NovelToon NovelToon
Bidadari Untuk Zayn

Bidadari Untuk Zayn

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Pernikahan Kilat / Pernikahan rahasia
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lianali

Zahira Maswah, siswi SMA sederhana dari kampung kecil yang jauh dari hiruk-pikuk kota, hidupnya berubah total saat ia harus menikah secara diam-diam dengan Zayn Rayyan — pria kota yang dingin, angkuh, anak orang kaya raya, dan terkenal bad boy di sekolahnya. Pernikahan itu bukan karena cinta, melainkan karena keadaan yang memaksa.

Zahira dan Zayn harus merahasiakan pernikahan itu, sampai saatnya tiba Zayn akan menceraikan Zahira.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lianali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Zahira telah selesai sholat. Ia merapikan sajadah dan mukenanya dengan rapi, lalu menggantungkannya di balik pintu kamar.

Saat ia keluar kamar, niatnya hanya satu yaitu ke dapur untuk memasak makan malam untuknya dan Zayn. Namun, langkahnya terhenti saat melihat Zayn duduk di sofa ruang tamu, serius memainkan game di ponselnya.

Zahira berdiri mematung beberapa detik. Matanya menatap Zayn tanpa sadar, memperhatikan betapa seriusnya laki-laki itu dengan gamenya. Jari-jarinya lincah, ekspresi wajahnya fokus. Meskipun begitu, ada sesuatu yang membuat Zahira tidak bisa segera beranjak.

Zayn, yang entah bagaimana, tiba-tiba menyadari dirinya sedang diperhatikan. Tanpa menoleh, ia berkata sambil terus bermain, “kenapa liatin gue begitu? Jangan-jangan... lo lagi kagum sama kegantengan gue, ya?”

Zahira langsung tersentak, wajahnya berubah merah muda, “Zayn... kamu enggak sholat Magrib?”

“Enggak,” jawabnya singkat, masih fokus pada layar.

“Ya Allah, Zayn... Sholat itu wajib, loh. Cepetan gih ambil wudhu sebelum Magrib habis,” ucap Zahira setengah berbisik, namun dengan nada serius.

Zayn menghela napas, lalu melirik Zahira sambil mengerjap malas, “males.”

Zahira mengepalkan jemarinya, berusaha menahan emosi. Tapi suaranya terdengar sangat lembut, bahkan seperti takut menegur, “Zayn... Kalau Lo enggak mau sholat, gue gak ijinin Lo tidur di sini malam ini.”

Zayn mendengus kecil. Lalu dengan enggan, ia mematikan gamenya, "iya, iya. Gue sholat. Bawel amat, masih SMA tapi dah seperti emak-emak sepuluh anak."

Zahira tak membalas, ia kesal tapi secara bersamaan ia juga lega karena akhirnya Zayn menurut.

“Tapi gue sholat di sini aja, ya. Mesjid udah sepi,” tambah Zayn.

“Iya, nggak apa-apa,” sahut Zahira, "tapi lain kali sholat di mesjid, laki-laki wajib berjamaah di mesjid kalau tidak ada ujur syar'i.

Zayn tidak menjawab lagi, ia pun berjalan ke kamar mandi untuk berwudhu, sedangkan Zahira masuk ke kamarnya untuk mengambil sajadah. Tak lama kemudian, ia keluar dan menggelar sajadah di ruang tamu, menghadap kiblat.

Tidak lama kemudian, Zayn datang, sehabis dari ambil wudhu di kamar mandi.

"Kamu sholatnya di sini aja ya..." ucap Zahira pelan.

Zayn mengangguk, “oke.”

“Aku ke dapur dulu, ya. Masak makan malam,” ujarnya lagi sebelum beranjak pergi.

Zayn mengangguk tanpa kata, lalu berdiri di atas sajadah.

Dadanya berdegup pelan.

Sudah lama... sangat lama rasanya tak ada takbir yang keluar dari bibirnya. Terakhir ia sholat, mungkin saat Idul Fitri dua tahun lalu. Ia tahu sholat itu wajib, tahu cara-caranya, hafal bacaannya.

Tapi sejak dulu, lingkungan rumah dan pergaulannya tak pernah menuntunnya ke arah sana. Orang tuanya tak pernah menyuruh sholat. Bahkan menyentuh sajadah saja terasa asing bagi mereka.

“Allahu Akbar,” ucapnya lirih.

Sementara itu di dapur, Zahira mulai mengeluarkan bahan makanan dari kulkas. Ayam, wortel, buncis, dan kentang. Ia mulai memotong satu per satu, sesekali matanya melirik ke ruang tamu. Ada perasaan hangat yang merayap pelan di dadanya. Entah kenapa, melihat Zayn sholat... ada rasa yang tidak bisa ia jelaskan.

Tak lama kemudian, Zayn selesai sholat. Ia melipat sajadahnya sendiri, lalu berjalan ke dapur. Langkahnya pelan, dan saat sampai di ambang pintu dapur, matanya langsung tertuju pada sosok Zahira yang tengah berdiri membelakangi, sibuk mengaduk tumisan.

“Aromanya enak juga,” ucap Zayn tiba-tiba, membuat Zahira tersentak kecil.

“Kamu udah selesai sholat?” tanya Zahira tanpa menoleh, suaranya bergetar sedikit.

“Udah dong,” jawab Zayn santai, bersandar di ambang pintu.

Zahira hanya diam. Ia terus mengaduk sayurnya, berusaha menenangkan jantungnya yang entah kenapa berdetak lebih cepat.

Zayn tersenyum kecil. Lalu, ia berjalan mendekat, cukup dekat hingga bayangannya menutupi cahaya di depan Zahira.

“Lo nggak takut tinggal serumah sama cowok kayak gue?" bisiknya rendah, membuat Zahira nyaris menjatuhkan spatulanya.

Zahira buru-buru mundur satu langkah, “Zayn, jangan deket-deket gitu...” katanya pelan, matanya menunduk, ia tidak terbiasa dekat dengan laki-laki.

“Kenapa sih?” Zayn menyipitkan mata, tangannya bersedekap, "tapi memang bener kan, gue bisa aja anboxing Lo sekarang di sini, detik ini juga, apa loh enggak takut?"

"Zaynnn, please, jangan bercanda," ujar Zahira dengan muka panik.

Zayn tertawa kecil, "jadi loh beneran takut sama gue?" tanyanya lagi, "Gue ini suami lo, Zahira. Lo nggak perlu takut kayak gitu, sekalipun gue ngapa-ngapain loh di sini, itu hak gue, selagi enggak ngelukain Lo," ucapnya.

“Aku nggak takut, kalo kamu beneran suami aku,” bantah Zahira cepat, lalu menggigit bibirnya sendiri, “cuma, kita kan nikahnya terpaksa."

Zayn menatapnya lama, "nikah paksa juga nikahnya sah kali Zahira, akadnya jelas, gue halalin loh juga jelas."

Zahira menunduk. Ia tahu pipinya pasti sudah merah.

“Aku... mau lanjut masak. Kamu tunggu di ruang tamu aja,” ucap Zahira buru-buru, lalu membalikkan badan agar wajahnya tak terlihat.

Zayn minggir, tapi belum mau pergi dari dapur. Ia masih bersandar di ambang pintu, matanya menatap lekat punggung Zahira.

“Kalo lo masak sambil pake apron gitu, tambah mirip istri idaman deh,” ucap Zayn menggoda.

Zahira yang sedang memotong bawang langsung berhenti, “Zayn…”

“Ya?” sahut Zayn dengan nada santai, kepalanya dimiringkan sedikit, ekspresinya jelas-jelas iseng.

Zahira menghela napas pelan, mencoba tak terpancing. Tapi pipinya makin merah merona.

Zayn mendekat lagi, berdiri di samping Zahira sambil mencium aroma masakan, “wah... harum banget. Masakan gue nggak pernah sewangi ini, padahal gue juga pernah masak telur dadar dua kali seumur hidup gue.”

Zahira menahan tawa kecil, tapi tetap pura-pura serius.

“Eh, Zahira,” ucap Zayn tiba-tiba, suaranya sedikit lebih dalam.

Zahira menoleh pelan, “apa?”

Zayn menyeringai, menatap mata Zahira yang jernih dan malu-malu, “lo tuh... tiap kali merasa malu wajah Lo berubah jadi merah merona, ya?”

Zahira langsung membelalakkan mata dan memalingkan wajah, “nggak, ah...”

“Lo liat kaca deh nanti,” lanjut Zayn sambil tertawa pelan, “imut banget sumpah.”

Zahira menutup wajahnya dengan tangan kiri sambil pura-pura kesal, “Zayn, udah deh… gangguin orang masak mulu. Nanti masakanku gosong.”

“Masakannya aja pengen gue makan, apalagi yang masak,” bisik Zayn di telinga Zahira, suara rendahnya bikin bulu kuduk meremang.

Zahira langsung tersentak dan menjauh, memeluk spatula seperti senjata, “Zayn! Astaghfirullah… jangan ngomong aneh-aneh!”

Zayn tertawa puas melihat reaksi itu, “ya udah, ya udah... gue ke ruang tamu. Tapi cepetan ya, gue laper.”

Zahira mengangguk, masih menunduk, dan dalam hati terus membaca istighfar.

"Dah... Istri," goda Zayn lagi.

Zahira hanya geleng-geleng kepala.

Sementara itu, Zayn berjalan pergi dengan senyum lebar. Tapi dalam hati, ia menggumam lagi,

"nikah terpaksa katanya… tapi kenapa lo manis banget sih jadi istri gue, Zahira?"

1
Susi Akbarini
soapa dqlangnya..
ayah zayn atau ayah ardi?.
kalo ayah zayn..
apakah ingin zahira twrsiksa dan dibully di sekokah zayn?

apa gak kauatir klao terbongkar pernikahan mereka?
❤❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
akankah zayn cari keadilan buat Zahira ..
atau carikan sekolah lain.

❤❤❤❤❤
Anik Purwani
makin seru lanjut thoor...
Adinda
ulah daddy kamu itu zayn
Nurhayati Nia
gimana reaksi mu zayn kalo semua ini adalah ulah papah kamu zayn
Nurhayati Nia
ya ttp semangat zahira kami semua mendukung mu
partini
aihhh cari tau dulu kenapa di blacklist babang tamvann
use your brain
Adinda
semangat zahira masadepan mu masih panjang
partini
kasihan kamu ,nasib horang kismin yah terima aja lah
Nurhayati Nia
lanjuttt
Atip Suryana
aku suka cerita mu thorr lanjuttt yaa
Atip Suryana
lanjuttt thorrr
Atip Suryana
lanjuttt
Selamet Cahyadi
semgtt thorrr,mksi dah tripel up...
Esti Purwanti Sajidin
jgn lupa beli martabak zain,pembaca jg lg pingin martabak telor
partini
👍👍👍👍
Susi Akbarini
lanjuttttt..

❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
😀😀😀😀😀
emang zayn suka maksa..

❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
good job ...
zayn gak terbujuk rayu ama clara
❤❤❤❤❤
Selamet Cahyadi
/Good//Good//Good//Good//Good//Heart/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!