Mikayla Zaneta bertemu lagi dengan Nicholas Jayandru, mantan pacarnya waktu SMA yang sudah menenggut kehormatannya.
Tapi laki laki itu sudah bertunangan, dan sebentar lagi akan menikah
Mikayla membencinya. Semudah itu Nicholas mendapatkan pasangan, sedangkan Mikayla sudah insecure. Ngga mungkin ada laki laki yang mau menerimanya yang sudah tidak virgin lagi.
Semoga suka🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alasan Mikayla pergi
"Kenapa rumah sakitnya yang elit begini, sih," gerutu Samira setelah membaca pesan teks dari pacar adiknya.
Saat ini mereka bertiga sedang menuju ke rumah sakit tempat Okta dirawat dengan menggunakan taksi online.
Mikayla ngga bersuara, dia hanya memijat lengan mamanya yang terasa dingin.
Mamanya pasti cemas.
Adiknya itu masih saja belum.bisa memahami keadaan mereka sekarang.
Masih saja hobi balap liar.
Mikayla menghela nafas panjang.
Ngga lama kemudian mereka akhirnya tiba di ruang vip yang merawat adiknya.
Selain Mina, ada enam orang lainnya yang ada di dalam kamar inap yang luas itu. Dua orang perempuan dan empat orang laki laki.
"Tante....." Mina.dan teman temannya menghampiri mama, Mikayla dan Samira.
Satu persatu mereka menyalim santun tangan keluarga Okta.
"Terimakasih, ya." Mama segera menghampiri Okta yang menatap mamanya dengan tatapan.penuh rasa bersalah.
"Terimakasih, ya," ucap Mikayla sambil memperhatikan mereka satu persatu. Mereka semua termasuk Mina, adalah teman teman satu angkatan dengan adiknya yang baru saja lulus SMA.
"Sama sama, kak. Motor Okta di bengkel biasa, kak," ucap Mina memberitau.
"Oke."
"Kak, ini resep obatnya," ucap Mina lagi sambil mengulurkan kertas resep pada Mikayla.
"Oh iya. Terimakasih Mina. Kalian pulangnya naek apa?"
"Mina udah dijemput supir, kak. Kalo yang lain naek motor," pamit Mina. Teman temannya pun menganggukkan kepalanya.
"Oke, hati hati, ya. Makasih banget udah antar Okta ke rumah sakit...."
"Iya, kak Mika." Para bocah SMA itu pun melambaikan tangannya sambil bejalan pergi
Mikayla pun balas melambai.
Setelah mereka agak jauh, Mikayla menutup pintu.
Samira yang melihat isyarat itu segera menjalankan niatnya yang sudah dia rencanakan sejak dari rumah.
"AAARRGGGHH..... SAKIT, KAK! KAMU APA APAAN, SIH. AKU BARUSAN DI OPERASIII.....!"
"JANGAN LEBAY. INI SALAH KAMU SENDIRI." Samira mengeraskan putaran jewerannya.
"AARRRGGHHH.... MAMI....! JAUHKAN NINI NINI KEJAM INI DARI AKU....!"
Hanya Okta yang memanggil mama dengan sebutan mami kalo dia ada maunya atau kondisi kritis.
"APA KAMU BILANG....??!!! DASAR ADIK KURANG AJARRR!!"
"MAMIII...!!!"
"Sudah, Samira. Sudah....," lerai mama dengan senyum di wajahnya.
Mikayla hanya melipat kedua tangannya saja di depan dada.
Sudah biasa dia melihat drama kedua adiknya.
"Ma, aku mau nebus obat dulu sama bayar biaya operasi," pamitnya sambil membuka pintu.
"Ya, sayang."
"MAMI..... AUUWWHH.... KAKIKU SAKIT. NINI NINI BODOH! BAGAIMANA KALO PENNYA BERGESER," raung Okta ketika Samira dengan sengaja menyenggol kaki kanannya yang tadi baru saja selesai dioperasi
"Malah bagus. Biar diamputasi sekalian. Biar ngga kebut kebutan, biar ngga bikin mama pusing sama ulah anak manja kayak kamu...!" kutuk Samira penuh dendam.
PLAK!
Samira sengaja memukul kaki yang diperban itu lebih keras.
"AAARRRRHHH..... SAKIIIT BODOH!!"
"Syukurin!"
"MAMIII......!"
"Samira, udah," senyum mama sambil menahan tangan Samira yang akan memukul lagi bagian kaki adiknya yang diperban.
"Biar aja, ma. Biar dia kapok."
"Dia pasti sudah kapok Samira," tawa Mama terdengar pelan.
"Kalo aku sudah sembuh, akan aku balas," ancam Okta galak.
"Nggak takut!" balas Samira sambil menyeringai mengejek.
"Mami....!"
Suara tawa Mama kali ini semakin bederai derai.
Mikayla yang sudah berada di luar dan sengaja mendengarkan pertengkaran kedua adiknya jadi melengkungkan kedua sudut bibirnya.
Setelah itu dia melangkah ke tempat loket pembayaran. Mikayla tau, mamanya bisa meredam perdebatan dua orang adiknya.
*
*
*
"Asuransinya ngga bisa mengcover lagi?" Mikayla sangat kaget mendengarnya.
Dia sudah mengangsuransikan adik adik dan mamanya, juga dirinya.
Adiknya memang cukup sering menggunakan dana asuransi itu karena hobi balapannya.
Memang sejak papa meninggal, senuanya sibuk dengan kegiatan masing masing untuk menyembuhkan rasa pedih saat ditinggalkan.
Seperti dirinya yang sibuk bekerja dan Samira yang fokus kuliahnya. Dan adiknya sibuk dengan balapan liarnya.
Mikayla menepuk jidatnya saat membaca rentetan biaya yang harus dibayarkan. Tabungannya yang tinggal sedikit bisa ludes. Belum lagi perawatan kakinya sampai sembuh.
Kenapa ngga di bawa ke rumah sakit umum aja, sih! Kenapa harus ke rumah sakit sultan, batinnya mengeluh.
Ini bukan rumah sakit biasa.
Karena itu sepanjang jalan tadi Samira mengomel.
Rencananya mengundurkan diri terpaksa ditunda saat dia melihat saldo tabungannya setelah melakukan pembayaran.
Di tempat lama hanya digaji lima puluh persen kalo dia kembali. Ditambah kalo nanti opa omanya minta transferan. Belum lagi uang pangkal kuliah adiknya kalo dia ngga lolos SNBT dan harus ikut ujian mandiri. Pengeluarannya akan semakin membengkak, sementara pemasukannya akan berkurang kalo dia benaran pindah tempat kerja.
Padahal dia hanya ingin pergi jauh dari Nicholas Jayandru...!
Mikayla memijat keningnya sambil duduk di tempat antre pengambilan obat.
"Mika, ya?"
Mika.yang sedari tadi menunduk sambil memijat keningnya, kini mengangkat wajahnya.
DEG
Maminya Nicho! Kenapa ada di sini? Siapa yang sakit? Mantannya baik baik saja di kantor. Banyak pertanyaan berguling guling di dalam kepalanya membuat dia jadi bengong.
"ini, tante Nastiti. Masa kamu lupa," ucap wanita paruh baya yang masih cantik itu dengan senyum yang terkembang manis di wajahnya.
Wanita itu mengambil tempat duduk di samping Nastiti yang masih nampak bingung
Mikayla ngga lupa, dulu mereka sempat beberapa kali bertemu.
Nicho memang mengenalkannya sebagai pacar.
"Apa kabar, tante?" Mikayla mengembangkan senyum manisnya juga.
"Tante baik, hanya papi Nicho yang ngga baik baik saja." Wanita itu menarik nafas dalam.
"Om dirawat di sini?"
"Iya, kena stroke. Kamu sendiri kelihatan sehat. Siapa yang obatnya mau kamu belikan?"
Mikayla tersenyum lagi.
"Adik saya kecelakaan, tante. Tapi udah ngga apa apa," ucap Mikayla cepat ketika melihat wajah Tante Nastiti tampak berubah cemas.
"Ditabrak atau nabrak?"
"Saya belum tau pastinya, tante. Kakinya patah, tadi udah dioperasi."
"Semoga cepat sembuh, ya."
"Makasih do'anya tante."
"Sama sama. Kamu sudah punya pacar?"
"Belum, tante." Mikayla menggeleng pelan.
"Ooo...."
Sunyi sesaat.
"Kamu sudah ketemu Nicho?"
Ini pertanyaan yang cukup menakutkan bagi Mikayla.
"Belum, tante."
Tante Nastiti tersenyum lagi.
"Dia baru aja pulang dan akan meneruskan kinerja papinya."
Dia jadi bosku, tante.
"Oh iya, tante."
"Dia sudah bertunangan."
JLEB
Walau sudah tau dari teman temannya, tapi mendengar langsung dari mami laki laki itu, Mikayla merasa seperti sedang dilempar ke jurang dalam tanpa dasar.
"Tante belum berterimakasih sama kamu karena sudah meninggalkannya dulu."
Mikayla berusaha mempertahankan senyumnya. Teringat kejadian yang dulu, awal awal dia dikenalkan Nicho pada maminya.
"Pacaran belum tentu harus menikah, kan?"
Itu kata kata beliau saat berdua saja dengan mami mantannya. Padahal saat itu Nicho hanya sebentar saja meninggalkannya, tapi Mikayla sudah bisa menebak akhir hubungan mereka nanti.
"Tante duluan, ya," ucapnya ketika seorang laki laki berseragam mendekat sambil membawa plastik yang berisi obat obatan suaminya.
"Oh iya, tante."
Mikayla menatap punggung wanita paruh baya yang berjalan anggun meninggalkannya.
Skenarionya dia bakal pergi meninggalkan Nicho setelah lulus SMA. Karena itu dia ngga mau melakukan physical touch dengan Nicho. Ciuman aja dia ngga mau, karena dia ngga mau rugi.
Tapi malam lacnat itu mengubah segalanya.
Dia harus tetap pergi dari Nicho walaupun laki laki itu sudah meninggalkan banyak jejak di tu buhnya.
Nic blm bs move on dr Mika
DinDut itu pacarku ngasih iklan
ayoo thor...cemangat up...up...up...up...
Akhirnya muncul jg statement ini, dari awal Ringgo muncul ,aku cuma nunggu kpn statement ini sounding dan pasti kejadian nih. Ntah alasan apa yg dipake Mika.
Mika pasti pindah ke perusahaan Ringgo , ini yg nanti bs jd pintu masuk hubungan segitiga, Nicho- Mika-Ringgo.
padahal Dy yg ngerusak Miklay tega dy ngomong kyk gitu
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
gimana y reaksi mama niko klu tau ternyata calon mantunya udah g perawan karena selingkuh dgn sahabat niko.
hancur lebur hati Mikayla,
lagi" penghinaan datang dari orang yg pernah di cintai.
belum lepas ingatan Mikayla tentang penghinaan nyonya Nastiti yg terhormat, sekarang semakin di tambah goresan luka Mikayla,
Kuat yah Mikayla, kami selalu mendoakanmu ,kamu harus yakin ,lambat laun kebenaran akan terungkap .
mengetahui penyebab Mikha memutuskan hubungan mereka krn keinginan ibunya (Nicho) dan Ringgo bs menerima Mikha.