NovelToon NovelToon
Pesona Suami Tetangga

Pesona Suami Tetangga

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Bareta

Kehadiran Damar, pria beranak satu yang jadi tetangga baru di rumah seberang membuat hidup Mirna mulai dipenuhi emosi.


Bagaimana Mirna tidak kesal, dengan statusnya yang belum resmi sebagai duda, Damar berani menunjukkan ketertarikannya pada Mirna. Pria itu bahkan berhasil membuat kedua orang tua Mirna memberikan restu padahal merek paling anti dengan poligami.

Tidak yakin dengan cerita sedih yang disampaikan Damar untuk meluluhkan hati banyk orang, Mirna memutuskan mencari tahu kisah yang sebenarnya termasuk masalah rumahtangga pria itu sebelum menerima perasaan cinta Damar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Maminya Chika

Keempatnya duduk di ruang tengah. Damar persis di samping Mirna sedangkan Rangga dan Ardi masing-masing di kursi single.

Mirna kembali memijat pelipisnya, pusing di kepalanya belum berkurang dan perutnya masih agak mual.

Seorang pelayan wanita paruh baya datang menyajikan minuman menyapa Mirna dengan sebutan nyonya muda tapi sayangnya Mirna tidak ingat hanya membalasnya dengan anggukkan kepala dan senyuman.

“Minum dulu biar pusingnya hilang.”

Cangkir berisi teh manis hangat itu pun berpindah ke tangan Mirna yang menyeruputnya pelan-pelan.

Usai Mirna meletakkan kembali cangkir ke atas meja, Damar mulai memijat tengkuk dan bahu Mirna.

“Kamu nggak apa-apa ?” tanya Damar dengan nada khawatir.

“Apa karena aku mirip dengannya, kak Damar dan Chika baik padaku ?” gumam Mirna yang masih terdengar oleh Damar.

“Kami sangat menyayangimu karena kamu adalah istriku dan ibu kandungnya Chika.”

Ucapan Damar bagaikan petir di siang bolong yang bukan hanya membuat Mirna terlonjak kaget tapi ia pun menjauhi Damar dan menatap pria itu dengan mata membola.

”Jangan bercanda ! Nggak lucu bermain-main dengan perasaan orang !” ketus Mirna.

Damar menggeleng sambil tersenyum dan Rangga pun menganggukkan kepala saat Mirna meliriknya seakan ingin memastikan ucapan Damar.

“Apa yang dikatakan Damar memang betul, Mir,” timpal Rangga.

Kepala Mirna semakin berdenyut karena jawaban kedua pria di depannya bukan cuma mengejutkan tapi rasanya susah dipercaya karena tidak ada ingatan apapun soal pernikahan apalagi Chika.

“Kenapa aku tidak bisa mengingatnya sama sekali ?” keluh Mirna dengan wajah frustasi.

“Apa aku menderita amnesia karena kecelakaan itu ?”

“Iya tapi penyebabnya bukan hanya kecelakaan itu, ada masalah lain yang membuatmu benar-benar lupa tentang aku dan Chika,” sahut Damar sambil berusaha mendekati Mirna yang kembali menjauh.

“Apa maksud kak Damar ?”

Pelipis Mirna mulai berkeringat dan kelihatan gelisah hingga Damar memberanikan diri untuk memeluk Mirna dan tidak membiarkannya lepas.

“Aku akan menjelaskan semuanya perlahan-lahan sampai kamu bisa mengingatnya sendiri. Untuk saat ini cukup percaya kalau kamu adalah istriku dan ibu kandungnya Chika.”

Degup jantung Mirna bertalu-talu sampai membuat dadanya sesak dan sulit bernafas.

”Bagaimana mungkin aku bisa melupakan darah dagingku sendiri,” keluh Mirna dengan suara bergetar.

Deru nafasnya mulai tidak teratur dan semakin cepat membuat Damar mempererat pelukannya sambil mengusap-usap punggung Mirna.

“Tenanglah dulu, tidak ada yang menyalahkanmu bahkan Chika tidak marah sedikit pun padamu. Semua ini hanya soal waktu, ingatanmu pasti akan kembali lagi. Kami semua akan selalu ada di sampingmu.”

Mirna tidak menjawab, Damar merasakan bajunya mulai basah karena peluh Mirna namun lama kelamaan Damar mulai merasakan tubuh istrinya melemah.

“Mirna ! Mirna !”

Tubuh Mirna lunglai dalam dekapan Damar dan matanya terpejam.

“Ar tolong hubungi Harry, kalau bisa minta dia datang kemari. Ga, bisa tolong bantu gue bukain pintu kamar ?”

Rangga mengangguk, mendahului Damar yang menggendong tubuh Mirna.

**

Kelopak mata Mirna terbuka perlahan dan hidungnya mencium bau yang sepertinya cukup familiar masih tersimpan dalam ingatannya.

Mirna menoleh ke sisi kanan saat merasakan ada tangan mungil berada dalam genggamannya. Ternyata Chika sedang tidur pulas dalam posisi miring menghadap ke arahnya.

Wajah lugu dan polos itu terlihat tenang membuat Mirna merasa bersalah karena tidak mengenali Chika saat mereka pertama kali bertemu setelah ia mengalami kecelakaan.

Setelah merubah posisi tidurnya menghadap ke arah Chika, tangan Mirna yang bebas mengusap kepala bocah itu. Chika sempat menggeliat namun tidak terbangun malah jemari mungilnya semakin erat menggenggam Mirna.

Pintu kamar terbuka dan Mirna melihat sosok Damar masuk bersama Harry dan Rangga.

“Sudah lebih baik ?” tanya Damar sambil berjalan mendekati tempat tidur.

“Lumayan.”

Rangga duduk di sofa yang ada di kamar sementara Damar duduk di tepi ranjang dan Harry masih berdiri di dekatnya.

“Biar Harry periksa kamu dulu, kalau perlu kita baru ke rumah sakit.”

Mirna hanya mengangguk dan merubah kembali posisi tidurnya supaya Harry lebih mudah melakukan pemeriksaan.

Damar beranjak bangun digantikan Harry yang sudah siap dengan stetoskopnya.

Kurang dari 15 menit, Harry selesai memeriksa Mirna dan merapikan kembali peralatan yang dibawanya.

“Hanya tegang dan stres, selebihnya baik-baik saja. Jangan terlalu khawatir Mirna, Damar tidak akan pernah meninggalkanmu sekalipun kamu lupa sama dia. Damar udah cinta mati, kalau perlu dia rela menyerahkan nyawanya untukmu,” ledek Harry sambil terkekeh.

“Terima kasih dok,” ujar Mirna dengan suara pelan.

“Tidak perlu obat tambahan, terusin aja yang ada. Gue balik dulu Bro.” Harry menepuk pundak Damar sambil berpamitan.

“Thanks banget Har.” Damar balas menepuk bahu Harry.

“Sama-sama. Cepat sembuh Mirna, percayakan semuanya pada Damar dan Rangga, mereka pasti mengusahakan yang terbaik untukmu.”

Mirna mengangguk sambil tersenyum.

Rangga keluar bersama Harry hingga tinggal Damar yang kembali duduk di tepi ranjang.

“Chika senang banget begitu tahu kamu ada di sini apalagi aku. Rasanya bahagia banget bisa meihatmu tidur di kamar ini lagi.”

Mirna kelihatan canggung. Bukannya tidak percaya pada ucapan Damar tapi ingatannya belum kembali jadi belum terbiasa bersikap layaknya suami istri dengan Damar.

“Maaf, aku benar-benar tidak ingat.”

“Tidak apa-apa, aku dan Chika akan sabar menunggu sampai kapan pun. Mulai besok, tinggal di sini lagi ya ?”

Mirna terdiam karena belum siap menghadapi kenyataan yang tidak pernah ia duga. Pria yang menjadi tetangga baru ternyata suaminya sendiri dan bocah menggemaskan itu adalah putri kandungnya.

“Kalau kamu belum siap nggak apa-apa tapi dengan tinggal di sini mungkin ingatanmu bisa lebih cepat kembali.”

“Boleh aku pikir-pikir dulu ?”

Damar mengangguk sambil terkekeh, “Tentu saja boleh, jangan merasa tertekan karena menolak permintaanku dan Chika.”

“Terima kasih.”

Chika kembali menggeliat dan matanya mengerjap sebelum terbuka pelan-pelan.

“Mami udah bangun duluan ?”

Hati Mirna berdesir saat mendengar bibir mungil itu memanggilnya ‘mami’. Wajah Chika berbinar karena mendapati Mirna saat membuka mata.

Ada rasa yang sulit dilukiskan dengan kata-kata tapi tidak secuil pun ingatan yang tersisa dalam otak Mirna hingga membuat hatinya seperti dicubit-cubit.

“Mami bakalan tinggal sama Chika dan papi lagi kan ?”

Rasanya Mirna tidak tega menolak Chika apalagi mata beningnya terlihat mengiba dan penuh harap pada Mirna.

“Iya tapi nggak hari ini ya. Tan… eh Aunti…eh….”

Chika tertawa sambil menutup mulutnya sedangkan Damar hanya senyum-senyum.

“Mami aja. Chika senang setiap kali panggil mami.”

“Jangan buru-buru maksa mami, kan Chika udah janji sama papi dan om dokter,” nasehat Damar.

Chika mengangguk-anggukkan kepala dengan ceria setuju dengan permintaan Damar.

“Mami mau bicara dulu sama opa dan oma.”

Meskipun terdengar sedikit kaku tapi kalimat yang keluar dari mulut Mirna membuat wajah Damar dan Chika langsung sumringah.

Duh kenapa mulutku malah menyebut diri mami ? Rasanya memang aneh tapi nyaman juga apalagi melihat wajah mereka bahagia banget.

1
Herman Lim
bgs Rangga yg jls anita juga ikut terlibat di dlm nya
Andri Yukarthi
kog jd berdebar² bacanya /Shhh/
Aningrum
next
Herman Lim
moga Mirna CPT ingat kembali ssemua ingat dan obat yg buat Mirna lupa ingatan segera di temukan
Andri Yukarthi: yg sabar pak Damar...kasian istrimu
Baretta: Terima kasih karena selalu setia memberikan komentar kak Herman 🙏🙏
total 2 replies
Andri Yukarthi
dari awal udh seru...bikin penasaran
Herman Lim
apa Thor jgn buat penasaran terus 😭
Bunda HB
lebih baik mirna gk kluyuran kemana2 sbb amnesia jdi mudah di hasut org2 dengki ,iri. otak nya gk singkron. koyo org b***h....
Herman Lim
gila memutar balik kan fakta sungguh keji kalian berdua
Herman Lim
lanjut Thor semangat utk up ❤️
Herman Lim
ahhh moga Mirna CPT ingat kembali semua yg ilang dari ingatan nya
Herman Lim
apa bnr istri damar adalah Mirna yg mn karna kecelakaan ilang ingatan Mirna nya Thor jgn buat penasaran donk
Baretta
Maaf agak lambat kak Herman 🙏🙏
Herman Lim
lanjut Thor makin penasaran aja
Herman Lim
kayak nya Mirna tuh istri damar cuma karna kecelakaan dia melupakan semua waktu yg telah di lwtkan bersama damar
Aan
lanjutkan Thor 😍 can't wait too long
Aan
lanjutkan Thor 😍
Aan
Berani ya pegang2 adik orang
Aan
mgkin sdh pergi
pergi ke akhirat mgkin
Baretta
Sudah ada di depan mata Kak 😊😊🤭
Aan
Seperti ya
ah... lama2 jadi maminya sendiri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!