjutan, Troy memukul kepalanya hingga pingsan.

"Seharusnya sejak tadi kita pukul saja." ucap Troy santai.

Mereka berdua lantas membawa Arka dan Arsha yang tidak sadarkan diri ke ruangan yang berbeda.

***

1
Kiritsugu Emiya
Thor, tolong update secepatnya ya! Gak sabar nunggu!
M Muadzimah: iya, terima kasih atas dukungannya. Ikuti terus kisah Prince and Princess of the Dandelion Kingdom ya!
total 1 replies
Dulcie
Menghanyutkan banget.
M Muadzimah: ikuti terus kisah Prince and Princess of the Dandelion Kingdom ya!
total 1 replies
Mưa bong bóng
Wuih, plot twistnya dapet banget sampe gak tau mau bilang apa lagi.
M Muadzimah: terima kasih, ikuti terus kisah Prince and Princess of the Dandelion Kingdom ya!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!